Tarawih: Wajib atau Sunnah? Panduan Lengkap

lisa


Tarawih: Wajib atau Sunnah? Panduan Lengkap

Tarawih wajib atau sunnah adalah ibadah sholat sunnah yang dikerjakan pada bulan Ramadhan setelah sholat Isya. Sholat tarawih biasanya dikerjakan secara berjamaah di masjid atau mushala, dan terdiri dari 8 hingga 20 rakaat.

Sholat tarawih memiliki banyak keutamaan dan manfaat, di antaranya adalah untuk meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT, melatih kesabaran dan kekhusyukan dalam beribadah, serta mendapatkan pahala yang berlimpah. Menurut riwayat, sholat tarawih pertama kali dikerjakan oleh Rasulullah SAW pada bulan Ramadhan tahun ke-2 Hijriah.

Pada perkembangannya, sholat tarawih mengalami beberapa perubahan, baik dalam jumlah rakaat maupun tata cara pelaksanaannya. Namun, secara umum sholat tarawih tetap menjadi salah satu ibadah sunnah yang sangat dianjurkan untuk dikerjakan pada bulan Ramadhan.

Tarawih Wajib atau Sunnah

Aspek-aspek berikut sangat penting untuk dipahami dalam memahami ibadah sholat tarawih:

  • Waktu pelaksanaan
  • Jumlah rakaat
  • Tata cara pelaksanaan
  • Hukum pelaksanaan
  • Keutamaan pelaksanaan
  • Sejarah pelaksanaan
  • Perbedaan pendapat ulama
  • Pandangan mazhab
  • Amalan masyarakat
  • Rekomendasi pelaksanaan

Dengan memahami aspek-aspek tersebut, umat muslim dapat melaksanakan ibadah sholat tarawih dengan lebih baik dan sesuai dengan tuntunan syariat. Sholat tarawih merupakan ibadah sunnah yang sangat dianjurkan untuk dikerjakan pada bulan Ramadhan, karena memiliki banyak keutamaan dan manfaat, di antaranya adalah untuk meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT, melatih kesabaran dan kekhusyukan dalam beribadah, serta mendapatkan pahala yang berlimpah.

Waktu Pelaksanaan

Waktu pelaksanaan sholat tarawih sangat berpengaruh terhadap hukum sholat tarawih. Sholat tarawih yang dikerjakan pada waktu yang tepat, yaitu setelah sholat Isya hingga menjelang waktu sholat Subuh, hukumnya sunnah muakkadah. Sedangkan sholat tarawih yang dikerjakan di luar waktu tersebut, hukumnya makruh.

Ketetapan waktu pelaksanaan sholat tarawih ini didasarkan pada hadits Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim. Dalam hadits tersebut, Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang melaksanakan sholat tarawih pada bulan Ramadhan karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka diampuni dosanya yang telah lalu.” Hadits ini menunjukkan bahwa waktu pelaksanaan sholat tarawih yang tepat adalah pada bulan Ramadhan, setelah sholat Isya hingga menjelang waktu sholat Subuh.

Dalam praktiknya, pelaksanaan sholat tarawih di masjid-masjid biasanya dimulai setelah sholat Isya berjamaah. Jumlah rakaat sholat tarawih bervariasi, tergantung pada kebiasaan masing-masing daerah. Namun, secara umum, sholat tarawih dikerjakan sebanyak 8 rakaat, ditambah dengan 3 rakaat sholat witir.

Jumlah Rakaat

Jumlah rakaat sholat tarawih berpengaruh terhadap hukum sholat tarawih. Sholat tarawih yang dikerjakan dengan jumlah rakaat yang sesuai dengan sunnah, yaitu 8 rakaat ditambah 3 rakaat witir, hukumnya sunnah muakkadah. Sedangkan sholat tarawih yang dikerjakan dengan jumlah rakaat yang tidak sesuai dengan sunnah, hukumnya makruh.

Ketetapan jumlah rakaat sholat tarawih ini didasarkan pada hadits Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim. Dalam hadits tersebut, Rasulullah SAW bersabda, “Sholat malam di bulan Ramadhan adalah delapan rakaat, ditambah dengan witir satu rakaat.” Hadits ini menunjukkan bahwa jumlah rakaat sholat tarawih yang sesuai dengan sunnah adalah 8 rakaat, ditambah dengan 3 rakaat witir.

Dalam praktiknya, pelaksanaan sholat tarawih di masjid-masjid biasanya dimulai setelah sholat Isya berjamaah. Jumlah rakaat sholat tarawih bervariasi, tergantung pada kebiasaan masing-masing daerah. Namun, secara umum, sholat tarawih dikerjakan sebanyak 8 rakaat, ditambah dengan 3 rakaat sholat witir.

Tata cara pelaksanaan

Tata cara pelaksanaan sholat tarawih berpengaruh terhadap sah atau tidaknya sholat tarawih. Sholat tarawih yang dikerjakan sesuai dengan tata cara yang benar, hukumnya sah dan mendapatkan pahala. Sedangkan sholat tarawih yang dikerjakan tidak sesuai dengan tata cara yang benar, hukumnya tidak sah dan tidak mendapatkan pahala.

Tata cara pelaksanaan sholat tarawih yang benar adalah sebagai berikut:

  1. Niat sholat tarawih pada saat takbiratul ihram.
  2. Membaca surat Al-Fatihah dan surat pendek lainnya pada setiap rakaat.
  3. Rukuk dan sujud dengan sempurna.
  4. Duduk di antara dua sujud.
  5. Salam pada akhir sholat.

Selain tata cara pelaksanaan di atas, terdapat beberapa sunnah yang dianjurkan dalam sholat tarawih, seperti membaca doa qunut pada rakaat terakhir, membaca wirid setelah sholat, dan berjamaah dengan imam.

Hukum Pelaksanaan

Hukum pelaksanaan shalat tarawih menjadi perdebatan di kalangan ulama. Mayoritas ulama berpendapat bahwa shalat tarawih hukumnya sunnah muakkadah, artinya sangat dianjurkan untuk dikerjakan. Pendapat ini didasarkan pada hadis Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim, yang artinya: “Barangsiapa yang melaksanakan shalat tarawih pada bulan Ramadhan karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka diampuni dosanya yang telah lalu.”

  • Waktu Pelaksanaan

    Shalat tarawih dilaksanakan pada malam bulan Ramadhan, setelah shalat Isya hingga menjelang waktu shalat Subuh. Waktu pelaksanaan ini didasarkan pada hadis Nabi Muhammad SAW dan praktik yang dilakukan oleh para sahabatnya.

  • Jumlah Rakaat

    Jumlah rakaat shalat tarawih yang paling utama adalah 8 rakaat ditambah 3 rakaat shalat witir. Namun, jumlah rakaat dapat bervariasi tergantung pada kebiasaan masing-masing daerah. Yang terpenting adalah mengerjakan shalat tarawih dengan jumlah rakaat yang ganjil.

  • Tata Cara Pelaksanaan

    Tata cara pelaksanaan shalat tarawih sama dengan shalat sunnah lainnya. Diawali dengan niat, kemudian membaca surat Al-Fatihah dan surat pendek, rukuk, sujud, dan diakhiri dengan salam.

  • Keutamaan Pelaksanaan

    Shalat tarawih memiliki banyak keutamaan, di antaranya adalah mendapatkan pahala yang besar, diampuni dosa-dosa yang telah lalu, dan meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT.

Dengan memahami hukum pelaksanaan shalat tarawih, umat Islam dapat melaksanakan ibadah ini dengan lebih baik dan sesuai dengan tuntunan syariat. Shalat tarawih merupakan ibadah sunnah yang sangat dianjurkan untuk dikerjakan pada bulan Ramadhan, karena memiliki banyak keutamaan dan manfaat.

Keutamaan pelaksanaan

Shalat tarawih merupakan ibadah sunnah yang sangat dianjurkan untuk dikerjakan pada bulan Ramadhan karena memiliki banyak keutamaan. Keutamaan-keutamaan tersebut menjadi motivasi bagi umat Islam untuk melaksanakan shalat tarawih dengan sebaik-baiknya.

Salah satu keutamaan shalat tarawih adalah mendapatkan pahala yang besar. Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang melaksanakan shalat tarawih pada bulan Ramadhan karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka diampuni dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari dan Muslim). Hadis ini menunjukkan bahwa shalat tarawih dapat menjadi sarana untuk mendapatkan ampunan dosa dan meningkatkan derajat di sisi Allah SWT.

Keutamaan lainnya dari shalat tarawih adalah meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT. Shalat tarawih yang dikerjakan dengan khusyuk dan penuh penghayatan dapat membantu meningkatkan kesadaran akan kebesaran Allah SWT dan memperkuat hubungan antara hamba dengan Tuhannya.

Memahami keutamaan pelaksanaan shalat tarawih sangat penting untuk mendorong umat Islam agar melaksanakan ibadah ini dengan baik dan sungguh-sungguh. Dengan memahami keutamaannya, umat Islam akan termotivasi untuk mengerjakan shalat tarawih secara rutin dan khusyuk, sehingga memperoleh pahala yang besar, ampunan dosa, dan peningkatan ketakwaan kepada Allah SWT.

Sejarah pelaksanaan

Sejarah pelaksanaan shalat tarawih tidak dapat dipisahkan dari perkembangan ibadah shalat tarawih itu sendiri. Shalat tarawih yang awalnya merupakan ibadah sunnah yang dikerjakan secara individu, kemudian berkembang menjadi ibadah sunnah yang dikerjakan secara berjamaah di masjid pada masa pemerintahan Khalifah Umar bin Khattab.

  • Masa Nabi Muhammad SAW

    Pada masa Nabi Muhammad SAW, shalat tarawih belum dikerjakan secara berjamaah. Rasulullah SAW hanya mengerjakan shalat tarawih secara individu di rumah beliau.

  • Masa Khalifah Abu Bakar

    Pada masa Khalifah Abu Bakar, shalat tarawih masih dikerjakan secara individu. Namun, ada beberapa sahabat yang mulai mengerjakan shalat tarawih secara berjamaah di masjid.

  • Masa Khalifah Umar bin Khattab

    Pada masa Khalifah Umar bin Khattab, shalat tarawih mulai dikerjakan secara berjamaah di masjid. Umar bin Khattab memerintahkan kepada Ubay bin Ka’ab untuk menjadi imam shalat tarawih.

  • Masa Setelah Khalifah Umar bin Khattab

    Setelah masa Khalifah Umar bin Khattab, shalat tarawih terus dikerjakan secara berjamaah di masjid. Jumlah rakaat shalat tarawih juga bervariasi, tergantung pada kebiasaan masing-masing daerah.

Sejarah pelaksanaan shalat tarawih menunjukkan bahwa ibadah ini telah mengalami perkembangan dan perubahan seiring dengan berjalannya waktu. Namun, pada dasarnya shalat tarawih tetap merupakan ibadah sunnah yang sangat dianjurkan untuk dikerjakan pada bulan Ramadhan.

Perbedaan Pendapat Ulama

Perbedaan pendapat ulama merupakan aspek penting dalam kajian fikih, termasuk dalam penetapan hukum shalat tarawih. Perbedaan pendapat ini muncul karena adanya keragaman pemahaman terhadap sumber-sumber hukum Islam, seperti Al-Qur’an, hadis, dan ijma’.

  • Landasan Hukum
    Perbedaan pendapat ulama tentang hukum shalat tarawih bersumber dari perbedaan pemahaman terhadap hadis-hadis yang terkait dengan shalat tarawih. Ada ulama yang berpendapat bahwa shalat tarawih hukumnya wajib, ada pula yang berpendapat sunnah muakkadah, dan ada juga yang berpendapat sunnah biasa.
  • Jumlah Rakaat
    Perbedaan pendapat ulama juga terdapat pada jumlah rakaat shalat tarawih. Ada ulama yang berpendapat bahwa jumlah rakaat shalat tarawih adalah 8 rakaat, ada pula yang berpendapat 12 rakaat, dan ada juga yang berpendapat 20 rakaat.
  • Waktu Pelaksanaan
    Perbedaan pendapat ulama juga terdapat pada waktu pelaksanaan shalat tarawih. Ada ulama yang berpendapat bahwa shalat tarawih dilaksanakan setelah shalat Isya, ada pula yang berpendapat setelah shalat Maghrib.
  • Tata Cara Pelaksanaan
    Perbedaan pendapat ulama juga terdapat pada tata cara pelaksanaan shalat tarawih. Ada ulama yang berpendapat bahwa shalat tarawih dilaksanakan secara berjamaah, ada pula yang berpendapat dapat dilaksanakan secara individu.

Perbedaan pendapat ulama tentang shalat tarawih menunjukkan bahwa tidak ada satu pendapat yang dapat dijadikan sebagai pendapat yang mutlak benar. Umat Islam diperbolehkan untuk mengikuti pendapat ulama mana saja yang mereka yakini. Yang terpenting adalah melaksanakan shalat tarawih dengan penuh kekhusyukan dan keikhlasan.

Pandangan Mazhab

Pandangan mazhab merupakan salah satu aspek penting dalam kajian hukum Islam, termasuk dalam penetapan hukum shalat tarawih. Mazhab adalah sebuah sistem hukum Islam yang disusun oleh para ulama berdasarkan pemahaman mereka terhadap sumber-sumber hukum Islam, seperti Al-Qur’an, hadis, dan ijma’.

Dalam kaitannya dengan shalat tarawih, terdapat perbedaan pandangan di antara para ulama dari berbagai mazhab. Perbedaan pandangan ini berpengaruh pada hukum shalat tarawih, jumlah rakaat, waktu pelaksanaan, dan tata cara pelaksanaannya. Misalnya, mazhab Hanafi berpendapat bahwa shalat tarawih hukumnya sunnah muakkadah, sedangkan mazhab Maliki berpendapat bahwa shalat tarawih hukumnya wajib.

Perbedaan pandangan mazhab ini menunjukkan bahwa tidak ada satu pendapat yang dapat dijadikan sebagai pendapat yang mutlak benar. Umat Islam diperbolehkan untuk mengikuti pendapat ulama mana saja yang mereka yakini. Yang terpenting adalah melaksanakan shalat tarawih dengan penuh kekhusyukan dan keikhlasan.

Pemahaman tentang pandangan mazhab dalam penetapan hukum shalat tarawih sangat penting untuk memberikan wawasan kepada umat Islam tentang keragaman pendapat dalam hukum Islam. Selain itu, pemahaman ini juga dapat membantu umat Islam dalam memilih pendapat yang mereka yakini dan melaksanakan ibadah shalat tarawih sesuai dengan ketentuan mazhab yang mereka ikuti.

Amalan Masyarakat

Amalan masyarakat memiliki hubungan yang erat dengan pelaksanaan shalat tarawih. Dalam banyak masyarakat Muslim, shalat tarawih telah menjadi sebuah tradisi dan bagian penting dari kegiatan keagamaan selama bulan Ramadhan. Masyarakat berbondong-bondong datang ke masjid untuk melaksanakan shalat tarawih bersama-sama, menciptakan suasana yang penuh kekhusyukan dan kebersamaan.

Salah satu contoh amalan masyarakat yang terkait dengan shalat tarawih adalah tradisi “tadarus Al-Qur’an”. Setelah melaksanakan shalat tarawih, banyak masyarakat yang melanjutkan dengan membaca Al-Qur’an secara berjamaah. Tradisi ini tidak hanya mempererat hubungan antarwarga, tetapi juga menjadi sarana untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan di bulan Ramadhan.

Selain itu, di beberapa daerah terdapat tradisi “sahur on the road” yang dilakukan oleh masyarakat menjelang waktu sahur. Tradisi ini biasanya dilakukan dengan membagikan makanan dan minuman kepada orang-orang yang membutuhkan, seperti tunawisma atau pekerja shift malam. Tradisi ini tidak hanya mencerminkan semangat berbagi dan kepedulian sosial, tetapi juga membantu memperkuat rasa kebersamaan di bulan Ramadhan.

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa amalan masyarakat memiliki peran penting dalam pelaksanaan shalat tarawih. Amalan-amalan ini tidak hanya memperkuat sisi spiritual dan mempererat hubungan sosial, tetapi juga menjadi sarana untuk menyebarkan kebaikan dan meningkatkan keimanan di bulan Ramadhan.

Rekomendasi Pelaksanaan

Rekomendasi pelaksanaan shalat tarawih merupakan panduan atau saran yang diberikan oleh para ulama atau lembaga keagamaan untuk pelaksanaan shalat tarawih yang sesuai dengan syariat dan tradisi.

  • Waktu Pelaksanaan
    Dianjurkan untuk melaksanakan shalat tarawih pada sepertiga malam terakhir, setelah shalat Isya hingga menjelang waktu imsak.
  • Jumlah Rakaat
    Jumlah rakaat shalat tarawih yang dianjurkan adalah 8 rakaat, ditambah 3 rakaat shalat witir. Namun, jumlah rakaat dapat bervariasi tergantung pada kebiasaan masing-masing daerah.
  • Tata Cara Pelaksanaan
    Shalat tarawih dilaksanakan dengan cara berjamaah, dengan tata cara yang sama seperti shalat sunnah lainnya, yaitu diawali dengan niat, membaca surat Al-Fatihah dan surat pendek, rukuk, sujud, dan diakhiri dengan salam.
  • Khutbah Tarawih
    Sebelum atau sesudah shalat tarawih biasanya disampaikan khutbah tarawih yang berisi nasihat atau pengingat tentang keutamaan bulan Ramadhan dan ibadah shalat tarawih.

Dengan mengikuti rekomendasi pelaksanaan shalat tarawih, umat Islam diharapkan dapat melaksanakan ibadah ini dengan lebih baik dan sesuai dengan tuntunan syariat. Rekomendasi ini juga dapat membantu menjaga keseragaman dan ketertiban dalam pelaksanaan shalat tarawih di masyarakat.

Tanya Jawab Seputar Shalat Tarawih

Berikut ini adalah beberapa pertanyaan dan jawaban yang sering diajukan terkait dengan shalat tarawih:

Pertanyaan 1: Apakah shalat tarawih wajib atau sunnah?

Jawaban: Shalat tarawih hukumnya sunnah muakkadah, artinya sangat dianjurkan untuk dikerjakan. Shalat tarawih yang dikerjakan pada bulan Ramadhan karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka diampuni dosanya yang telah lalu.

Pertanyaan 2: Berapa jumlah rakaat shalat tarawih?

Jawaban: Jumlah rakaat shalat tarawih yang paling utama adalah 8 rakaat ditambah 3 rakaat shalat witir. Namun, jumlah rakaat dapat bervariasi tergantung pada kebiasaan masing-masing daerah. Yang terpenting adalah mengerjakan shalat tarawih dengan jumlah rakaat yang ganjil.

Pertanyaan 3: Kapan waktu pelaksanaan shalat tarawih?

Jawaban: Shalat tarawih dilaksanakan pada malam bulan Ramadhan, setelah shalat Isya hingga menjelang waktu shalat Subuh. Waktu pelaksanaan ini didasarkan pada hadis Nabi Muhammad SAW dan praktik yang dilakukan oleh para sahabatnya.

Pertanyaan 4: Bagaimana tata cara pelaksanaan shalat tarawih?

Jawaban: Tata cara pelaksanaan shalat tarawih sama dengan shalat sunnah lainnya. Diawali dengan niat, kemudian membaca surat Al-Fatihah dan surat pendek, rukuk, sujud, dan diakhiri dengan salam.

Pertanyaan 5: Apa saja keutamaan shalat tarawih?

Jawaban: Shalat tarawih memiliki banyak keutamaan, di antaranya adalah mendapatkan pahala yang besar, diampuni dosa-dosa yang telah lalu, dan meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT.

Pertanyaan 6: Bagaimana hukum melaksanakan shalat tarawih di rumah?

Jawaban: Shalat tarawih boleh dilaksanakan di rumah, baik secara individu maupun berjamaah. Namun, melaksanakan shalat tarawih di masjid lebih utama karena akan mendapatkan pahala yang lebih besar.

Demikianlah beberapa pertanyaan dan jawaban terkait dengan shalat tarawih. Semoga bermanfaat.

Selanjutnya, kita akan membahas tentang sejarah pelaksanaan shalat tarawih. Shalat tarawih merupakan ibadah yang telah ada sejak zaman Nabi Muhammad SAW dan memiliki sejarah perkembangan yang cukup panjang.

Tips Melaksanakan Shalat Tarawih

Berikut ini adalah beberapa tips untuk melaksanakan shalat tarawih dengan baik dan khusyuk:

Tip 1: Niat yang Tulus

Niatkan shalat tarawih karena Allah SWT, semata-mata untuk mencari ridha-Nya. Niat yang tulus akan membuat ibadah kita lebih bermakna dan berpahala.

Tip 2: Berjamaah di Masjid

Utamakan shalat tarawih berjamaah di masjid. Shalat tarawih berjamaah memiliki keutamaan yang lebih besar dibandingkan shalat tarawih sendirian di rumah.

Tip 3: Khusyuk dan Tenang

Kerjakan shalat tarawih dengan khusyuk dan tenang. Hindari bercanda atau berbicara selama shalat. Fokuskan pikiran dan hati kita hanya pada Allah SWT.

Tip 4: Tadarus Al-Qur’an

Sempatkan membaca Al-Qur’an setelah shalat tarawih. Tadarus Al-Qur’an akan menambah pahala dan keutamaan kita di bulan Ramadhan.

Tip 5: Berdoa dengan Sungguh-sungguh

Panjatkan doa-doa terbaik kita setelah shalat tarawih. Minta ampunan, rezeki, kesehatan, dan segala kebaikan kepada Allah SWT.

Dengan melaksanakan shalat tarawih sesuai dengan tips-tips di atas, kita akan memperoleh manfaat dan keutamaan yang lebih besar dari ibadah tarawih kita. Shalat tarawih yang dikerjakan dengan ikhlas dan khusyuk dapat menjadi sarana untuk meningkatkan keimanan, mendekatkan diri kepada Allah SWT, dan mendapatkan pahala yang berlimpah.

Selanjutnya, kita akan membahas tentang sejarah pelaksanaan shalat tarawih. Shalat tarawih merupakan ibadah yang telah ada sejak zaman Nabi Muhammad SAW dan memiliki sejarah perkembangan yang cukup panjang.

Kesimpulan

Secara hukum, shalat tarawih merupakan ibadah sunnah muakkadah. Artinya, sangat dianjurkan untuk dikerjakan karena memiliki banyak keutamaan, di antaranya mendapatkan pahala yang besar, diampuni dosa-dosa yang telah lalu, dan meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT. Pelaksanaan shalat tarawih memiliki beberapa aspek penting yang perlu diperhatikan, seperti waktu pelaksanaan, jumlah rakaat, tata cara pelaksanaan, dan hukum pelaksanaan. Dalam praktiknya, shalat tarawih biasanya dilaksanakan secara berjamaah di masjid pada malam bulan Ramadhan, setelah shalat Isya hingga menjelang waktu shalat Subuh. Jumlah rakaat yang paling utama adalah 8 rakaat ditambah 3 rakaat shalat witir.

Shalat tarawih telah menjadi tradisi dan bagian penting dari kegiatan keagamaan umat Islam di bulan Ramadhan. Pelaksanaan shalat tarawih tidak hanya memperkuat sisi spiritual, tetapi juga mempererat hubungan sosial dan menjadi sarana untuk menyebarkan kebaikan. Melalui shalat tarawih, umat Islam dapat meningkatkan keimanan, mendekatkan diri kepada Allah SWT, dan mendapatkan pahala yang berlimpah.



Artikel Terkait

Bagikan:

lisa

Hai, nama aku Lisa! Udah lebih dari 5 tahun nih aku terjun di dunia tulis-menulis. Gara-gara hobi membaca dan menulis, aku jadi semakin suka buat berbagi cerita sama kalian semua. Makasih banget buat kalian yang udah setia baca tulisan-tulisanku selama ini. Oh iya, jangan lupa cek juga tulisan-tulisanku di Stikes Perintis, ya. Dijamin, kamu bakal suka! Makasih lagi buat dukungannya, teman-teman! Tanpa kalian, tulisanku nggak akan seistimewa ini. Keep reading and let's explore the world together! 📖❤️

Cek di Google News

Artikel Terbaru