Panduan Tepat Menyalurkan Zakat Secara Benar

lisa


Panduan Tepat Menyalurkan Zakat Secara Benar

Zakat adalah salah satu rukun Islam yang wajib dilaksanakan oleh setiap muslim yang mampu. Zakat harus dibagikan secara proporsional kepada mereka yang berhak menerimanya, sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan dalam ajaran Islam.

Zakat memiliki banyak manfaat, baik bagi pemberi maupun penerima. Bagi pemberi, zakat dapat membersihkan harta dan jiwa dari sifat kikir dan tamak. Sementara bagi penerima, zakat dapat membantu meringankan beban hidup dan memenuhi kebutuhan pokok.

Dalam sejarah Islam, zakat telah mengalami perkembangan yang signifikan. Pada masa awal Islam, zakat dikumpulkan dan dibagikan oleh pemerintah. Namun seiring berjalannya waktu, pengelolaan zakat diserahkan kepada lembaga-lembaga swasta yang lebih profesional dan akuntabel.

Zakat Harus Dibagikan Secara

Zakat merupakan kewajiban bagi umat Islam yang mampu, dan penyalurannya harus dilakukan secara tepat. Terdapat beberapa aspek penting yang perlu diperhatikan dalam penyaluran zakat, di antaranya:

  • Tepat sasaran
  • Proporsional
  • Akuntabel
  • Transparan
  • Efektif
  • Efisien
  • Berkelanjutan
  • Memberdayakan
  • Mendidik
  • Menjaga martabat

Dengan memperhatikan aspek-aspek tersebut, penyaluran zakat dapat memberikan manfaat yang optimal bagi penerima, sekaligus mendorong terciptanya masyarakat yang lebih sejahtera dan berkeadilan. Misalnya, dengan menyalurkan zakat secara tepat sasaran, bantuan dapat diberikan kepada mereka yang benar-benar membutuhkan, sehingga dapat membantu mengurangi kemiskinan dan kesenjangan sosial.

Tepat sasaran

Zakat harus dibagikan secara tepat sasaran, artinya zakat harus diberikan kepada orang-orang yang benar-benar berhak menerimanya. Hal ini penting karena zakat merupakan hak bagi mereka yang membutuhkan, dan jika tidak disalurkan secara tepat sasaran, maka akan mengurangi manfaat zakat itu sendiri.

Salah satu contoh nyata dari penyaluran zakat yang tepat sasaran adalah dengan memberikan bantuan kepada fakir miskin. Fakir adalah mereka yang tidak memiliki harta dan tidak mampu memenuhi kebutuhan pokoknya, sedangkan miskin adalah mereka yang memiliki harta tetapi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan pokoknya. Zakat yang diberikan kepada fakir dan miskin dapat digunakan untuk membeli makanan, pakaian, tempat tinggal, atau kebutuhan pokok lainnya.

Selain fakir dan miskin, zakat juga dapat diberikan kepada beberapa golongan lain yang berhak menerimanya, seperti amil (pengelola zakat), mualaf (orang yang baru masuk Islam), budak, orang yang terlilit utang, dan fi sabilillah (orang yang berjuang di jalan Allah). Dengan menyalurkan zakat secara tepat sasaran, maka zakat dapat memberikan manfaat yang optimal bagi penerima, sekaligus mendorong terciptanya masyarakat yang lebih sejahtera dan berkeadilan.

Proporsional

Zakat harus dibagikan secara proporsional, artinya zakat harus dibagikan sesuai dengan kadar atau jumlah yang telah ditetapkan. Hal ini penting karena zakat merupakan hak bagi mereka yang membutuhkan, dan jika tidak dibagikan secara proporsional, maka akan mengurangi manfaat zakat itu sendiri.

  • Jenis Harta

    Jenis harta yang dizakatkan akan mempengaruhi kadar zakat yang harus dibayarkan. Misalnya, zakat untuk hewan ternak berbeda dengan zakat untuk hasil pertanian atau zakat untuk emas dan perak.

  • Nisab

    Nisab adalah batas minimal harta yang wajib dizakatkan. Jika harta yang dimiliki belum mencapai nisab, maka tidak wajib dizakatkan. Nisab untuk setiap jenis harta berbeda-beda.

  • Kadar Zakat

    Kadar zakat yang harus dibayarkan juga berbeda-beda, tergantung jenis hartanya. Misalnya, zakat untuk hewan ternak adalah 2,5%, sedangkan zakat untuk hasil pertanian adalah 5% atau 10%, tergantung jenis tanamannya.

  • Penerima Zakat

    Zakat harus dibagikan secara proporsional kepada delapan golongan yang berhak menerimanya, yaitu fakir, miskin, amil, mualaf, budak, orang yang terlilit utang, fi sabilillah, dan ibnus sabil.

Dengan memperhatikan aspek proporsional dalam penyaluran zakat, maka zakat dapat memberikan manfaat yang optimal bagi penerima, sekaligus mendorong terciptanya masyarakat yang lebih sejahtera dan berkeadilan.

Akuntabel

Akuntabel merupakan salah satu prinsip penting dalam penyaluran zakat. Akuntabel berarti adanya kewajiban untuk mempertanggungjawabkan pengelolaan dan penyaluran zakat kepada pihak-pihak yang berkepentingan, seperti pemberi zakat, penerima zakat, dan masyarakat luas.

Akuntabilitas dalam penyaluran zakat sangat penting karena beberapa alasan. Pertama, akuntabilitas dapat mencegah penyelewengan dan penyalahgunaan dana zakat. Kedua, akuntabilitas dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap lembaga pengelola zakat. Ketiga, akuntabilitas dapat menjadi dasar untuk perbaikan dan pengembangan program penyaluran zakat.

Dalam praktiknya, akuntabilitas dalam penyaluran zakat dapat diterapkan melalui berbagai cara, seperti:

Transparansi dalam pengelolaan dan penyaluran zakat Audit dan evaluasi berkala terhadap lembaga pengelola zakat Pembuatan laporan keuangan dan laporan kegiatan yang dapat diakses oleh publik Penerapan sistem informasi yang akuntabel dan dapat diandalkan

Dengan menerapkan prinsip akuntabilitas dalam penyaluran zakat, maka dapat dipastikan bahwa zakat akan dikelola dan disalurkan secara profesional, transparan, dan tepat sasaran. Hal ini pada akhirnya akan meningkatkan manfaat zakat bagi penerima dan mendorong terciptanya masyarakat yang lebih sejahtera dan berkeadilan.

Transparan

Transparan merupakan salah satu prinsip penting dalam penyaluran zakat. Transparan berarti adanya keterbukaan dan kejujuran dalam pengelolaan dan penyaluran zakat, sehingga semua pihak dapat mengetahui dan memahami bagaimana zakat dikelola dan disalurkan.

Transparan sangat penting dalam penyaluran zakat karena beberapa alasan. Pertama, transparansi dapat mencegah penyelewengan dan penyalahgunaan dana zakat. Kedua, transparansi dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap lembaga pengelola zakat. Ketiga, transparansi dapat menjadi dasar untuk perbaikan dan pengembangan program penyaluran zakat.

Dalam praktiknya, transparansi dalam penyaluran zakat dapat diterapkan melalui berbagai cara, seperti:

Membuat laporan keuangan dan laporan kegiatan yang dapat diakses oleh publik Membuka akses informasi tentang pengelolaan dan penyaluran zakat kepada masyarakat Menyelenggarakan pertemuan atau diskusi publik untuk membahas pengelolaan dan penyaluran zakat

Dengan menerapkan prinsip transparansi dalam penyaluran zakat, maka dapat dipastikan bahwa zakat akan dikelola dan disalurkan secara profesional, akuntabel, dan tepat sasaran. Hal ini pada akhirnya akan meningkatkan manfaat zakat bagi penerima dan mendorong terciptanya masyarakat yang lebih sejahtera dan berkeadilan.

Efektif

Efektif merupakan salah satu prinsip penting dalam penyaluran zakat. Efektif berarti bahwa zakat harus disalurkan dengan cara yang tepat sasaran, tepat guna, dan tepat waktu, sehingga dapat memberikan manfaat yang maksimal bagi penerima zakat.

  • Tepat Sasaran

    Zakat harus disalurkan kepada orang-orang yang benar-benar berhak menerimanya, yaitu delapan golongan yang disebutkan dalam Al-Qur’an. Dengan menyalurkan zakat secara tepat sasaran, maka zakat dapat memberikan manfaat yang optimal bagi penerima zakat.

  • Tepat Guna

    Zakat harus disalurkan untuk kebutuhan yang mendesak, seperti untuk memenuhi kebutuhan pokok, biaya pendidikan, atau biaya kesehatan. Dengan menyalurkan zakat secara tepat guna, maka zakat dapat membantu menyelesaikan masalah-masalah sosial dan ekonomi yang dihadapi oleh penerima zakat.

  • Tepat Waktu

    Zakat harus disalurkan tepat waktu, yaitu pada saat penerima zakat membutuhkannya. Dengan menyalurkan zakat secara tepat waktu, maka zakat dapat memberikan manfaat yang lebih besar bagi penerima zakat.

Dengan menerapkan prinsip efektif dalam penyaluran zakat, maka zakat dapat memberikan manfaat yang maksimal bagi penerima zakat. Hal ini pada akhirnya akan mendorong terciptanya masyarakat yang lebih sejahtera dan berkeadilan.

Efisien

Dalam penyaluran zakat, prinsip efisiensi sangat penting untuk diperhatikan. Efisien berarti bahwa zakat harus disalurkan dengan cara yang hemat biaya dan efektif, sehingga dapat memberikan manfaat yang maksimal bagi penerima zakat.

Efisiensi dalam penyaluran zakat dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti:

  • Menggunakan teknologi untuk mengelola dan menyalurkan zakat
  • Meminimalisir biaya administrasi dan operasional
  • Kerja sama dengan lembaga-lembaga zakat lainnya untuk menghindari duplikasi program

Dengan menerapkan prinsip efisiensi dalam penyaluran zakat, maka zakat dapat memberikan manfaat yang lebih besar bagi penerima zakat. Hal ini pada akhirnya akan mendorong terciptanya masyarakat yang lebih sejahtera dan berkeadilan.

Selain itu, efisiensi juga dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap lembaga pengelola zakat. Masyarakat akan lebih percaya kepada lembaga zakat yang mampu menyalurkan zakat secara efisien dan efektif. Dengan demikian, masyarakat akan lebih terdorong untuk menyalurkan zakatnya melalui lembaga tersebut.

Berkelanjutan

Dalam penyaluran zakat, prinsip keberlanjutan menjadi sangat penting. Berkelanjutan berarti bahwa penyaluran zakat harus dilakukan dengan cara yang berkesinambungan dan berkelanjutan, sehingga manfaat zakat dapat dirasakan oleh masyarakat secara terus-menerus.

  • Pemberdayaan Ekonomi

    Penyaluran zakat harus dilakukan dengan cara yang dapat memberdayakan masyarakat secara ekonomi. Misalnya, dengan memberikan bantuan modal usaha, pelatihan keterampilan, atau pendampingan usaha.

  • Pendidikan

    Penyaluran zakat juga dapat dilakukan untuk mendukung pendidikan masyarakat. Misalnya, dengan memberikan bantuan biaya pendidikan, membangun sekolah, atau memberikan beasiswa.

  • Kesehatan

    Penyaluran zakat dapat digunakan untuk mendukung kesehatan masyarakat. Misalnya, dengan memberikan bantuan biaya pengobatan, membangun fasilitas kesehatan, atau memberikan penyuluhan kesehatan.

  • Lingkungan Hidup

    Penyaluran zakat juga dapat digunakan untuk mendukung pelestarian lingkungan hidup. Misalnya, dengan memberikan bantuan untuk penghijauan, pengelolaan sampah, atau konservasi sumber daya alam.

Dengan menerapkan prinsip keberlanjutan dalam penyaluran zakat, maka manfaat zakat dapat dirasakan oleh masyarakat secara terus-menerus. Hal ini pada akhirnya akan mendorong terciptanya masyarakat yang lebih sejahtera dan berkeadilan.

Memberdayakan

Dalam penyaluran zakat, prinsip memberdayakan sangat penting untuk diterapkan. Memberdayakan berarti bahwa penyaluran zakat harus dilakukan dengan cara yang dapat memberikan kemampuan kepada penerima zakat untuk berusaha dan memenuhi kebutuhan hidupnya secara mandiri.

  • Pemberian Modal Usaha

    Penyaluran zakat dapat dilakukan dengan memberikan modal usaha kepada penerima zakat. Modal usaha ini dapat digunakan untuk memulai atau mengembangkan usaha, sehingga penerima zakat dapat memperoleh penghasilan yang layak dan berkelanjutan.

  • Pelatihan Keterampilan

    Selain pemberian modal usaha, penyaluran zakat juga dapat dilakukan dengan memberikan pelatihan keterampilan kepada penerima zakat. Pelatihan keterampilan ini dapat berupa pelatihan keterampilan teknis, seperti menjahit, mengelas, atau komputer, atau pelatihan keterampilan manajerial, seperti manajemen keuangan atau pemasaran.

  • Pendampingan Usaha

    Untuk memastikan keberhasilan usaha yang dijalankan oleh penerima zakat, diperlukan adanya pendampingan usaha. Pendampingan usaha ini dapat dilakukan oleh lembaga pengelola zakat atau oleh pihak lain yang memiliki pengalaman dan keahlian dalam bidang usaha.

  • Pengembangan Jaringan

    Selain pelatihan keterampilan dan pendampingan usaha, penyaluran zakat juga dapat dilakukan dengan membantu pengembangan jaringan usaha penerima zakat. Hal ini dapat dilakukan melalui fasilitasi akses ke pasar, akses ke sumber pembiayaan, atau akses ke teknologi.

Dengan menerapkan prinsip memberdayakan dalam penyaluran zakat, maka penerima zakat dapat memperoleh kemampuan untuk berusaha dan memenuhi kebutuhan hidupnya secara mandiri. Hal ini pada akhirnya akan mendorong terciptanya masyarakat yang lebih sejahtera dan berkeadilan.

Mendidik

Dalam penyaluran zakat, prinsip mendidik sangat penting untuk diterapkan. Mendidik berarti bahwa penyaluran zakat harus dilakukan dengan cara yang dapat memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada penerima zakat, sehingga mereka dapat meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraannya.

  • Pemberian Beasiswa

    Penyaluran zakat dapat dilakukan dengan memberikan beasiswa kepada siswa yang kurang mampu. Beasiswa ini dapat digunakan untuk biaya pendidikan formal, seperti biaya sekolah, kuliah, atau pelatihan keterampilan.

  • Pemberian Pelatihan

    Selain pemberian beasiswa, penyaluran zakat juga dapat dilakukan dengan memberikan pelatihan keterampilan kepada penerima zakat. Pelatihan keterampilan ini dapat berupa pelatihan keterampilan teknis, seperti menjahit, mengelas, atau komputer, atau pelatihan keterampilan manajerial, seperti manajemen keuangan atau pemasaran.

  • Penyuluhan Kesehatan

    Penyaluran zakat juga dapat digunakan untuk memberikan penyuluhan kesehatan kepada masyarakat. Penyuluhan kesehatan ini dapat berupa penyuluhan tentang pola hidup sehat, pencegahan penyakit, atau cara merawat penyakit tertentu.

  • Pemberian Buku dan Alat Belajar

    Penyaluran zakat juga dapat dilakukan dengan memberikan buku dan alat belajar kepada siswa yang kurang mampu. Buku dan alat belajar ini dapat digunakan untuk menunjang proses belajar siswa, sehingga mereka dapat memperoleh pendidikan yang lebih baik.

Dengan menerapkan prinsip mendidik dalam penyaluran zakat, maka penerima zakat dapat memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraannya. Hal ini pada akhirnya akan mendorong terciptanya masyarakat yang lebih sejahtera dan berkeadilan.

Menjaga martabat

Prinsip menjaga martabat merupakan aspek penting dalam penyaluran zakat. Menjaga martabat berarti bahwa penyaluran zakat harus dilakukan dengan cara yang tidak merendahkan atau mempermalukan penerima zakat, melainkan menjaga harga diri dan kehormatannya.

  • Penyaluran secara rahasia
    Zakat harus disalurkan secara rahasia, tidak diumumkan kepada publik atau diekspos secara berlebihan. Hal ini bertujuan untuk menjaga privasi dan menghindari perasaan malu atau rendah diri pada penerima zakat.
  • Penyaluran dengan santun
    Penyaluran zakat harus dilakukan dengan cara yang santun dan hormat. Petugas penyalur zakat harus bersikap ramah, tidak menggurui, dan menghargai penerima zakat sebagai sesama manusia yang memiliki harkat dan martabat.
  • Menghargai pilihan penerima
    Penyalur zakat harus menghargai pilihan dan kebutuhan penerima zakat. Zakat tidak boleh dipaksakan untuk diterima atau disalurkan untuk hal-hal yang tidak diinginkan oleh penerima zakat.
  • Memberdayakan penerima
    Penyaluran zakat harus dilakukan dengan cara yang memberdayakan penerima zakat, bukan hanya memberikan bantuan sesaat. Zakat dapat digunakan untuk memberikan modal usaha, pelatihan keterampilan, atau pendidikan, sehingga penerima zakat dapat memperoleh penghasilan sendiri dan meningkatkan taraf hidupnya.

Dengan menerapkan prinsip menjaga martabat dalam penyaluran zakat, maka penerima zakat akan merasa dihargai dan dihormati. Hal ini pada akhirnya akan mendorong terciptanya masyarakat yang lebih sejahtera dan berkeadilan, di mana setiap orang memiliki kesempatan untuk hidup dengan bermartabat.

Pertanyaan dan Jawaban Seputar “Zakat Harus Dibagikan Secara”

Pertanyaan dan jawaban berikut ini disusun untuk membantu Anda memahami lebih lanjut tentang prinsip-prinsip penyaluran zakat, sehingga Anda dapat menyalurkan zakat secara tepat dan efektif.

Pertanyaan 1: Apa saja prinsip-prinsip yang harus diperhatikan dalam penyaluran zakat?
Zakat harus disalurkan secara tepat sasaran, proporsional, akuntabel, transparan, efektif, efisien, berkelanjutan, memberdayakan, mendidik, dan menjaga martabat penerima zakat.Pertanyaan 2: Mengapa zakat harus disalurkan secara tepat sasaran?
Zakat harus disalurkan kepada orang-orang yang benar-benar berhak menerimanya, sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan dalam ajaran Islam. Penyaluran zakat yang tepat sasaran akan memastikan bahwa zakat dapat memberikan manfaat yang optimal bagi penerima zakat.Pertanyaan 3: Berapa kadar zakat yang harus dikeluarkan?
Kadar zakat yang harus dikeluarkan berbeda-beda, tergantung jenis hartanya. Misalnya, zakat untuk hewan ternak adalah 2,5%, sedangkan zakat untuk hasil pertanian adalah 5% atau 10%, tergantung jenis tanamannya.Pertanyaan 4: Bagaimana cara memastikan bahwa zakat disalurkan secara akuntabel dan transparan?
Lembaga pengelola zakat harus membuat laporan keuangan dan laporan kegiatan yang dapat diakses oleh publik. Selain itu, lembaga pengelola zakat juga harus membuka akses informasi tentang pengelolaan dan penyaluran zakat kepada masyarakat.Pertanyaan 5: Mengapa zakat harus disalurkan secara efektif dan efisien?
Zakat harus disalurkan secara efektif dan efisien agar dapat memberikan manfaat yang maksimal bagi penerima zakat. Penyaluran zakat yang efektif dan efisien dapat dilakukan dengan cara menggunakan teknologi, meminimalisir biaya administrasi dan operasional, serta menjalin kerjasama dengan lembaga-lembaga zakat lainnya.Pertanyaan 6: Apa manfaat zakat bagi penerima zakat?
Zakat dapat memberikan banyak manfaat bagi penerima zakat, seperti memenuhi kebutuhan pokok, biaya pendidikan, biaya kesehatan, dan pemberdayaan ekonomi. Dengan menerima zakat, diharapkan penerima zakat dapat meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraannya.

Demikian beberapa pertanyaan dan jawaban seputar “zakat harus dibagikan secara”. Penyaluran zakat yang sesuai dengan prinsip-prinsip yang telah disebutkan akan memastikan bahwa zakat dapat memberikan manfaat yang optimal bagi penerima zakat dan mendorong terciptanya masyarakat yang lebih sejahtera dan berkeadilan.

Pada bagian selanjutnya, kita akan membahas lebih dalam tentang pentingnya penyaluran zakat secara tepat sasaran dan proporsional. Dua prinsip ini sangat penting untuk memastikan bahwa zakat dapat memberikan manfaat yang maksimal bagi penerima zakat.

Tips Zakat Tepat Sasaran dan Proporsional

Penyaluran zakat yang tepat sasaran dan proporsional sangat penting untuk memastikan bahwa zakat dapat memberikan manfaat yang optimal bagi penerima zakat. Berikut adalah beberapa tips untuk menyalurkan zakat secara tepat sasaran dan proporsional:

Tip 1: Kenali Penerima Zakat
Sebelum menyalurkan zakat, pastikan Anda mengenal penerima zakat dan mengetahui kebutuhan mereka. Ini dapat dilakukan dengan cara melakukan survei atau berkoordinasi dengan lembaga pengelola zakat.

Tip 2: Verifikasi Kelayakan Penerima
Setelah mengenali penerima zakat, verifikasi kelayakan mereka untuk menerima zakat. Pastikan penerima zakat memenuhi syarat sebagai mustahik, yaitu orang-orang yang berhak menerima zakat sesuai dengan ketentuan syariat Islam.

Tip 3: Hitung Zakat Secara Proporsional
Hitung zakat yang wajib dikeluarkan berdasarkan jenis harta dan kadar zakat yang telah ditentukan. Pastikan zakat yang dikeluarkan sesuai dengan nisab dan kadar yang telah ditetapkan.

Tip 4: Salurkan Zakat Langsung ke Penerima
Salurkan zakat langsung kepada penerima zakat, tanpa melalui perantara yang tidak jelas. Hal ini untuk memastikan bahwa zakat sampai kepada yang berhak dan tidak disalahgunakan.

Tip 5: Dokumentasikan Penyaluran Zakat
Simpan bukti penyaluran zakat, seperti kuitansi atau bukti transfer. Dokumentasi ini penting untuk menghindari kesalahpahaman dan sebagai bukti bahwa zakat telah disalurkan sesuai dengan ketentuan.

Dengan mengikuti tips-tips di atas, Anda dapat menyalurkan zakat secara tepat sasaran dan proporsional. Zakat yang disalurkan dengan tepat sasaran dan proporsional akan memberikan manfaat yang optimal bagi penerima zakat dan membantu menciptakan masyarakat yang lebih sejahtera dan berkeadilan.

Tips-tips ini sejalan dengan prinsip penyaluran zakat secara efektif dan efisien. Dengan menyalurkan zakat secara tepat sasaran dan proporsional, maka zakat dapat memberikan manfaat yang maksimal bagi penerima zakat. Pada bagian selanjutnya, kita akan membahas lebih dalam tentang pentingnya penyaluran zakat secara akuntabel dan transparan.

Kesimpulan

Penyaluran zakat yang tepat merupakan kunci untuk memaksimalkan manfaat zakat bagi penerima zakat dan masyarakat secara luas. Dengan memperhatikan prinsip-prinsip seperti tepat sasaran, proporsional, akuntabel, transparan, efektif, efisien, berkelanjutan, memberdayakan, mendidik, dan menjaga martabat, penyaluran zakat dapat memberikan dampak positif yang signifikan.

Beberapa poin utama yang saling terkait dari artikel ini meliputi pentingnya mengenali penerima zakat dan memverifikasi kelayakan mereka, menghitung zakat secara proporsional sesuai dengan jenis harta dan kadar zakat yang telah ditetapkan, serta mendokumentasikan penyaluran zakat untuk menghindari kesalahpahaman dan sebagai bukti penyaluran yang sesuai ketentuan. Dengan menerapkan prinsip-prinsip ini, penyaluran zakat dapat dilakukan secara efektif dan efisien, sehingga manfaat zakat dapat dirasakan secara optimal oleh penerima zakat.

Mari kita terus berupaya untuk menyalurkan zakat secara tepat, karena zakat merupakan salah satu pilar penting dalam ajaran Islam yang memiliki peran krusial dalam mewujudkan masyarakat yang lebih sejahtera dan berkeadilan.



Artikel Terkait

Bagikan:

lisa

Hai, nama aku Lisa! Udah lebih dari 5 tahun nih aku terjun di dunia tulis-menulis. Gara-gara hobi membaca dan menulis, aku jadi semakin suka buat berbagi cerita sama kalian semua. Makasih banget buat kalian yang udah setia baca tulisan-tulisanku selama ini. Oh iya, jangan lupa cek juga tulisan-tulisanku di Stikes Perintis, ya. Dijamin, kamu bakal suka! Makasih lagi buat dukungannya, teman-teman! Tanpa kalian, tulisanku nggak akan seistimewa ini. Keep reading and let's explore the world together! 📖❤️

Cek di Google News

Artikel Terbaru