Yang Berhak Menerima Zakat Disebut

lisa


Yang Berhak Menerima Zakat Disebut

Yang berhak menerima zakat disebut mustahik. Mustahik adalah orang yang berhak menerima zakat berdasarkan ketentuan syariat Islam. Adapun golongan yang termasuk mustahik adalah:

Pemberian zakat kepada mustahik sangat penting karena dapat membantu meringankan beban hidup mereka. Selain itu, zakat juga bermanfaat untuk meningkatkan kesejahteraan sosial dan ekonomi masyarakat. Dalam sejarah Islam, zakat telah memainkan peran penting dalam pengentasan kemiskinan dan pemerataan pendapatan.

Pada artikel ini, kita akan membahas lebih dalam tentang golongan yang berhak menerima zakat, syarat-syarat penerimaan zakat, serta hikmah di balik perintah zakat dalam Islam.

Yang Berhak Menerima Zakat Disebut

Zakat merupakan salah satu rukun Islam yang wajib ditunaikan oleh setiap muslim yang mampu. Penerima zakat atau yang disebut mustahik memiliki kriteria tertentu yang telah ditetapkan dalam syariat Islam. Berikut adalah 8 aspek penting yang terkait dengan yang berhak menerima zakat:

  • Fakir (orang yang tidak memiliki harta dan tidak mampu bekerja)
  • Miskin (orang yang memiliki harta namun tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan pokok)
  • Amil (orang yang bertugas mengumpulkan dan mendistribusikan zakat)
  • Mualaf (orang yang baru masuk Islam)
  • Riqab (budak yang ingin memerdekakan diri)
  • Gharimin (orang yang berutang karena alasan di luar kesengajaan)
  • Fisabilillah (orang yang berjuang di jalan Allah)
  • Ibnu Sabil (musafir yang kehabisan bekal)

Kedelapan aspek tersebut merupakan kriteria yang harus dipenuhi oleh penerima zakat. Dengan memahami aspek-aspek ini, penyaluran zakat dapat tepat sasaran dan bermanfaat bagi mereka yang berhak menerimanya. Zakat tidak hanya berfungsi sebagai ibadah ritual, tetapi juga memiliki peran penting dalam meningkatkan kesejahteraan sosial dan ekonomi masyarakat.

Fakir (orang yang tidak memiliki harta dan tidak mampu bekerja)

Fakir merupakan salah satu golongan yang berhak menerima zakat. Mereka adalah orang-orang yang tidak memiliki harta benda yang cukup untuk memenuhi kebutuhan pokoknya dan tidak mampu bekerja untuk mencari nafkah. Ketidakmampuan bekerja ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, seperti cacat fisik, lanjut usia, atau sakit kronis.

Sebagai bagian dari yang berhak menerima zakat, fakir sangat membutuhkan bantuan dari pihak lain untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Zakat yang mereka terima dapat digunakan untuk membeli makanan, pakaian, tempat tinggal, atau biaya pengobatan. Dengan demikian, zakat dapat membantu meringankan beban hidup mereka dan memberikan mereka kesempatan untuk hidup lebih layak.

Dalam praktiknya, penyaluran zakat kepada fakir harus dilakukan dengan tepat sasaran. Petugas zakat perlu melakukan verifikasi untuk memastikan bahwa penerima zakat benar-benar memenuhi kriteria sebagai fakir. Verifikasi ini dapat dilakukan melalui wawancara, kunjungan rumah, atau koordinasi dengan lembaga sosial setempat. Dengan penyaluran zakat yang tepat sasaran, fakir dapat memperoleh manfaat yang maksimal dan kesejahteraan mereka dapat meningkat.

Miskin (orang yang memiliki harta namun tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan pokok)

Miskin termasuk ke dalam golongan yang berhak menerima zakat (mustahik). Mereka adalah orang-orang yang memiliki harta, tetapi harta tersebut tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan pokoknya, seperti sandang, pangan, papan, pendidikan, dan kesehatan.

Kemiskinan dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti hilangnya pekerjaan, bencana alam, atau biaya pengobatan yang tinggi. Akibatnya, mereka kesulitan memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari dan bergantung pada bantuan dari pihak lain.

Zakat yang diberikan kepada miskin dapat membantu mereka memenuhi kebutuhan pokok dan meningkatkan kesejahteraan hidup mereka. Dengan demikian, zakat berperan penting dalam mengentaskan kemiskinan dan mewujudkan keadilan sosial dalam masyarakat.

Contoh nyata dari miskin yang berhak menerima zakat adalah keluarga yang memiliki penghasilan tidak tetap atau tidak memiliki pekerjaan sama sekali. Mereka kesulitan memenuhi kebutuhan dasar seperti membeli makanan dan membayar sewa rumah. Zakat yang mereka terima dapat digunakan untuk membeli bahan makanan, membayar biaya pendidikan anak-anak, atau biaya pengobatan.

Dengan memahami kriteria miskin sebagai salah satu golongan yang berhak menerima zakat, penyaluran zakat dapat lebih tepat sasaran. Petugas zakat perlu melakukan verifikasi untuk memastikan bahwa penerima zakat benar-benar memenuhi kriteria sebagai miskin. Verifikasi ini dapat dilakukan melalui wawancara, kunjungan rumah, atau koordinasi dengan lembaga sosial setempat. Dengan penyaluran zakat yang tepat sasaran, miskin dapat memperoleh manfaat yang maksimal dan kesejahteraan mereka dapat meningkat.

Amil (orang yang bertugas mengumpulkan dan mendistribusikan zakat)

Amil merupakan salah satu dari delapan golongan yang berhak menerima zakat (mustahik). Mereka adalah orang-orang yang bertugas mengumpulkan dan mendistribusikan zakat kepada mustahik lainnya.

  • Pengumpulan Zakat

    Amil bertugas mengumpulkan zakat dari muzakki (orang yang wajib membayar zakat). Pengumpulan zakat dapat dilakukan melalui berbagai cara, seperti mendatangi langsung muzakki, membuka gerai penerimaan zakat, atau bekerja sama dengan lembaga amil zakat.

  • Pendataan Mustahik

    Amil juga bertugas mendata mustahik yang berhak menerima zakat. Pendataan ini dilakukan untuk memastikan bahwa zakat yang terkumpul akan disalurkan kepada orang yang tepat.

  • Penyaluran Zakat

    Amil bertugas menyalurkan zakat kepada mustahik yang telah didata. Penyaluran zakat dapat dilakukan secara langsung atau melalui lembaga amil zakat.

  • Pelaporan dan Pertanggungjawaban

    Amil wajib membuat laporan dan mempertanggungjawabkan penggunaan zakat yang telah disalurkan. Laporan dan pertanggungjawaban ini diserahkan kepada lembaga amil zakat atau kepada muzakki secara langsung.

Tugas amil sangat penting dalam penyaluran zakat. Amil memastikan bahwa zakat yang terkumpul dapat disalurkan kepada mustahik yang berhak menerimanya. Dengan demikian, amil berperan penting dalam mewujudkan keadilan sosial dan kesejahteraan masyarakat.

Mualaf (orang yang baru masuk Islam)

Mualaf merupakan salah satu dari delapan golongan yang berhak menerima zakat (mustahik). Mualaf adalah orang yang baru masuk Islam dan sedang dalam tahap belajar dan memahami ajaran Islam. Mereka sering kali membutuhkan bantuan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, terutama dalam hal pendidikan dan pembinaan keagamaan.

  • Bantuan Pendidikan

    Mualaf membutuhkan bantuan pendidikan untuk memahami ajaran Islam dengan benar. Mereka dapat diberikan biaya untuk mengikuti kelas-kelas pengajian, membeli buku-buku agama, atau mengikuti program pendidikan formal di sekolah atau universitas.

  • Bantuan Pembinaan Keagamaan

    Selain pendidikan formal, mualaf juga membutuhkan pembinaan keagamaan untuk memantapkan iman dan keyakinannya. Mereka dapat dibimbing oleh ustadz atau ustazah untuk belajar tentang ibadah, akidah, dan akhlak.

  • Bantuan Sosial

    Mualaf yang mengalami kesulitan ekonomi dapat diberikan bantuan sosial untuk memenuhi kebutuhan pokoknya, seperti makanan, pakaian, atau tempat tinggal. Bantuan ini dapat diberikan secara langsung atau melalui lembaga amil zakat.

  • Bantuan Psikologis

    Mualaf yang berasal dari latar belakang yang berbeda mungkin mengalami kesulitan untuk beradaptasi dengan lingkungan baru dan menghadapi prasangka dari masyarakat. Mereka dapat diberikan bantuan psikologis untuk mengatasi masalah tersebut dan memperkuat mentalitas mereka.

Dengan memberikan bantuan kepada mualaf, umat Islam dapat membantu mereka untuk menjadi muslim yang baik dan berkontribusi positif kepada masyarakat. Hal ini sejalan dengan tujuan zakat, yaitu untuk membantu orang-orang yang membutuhkan dan menciptakan keadilan sosial.

Riqab (Budak yang Ingin Membebaskan Diri)

Riqab adalah salah satu dari delapan golongan yang berhak menerima zakat (mustahik). Riqab adalah budak yang ingin memerdekakan diri dari perbudakan.

Dalam Islam, perbudakan diperbolehkan dalam kondisi tertentu, seperti tawanan perang atau orang yang tidak mampu membayar utangnya. Namun, Islam juga mendorong umatnya untuk membebaskan budak sebagai bentuk amal kebaikan. Membebaskan budak dapat dilakukan dengan membayar tebusan kepada pemiliknya atau dengan memberikan bantuan kepada budak tersebut agar dapat membeli kebebasannya.

Zakat yang diberikan kepada riqab dapat digunakan untuk membeli tebusan atau untuk membantu mereka dalam usaha memerdekakan diri. Memberikan zakat kepada riqab merupakan salah satu cara untuk menegakkan keadilan sosial dan mewujudkan nilai-nilai kemanusiaan dalam Islam.

Contoh nyata dari riqab yang berhak menerima zakat adalah Bilal bin Rabah, seorang budak yang dibebaskan oleh Rasulullah SAW. Setelah merdeka, Bilal menjadi salah seorang sahabat dekat Rasulullah dan menjadi muazin pertama dalam Islam.

Dengan memahami hubungan antara riqab dan yang berhak menerima zakat, umat Islam dapat mengoptimalkan penyaluran zakat untuk membantu mereka yang membutuhkan dan mewujudkan tatanan masyarakat yang lebih adil dan sejahtera.

Gharimin (orang yang berutang karena alasan di luar kesengajaan)

Gharimin adalah salah satu dari delapan golongan yang berhak menerima zakat (mustahik). Gharimin adalah orang yang memiliki utang karena alasan di luar kesengajaannya, seperti bencana alam, musibah, atau kecurian. Utang tersebut dapat berupa utang pribadi, utang usaha, atau utang lainnya yang memberatkan.

Dalam Islam, membantu gharimin merupakan kewajiban sosial. Zakat yang diberikan kepada gharimin dapat digunakan untuk melunasi utangnya, sehingga mereka dapat terbebas dari beban utang dan hidup lebih layak. Membantu gharimin juga merupakan bentuk kepedulian terhadap sesama dan upaya untuk menegakkan keadilan sosial.

Contoh nyata dari gharimin yang berhak menerima zakat adalah petani yang gagal panen karena bencana alam. Petani tersebut memiliki utang yang besar kepada bank untuk biaya pertaniannya. Zakat yang diberikan kepadanya dapat digunakan untuk melunasi utangnya dan memulai kembali usaha pertaniannya.

Dengan memahami hubungan antara gharimin dan yang berhak menerima zakat, umat Islam dapat mengoptimalkan penyaluran zakat untuk membantu mereka yang membutuhkan dan mewujudkan tatanan masyarakat yang lebih adil dan sejahtera.

Fisabilillah (orang yang berjuang di jalan Allah)

Fisabilillah merupakan salah satu dari delapan golongan yang berhak menerima zakat (mustahik). Fisabilillah adalah orang yang berjuang di jalan Allah, baik dalam bentuk perjuangan fisik maupun non-fisik. Perjuangan ini dilakukan untuk menegakkan agama Islam, mempertahankan kebenaran, dan menyebarkan kebaikan.

  • Pejuang Fisik

    Pejuang fisik adalah mereka yang berjuang melawan musuh di medan perang untuk membela Islam dan kaum muslimin. Mereka termasuk tentara, pasukan keamanan, dan sukarelawan yang terlibat dalam jihad fi sabilillah.

  • Pejuang Ilmu

    Pejuang ilmu adalah mereka yang berjuang untuk mencari dan menyebarkan ilmu pengetahuan, terutama ilmu agama. Mereka termasuk ulama, dai, dan mahasiswa yang sedang menuntut ilmu di bidang agama.

  • Pejuang Dakwah

    Pejuang dakwah adalah mereka yang berjuang untuk menyebarkan ajaran Islam dan menyeru manusia ke jalan yang benar. Mereka termasuk mubalig, penceramah, dan aktivis dakwah yang berdakwah di berbagai bidang kehidupan.

  • Pejuang Sosial

    Pejuang sosial adalah mereka yang berjuang untuk menegakkan keadilan dan kesejahteraan sosial. Mereka termasuk aktivis sosial, pekerja sosial, dan relawan yang membantu masyarakat yang membutuhkan.

Pemberian zakat kepada fisabilillah merupakan bentuk dukungan dan penghargaan atas perjuangan mereka dalam menegakkan agama Islam dan mewujudkan nilai-nilai kebaikan. Dengan memberikan zakat kepada fisabilillah, umat Islam ikut serta dalam perjuangan mereka dan berkontribusi pada keberlangsungan perjuangan di jalan Allah.

Ibnu Sabil (musafir yang kehabisan bekal)

Ibnu Sabil merupakan salah satu dari delapan golongan yang berhak menerima zakat (mustahik). Ibnu Sabil adalah musafir yang kehabisan bekal dalam perjalanannya, sehingga mengalami kesulitan untuk melanjutkan perjalanan atau kembali ke kampung halamannya.

  • Kondisi Musafir

    Ibnu Sabil berada dalam kondisi darurat karena kehabisan bekal dan tidak mampu melanjutkan perjalanannya. Mereka dapat berupa pedagang, pelajar, atau orang yang sedang mencari pekerjaan di luar daerah.

  • Jenis Bantuan

    Bantuan yang diberikan kepada Ibnu Sabil berupa makanan, minuman, pakaian, biaya transportasi, atau bentuk bantuan lain yang dapat membantu mereka melanjutkan perjalanan atau kembali ke kampung halamannya.

  • Implikasi Sosial

    Pemberian zakat kepada Ibnu Sabil memiliki implikasi sosial yang positif. Hal ini dapat mempererat tali persaudaraan antar sesama muslim, membantu orang yang sedang dalam kesulitan, dan menciptakan masyarakat yang saling peduli.

  • Syarat dan Ketentuan

    Untuk berhak menerima zakat sebagai Ibnu Sabil, seseorang harus memenuhi syarat, seperti benar-benar kehabisan bekal, berada dalam perjalanan yang dibenarkan syariat, dan tidak memiliki kemampuan untuk melanjutkan perjalanan.

Memahami aspek Ibnu Sabil sebagai yang berhak menerima zakat sangat penting dalam penyaluran zakat yang tepat sasaran. Dengan memberikan bantuan kepada Ibnu Sabil, umat Islam dapat membantu mereka mengatasi kesulitan yang dihadapi dan melanjutkan perjalanan mereka dengan tenang.

Pertanyaan Umum tentang Yang Berhak Menerima Zakat

Berikut adalah beberapa pertanyaan umum dan jawabannya terkait dengan yang berhak menerima zakat (mustahik).

Pertanyaan 1: Siapa saja yang termasuk dalam golongan yang berhak menerima zakat?

Jawaban: Golongan yang berhak menerima zakat terbagi menjadi delapan, yaitu fakir, miskin, amil, mualaf, riqab, gharimin, fisabilillah, dan ibnu sabil.

Pertanyaan 2: Apa kriteria untuk menjadi seorang fakir?

Jawaban: Fakir adalah orang yang tidak memiliki harta benda yang cukup untuk memenuhi kebutuhan pokoknya dan tidak mampu bekerja.

Pertanyaan 3: Bagaimana cara mengetahui seseorang termasuk dalam golongan miskin?

Jawaban: Miskin adalah orang yang memiliki harta benda, tetapi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan pokoknya, seperti sandang, pangan, papan, pendidikan, dan kesehatan.

Pertanyaan 4: Apa tugas utama dari seorang amil?

Jawaban: Amil bertugas mengumpulkan dan mendistribusikan zakat kepada mustahik lainnya.

Pertanyaan 5: Siapa yang termasuk dalam golongan riqab?

Jawaban: Riqab adalah budak yang ingin memerdekakan diri dari perbudakan.

Pertanyaan 6: Apa manfaat memberikan zakat kepada yang berhak menerimanya?

Jawaban: Memberikan zakat kepada mustahik dapat membantu meringankan beban hidup mereka, meningkatkan kesejahteraan sosial dan ekonomi masyarakat, serta mewujudkan keadilan sosial.

Pertanyaan-pertanyaan umum ini dapat membantu kita lebih memahami tentang yang berhak menerima zakat dan peran penting zakat dalam masyarakat Islam. Pada bagian selanjutnya, kita akan membahas lebih dalam tentang syarat-syarat untuk menerima zakat dan hikmah di balik perintah zakat dalam Islam.

Tips Memilih Yang Berhak Menerima Zakat

Setelah memahami golongan yang berhak menerima zakat (mustahik), berikut adalah beberapa tips yang dapat membantu dalam memilih mustahik yang tepat:

  1. Verifikasi Data
    Lakukan verifikasi data mustahik dengan teliti, seperti kondisi ekonomi, identitas, dan alasan membutuhkan bantuan.
  2. Prioritaskan yang Paling Membutuhkan
    Fokuskan bantuan kepada mustahik yang benar-benar membutuhkan dan tidak memiliki sumber penghasilan lain.
  3. Pilih yang Produktif
    Pilih mustahik yang memiliki potensi untuk menjadi produktif dan mampu keluar dari kemiskinan.
  4. Berikan Bantuan Tepat Sasaran
    Sesuaikan jenis bantuan dengan kebutuhan spesifik mustahik, seperti bantuan modal usaha, biaya pendidikan, atau bantuan kesehatan.
  5. Jalin Silaturahmi
    Bangun hubungan baik dengan mustahik untuk memantau perkembangan dan memberikan dukungan berkelanjutan.

Dengan mengikuti tips ini, penyaluran zakat dapat lebih tepat sasaran, efektif, dan memberikan manfaat maksimal bagi yang berhak menerimanya. Memilih mustahik yang tepat merupakan kunci dalam mewujudkan tujuan zakat sebagai instrumen pemberdayaan masyarakat dan penanggulangan kemiskinan.

Pada bagian selanjutnya, kita akan membahas hikmah di balik perintah zakat dalam Islam dan peran penting zakat dalam pembangunan ekonomi umat.

Kesimpulan

Pembahasan tentang “yang berhak menerima zakat disebut” (mustahik) dalam artikel ini memberikan pemahaman yang komprehensif tentang golongan yang berhak menerima zakat sesuai dengan syariat Islam. Terdapat delapan golongan mustahik, yaitu: fakir, miskin, amil, mualaf, riqab, gharimin, fisabilillah, dan ibnu sabil.

Memberikan zakat kepada mustahik memiliki hikmah yang besar, di antaranya untuk membersihkan harta, membantu sesama yang membutuhkan, meningkatkan kesejahteraan sosial, dan mewujudkan keadilan ekonomi. Zakat juga berfungsi sebagai instrumen pemberdayaan masyarakat, dengan memberikan bantuan modal, biaya pendidikan, atau bantuan kesehatan kepada mustahik yang produktif.

Dengan memahami siapa saja yang berhak menerima zakat dan hikmah di balik perintah zakat, umat Islam diharapkan dapat menyalurkan zakatnya dengan tepat sasaran dan efektif. Zakat harus menjadi pilar utama dalam upaya penanggulangan kemiskinan dan pembangunan ekonomi umat.



Artikel Terkait

Bagikan:

lisa

Hai, nama aku Lisa! Udah lebih dari 5 tahun nih aku terjun di dunia tulis-menulis. Gara-gara hobi membaca dan menulis, aku jadi semakin suka buat berbagi cerita sama kalian semua. Makasih banget buat kalian yang udah setia baca tulisan-tulisanku selama ini. Oh iya, jangan lupa cek juga tulisan-tulisanku di Stikes Perintis, ya. Dijamin, kamu bakal suka! Makasih lagi buat dukungannya, teman-teman! Tanpa kalian, tulisanku nggak akan seistimewa ini. Keep reading and let's explore the world together! 📖❤️

Cek di Google News

Artikel Terbaru