Panduan Lengkap Lembaga Pengelola Zakat: Cara Kerja, Tips, dan Manfaat

lisa


Panduan Lengkap Lembaga Pengelola Zakat: Cara Kerja, Tips, dan Manfaat

Lembaga pengelola zakat adalah suatu lembaga yang bertugas mengelola zakat. Lembaga ini biasanya dibentuk oleh pemerintah atau organisasi keagamaan. Contoh lembaga pengelola zakat di Indonesia adalah Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS).

Lembaga pengelola zakat memiliki peran penting dalam penyaluran zakat. Lembaga ini memastikan bahwa zakat yang terkumpul disalurkan kepada yang berhak sesuai dengan syariat Islam. Selain itu, lembaga pengelola zakat juga melakukan pendampingan kepada mustahik (penerima zakat) agar dapat memanfaatkan zakat dengan baik.

Lembaga pengelola zakat pertama kali dibentuk pada masa Khalifah Umar bin Khattab. Lembaga ini diberi nama Diwanul Ashnaf. Diwanul Ashnaf bertugas mengumpulkan dan menyalurkan zakat kepada fakir miskin, anak yatim, dan orang-orang yang berhak menerima zakat lainnya.

lembaga pengelola zakat

Lembaga pengelola zakat adalah lembaga yang mempunyai peranan penting dalam pengelolaan zakat. Ada banyak aspek penting yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan zakat. Aspek-aspek ini meliputi:

  • Pengumpulan
  • Pendistribusian
  • Pendayagunaan
  • Pelaporan
  • Akuntabilitas
  • Transparansi
  • Efektivitas
  • Efisiensi
  • Syariah compliance
  • Tata kelola yang baik

Semua aspek ini saling terkait dan sangat penting untuk diperhatikan dalam pengelolaan zakat. Pengelolaan zakat yang baik akan memastikan bahwa zakat dapat disalurkan kepada yang berhak secara tepat sasaran, efektif, dan efisien.

Pengumpulan

Pengumpulan zakat merupakan salah satu aspek penting dalam pengelolaan zakat. Pengumpulan zakat dilakukan oleh lembaga pengelola zakat (LPZ) yang memiliki izin dari pemerintah. LPZ bertugas mengumpulkan zakat dari muzaki (pemberi zakat) dan menyalurkannya kepada mustahik (penerima zakat).

Pengumpulan zakat dapat dilakukan melalui berbagai cara, antara lain:

  • Jemput bola, yaitu petugas LPZ mendatangi langsung muzaki untuk mengumpulkan zakat.
  • Drop box, yaitu kotak amal yang diletakkan di tempat-tempat strategis untuk memudahkan muzaki menyalurkan zakatnya.
  • Transfer bank, yaitu muzaki dapat menyalurkan zakatnya melalui transfer ke rekening bank LPZ.
  • Pemotongan gaji, yaitu muzaki dapat menyalurkan zakatnya melalui pemotongan gaji yang dilakukan oleh perusahaan tempatnya bekerja.

Pengumpulan zakat yang efektif sangat penting untuk memastikan bahwa zakat dapat disalurkan kepada mustahik secara tepat sasaran. Oleh karena itu, LPZ harus terus berupaya meningkatkan efektivitas pengumpulan zakat, antara lain dengan menjalin kerja sama dengan berbagai pihak, seperti masjid, musala, dan perusahaan.

Pendistribusian

Pendistribusian adalah salah satu aspek penting dalam pengelolaan zakat. Pendistribusian zakat dilakukan oleh lembaga pengelola zakat (LPZ) kepada mustahik (penerima zakat) yang berhak menerimanya. Pendistribusian zakat harus dilakukan secara tepat sasaran, efektif, dan efisien.

  • Penyaluran

    Penyaluran zakat dilakukan oleh LPZ kepada mustahik yang telah diverifikasi dan memenuhi syarat. LPZ dapat menyalurkan zakat secara langsung kepada mustahik atau melalui lembaga perantara.

  • Pendayagunaan

    Pendayagunaan zakat adalah pemanfaatan zakat untuk berbagai kegiatan yang produktif. LPZ dapat menyalurkan zakat untuk berbagai kegiatan pendayagunaan, seperti modal usaha, pendidikan, kesehatan, dan pembangunan infrastruktur.

  • Pemberdayaan

    Pemberdayaan adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan mustahik agar dapat keluar dari kemiskinan. LPZ dapat menyalurkan zakat untuk berbagai kegiatan pemberdayaan, seperti pelatihan keterampilan, pendampingan usaha, dan pemberian akses permodalan.

  • Pelaporan

    Pelaporan pendistribusian zakat merupakan bentuk transparansi dan akuntabilitas LPZ. LPZ harus melaporkan pendistribusian zakat kepada publik secara berkala. Pelaporan pendistribusian zakat dapat dilakukan melalui berbagai media, seperti website, laporan tahunan, dan media sosial.

Pendistribusian zakat yang efektif sangat penting untuk memastikan bahwa zakat dapat memberikan manfaat yang maksimal bagi mustahik. Oleh karena itu, LPZ harus terus berupaya meningkatkan efektivitas pendistribusian zakat, antara lain dengan menjalin kerja sama dengan berbagai pihak, seperti masjid, musala, dan perusahaan.

Pendayagunaan

Pendayagunaan adalah pemanfaatan zakat untuk berbagai kegiatan yang produktif. Pendayagunaan zakat merupakan salah satu aspek penting dalam pengelolaan zakat oleh lembaga pengelola zakat (LPZ) karena dapat memberikan manfaat jangka panjang bagi mustahik (penerima zakat).

  • Modal Usaha

    Pendayagunaan zakat untuk modal usaha dapat membantu mustahik mengembangkan usaha mereka dan meningkatkan pendapatan. LPZ dapat menyalurkan zakat untuk modal usaha dalam bentuk pinjaman lunak atau hibah.

  • Pendidikan

    Pendayagunaan zakat untuk pendidikan dapat membantu mustahik meningkatkan kualitas pendidikan mereka dan memperoleh keterampilan yang dibutuhkan untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik. LPZ dapat menyalurkan zakat untuk biaya pendidikan, seperti biaya sekolah, biaya kuliah, dan biaya pelatihan.

  • Kesehatan

    Pendayagunaan zakat untuk kesehatan dapat membantu mustahik mendapatkan akses terhadap layanan kesehatan yang layak. LPZ dapat menyalurkan zakat untuk biaya pengobatan, biaya perawatan, dan biaya asuransi kesehatan.

  • Pembangunan Infrastruktur

    Pendayagunaan zakat untuk pembangunan infrastruktur dapat membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. LPZ dapat menyalurkan zakat untuk pembangunan infrastruktur, seperti pembangunan masjid, musala, sekolah, dan rumah sakit.

Pendayagunaan zakat merupakan salah satu cara untuk mengentaskan kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. LPZ harus terus berupaya meningkatkan efektivitas pendayagunaan zakat, antara lain dengan menjalin kerja sama dengan berbagai pihak, seperti masjid, musala, dan perusahaan.

Pelaporan

Pelaporan merupakan salah satu aspek penting dalam pengelolaan zakat oleh lembaga pengelola zakat (LPZ). Pelaporan berfungsi untuk memberikan transparansi dan akuntabilitas kepada publik atas pengelolaan zakat yang dilakukan oleh LPZ.

  • Laporan Keuangan

    LPZ wajib membuat laporan keuangan yang berisi informasi tentang sumber dan penggunaan dana zakat. Laporan keuangan ini harus dibuat secara transparan dan sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku.

  • Laporan Kegiatan

    LPZ juga wajib membuat laporan kegiatan yang berisi informasi tentang kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan menggunakan dana zakat. Laporan kegiatan ini harus dibuat secara rinci dan dapat dipertanggungjawabkan.

  • Laporan Penyaluran Zakat

    LPZ wajib membuat laporan penyaluran zakat yang berisi informasi tentang jumlah zakat yang telah disalurkan kepada mustahik. Laporan penyaluran zakat ini harus dibuat secara transparan dan dapat diakses oleh publik.

  • Laporan Audit

    LPZ wajib melakukan audit laporan keuangan dan laporan kegiatan secara berkala oleh akuntan publik. Laporan audit ini berfungsi untuk memberikan keyakinan kepada publik bahwa pengelolaan zakat oleh LPZ telah dilakukan secara benar dan sesuai dengan syariah.

Pelaporan yang baik sangat penting untuk membangun kepercayaan publik terhadap LPZ. Pelaporan yang transparan dan akuntabel akan membuat masyarakat yakin bahwa zakat yang mereka salurkan akan dikelola dengan baik dan digunakan untuk kepentingan umat.

Akuntabilitas

Akuntabilitas merupakan salah satu prinsip penting dalam pengelolaan zakat. Akuntabilitas berarti lembaga pengelola zakat (LPZ) bertanggung jawab dan dapat mempertanggungjawabkan pengelolaan zakat yang dilakukannya kepada publik. Akuntabilitas sangat penting untuk membangun kepercayaan publik terhadap LPZ dan memastikan bahwa zakat yang dihimpun digunakan sesuai dengan syariah dan untuk kepentingan umat.

Akuntabilitas LPZ dapat diwujudkan melalui berbagai cara, antara lain dengan membuat laporan keuangan dan laporan kegiatan secara transparan, melakukan audit laporan keuangan dan laporan kegiatan secara berkala, serta memberikan akses kepada publik untuk memperoleh informasi tentang pengelolaan zakat yang dilakukan oleh LPZ. LPZ juga harus memiliki mekanisme pengaduan yang efektif untuk menerima masukan dan keluhan dari masyarakat.

Akuntabilitas merupakan komponen penting dari lembaga pengelola zakat karena dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

  • Meningkatkan kepercayaan publik terhadap LPZ
  • Memastikan bahwa zakat dikelola secara transparan dan sesuai dengan syariah
  • Meminimalisir potensi penyimpangan dalam pengelolaan zakat
  • Memberikan ruang bagi masyarakat untuk berpartisipasi dalam pengawasan pengelolaan zakat

Contoh nyata akuntabilitas dalam lembaga pengelola zakat adalah dengan adanya laporan keuangan dan laporan kegiatan yang diterbitkan secara berkala dan dapat diakses oleh publik. LPZ juga dapat menyelenggarakan forum konsultasi publik untuk mendapatkan masukan dari masyarakat tentang pengelolaan zakat yang dilakukannya. Selain itu, masyarakat dapat menyampaikan pengaduan atau keluhan kepada LPZ melalui mekanisme pengaduan yang telah disediakan.

Dengan menerapkan prinsip akuntabilitas, lembaga pengelola zakat dapat meningkatkan kepercayaan publik dan memastikan bahwa zakat yang dihimpun digunakan secara efektif dan efisien untuk kepentingan umat.

Transparansi

Transparansi merupakan salah satu aspek penting dalam pengelolaan zakat oleh lembaga pengelola zakat (LPZ). Transparansi berarti LPZ terbuka dan memberikan informasi yang jelas dan mudah dipahami tentang pengelolaan zakat yang dilakukannya. Transparansi sangat penting untuk membangun kepercayaan publik terhadap LPZ dan memastikan bahwa zakat yang dihimpun digunakan sesuai dengan syariah dan untuk kepentingan umat.

  • Keterbukaan Informasi

    LPZ harus terbuka dan memberikan informasi yang jelas dan mudah dipahami kepada publik tentang pengelolaan zakat yang dilakukannya. Informasi ini meliputi sumber dan penggunaan dana zakat, laporan keuangan, laporan kegiatan, dan laporan audit. LPZ dapat mempublikasikan informasi ini melalui website, media sosial, atau laporan tahunan.

  • Akses Informasi

    LPZ harus memberikan akses yang mudah kepada publik untuk memperoleh informasi tentang pengelolaan zakat yang dilakukannya. LPZ dapat menyediakan akses informasi melalui website, media sosial, atau dengan menyediakan layanan informasi melalui telepon atau email.

  • Akuntabilitas

    Transparansi juga berkaitan dengan akuntabilitas LPZ. LPZ harus bertanggung jawab dan dapat mempertanggungjawabkan pengelolaan zakat yang dilakukannya kepada publik. LPZ dapat menunjukkan akuntabilitasnya melalui laporan keuangan dan laporan kegiatan yang diaudit, serta mekanisme pengaduan yang efektif.

  • Kepercayaan Publik

    Transparansi sangat penting untuk membangun kepercayaan publik terhadap LPZ. Dengan adanya transparansi, masyarakat dapat mengetahui bagaimana zakat yang mereka salurkan dikelola dan digunakan. Hal ini akan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap LPZ dan mendorong masyarakat untuk menyalurkan zakatnya melalui LPZ.

Transparansi merupakan salah satu pilar utama dalam pengelolaan zakat. Dengan menerapkan prinsip transparansi, LPZ dapat meningkatkan kepercayaan publik, memastikan bahwa zakat dikelola secara amanah dan sesuai dengan syariah, serta mendorong masyarakat untuk menyalurkan zakatnya melalui LPZ. Beberapa lembaga pengelola zakat di Indonesia yang menerapkan prinsip transparansi dengan baik, antara lain: BAZNAS, Dompet Dhuafa, dan Rumah Zakat.

Efektivitas

Efektivitas merupakan salah satu aspek penting dalam pengelolaan zakat oleh lembaga pengelola zakat (LPZ). Efektivitas berarti LPZ dapat mencapai tujuan pengelolaan zakat secara optimal, yaitu menyalurkan zakat kepada mustahik secara tepat sasaran, efektif, dan efisien.

Efektivitas pengelolaan zakat sangat bergantung pada berbagai faktor, antara lain:

  • Sumber daya manusia yang kompeten dan profesional
  • Sistem dan prosedur pengelolaan zakat yang baik
  • Kerja sama dengan berbagai pihak, seperti masjid, musala, dan perusahaan
  • Penggunaan teknologi untuk mendukung pengelolaan zakat

Contoh nyata efektivitas pengelolaan zakat dapat dilihat pada lembaga pengelola zakat yang memiliki sistem penyaluran zakat yang terintegrasi dengan data mustahik. Dengan adanya sistem tersebut, LPZ dapat menyalurkan zakat secara tepat sasaran dan menghindari terjadinya penyaluran zakat ganda kepada mustahik yang sama.

Selain itu, efektivitas pengelolaan zakat juga dapat dilihat pada LPZ yang memiliki program pendayagunaan zakat yang produktif. Dengan adanya program tersebut, LPZ dapat membantu mustahik keluar dari kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraannya.

Efektivitas pengelolaan zakat merupakan hal yang sangat penting untuk membangun kepercayaan publik terhadap LPZ. Dengan adanya efektivitas pengelolaan zakat, masyarakat dapat yakin bahwa zakat yang mereka salurkan akan dikelola dengan baik dan digunakan untuk kepentingan umat.

Efisiensi

Dalam pengelolaan zakat, efisiensi merupakan salah satu aspek yang sangat penting. Efisiensi berarti lembaga pengelola zakat (LPZ) dapat mengelola zakat dengan biaya yang seminimal mungkin dan waktu yang seefektif mungkin. LPZ yang efisien dapat menyalurkan zakat kepada mustahik secara lebih tepat sasaran, efektif, dan akuntabel.

Efisiensi pengelolaan zakat sangat bergantung pada berbagai faktor, antara lain:

  • Sumber daya manusia yang kompeten dan profesional
  • Sistem dan prosedur pengelolaan zakat yang baik
  • Penggunaan teknologi untuk mendukung pengelolaan zakat
  • Kerja sama dengan berbagai pihak, seperti masjid, musala, dan perusahaan

Contoh nyata efisiensi pengelolaan zakat dapat dilihat pada lembaga pengelola zakat yang memiliki sistem penyaluran zakat berbasis teknologi. Dengan adanya sistem tersebut, LPZ dapat menghemat biaya dan waktu dalam proses penyaluran zakat. Selain itu, LPZ yang memiliki sistem pengelolaan data mustahik yang baik juga dapat meningkatkan efisiensi penyaluran zakat karena dapat menghindari penyaluran zakat ganda kepada mustahik yang sama.

Efisiensi pengelolaan zakat sangat penting untuk membangun kepercayaan publik terhadap LPZ. Dengan adanya efisiensi pengelolaan zakat, masyarakat dapat yakin bahwa zakat yang mereka salurkan akan dikelola dengan baik dan digunakan secara optimal untuk kepentingan umat.

Syariah compliance

Dalam pengelolaan zakat, syariah compliance merupakan hal yang sangat penting. Syariah compliance berarti pengelolaan zakat harus sesuai dengan ketentuan syariah Islam. Ketentuan syariah ini meliputi seluruh aspek pengelolaan zakat, mulai dari pengumpulan, pendistribusian, hingga pendayagunaan zakat.

Syariah compliance merupakan salah satu komponen penting dari lembaga pengelola zakat (LPZ). LPZ yang tidak syariah compliance tidak dapat disebut sebagai LPZ yang baik dan tidak dapat dipercaya oleh masyarakat. Oleh karena itu, sangat penting bagi setiap LPZ untuk memastikan bahwa pengelolaan zakat yang dilakukannya telah sesuai dengan syariah.

Ada banyak contoh nyata LPZ yang menerapkan syariah compliance dalam pengelolaan zakat. Salah satunya adalah BAZNAS (Badan Amil Zakat Nasional). BAZNAS telah menerapkan syariah compliance dalam seluruh aspek pengelolaan zakat, mulai dari pengumpulan, pendistribusian, hingga pendayagunaan zakat. BAZNAS juga telah mendapatkan sertifikasi syariah dari Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN MUI).

Penerapan syariah compliance dalam pengelolaan zakat memiliki banyak manfaat. Manfaat tersebut antara lain:

  • Meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap LPZ
  • Memastikan bahwa zakat dikelola secara amanah dan sesuai dengan syariah
  • Menghindari penyimpangan dalam pengelolaan zakat

Tata kelola yang baik

Tata kelola yang baik merupakan salah satu komponen penting dari lembaga pengelola zakat (LPZ). Tata kelola yang baik memastikan bahwa LPZ dikelola secara transparan, akuntabel, dan efektif. Dengan tata kelola yang baik, LPZ dapat mengelola zakat dengan lebih amanah dan sesuai dengan syariah.

Ada banyak contoh nyata LPZ yang menerapkan tata kelola yang baik dalam pengelolaan zakat. Salah satunya adalah BAZNAS (Badan Amil Zakat Nasional). BAZNAS telah menerapkan tata kelola yang baik dalam seluruh aspek pengelolaan zakat, mulai dari pengumpulan, pendistribusian, hingga pendayagunaan zakat. BAZNAS juga telah mendapatkan sertifikasi tata kelola yang baik dari lembaga internasional.

Penerapan tata kelola yang baik dalam pengelolaan zakat memiliki banyak manfaat. Manfaat tersebut antara lain:

  • Meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap LPZ
  • Memastikan bahwa zakat dikelola secara amanah dan sesuai dengan syariah
  • Menghindari penyimpangan dalam pengelolaan zakat

Pertanyaan yang Sering Diajukan tentang Lembaga Pengelola Zakat

Pertanyaan yang sering diajukan (FAQ) ini bertujuan untuk memberikan informasi yang jelas dan ringkas tentang lembaga pengelola zakat (LPZ) dan menjawab pertanyaan umum yang mungkin dimiliki masyarakat.

Pertanyaan 1: Apa itu lembaga pengelola zakat?

Lembaga pengelola zakat adalah lembaga yang bertugas mengumpulkan, mendistribusikan, dan mendayagunakan zakat sesuai dengan syariat Islam.

Pertanyaan 2: Apa saja tugas dan fungsi lembaga pengelola zakat?

Tugas dan fungsi lembaga pengelola zakat meliputi pengumpulan, pendistribusian, pendayagunaan, pelaporan, dan pengawasan zakat.

Pertanyaan 3: Bagaimana cara lembaga pengelola zakat mengumpulkan zakat?

Lembaga pengelola zakat dapat mengumpulkan zakat melalui berbagai cara, seperti jemput bola, drop box, transfer bank, dan pemotongan gaji.

Pertanyaan 4: Bagaimana cara lembaga pengelola zakat mendistribusikan zakat?

Lembaga pengelola zakat mendistribusikan zakat kepada mustahik yang berhak menerima zakat, seperti fakir, miskin, amil, mualaf, dan ibnu sabil.

Pertanyaan 5: Bagaimana cara lembaga pengelola zakat memastikan bahwa zakat disalurkan kepada yang berhak?

Lembaga pengelola zakat melakukan verifikasi dan validasi data mustahik untuk memastikan bahwa zakat disalurkan kepada yang berhak.

Pertanyaan 6: Bagaimana cara lembaga pengelola zakat mempertanggungjawabkan pengelolaan zakat?

Lembaga pengelola zakat mempertanggungjawabkan pengelolaan zakat melalui pelaporan keuangan, laporan kegiatan, dan laporan audit yang dilakukan oleh akuntan publik.

Dengan memahami FAQ ini, masyarakat diharapkan dapat memperoleh informasi yang komprehensif tentang lembaga pengelola zakat dan peran pentingnya dalam pengelolaan zakat di Indonesia. Selanjutnya, kita akan membahas lebih dalam tentang tata kelola dan prinsip-prinsip pengelolaan zakat yang baik.

Tips Mengelola Zakat Secara Efektif

Lembaga pengelola zakat memiliki peran penting dalam pengelolaan zakat di Indonesia. Untuk mengelola zakat secara efektif, berikut adalah beberapa tips yang dapat diterapkan:

Tip 1: Bangun Sistem Pengelolaan yang Transparan dan Akuntabel
Buat laporan keuangan dan laporan kegiatan yang jelas dan mudah dipahami. Lakukan audit laporan keuangan secara berkala.

Tip 2: Optimalkan Pengumpulan Zakat
Sosialisasikan kewajiban berzakat kepada masyarakat. Jalin kerja sama dengan berbagai pihak untuk memperluas jangkauan pengumpulan zakat.

Tip 3: Pastikan Penyaluran Zakat Tepat Sasaran
Verifikasi dan validasi data mustahik secara ketat. Salurkan zakat sesuai dengan ketentuan syariah dan kebutuhan mustahik.

Tip 4: Maksimalkan Pendayagunaan Zakat
Gunakan zakat untuk program-program produktif yang dapat meningkatkan kesejahteraan mustahik. Jalin kerja sama dengan lembaga lain untuk mengoptimalkan pendayagunaan zakat.

Tip 5: Tingkatkan Kapasitas SDM
Berikan pelatihan dan pengembangan kepada sumber daya manusia agar memiliki kompetensi dalam mengelola zakat.

Tip 6: Manfaatkan Teknologi
Gunakan teknologi untuk mempermudah pengumpulan, penyaluran, dan pendayagunaan zakat.

Tip 7: Bangun Kepercayaan Publik
Terapkan prinsip-prinsip tata kelola yang baik dan jalin komunikasi yang baik dengan masyarakat.

Tip 8: Tingkatkan Kolaborasi
Jalin kerja sama dengan lembaga lain, seperti masjid, musala, dan perusahaan untuk memperluas jangkauan dan mengoptimalkan pengelolaan zakat.

Dengan menerapkan tips-tips ini, lembaga pengelola zakat dapat meningkatkan efektivitas pengelolaan zakat dan memberikan dampak yang lebih besar bagi kesejahteraan umat.

Penutup

Pengelolaan zakat yang baik sangat penting untuk memastikan bahwa zakat dapat memberikan manfaat yang optimal bagi masyarakat. Lembaga pengelola zakat memiliki peran yang sangat penting dalam mengelola zakat secara efektif dan efisien. Dengan menerapkan prinsip-prinsip pengelolaan zakat yang baik, seperti transparansi, akuntabilitas, efektivitas, efisiensi, dan syariah compliance, lembaga pengelola zakat dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat dan memberikan dampak yang lebih besar bagi kesejahteraan umat.

Mari bersama-sama mendukung lembaga pengelola zakat untuk mengelola zakat secara profesional dan amanah. Dengan menyalurkan zakat melalui lembaga pengelola zakat yang terpercaya, kita dapat berkontribusi dalam upaya pengentasan kemiskinan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Zakat yang dikelola dengan baik akan menjadi kekuatan besar untuk membangun masyarakat yang lebih adil dan sejahtera.



Artikel Terkait

Bagikan:

lisa

Hai, nama aku Lisa! Udah lebih dari 5 tahun nih aku terjun di dunia tulis-menulis. Gara-gara hobi membaca dan menulis, aku jadi semakin suka buat berbagi cerita sama kalian semua. Makasih banget buat kalian yang udah setia baca tulisan-tulisanku selama ini. Oh iya, jangan lupa cek juga tulisan-tulisanku di Stikes Perintis, ya. Dijamin, kamu bakal suka! Makasih lagi buat dukungannya, teman-teman! Tanpa kalian, tulisanku nggak akan seistimewa ini. Keep reading and let's explore the world together! 📖❤️

Cek di Google News

Artikel Terbaru