Tata Cara Salat Tarawih adalah ibadah salat sunnah yang dilakukan pada bulan Ramadan, biasanya dilaksanakan secara berjamaah di masjid atau musala. Salat ini memiliki tata cara pelaksanaan yang khas, berbeda dengan salat sunnah lainnya.
Salat Tarawih memiliki banyak keutamaan dan manfaat. Selain bernilai pahala yang besar, salat ini juga dapat melatih kesabaran, kekhusyukan, dan kebersamaan umat Islam. Secara historis, Salat Tarawih sudah dilakukan sejak zaman Rasulullah SAW, meskipun tata caranya mengalami sedikit perubahan seiring waktu.
Pada artikel ini, kita akan membahas lebih dalam tentang tata cara Salat Tarawih, mulai dari niat, gerakan, hingga doa-doa yang dibaca. Kita juga akan mengulas keutamaan dan sejarah perkembangan Salat Tarawih.
Tata Cara Salat Tarawih
Tata cara Salat Tarawih memiliki beberapa aspek penting yang perlu diperhatikan agar ibadah ini dapat dilaksanakan dengan benar dan sesuai tuntunan Rasulullah SAW.
- Niat
- Waktu Pelaksanaan
- Jumlah Rakaat
- Tata Cara Rakaat
- Doa-doa yang Dibaca
- Tempat Pelaksanaan
- Sunnah-sunnah Salat Tarawih
- Hal-hal yang Membatalkan Salat Tarawih
- Hikmah Salat Tarawih
- Etika Salat Tarawih
Dari aspek-aspek tersebut, niat merupakan hal yang mendasar, karena menentukan sah atau tidaknya ibadah Salat Tarawih. Waktu pelaksanaan juga penting, yaitu pada bulan Ramadan setelah Salat Isya hingga menjelang waktu Salat Subuh. Jumlah rakaat Salat Tarawih secara umum adalah 20 rakaat, yang dikerjakan dalam 10 salam, setiap dua rakaat salam.
Niat
Niat merupakan aspek penting dalam tata cara Salat Tarawih, karena menentukan sah atau tidaknya ibadah ini. Niat adalah tujuan atau keinginan yang ada di dalam hati ketika akan melaksanakan salat. Niat ini harus diucapkan dengan lisan atau dilafadzkan dalam hati sebelum memulai salat.
- Lafadz Niat
Lafadz niat Salat Tarawih adalah sebagai berikut: “Ushalli sunnatan tarawihi rak’ataini lillahi ta’ala“. Artinya: “Saya salat sunnah Tarawih dua rakaat karena Allah ta’ala”. - Waktu Niat
Niat Salat Tarawih diucapkan setelah takbiratul ihram, yaitu ketika mengangkat tangan untuk memulai salat. - Ikhlas
Niat Salat Tarawih harus ikhlas, yaitu hanya mengharap ridha Allah SWT, bukan karena ingin dipuji atau dilihat orang lain. - Sesuai dengan Sunnah
Niat Salat Tarawih harus sesuai dengan sunnah Rasulullah SAW, yaitu dikerjakan pada bulan Ramadan, setelah Salat Isya, dan sebanyak 20 rakaat.
Jika niat Salat Tarawih tidak sesuai dengan ketentuan di atas, maka salat tersebut tidak sah. Oleh karena itu, sangat penting untuk memperhatikan niat ketika akan melaksanakan Salat Tarawih.
Waktu Pelaksanaan
Waktu pelaksanaan merupakan salah satu aspek penting dalam tata cara Salat Tarawih. Salat Tarawih dikerjakan pada bulan Ramadan setelah Salat Isya hingga menjelang waktu Salat Subuh. Waktu pelaksanaan ini didasarkan pada sunnah Rasulullah SAW dan telah menjadi bagian dari tradisi umat Islam selama berabad-abad.
Waktu pelaksanaan Salat Tarawih memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tata cara pelaksanaannya. Salat Tarawih yang dikerjakan pada awal malam biasanya lebih panjang dan khusyuk, karena jamaah masih dalam kondisi segar dan belum terlalu lelah. Sedangkan Salat Tarawih yang dikerjakan menjelang waktu Subuh biasanya lebih singkat dan terkadang dilakukan dengan cara diqasar (dipendekkan). Hal ini disesuaikan dengan kondisi jamaah yang mungkin sudah mulai mengantuk dan ingin segera beristirahat.
Selain itu, waktu pelaksanaan Salat Tarawih juga mempengaruhi jumlah rakaat yang dikerjakan. Mayoritas ulama sepakat bahwa Salat Tarawih dikerjakan sebanyak 20 rakaat, namun ada juga yang berpendapat bahwa Salat Tarawih dapat dikerjakan sebanyak 8 rakaat atau lebih. Jumlah rakaat ini biasanya disesuaikan dengan waktu pelaksanaan dan kondisi jamaah.
Jumlah Rakaat
Jumlah rakaat merupakan salah satu aspek penting dalam tata cara Salat Tarawih. Salat Tarawih secara umum dikerjakan sebanyak 20 rakaat, yang dikerjakan dalam 10 salam. Setiap dua rakaat dilakukan salam, kemudian dilanjutkan dengan dua rakaat berikutnya dan seterusnya hingga genap 20 rakaat.
Jumlah rakaat Salat Tarawih ini didasarkan pada sunnah Rasulullah SAW. Dari Aisyah RA, istri Nabi Muhammad SAW, diriwayatkan bahwa Rasulullah SAW mengerjakan Salat Tarawih sebanyak 20 rakaat. Jumlah rakaat ini kemudian menjadi pegangan umat Islam dalam melaksanakan Salat Tarawih hingga saat ini.
Jumlah rakaat Salat Tarawih juga memiliki pengaruh terhadap tata cara pelaksanaannya. Salat Tarawih yang dikerjakan sebanyak 20 rakaat biasanya dibagi menjadi dua bagian, yaitu 8 rakaat pada bagian pertama dan 12 rakaat pada bagian kedua. Bagian pertama dikerjakan dengan cara empat rakaat salam, kemudian dilanjutkan dengan empat rakaat salam lagi. Bagian kedua dikerjakan dengan cara dua rakaat salam, kemudian dilanjutkan dengan dua rakaat salam lagi, dan seterusnya hingga genap 12 rakaat. Pembagian ini dilakukan untuk memudahkan jamaah dalam melaksanakan Salat Tarawih, terutama pada malam-malam terakhir Ramadan.
Tata Cara Rakaat
Tata cara rakaat merupakan salah satu aspek penting dalam tatacara Salat Tarawih. Salat Tarawih dikerjakan dengan cara dua rakaat salam, artinya setiap dua rakaat dilakukan salam, kemudian dilanjutkan dengan dua rakaat berikutnya dan seterusnya hingga genap 20 rakaat. Jumlah rakaat ini didasarkan pada sunnah Rasulullah SAW dan telah menjadi bagian dari tradisi umat Islam selama berabad-abad.
Tata cara rakaat Salat Tarawih memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pelaksanaan salat ini. Salat Tarawih yang dikerjakan dengan cara dua rakaat salam akan lebih mudah dan ringan bagi jamaah, karena tidak perlu melakukan salam terlalu sering. Selain itu, cara ini juga dapat membantu jamaah untuk tetap fokus dan khusyuk dalam melaksanakan salat.
Contoh nyata tata cara rakaat Salat Tarawih dapat dilihat pada saat pelaksanaan salat ini di masjid-masjid. Biasanya, Salat Tarawih dikerjakan dengan cara empat rakaat salam pada bagian pertama, kemudian dilanjutkan dengan empat rakaat salam lagi. Setelah itu, dilanjutkan dengan dua rakaat salam, dua rakaat salam, dan seterusnya hingga genap 20 rakaat.
Dengan memahami tata cara rakaat Salat Tarawih, umat Islam dapat melaksanakan salat ini dengan benar dan sesuai dengan sunnah Rasulullah SAW. Pemahaman ini juga dapat membantu jamaah untuk memperoleh manfaat dan keberkahan dari Salat Tarawih secara maksimal.
Doa-doa yang Dibaca
Doa-doa yang dibaca dalam Salat Tarawih merupakan komponen penting yang tidak dapat dipisahkan dari tata cara pelaksanaannya. Doa-doa ini memiliki peran yang sangat signifikan dalam memberikan makna dan kekhusyukan pada Salat Tarawih.
Doa-doa yang dibaca dalam Salat Tarawih memiliki pengaruh yang besar terhadap kualitas salat itu sendiri. Doa-doa ini berfungsi sebagai sarana komunikasi antara hamba dengan Tuhannya, sehingga dapat meningkatkan kekhusyukan dan kedekatan spiritual. Selain itu, doa-doa ini juga berisi permohonan ampunan, rahmat, dan keberkahan dari Allah SWT.
Beberapa contoh doa yang dibaca dalam Salat Tarawih antara lain: doa iftitah, doa qunut, doa setelah membaca surat Al-Fatihah, dan doa setelah salam. Keberadaan doa-doa ini dalam tata cara Salat Tarawih menunjukkan bahwa salat ini tidak hanya sekedar gerakan fisik, tetapi juga merupakan ibadah yang melibatkan hati dan pikiran. Dengan memahami makna dan menghayati doa-doa yang dibaca, umat Islam dapat memperoleh manfaat dan keberkahan yang lebih besar dari Salat Tarawih.
Tempat Pelaksanaan
Tempat pelaksanaan merupakan salah satu aspek penting dalam tata cara Salat Tarawih. Pemilihan tempat pelaksanaan yang tepat akan sangat berpengaruh pada kenyamanan dan kekhusyukan dalam melaksanakan salat. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika memilih tempat pelaksanaan Salat Tarawih, di antaranya:
- Masjid atau Musala
Masjid atau musala merupakan tempat yang paling utama dan utama untuk melaksanakan Salat Tarawih. Hal ini karena masjid dan musala adalah tempat ibadah yang telah disucikan dan dikhususkan untuk beribadah. - Lapangan atau Ruang Terbuka
Apabila tidak memungkinkan untuk melaksanakan Salat Tarawih di masjid atau musala, maka dapat dilaksanakan di lapangan atau ruang terbuka lainnya. Namun, perlu dipastikan bahwa tempat tersebut bersih, suci, dan aman. - Rumah
Bagi yang tidak dapat melaksanakan Salat Tarawih di masjid, musala, atau lapangan, maka dapat dilaksanakan di rumah. Namun, pastikan bahwa rumah tersebut dalam keadaan bersih dan suci. - Tempat Lain yang Layak
Selain tempat-tempat yang disebutkan di atas, Salat Tarawih juga dapat dilaksanakan di tempat lain yang layak, seperti aula, gedung pertemuan, atau bahkan di tempat kerja. Yang terpenting adalah tempat tersebut bersih, suci, dan kondusif untuk beribadah.
Pemilihan tempat pelaksanaan Salat Tarawih yang tepat akan sangat berpengaruh pada kenyamanan dan kekhusyukan dalam melaksanakan salat. Oleh karena itu, umat Islam hendaknya memilih tempat pelaksanaan yang paling sesuai dengan kondisi dan kebutuhannya.
Sunnah-sunnah Salat Tarawih
Tata cara salat tarawih memiliki beberapa sunnah yang dianjurkan untuk dilakukan agar ibadah tersebut semakin sempurna dan sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW. Sunnah-sunnah ini meliputi berbagai aspek dalam pelaksanaan Salat Tarawih, mulai dari niat hingga salam.
Salah satu sunnah dalam Salat Tarawih adalah membaca witir setelahnya. Witir merupakan salat sunnah yang dikerjakan minimal dua rakaat dan maksimal sebelas rakaat. Membaca witir setelah Salat Tarawih sangat dianjurkan karena dapat menyempurnakan ibadah Salat Tarawih dan menambah pahala. Selain witir, sunnah lain dalam Salat Tarawih adalah membaca doa qunut pada rakaat terakhir. Doa qunut dibaca setelah i’tidal dan sebelum rukuk, berisi permohonan ampunan dan perlindungan kepada Allah SWT.
Selain itu, terdapat juga sunnah-sunnah lain dalam Salat Tarawih, seperti membaca surat Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Nas pada rakaat terakhir, membaca doa setelah salam, dan memperbanyak dzikir dan istighfar. Mengerjakan sunnah-sunnah ini dalam Salat Tarawih akan menambah kekhusyukan dan pahala bagi yang melaksanakannya. Oleh karena itu, sangat dianjurkan untuk memperhatikan dan melaksanakan sunnah-sunnah Salat Tarawih agar ibadah tersebut menjadi lebih sempurna dan sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW.
Hal-hal yang Membatalkan Salat Tarawih
Dalam tata cara Salat Tarawih, terdapat beberapa hal yang dapat membatalkan salat dan perlu diperhatikan oleh setiap muslim yang melaksanakannya. Hal-hal yang membatalkan Salat Tarawih ini merupakan bagian penting dari tata cara salat karena mempengaruhi keabsahan dan kesempurnaan ibadah.
Salah satu hal yang dapat membatalkan Salat Tarawih adalah berbicara atau mengeluarkan suara tanpa alasan yang dibenarkan. Hal ini dikarenakan Salat Tarawih merupakan salat sunnah yang harus dikerjakan dengan penuh kekhusyukan dan konsentrasi. Berbicara atau mengeluarkan suara tanpa alasan yang dibenarkan dapat merusak kekhusyukan dan membatalkan salat. Selain itu, hal lain yang dapat membatalkan Salat Tarawih adalah melakukan gerakan yang tidak termasuk dalam tata cara salat, seperti menggaruk kepala atau menguap tanpa menutup mulut.
Memahami hal-hal yang membatalkan Salat Tarawih sangat penting untuk menjaga keabsahan dan kesempurnaan ibadah. Dengan mengetahui dan menghindari hal-hal tersebut, umat Islam dapat melaksanakan Salat Tarawih dengan baik dan benar, sehingga memperoleh pahala dan keberkahan yang diharapkan. Selain itu, pemahaman ini juga dapat membantu menghindari kesalahan-kesalahan yang dapat mengurangi kualitas ibadah Salat Tarawih.
Hikmah Salat Tarawih
Hikmah Salat Tarawih merupakan salah satu aspek penting dalam tata cara Salat Tarawih. Hikmah ini meliputi berbagai macam manfaat dan pelajaran yang dapat diambil dari pelaksanaan Salat Tarawih. Memahami hikmah Salat Tarawih akan menambah motivasi dan semangat dalam melaksanakan ibadah ini.
- Penggugur Dosa
Salat Tarawih memiliki keutamaan sebagai penggugur dosa. Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah SAW, “Barangsiapa menghidupkan malam Lailatul Qadar dengan ibadah karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka diampuni dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari)
- Menambah Pahala
Salat Tarawih merupakan salah satu ibadah sunnah yang sangat dianjurkan. Setiap ibadah sunnah yang dikerjakan dengan ikhlas tentu akan menambah pahala bagi yang melaksanakannya. Pahala Salat Tarawih ini juga berlipat ganda karena dikerjakan pada bulan Ramadan.
- Melatih Kesabaran dan Kekhusyukan
Salat Tarawih biasanya dikerjakan dalam jumlah rakaat yang banyak, sehingga memerlukan kesabaran dan kekhusyukan dalam pelaksanaannya. Dengan membiasakan diri melaksanakan Salat Tarawih, maka akan terlatih kesabaran dan kekhusyukan dalam beribadah.
- Mempererat Ukhuwah Islamiyah
Salat Tarawih biasanya dikerjakan secara berjamaah di masjid atau musala. Hal ini akan mempererat ukhuwah Islamiyah antar sesama muslim. Salat Tarawih juga dapat menjadi sarana untuk menjalin silaturahmi dan memperkuat hubungan antar umat Islam.
Demikianlah beberapa hikmah yang dapat diambil dari pelaksanaan Salat Tarawih. Memahami hikmah-hikmah ini akan menambah motivasi dan semangat dalam melaksanakan Salat Tarawih, sehingga dapat memperoleh manfaat dan keberkahan yang diharapkan.
Etika Salat Tarawih
Etika Salat Tarawih merupakan aspek penting dalam tatacara salat tarawih yang perlu diperhatikan oleh setiap muslim yang melaksanakannya. Etika ini meliputi adab dan perilaku yang mencerminkan sikap hormat dan kesungguhan dalam beribadah.
- Menjaga Kekhusyukan
Kekhusyukan merupakan kunci dalam Salat Tarawih. Jamaah harus menghindari segala hal yang dapat mengganggu kekhusyukan, seperti berbicara, tertawa, atau melihat ke sana kemari. - Menjaga Kesopanan
Kesopanan juga penting dalam Salat Tarawih. Jamaah harus berpakaian rapi dan sopan, serta menghindari perbuatan yang tidak pantas, seperti meludah atau menguap tanpa menutup mulut. - Menghormati Orang Lain
Salat Tarawih biasanya dikerjakan secara berjamaah, sehingga jamaah harus saling menghormati. Hal ini antara lain dengan tidak mendahului imam, tidak berdesak-desakan, dan tidak mengganggu jamaah lain. - Menjaga Kebersihan
Kebersihan juga merupakan bagian dari etika Salat Tarawih. Jamaah harus menjaga kebersihan masjid atau musala dengan tidak membuang sampah sembarangan dan tidak meludah di sembarang tempat.
Dengan memperhatikan etika Salat Tarawih, jamaah dapat menciptakan suasana ibadah yang kondusif, sehingga dapat memperoleh pahala dan keberkahan yang diharapkan. Selain itu, etika yang baik juga akan memberikan kesan positif terhadap Islam dan umat Islam secara keseluruhan.
Pertanyaan Umum tentang Tata Cara Salat Tarawih
Berikut ini adalah beberapa pertanyaan umum beserta jawabannya mengenai tata cara Salat Tarawih yang perlu diketahui:
Pertanyaan 1: Kapan waktu pelaksanaan Salat Tarawih?
Salat Tarawih dilaksanakan setelah Salat Isya hingga menjelang waktu Salat Subuh.
Pertanyaan 2: Berapa jumlah rakaat Salat Tarawih?
Salat Tarawih umumnya dikerjakan sebanyak 20 rakaat, yang dilaksanakan dalam 10 salam.
Pertanyaan 3: Bagaimana niat Salat Tarawih?
Niat Salat Tarawih: “Ushalli sunnatan tarawihi rak’ataini lillahi ta’ala“. Artinya: “Saya salat sunnah Tarawih dua rakaat karena Allah ta’ala”.
Pertanyaan 4: Apakah boleh mengerjakan Salat Tarawih di rumah?
Ya, diperbolehkan mengerjakan Salat Tarawih di rumah jika tidak memungkinkan di masjid atau musala.
Pertanyaan 5: Apa hikmah Salat Tarawih?
Hikmah Salat Tarawih antara lain: penggugur dosa, menambah pahala, melatih kesabaran dan kekhusyukan, serta mempererat ukhuwah Islamiyah.
Pertanyaan 6: Apa saja yang membatalkan Salat Tarawih?
Beberapa hal yang membatalkan Salat Tarawih antara lain: berbicara atau mengeluarkan suara tanpa alasan, melakukan gerakan yang tidak termasuk tata cara salat, dan keluar dari masjid atau musala.
Dengan memahami pertanyaan-pertanyaan umum ini, diharapkan umat Islam dapat melaksanakan Salat Tarawih dengan benar dan sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW. Selanjutnya, kita akan membahas beberapa hal penting lainnya terkait dengan Salat Tarawih, seperti keutamaan dan sunnah-sunnahnya.
Tips Melaksanakan Salat Tarawih
Berikut ini adalah beberapa tips yang dapat membantu Anda melaksanakan Salat Tarawih dengan baik dan sesuai dengan tuntunan:
Tip 1: Niat yang Benar
Niatkan Salat Tarawih dengan ikhlas karena Allah SWT dan sesuai dengan sunnah Rasulullah SAW.
Tip 2: Berpakaian Rapi dan Bersih
Hormati kesucian masjid dan ibadah Salat Tarawih dengan berpakaian rapi, bersih, dan menutup aurat.
Tip 3: Khusyuk dan Fokus
Hindari gangguan dan fokuslah pada ibadah Salat Tarawih. Perhatikan bacaan, gerakan, dan doa dengan baik.
Tip 4: Jaga Kesopanan
Hormati sesama jamaah dengan menjaga kesopanan selama Salat Tarawih. Hindari berbicara, tertawa, atau melihat ke sana kemari.
Tip 5: Sabar dan Istikamah
Salat Tarawih dikerjakan dalam jumlah rakaat yang banyak. Bersabarlah dan tetap istiqamah dalam menjalankannya.
Tip 6: Manfaatkan Keutamaan
Sadari keutamaan Salat Tarawih sebagai penggugur dosa dan pengumpul pahala. Manfaatkan kesempatan ini untuk memperbanyak ibadah.
Kesimpulan: Dengan mengikuti tips ini, diharapkan Anda dapat melaksanakan Salat Tarawih dengan optimal, sehingga memperoleh manfaat dan keberkahan yang diharapkan. Salat Tarawih merupakan bagian penting dari ibadah di bulan Ramadan. Melaksanakannya dengan baik akan melengkapi ibadah puasa dan menambah kedekatan kita kepada Allah SWT.
Transisi: Selanjutnya, kita akan membahas beberapa hal penting lainnya terkait dengan Salat Tarawih, seperti keutamaan dan sunnah-sunnahnya.
Kesimpulan
Tata cara Salat Tarawih memiliki beberapa aspek penting yang perlu diperhatikan, seperti niat, waktu pelaksanaan, jumlah rakaat, tata cara rakaat, doa-doa yang dibaca, tempat pelaksanaan, sunnah-sunnah, hal-hal yang membatalkan, hikmah, dan etika. Dengan memahami dan melaksanakan tata cara Salat Tarawih dengan benar, umat Islam dapat memperoleh pahala dan keberkahan yang besar.
Salah satu keutamaan Salat Tarawih adalah sebagai penggugur dosa dan pengumpul pahala. Hikmah yang dapat diambil dari Salat Tarawih antara lain melatih kesabaran dan kekhusyukan, mempererat ukhuwah Islamiyah, dan meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT. Oleh karena itu, umat Islam sangat dianjurkan untuk melaksanakan Salat Tarawih dengan sebaik-baiknya selama bulan Ramadan.