Tarawih di Istiqlal berapa rakaat? Pertanyaan ini sering ditanyakan umat muslim menjelang bulan Ramadan. Tarawih adalah salah satu ibadah sunnah yang sangat dianjurkan di bulan suci tersebut. Di Masjid Istiqlal, Jakarta, tarawih biasanya dilaksanakan sebanyak 23 rakaat, termasuk 3 rakaat witir.
Tarawih memiliki banyak manfaat, di antaranya melatih kesabaran, kekhusyukan, dan ketaatan kepada Allah SWT. Selain itu, tarawih juga merupakan sarana untuk mempererat tali silaturahmi antarumat muslim. Dalam sejarahnya, tarawih pertama kali dilaksanakan pada masa Khalifah Umar bin Khattab.
Pada artikel ini, kita akan membahas lebih dalam tentang tarawih di Masjid Istiqlal, mulai dari sejarah, tata cara pelaksanaannya, hingga keutamaannya.
Tarawih di Istiqlal Berapa Rakaat
Tarawih di Masjid Istiqlal memiliki beberapa aspek penting yang perlu diperhatikan, di antaranya:
- Jumlah Rakaat: 23 rakaat, termasuk 3 rakaat witir
- Waktu Pelaksanaan: Setelah salat Isya
- Imam dan Makmum: Dilaksanakan secara berjamaah dengan seorang imam memimpin
- Tata Cara: Dilakukan dengan gerakan dan bacaan sesuai sunnah Rasulullah SAW
- Keutamaan: Mendapat pahala yang besar dan ampunan dosa
- Sejarah: Pertama kali dilaksanakan pada masa Khalifah Umar bin Khattab
- Tradisi: Menjadi tradisi tahunan di Masjid Istiqlal selama bulan Ramadan
- Kekhusyukan: Umat muslim berusaha khusyuk dan fokus dalam melaksanakan tarawih
- Ukhuwah: Mempererat tali silaturahmi antarumat muslim
Aspek-aspek tersebut saling berkaitan dan membentuk rangkaian ibadah tarawih di Masjid Istiqlal. Jumlah rakaat yang banyak menuntut kesabaran dan keikhlasan dari para jamaah. Tata cara yang sesuai sunnah Rasulullah SAW menjadi pedoman dalam melaksanakan tarawih. Keutamaan yang besar menjadi motivasi bagi umat muslim untuk bersemangat melaksanakan tarawih. Sejarah dan tradisi tarawih di Masjid Istiqlal memperkaya khazanah budaya Islam di Indonesia. Kekhusyukan dan ukhuwah yang terjalin selama tarawih menjadi pengalaman spiritual yang mendalam bagi umat muslim.
Jumlah Rakaat
Jumlah rakaat tarawih di Masjid Istiqlal menjadi salah satu aspek penting yang perlu dipahami. Tarawih yang dilaksanakan sebanyak 23 rakaat, termasuk 3 rakaat witir, memiliki beberapa aspek mendasar:
- Pembagian Rakaat
23 rakaat tarawih dibagi menjadi 11 rakaat pada setiap sisi mihrab. Setiap sisi terdiri dari 8 rakaat tarawih dan 3 rakaat witir. - Sunnah Rasulullah SAW
Jumlah rakaat tarawih ini sesuai dengan sunnah Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Aisyah RA. Beliau bersabda, “Rasulullah SAW mengerjakan shalat witir pada bulan Ramadan sebanyak 11 rakaat, yang beliau tidak duduk kecuali pada rakaat yang terakhir.” (HR. Muslim) - Kekhusyukan dan Kesabaran
Banyaknya rakaat tarawih menuntut kekhusyukan dan kesabaran dari para jamaah. Hal ini menjadi latihan spiritual yang baik untuk meningkatkan kualitas ibadah selama bulan Ramadan. - Tradisi dan Kebiasaan
Jumlah rakaat tarawih 23 rakaat telah menjadi tradisi dan kebiasaan yang dilakukan di Masjid Istiqlal sejak lama. Tradisi ini terus dijaga dan dilestarikan sebagai bagian dari khazanah budaya Islam di Indonesia.
Dengan memahami aspek-aspek tersebut, umat muslim dapat melaksanakan tarawih di Masjid Istiqlal dengan baik dan khusyuk. Jumlah rakaat yang sesuai sunnah, pembagian yang teratur, serta tradisi yang dijaga akan semakin memperkaya pengalaman spiritual selama bulan Ramadan.
Waktu Pelaksanaan
Waktu pelaksanaan tarawih di Masjid Istiqlal memiliki keterkaitan yang erat dengan jumlah rakaat yang dikerjakan. Salat tarawih dilaksanakan setelah salat Isya, yaitu pada sepertiga malam terakhir. Pemilihan waktu ini memiliki beberapa alasan:
- Sesuai Sunnah Rasulullah SAW
Rasulullah SAW menganjurkan untuk melaksanakan salat tarawih pada sepertiga malam terakhir. Hal ini didasarkan pada hadis yang diriwayatkan oleh Aisyah RA, “Rasulullah SAW tidak pernah meninggalkan shalat witir pada bulan Ramadan dan beliau selalu mengerjakannya pada sepertiga malam terakhir.” (HR. Muslim) - Waktu yang Baik untuk Beribadah
Sepertiga malam terakhir dianggap sebagai waktu yang baik untuk beribadah karena suasana yang hening dan tenang. Pada waktu ini, umat muslim dapat lebih fokus dan khusyuk dalam melaksanakan tarawih. - Memperoleh Pahala yang Lebih Besar
Melaksanakan tarawih pada sepertiga malam terakhir diyakini dapat memperoleh pahala yang lebih besar. Hal ini karena pada waktu tersebut Allah SWT menurunkan rahmat dan ampunan-Nya secara berlimpah.
Dengan demikian, pelaksanaan tarawih di Masjid Istiqlal setelah salat Isya menjadi komponen penting yang tidak terpisahkan dari jumlah rakaat yang dikerjakan. Pemilihan waktu ini didasarkan pada sunnah Rasulullah SAW, waktu yang baik untuk beribadah, dan kesempatan untuk memperoleh pahala yang lebih besar.
Dalam praktiknya, pelaksanaan tarawih di Masjid Istiqlal dimulai setelah salat Isya berjamaah sekitar pukul 20.00 WIB. Jamaah akan memenuhi masjid untuk melaksanakan tarawih secara berjamaah dengan jumlah 23 rakaat, termasuk 3 rakaat witir. Suasana khusyuk dan penuh penghayatan terasa selama pelaksanaan tarawih di Masjid Istiqlal.
Imam dan Makmum
Pelaksanaan tarawih di Masjid Istiqlal tidak dapat dilepaskan dari peran imam dan makmum. Tarawih dilaksanakan secara berjamaah dengan seorang imam memimpin. Hubungan antara imam dan makmum sangat erat kaitannya dengan jumlah rakaat tarawih yang dikerjakan.
Imam bertugas memimpin jalannya salat tarawih, termasuk menentukan jumlah rakaat yang dikerjakan. Dalam tradisi tarawih di Masjid Istiqlal, imam biasanya akan mengerjakan 23 rakaat, termasuk 3 rakaat witir. Makmum mengikuti gerakan dan bacaan imam, sehingga jumlah rakaat yang dikerjakan oleh makmum juga sama dengan jumlah rakaat yang dikerjakan oleh imam. Dengan demikian, peran imam sangat penting dalam memastikan bahwa seluruh jamaah melaksanakan tarawih dengan jumlah rakaat yang sesuai.
Selain itu, pelaksanaan tarawih secara berjamaah dengan seorang imam memimpin juga memiliki keutamaan tersendiri. Salat berjamaah lebih utama daripada salat sendirian, termasuk dalam hal salat tarawih. Hal ini berdasarkan hadis Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah RA, “Salat berjamaah lebih utama dua puluh tujuh derajat daripada salat sendirian.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Dengan memahami hubungan antara imam dan makmum dalam pelaksanaan tarawih di Masjid Istiqlal, umat muslim dapat melaksanakan tarawih dengan baik dan khusyuk. Peran imam dalam memimpin jalannya salat dan menentukan jumlah rakaat sangat penting untuk diikuti oleh makmum. Selain itu, pelaksanaan tarawih secara berjamaah juga memiliki keutamaan yang lebih besar daripada salat sendirian.
Tata Cara
Tata cara pelaksanaan tarawih di Masjid Istiqlal tidak lepas dari tuntunan sunnah Rasulullah SAW. Hal ini menjadi pedoman penting dalam melaksanakan tarawih dengan baik dan khusyuk. Berikut ini adalah beberapa aspek penting dalam tata cara tarawih sesuai sunnah Rasulullah SAW:
- Niat
Niat merupakan syarat sah dalam melaksanakan salat, termasuk salat tarawih. Niat dilakukan sebelum takbiratul ihram dengan menghadirkan keinginan di dalam hati untuk melaksanakan salat tarawih.
- Rakaat
Jumlah rakaat tarawih sesuai sunnah Rasulullah SAW adalah 11 rakaat, termasuk 3 rakaat witir. Hal ini berdasarkan hadis Aisyah RA yang diriwayatkan oleh Imam Muslim.
- Bacaan
Bacaan dalam salat tarawih meliputi surat Al-Fatihah dan surat atau ayat pendek lainnya. Pemilihan surat dan ayat yang dibaca dapat bervariasi sesuai dengan kebiasaan masing-masing imam.
- Gerakan
Gerakan dalam salat tarawih sama dengan gerakan dalam salat biasa, seperti ruku, sujud, dan duduk. Gerakan-gerakan ini dilakukan dengan tenang dan tidak tergesa-gesa.
Dengan melaksanakan tarawih sesuai dengan tata cara yang diajarkan Rasulullah SAW, umat muslim diharapkan dapat memperoleh pahala yang lebih besar dan semakin mendekatkan diri kepada Allah SWT. Tata cara yang benar juga akan membantu menjaga kekhusyukan dan keseragaman dalam pelaksanaan tarawih di Masjid Istiqlal.
Keutamaan
Melaksanakan tarawih, termasuk di Masjid Istiqlal, memiliki keutamaan yang besar dalam ajaran Islam. Keutamaan tersebut berupa pahala yang berlimpah dan ampunan dosa. Pahala yang besar dijanjikan kepada mereka yang melaksanakan tarawih dengan ikhlas dan penuh kekhusyukan. Hal ini didasarkan pada hadis Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah RA, “Barangsiapa melaksanakan salat tarawih karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka diampuni dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Hubungan antara keutamaan tarawih dengan jumlah rakaat yang dikerjakan di Masjid Istiqlal (23 rakaat, termasuk 3 rakaat witir) sangat erat. Jumlah rakaat yang banyak menuntut kesabaran, ketekunan, dan pengorbanan waktu dari para jamaah. Dengan mengerjakan tarawih sebanyak 23 rakaat, maka pahala yang diperoleh juga akan semakin besar. Selain itu, jumlah rakaat yang sesuai dengan sunnah Rasulullah SAW menjadi salah satu faktor yang menentukan diterimanya pahala dan ampunan dosa.
Dalam praktiknya, banyak jamaah yang merasakan keutamaan tarawih di Masjid Istiqlal. Mereka merasa lebih khusyuk dan mendapatkan ketenangan hati saat melaksanakan tarawih dengan jumlah rakaat yang sesuai. Selain itu, suasana spiritual yang kuat di Masjid Istiqlal juga turut meningkatkan kekhusyukan dan pahala yang diperoleh. Pengalaman-pengalaman positif ini menjadi bukti nyata dari keutamaan tarawih yang dijanjikan dalam ajaran Islam.
Sejarah
Aspek sejarah dalam pelaksanaan tarawih di Masjid Istiqlal memiliki kaitan erat dengan jumlah rakaat yang dikerjakan. Tarawih pertama kali dilaksanakan pada masa Khalifah Umar bin Khattab, yang memiliki beberapa implikasi penting:
- Landasan Sunnah
Pelaksanaan tarawih pada masa Khalifah Umar bin Khattab menjadi landasan sunnah bagi umat Islam dalam melaksanakan tarawih. Hal ini menunjukkan bahwa tarawih merupakan ibadah yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW dan para sahabatnya.
- Tradisi yang Berkelanjutan
Tradisi pelaksanaan tarawih yang dimulai pada masa Khalifah Umar bin Khattab terus berlanjut hingga sekarang. Hal ini menunjukkan bahwa tarawih telah menjadi bagian penting dari ibadah umat Islam selama berabad-abad.
- Ukhuwah dan Kebersamaan
Pelaksanaan tarawih pada zaman Khalifah Umar bin Khattab juga menjadi sarana untuk mempererat ukhuwah dan kebersamaan umat Islam. Tarawih dikerjakan secara berjamaah, sehingga dapat memperkuat tali silaturahmi dan persatuan antarumat Islam.
Dengan memahami aspek sejarah tarawih, umat Islam dapat semakin menghargai dan menghayati pelaksanaan tarawih di Masjid Istiqlal. Tarawih tidak hanya menjadi ibadah sunnah semata, tetapi juga merupakan bagian dari tradisi dan sejarah Islam yang telah diwariskan oleh para pendahulu.
Tradisi
Tradisi pelaksanaan tarawih di Masjid Istiqlal selama bulan Ramadan memiliki kaitan erat dengan jumlah rakaat yang dikerjakan, yaitu 23 rakaat termasuk 3 rakaat witir. Tradisi ini telah berlangsung selama bertahun-tahun dan menjadi bagian penting dari ibadah umat Islam di Masjid Istiqlal.
Pelaksanaan tarawih sebanyak 23 rakaat di Masjid Istiqlal tidak terlepas dari peran tradisi dan sejarah. Tradisi ini berawal dari masa Khalifah Umar bin Khattab yang pertama kali mengorganisir pelaksanaan tarawih secara berjamaah. Jumlah rakaat yang dikerjakan pada masa itu juga sebanyak 23 rakaat, sehingga menjadi dasar tradisi yang dijalankan hingga sekarang.
Tradisi pelaksanaan tarawih di Masjid Istiqlal memiliki beberapa manfaat dan implikasi penting. Pertama, tradisi ini menjadi sarana untuk menjaga kelestarian ajaran Islam dan memperkuat ukhuwah antarumat Islam. Kedua, tradisi ini memberikan kesempatan bagi umat Islam untuk meningkatkan ibadah dan ketakwaan selama bulan Ramadan. Ketiga, tradisi ini menjadi salah satu daya tarik Masjid Istiqlal sebagai pusat kegiatan keagamaan dan wisata religi.
Dengan memahami kaitan antara tradisi pelaksanaan tarawih di Masjid Istiqlal dan jumlah rakaat yang dikerjakan, umat Islam dapat semakin menghargai dan menghayati ibadah tarawih. Tradisi ini tidak hanya menjadi bagian dari ritual keagamaan, tetapi juga memiliki makna sejarah dan sosial yang penting bagi umat Islam di Indonesia.
Kekhusyukan
Kekhusyukan merupakan aspek penting dalam pelaksanaan tarawih di Masjid Istiqlal, yang berkaitan erat dengan jumlah rakaat yang dikerjakan. Kekhusyukan membantu umat Islam untuk mendapatkan pahala yang lebih besar dan meningkatkan kualitas ibadah selama bulan Ramadan. Berikut adalah beberapa aspek kekhusyukan yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan tarawih:
- Konsentrasi Penuh
Kekhusyukan dimulai dengan berkonsentrasi penuh pada salat tarawih, mengesampingkan gangguan dan pikiran-pikiran yang tidak perlu. Jamaah berusaha untuk hadir secara fisik dan mental, serta fokus pada setiap gerakan dan bacaan salat.
- Menghayati Makna Salat
Kekhusyukan juga melibatkan penghayatan makna dari setiap gerakan dan bacaan salat. Jamaah merenungkan arti dari setiap doa dan ayat Al-Qur’an yang dibaca, sehingga ibadah menjadi lebih bermakna dan mendalam.
- Tata Krama yang Baik
Tata krama yang baik, seperti menjaga ketenangan, tidak berbicara, dan tidak mengganggu jamaah lain, juga merupakan bagian dari kekhusyukan. Menjaga etika selama salat akan membantu menciptakan suasana yang kondusif untuk kekhusyukan.
- Mengikuti Sunnah
Melaksanakan tarawih sesuai dengan sunnah Rasulullah SAW juga berkontribusi pada kekhusyukan. Dengan mengikuti gerakan dan bacaan yang diajarkan Rasulullah SAW, jamaah dapat lebih fokus pada ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Dengan memperhatikan aspek-aspek kekhusyukan tersebut, umat Islam dapat melaksanakan tarawih di Masjid Istiqlal dengan lebih baik dan khusyuk. Kekhusyukan akan meningkatkan kualitas ibadah, memberikan ketenangan hati, dan mengantarkan pada pahala yang lebih besar dari Allah SWT.
Ukhuwah
Dalam konteks “tarawih di Istiqlal berapa rakaat”, aspek “Ukhuwah: Mempererat tali silaturahmi antarumat Muslim” memiliki keterkaitan yang erat. Pelaksanaan tarawih secara berjamaah di Masjid Istiqlal menjadi sarana penting untuk memperkuat ukuwah dan kebersamaan di antara umat Islam.
- Saling Mengenal dan Berinteraksi
Tarawih di Masjid Istiqlal dihadiri oleh ribuan jamaah dari berbagai latar belakang. Pelaksanaan tarawih menjadi kesempatan untuk saling mengenal, berinteraksi, dan mempererat tali silaturahmi antarumat Islam.
- Gotong Royong dan Kerja Sama
Pelaksanaan tarawih di Masjid Istiqlal melibatkan kerja sama dan gotong royong antarjamaah. Hal ini terlihat dalam pengaturan shaf, distribusi makanan dan minuman, serta penjagaan keamanan. Kerja sama ini memperkuat rasa kebersamaan dan ukhuwah antarumat Islam.
- Saling Mendoakan dan Membantu
Dalam suasana tarawih yang khusyuk, jamaah saling mendoakan dan membantu memenuhi kebutuhan sesama. Mereka mendoakan kebaikan, keselamatan, dan ampunan bagi seluruh umat Islam. Saling mendoakan dan membantu ini merupakan wujud nyata dari ukhuwah islamiyah.
- Menghilangkan Perbedaan
Tarawih di Masjid Istiqlal menjadi momen di mana perbedaan latar belakang, suku, atau pandangan politik dikesampingkan. Jamaah bersatu padu dalam ibadah, saling menghormati, dan menghargai perbedaan. Tarawih menjadi sarana untuk memperkuat ukhuwah dan menghilangkan sekat-sekat yang memecah belah umat Islam.
Dengan demikian, pelaksanaan tarawih dengan jumlah rakaat yang sesuai di Masjid Istiqlal tidak hanya berdimensi ibadah semata, tetapi juga menjadi sarana penting untuk mempererat tali silaturahmi, menumbuhkan kerja sama, memperkuat rasa kebersamaan, dan menghilangkan perbedaan antarumat Islam. Ukhuwah yang terjalin selama tarawih diharapkan dapat terus berlanjut dan termanifestasi dalam kehidupan sehari-hari, sehingga tercipta masyarakat Islam yang harmonis dan penuh keberkahan.
Tanya Jawab Seputar Tarawih di Istiqlal
Berikut adalah beberapa pertanyaan dan jawaban umum terkait pelaksanaan tarawih di Masjid Istiqlal:
Pertanyaan 1: Berapa rakaat tarawih yang dilaksanakan di Masjid Istiqlal?
Masjid Istiqlal melaksanakan tarawih sebanyak 23 rakaat, termasuk 3 rakaat witir. Jumlah rakaat ini sesuai dengan sunnah Rasulullah SAW dan telah menjadi tradisi di Masjid Istiqlal selama bertahun-tahun.
Pertanyaan 2: Pada pukul berapa tarawih dilaksanakan di Masjid Istiqlal?
Tarawih di Masjid Istiqlal biasanya dimulai setelah salat Isya berjemaah, sekitar pukul 20.00 WIB.
Pertanyaan 3: Apakah ada perbedaan bacaan atau gerakan dalam tarawih di Masjid Istiqlal?
Bacaan dan gerakan salat tarawih di Masjid Istiqlal mengikuti sunnah Rasulullah SAW. Imam akan membacakan surat-surat pendek dari Al-Qur’an, dan jamaah mengikuti gerakan salat sesuai tuntunan.
Pertanyaan 4: Bagaimana cara mendaftar untuk mengikuti tarawih di Masjid Istiqlal?
Tidak diperlukan pendaftaran khusus untuk mengikuti tarawih di Masjid Istiqlal. Jamaah dapat langsung hadir di masjid pada waktu pelaksanaan tarawih.
Pertanyaan 5: Apakah ada aturan khusus terkait pakaian atau tata krama dalam mengikuti tarawih di Masjid Istiqlal?
Jamaah diimbau untuk mengenakan pakaian yang sopan dan menutup aurat saat mengikuti tarawih. Dianjurkan juga untuk menjaga ketertiban, tidak berbicara selama salat, dan mengikuti arahan dari panitia masjid.
Pertanyaan 6: Apakah ada fasilitas khusus untuk jamaah perempuan yang ingin mengikuti tarawih di Masjid Istiqlal?
Masjid Istiqlal menyediakan area khusus untuk jamaah perempuan di lantai mezzanine. Jamaah perempuan dapat mengikuti tarawih dengan nyaman dan khusyuk di area tersebut.
Pertanyaan dan jawaban di atas memberikan gambaran umum tentang pelaksanaan tarawih di Masjid Istiqlal. Dengan memahami hal-hal tersebut, umat Islam dapat mempersiapkan diri dengan baik untuk mengikuti tarawih berjamaah di masjid terbesar di Asia Tenggara ini.
Selanjutnya, kita akan membahas lebih dalam tentang keutamaan dan manfaat melaksanakan tarawih di Masjid Istiqlal, serta panduan praktis untuk mendapatkan pengalaman tarawih yang khusyuk dan bermakna.
Tips Melaksanakan Tarawih di Masjid Istiqlal
Pelaksanaan tarawih di Masjid Istiqlal memberikan pengalaman spiritual yang mendalam bagi umat Islam. Berikut adalah beberapa tips untuk membantu Anda mendapatkan pengalaman tarawih yang khusyuk dan bermakna:
Tip 1: Datang Tepat Waktu
Datanglah ke masjid sebelum tarawih dimulai agar Anda dapat memperoleh shaf yang baik dan mempersiapkan diri dengan tenang.
Tip 2: Berpakaian Rapi dan Sopan
Kenakanlah pakaian yang bersih, sopan, dan menutup aurat sebagai bentuk penghormatan kepada masjid dan sesama jamaah.
Tip 3: Jaga Kebersihan dan Ketertiban
Buanglah sampah pada tempatnya dan hindari berbicara atau membuat keributan selama tarawih berlangsung.
Tip 4: Khusyuk dan Fokus
Kosongkan pikiran dari gangguan dan fokuslah pada setiap gerakan dan bacaan salat. Hayatilah makna dari doa dan ayat Al-Qur’an yang dibaca.
Tip 5: Ikuti Sunnah Rasulullah SAW
Dalam melaksanakan tarawih, ikutilah gerakan dan bacaan sesuai dengan sunnah Rasulullah SAW. Hal ini akan menambah kekhusyukan dan kesempurnaan ibadah Anda.
Tip 6: Berjamaah dengan Tertib
Ikutilah imam dengan tertib dan jangan tergesa-gesa dalam gerakan salat. Jaga shaf dengan rapat dan hindari menyela gerakan jamaah lain.
Tip 7: Berdoa dengan Sungguh-Sungguh
Manfaatkan waktu setelah salat tarawih untuk memanjatkan doa dan permohonan kepada Allah SWT. Doakan kebaikan untuk diri sendiri, keluarga, dan seluruh umat Islam.
Dengan mengikuti tips-tips tersebut, Anda dapat melaksanakan tarawih di Masjid Istiqlal dengan lebih khusyuk dan bermakna. Pengalaman ini akan semakin meningkatkan keimanan dan ketakwaan Anda selama bulan Ramadan.
Tips-tips ini juga membawa kita pada bagian akhir artikel, yaitu kesimpulan dan refleksi tentang pelaksanaan tarawih di Masjid Istiqlal. Pengalaman tarawih yang khusyuk dan bermakna tidak hanya berdampak pada ibadah selama Ramadan, tetapi juga menjadi bekal spiritual bagi kehidupan sehari-hari.
Kesimpulan
Pelaksanaan tarawih di Masjid Istiqlal, dengan jumlah rakaat 23 termasuk witir, memiliki makna dan manfaat yang mendalam bagi umat Islam. Tarawih menjadi sarana untuk meningkatkan keimanan, mempererat ukhuwah, dan mendapatkan pahala yang berlimpah. Memahami aspek sejarah, tata cara, dan keutamaan tarawih di Masjid Istiqlal dapat membantu kita melaksanakan ibadah ini dengan lebih khusyuk dan bermakna.
Tarawih di Masjid Istiqlal menjadi cerminan semangat kebersamaan dan persatuan umat Islam. Melalui tarawih, kita belajar untuk mengesampingkan perbedaan dan bersama-sama beribadah kepada Allah SWT. Pengalaman tarawih yang khusyuk dan bermakna di Masjid Istiqlal dapat menginspirasi kita untuk terus meningkatkan kualitas ibadah dan menjaga ukhuwah islamiyah dalam kehidupan sehari-hari.