Panduan Umrah: Cara Melaksanakan Thawaf, Rukun Penting Haji

lisa


Panduan Umrah: Cara Melaksanakan Thawaf, Rukun Penting Haji

Thawaf yang termasuk rukun haji adalah ibadah mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali.

Thawaf merupakan ibadah yang penting dalam haji, karena merupakan salah satu rukun haji yang wajib dilaksanakan. Thawaf memberikan banyak manfaat, seperti: menghilangkan dosa, meningkatkan ketakwaan, dan mempererat persaudaraan umat Islam. Thawaf memiliki sejarah yang panjang, yang bisa ditelusuri hingga zaman Nabi Ibrahim.

Artikel ini akan membahas tentang thawaf yang termasuk rukun haji, termasuk tata cara pelaksanaannya, sejarahnya, dan manfaatnya.

Thawaf yang Termasuk Rukun Haji Adalah

Thawaf merupakan salah satu rukun haji yang wajib dilaksanakan oleh setiap jemaah haji. Thawaf memiliki beberapa aspek penting yang perlu diperhatikan, di antaranya:

  • Pengertian: Mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali
  • Waktu pelaksanaan: Setelah ihram dan sebelum wukuf
  • Tempat pelaksanaan: Masjidil Haram, mengelilingi Ka’bah
  • Tata cara: Dimulai dari Hajar Aswad, berlawanan arah jarum jam
  • Niat: Berniat untuk melaksanakan thawaf
  • Jumlah putaran: Tujuh kali
  • Doa: Membaca doa saat thawaf
  • Sunnah: Melakukan ramal (lari-lari kecil) pada tiga putaran pertama
  • Hikmah: Mengingat perjalanan Siti Hajar mencari air
  • Penting: Merupakan salah satu rukun haji yang wajib dilaksanakan

Kesepuluh aspek tersebut merupakan hal-hal penting yang perlu dipahami oleh setiap jemaah haji tentang thawaf. Dengan memahami aspek-aspek tersebut, diharapkan jemaah dapat melaksanakan thawaf dengan baik dan benar, sehingga ibadah hajinya menjadi mabrur.

Pengertian

Dalam pelaksanaan thawaf, mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali merupakan rukun yang wajib dilaksanakan. Proses ini memiliki beberapa aspek penting yang perlu diperhatikan, yaitu:

  • Awal dan Akhir: Mengelilingi Ka’bah dimulai dari Hajar Aswad dan diakhiri di Hajar Aswad.
  • Arah Putaran: Putaran thawaf dilakukan dengan berlawanan arah jarum jam.
  • Jumlah Putaran: Thawaf dilakukan sebanyak tujuh putaran.
  • Tempat Sai: Setelah menyelesaikan tujuh putaran, dilanjutkan dengan sai antara bukit Safa dan Marwah.

Dengan memahami aspek-aspek tersebut, diharapkan jemaah haji dapat melaksanakan thawaf dengan baik dan benar, sehingga ibadah hajinya menjadi mabrur.

Waktu pelaksanaan

Waktu pelaksanaan thawaf yang termasuk rukun haji adalah setelah ihram dan sebelum wukuf. Hal ini didasarkan pada hadits Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim, yang artinya:

“Hendaklah kalian melakukan thawaf di Baitullah (Ka’bah) dan sai antara Safa dan Marwah, karena sesungguhnya Allah telah mewajibkannya atas kalian.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Dari hadits tersebut, dapat dipahami bahwa thawaf merupakan salah satu ibadah wajib dalam haji yang harus dilaksanakan setelah jemaah memakai ihram dan sebelum melakukan wukuf di Arafah. Thawaf melambangkan perjalanan Siti Hajar mencari air untuk anaknya, Ismail, sehingga memiliki nilai sejarah dan spiritual yang tinggi.

Secara praktis, waktu pelaksanaan thawaf yang tepat adalah setelah jemaah selesai melaksanakan ihram di miqat, yaitu batas wilayah yang telah ditentukan untuk memakai ihram. Setelah memakai ihram, jemaah menuju ke Masjidil Haram di Mekah dan melakukan thawaf mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali. Setelah selesai thawaf, jemaah melanjutkan dengan melaksanakan sai antara bukit Safa dan Marwah, yang juga merupakan salah satu rukun haji.

Dengan memahami waktu pelaksanaan thawaf yang tepat, jemaah haji dapat melaksanakan ibadah hajinya dengan baik dan benar, sehingga ibadah hajinya menjadi mabrur.

Tempat pelaksanaan

Thawaf yang termasuk rukun haji adalah ibadah mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali. Ka’bah merupakan bangunan berbentuk kubus yang berada di tengah Masjidil Haram, Mekah. Tempat pelaksanaan thawaf yang tepat adalah di Masjidil Haram, mengelilingi Ka’bah.

Pelaksanaan thawaf di Masjidil Haram memiliki makna dan hikmah yang mendalam. Masjidil Haram merupakan tempat yang suci dan bersejarah, yang menjadi kiblat umat Islam di seluruh dunia. Ka’bah merupakan bangunan yang pertama kali dibangun oleh Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS, dan menjadi pusat ibadah umat Islam sejak zaman dahulu.

Dengan melaksanakan thawaf di Masjidil Haram, mengelilingi Ka’bah, jemaah haji dapat merasakan kedekatan dengan Allah SWT dan mengikuti jejak para nabi dan rasul terdahulu. Thawaf juga menjadi simbol persatuan dan kesatuan umat Islam, karena jemaah haji dari seluruh dunia berkumpul di tempat yang sama untuk melaksanakan ibadah haji.

Selain itu, pelaksanaan thawaf di Masjidil Haram juga memiliki manfaat praktis. Masjidil Haram merupakan tempat yang luas dan nyaman untuk melaksanakan thawaf, dengan fasilitas yang lengkap dan pelayanan yang baik. Jemaah haji dapat dengan mudah melaksanakan thawaf tanpa harus khawatir akan kekurangan tempat atau gangguan lainnya.

Dengan memahami tempat pelaksanaan thawaf yang tepat, yaitu di Masjidil Haram, mengelilingi Ka’bah, jemaah haji dapat melaksanakan ibadah haji dengan baik dan benar, sehingga ibadah hajinya menjadi mabrur.

Tata cara

Tata cara thawaf yang termasuk rukun haji adalah dimulai dari Hajar Aswad dan berlawanan arah jarum jam. Tata cara ini memiliki beberapa aspek penting yang perlu diperhatikan:

  • Awal Thawaf: Thawaf dimulai dari Hajar Aswad, yaitu batu hitam yang berada di sudut Ka’bah.
  • Arah Thawaf: Thawaf dilakukan dengan berlawanan arah jarum jam, yaitu mengelilingi Ka’bah dari kanan ke kiri.
  • Jumlah Putaran: Thawaf dilakukan sebanyak tujuh putaran.
  • Niat Thawaf: Sebelum memulai thawaf, jemaah harus berniat untuk melaksanakan thawaf.

Dengan memahami tata cara thawaf yang benar, jemaah haji dapat melaksanakan ibadah haji dengan baik dan benar, sehingga ibadah hajinya menjadi mabrur.

Niat

Niat merupakan salah satu aspek penting dalam pelaksanaan thawaf yang termasuk rukun haji. Dengan berniat, jemaah haji menyatakan keikhlasan dan tujuannya dalam melaksanakan ibadah thawaf.

  • Keikhlasan: Niat harus dilakukan dengan ikhlas karena Allah SWT, bukan karena tujuan duniawi atau pujian manusia.
  • Tujuan: Niat harus ditujukan untuk melaksanakan ibadah thawaf, yaitu mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali.
  • Tata Cara: Niat diucapkan dalam hati sebelum memulai thawaf, dengan lafaz seperti “Aku niat thawaf tujuh kali karena Allah SWT.”
  • Pentingnya: Niat menjadi syarat sahnya thawaf. Tanpa niat, thawaf yang dilakukan tidak dianggap sebagai ibadah.

Dengan memahami aspek-aspek niat dalam thawaf yang termasuk rukun haji, jemaah haji dapat melaksanakan ibadah thawaf dengan baik dan benar, sehingga ibadah hajinya menjadi mabrur.

Jumlah putaran

Dalam pelaksanaan thawaf yang termasuk rukun haji, jumlah putaran yang dilakukan adalah tujuh kali. Angka tujuh dalam Islam memiliki makna simbolis yang penting, yang menunjukkan kesempurnaan dan keutuhan. Pelaksanaan thawaf sebanyak tujuh kali ini memiliki beberapa aspek penting:

  1. Kesempurnaan Ibadah: Jumlah putaran sebanyak tujuh kali melambangkan kesempurnaan ibadah haji. Dengan menyelesaikan tujuh putaran, jemaah haji telah melaksanakan thawaf secara sempurna dan sesuai dengan sunnah Rasulullah SAW.
  2. Mengikuti Jejak Nabi: Pelaksanaan thawaf sebanyak tujuh kali juga mengikuti jejak Nabi Muhammad SAW. Dalam riwayat hadits, Rasulullah SAW melaksanakan thawaf sebanyak tujuh kali saat haji wada’ (haji perpisahan).
  3. Hikmah dan Manfaat: Jumlah putaran sebanyak tujuh kali memberikan hikmah dan manfaat bagi jemaah haji. Dengan melakukan thawaf berulang kali, jemaah haji dapat lebih fokus dalam beribadah, mengingat perjalanan Siti Hajar mencari air, dan mempererat persaudaraan sesama umat Islam.

Dengan memahami makna dan hikmah di balik jumlah putaran sebanyak tujuh kali dalam thawaf yang termasuk rukun haji, jemaah haji dapat melaksanakan ibadah thawaf dengan lebih bermakna dan sesuai dengan tuntunan syariat.

Doa

Membaca doa saat thawaf merupakan sunnah yang sangat dianjurkan dalam pelaksanaan thawaf yang termasuk rukun haji. Doa-doa yang dibaca saat thawaf memiliki keutamaan dan manfaat yang besar bagi jemaah haji.

Salah satu keutamaan membaca doa saat thawaf adalah dapat memperlancar ibadah haji. Dengan memanjatkan doa kepada Allah SWT, jemaah haji memohon kemudahan dan kelancaran dalam melaksanakan seluruh rangkaian ibadah haji, termasuk thawaf.

Selain itu, membaca doa saat thawaf juga dapat meningkatkan kekhusyukan dan ketaatan jemaah haji. Dengan melantunkan doa-doa yang berisi pujian, pengagungan, dan permohonan kepada Allah SWT, jemaah haji dapat lebih fokus dalam beribadah dan merasakan kehadiran-Nya.

Adapun beberapa contoh doa yang dapat dibaca saat thawaf antara lain:

  1. Doa saat memulai thawaf: “Bismillahi Allahu Akbar, Allahumma zid baitaka syarofan wa ta’zhiman wa ta’thiman wabarkan, warzuqani wa ahli baitina wa muslimina hajjan mabruran wa sa’yan masykuran, bi hurmati Muhammadin wa alihi washahbihi wasallam.”
  2. Doa saat melewati Hajar Aswad: “Allahumma inni as’aluka bi haqqi hajaril aswadil mukarrami wa bi haqqi man tawaffa bihi wa man istalamahu, an tughfira li zunubi.”
  3. Doa saat berada di depan Maqam Ibrahim: “Allahumma inni as’aluka bi haqqi Ibrahim, kholilika wa nabiyyika, an tughfira li zunubi.”

Dengan memahami keutamaan dan manfaat membaca doa saat thawaf, serta contoh-contoh doa yang dapat dibaca, jemaah haji diharapkan dapat melaksanakan thawaf dengan lebih bermakna dan sesuai dengan tuntunan syariat.

Sunnah

Dalam pelaksanaan thawaf yang termasuk rukun haji, terdapat sebuah sunnah yang dianjurkan untuk dilaksanakan, yaitu melakukan ramal (lari-lari kecil) pada tiga putaran pertama. Sunnah ini memiliki beberapa aspek penting yang perlu dipahami:

Ramal dilakukan pada tiga putaran pertama thawaf, yaitu setelah melewati Hajar Aswad pada putaran pertama, kedua, dan ketiga. Sunnah ini melambangkan semangat dan kesungguhan dalam beribadah, sebagaimana yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW.

Pelaksanaan ramal dilakukan dengan cara mempercepat langkah kaki, namun tetap menjaga ketertiban dan tidak menyakiti jemaah lainnya. Sunnah ini dapat memberikan manfaat berupa kebugaran fisik, memperlancar peredaran darah, dan meningkatkan kekhusyukan dalam beribadah.

Meskipun sunnah, melakukan ramal pada tiga putaran pertama thawaf sangat dianjurkan karena dapat menambah kesempurnaan ibadah haji. Dengan melaksanakan sunnah ini, jemaah haji dapat menunjukkan semangat dan kecintaannya kepada Allah SWT, serta mengikuti tuntunan Rasulullah SAW.

Hikmah

Thawaf yang termasuk rukun haji adalah ibadah mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali. Ibadah ini memiliki banyak hikmah dan manfaat, salah satunya adalah mengingat perjalanan Siti Hajar mencari air untuk anaknya, Ismail.

Dalam perjalanan hijrahnya dari Mekah ke Madinah, Nabi Ibrahim diperintahkan Allah SWT untuk meninggalkan istrinya, Siti Hajar, dan anaknya yang masih bayi, Ismail, di lembah yang tandus dan tidak berpenghuni. Siti Hajar kehausan dan mencari air untuk Ismail, tetapi tidak menemukannya. Ia berlari tujuh kali antara bukit Safa dan Marwah, berharap menemukan air. Namun, usahanya sia-sia.

Setelah berlari tujuh kali, tiba-tiba Ismail menggaruk tanah dengan kakinya dan keluarlah air dari tanah tersebut. Air tersebut kemudian dikenal dengan nama mata air Zamzam. Peristiwa ini menjadi simbol ketabahan dan perjuangan Siti Hajar dalam mencari rezeki untuk anaknya. Ibadah thawaf yang dilakukan sebanyak tujuh kali melambangkan perjuangan Siti Hajar dalam mencari air untuk Ismail.

Dengan demikian, hikmah dari thawaf yang termasuk rukun haji adalah untuk mengingat perjalanan Siti Hajar mencari air. Hikmah ini mengajarkan kita untuk selalu berusaha dan tidak mudah menyerah dalam mencari rezeki yang halal. Selain itu, hikmah ini juga mengajarkan kita untuk bersyukur atas nikmat yang telah diberikan Allah SWT kepada kita.

Penting

Thawaf yang termasuk rukun haji memiliki kedudukan yang sangat penting dalam ibadah haji. Hal ini disebabkan karena thawaf merupakan salah satu rukun haji yang wajib dilaksanakan oleh setiap jemaah haji. Keutamaan melaksanakan thawaf sangat besar, di antaranya dapat menghapus dosa-dosa, meningkatkan ketakwaan, dan mempererat persaudaraan sesama umat Islam.

  • Wajib dilaksanakan

    Thawaf merupakan salah satu dari beberapa amalan yang wajib dilaksanakan dalam ibadah haji. Jemaah haji yang tidak melaksanakan thawaf, maka hajinya tidak dianggap sah.

  • Melambangkan perjalanan Siti Hajar

    Pelaksanaan thawaf sebanyak tujuh kali melambangkan perjalanan Siti Hajar mencari air untuk anaknya, Ismail. Siti Hajar berlari-lari kecil sebanyak tujuh kali antara bukit Safa dan Marwah, hingga akhirnya Allah SWT mengeluarkan mata air Zamzam.

  • Menunjukkan ketaatan kepada Allah SWT

    Dengan melaksanakan thawaf, jemaah haji menunjukkan ketaatannya kepada Allah SWT. Sebab, thawaf merupakan perintah Allah SWT yang wajib dilaksanakan oleh setiap umat Islam yang mampu.

  • Mempererat persaudaraan sesama umat Islam

    Thawaf juga menjadi sarana untuk mempererat persaudaraan sesama umat Islam. Jemaah haji dari seluruh dunia berkumpul di Baitullah untuk melaksanakan thawaf, sehingga dapat saling mengenal dan menjalin silaturahmi.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa thawaf yang termasuk rukun haji memiliki kedudukan yang sangat penting dalam ibadah haji. Pelaksanaan thawaf merupakan wujud ketaatan kepada Allah SWT, sekaligus sarana untuk mendapatkan pahala dan mempererat persaudaraan sesama umat Islam.

Pertanyaan dan Jawaban Seputar Thawaf yang Termasuk Rukun Haji

Berikut adalah beberapa pertanyaan dan jawaban yang sering diajukan mengenai thawaf yang termasuk rukun haji:

Pertanyaan 1: Apa yang dimaksud dengan thawaf yang termasuk rukun haji?

Jawaban: Thawaf yang termasuk rukun haji adalah ibadah mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali.

Pertanyaan 2: Di mana thawaf dilaksanakan?

Jawaban: Thawaf dilaksanakan di Masjidil Haram, mengelilingi Ka’bah.

Pertanyaan 3: Kapan thawaf dilaksanakan?

Jawaban: Thawaf dilaksanakan setelah ihram dan sebelum wukuf.

Pertanyaan 4: Bagaimana tata cara thawaf yang benar?

Jawaban: Tata cara thawaf yang benar adalah dimulai dari Hajar Aswad, berlawanan arah jarum jam, dan dilakukan sebanyak tujuh kali.

Pertanyaan 5: Apa hikmah dari pelaksanaan thawaf?

Jawaban: Hikmah dari pelaksanaan thawaf adalah untuk mengingat perjalanan Siti Hajar mencari air untuk anaknya, Ismail.

Pertanyaan 6: Apakah thawaf wajib dilaksanakan oleh setiap jemaah haji?

Jawaban: Ya, thawaf wajib dilaksanakan oleh setiap jemaah haji. Jemaah haji yang tidak melaksanakan thawaf, maka hajinya tidak dianggap sah.

Demikianlah beberapa pertanyaan dan jawaban seputar thawaf yang termasuk rukun haji. Semoga informasi ini dapat bermanfaat bagi Anda.

Selanjutnya, kita akan membahas tentang tata cara pelaksanaan thawaf secara lebih rinci.

Tips Melaksanakan Thawaf yang Termasuk Rukun Haji

Berikut adalah beberapa tips untuk membantu Anda melaksanakan thawaf yang termasuk rukun haji dengan baik dan benar:

Tip 1: Niat dengan Ikhlas
Niatkan ibadah thawaf semata-mata karena Allah SWT, bukan karena ingin dipuji atau dihormati orang lain.

Tip 2: Mulailah dari Hajar Aswad
Awali thawaf dengan menyentuh atau mencium Hajar Aswad, jika memungkinkan. Jika tidak memungkinkan, cukup tunjukkan dengan tangan sambil membaca takbir.

Tip 3: Berlawanan Arah Jarum Jam
Kelilingi Ka’bah dengan berlawanan arah jarum jam, yaitu dari kanan ke kiri.

Tip 4: Lakukan Tujuh Putaran
Thawaf dilakukan sebanyak tujuh kali putaran. Hitung setiap putaran dengan menggunakan tasbih atau jari tangan.

Tip 5: Berdoa dan Berzikir
Manfaatkan waktu thawaf untuk berdoa dan berzikir kepada Allah SWT. Anda dapat membaca doa-doa yang terdapat dalam buku tuntunan haji atau berdoa dengan kata-kata sendiri.

Tip 6: Jaga Kesabaran dan Ketenangan
Thawaf biasanya dilaksanakan dalam kondisi ramai. Jaga kesabaran dan ketenangan Anda, serta utamakan keselamatan diri dan orang lain.

Tip 7: Ikuti Sunnah Rasulullah SAW
Jika memungkinkan, ikuti sunnah Rasulullah SAW dalam melaksanakan thawaf, seperti melakukan ramal (lari-lari kecil) pada tiga putaran pertama dan menyentuh atau mencium Rukun Yamani.

Dengan mengikuti tips-tips di atas, insya Allah Anda dapat melaksanakan thawaf yang termasuk rukun haji dengan baik dan benar. Semoga ibadah haji Anda mabrur dan diterima oleh Allah SWT.

Selanjutnya, kita akan membahas tentang hikmah dari pelaksanaan thawaf yang termasuk rukun haji.

Kesimpulan

Thawaf yang termasuk rukun haji merupakan ibadah yang sangat penting dalam pelaksanaan haji. Ibadah ini memiliki banyak keutamaan dan manfaat, di antaranya dapat menghapus dosa-dosa, meningkatkan ketakwaan, dan mempererat persaudaraan sesama umat Islam. Pelaksanaan thawaf juga memiliki hikmah yang mendalam, yaitu untuk mengingat perjalanan Siti Hajar mencari air untuk anaknya, Ismail.

Dengan memahami berbagai aspek thawaf yang termasuk rukun haji, diharapkan jemaah haji dapat melaksanakan ibadah ini dengan baik dan benar. Thawaf yang dilaksanakan dengan ikhlas dan sesuai dengan tuntunan syariat akan memberikan manfaat yang besar bagi jemaah haji, baik di dunia maupun di akhirat.



Artikel Terkait

Bagikan:

lisa

Hai, nama aku Lisa! Udah lebih dari 5 tahun nih aku terjun di dunia tulis-menulis. Gara-gara hobi membaca dan menulis, aku jadi semakin suka buat berbagi cerita sama kalian semua. Makasih banget buat kalian yang udah setia baca tulisan-tulisanku selama ini. Oh iya, jangan lupa cek juga tulisan-tulisanku di Stikes Perintis, ya. Dijamin, kamu bakal suka! Makasih lagi buat dukungannya, teman-teman! Tanpa kalian, tulisanku nggak akan seistimewa ini. Keep reading and let's explore the world together! 📖❤️

Cek di Google News

Artikel Terbaru