Syarat shalat tarawih adalah ketentuan-ketentuan yang harus dipenuhi agar shalat tarawih menjadi sah dan bernilai ibadah. Contohnya, shalat tarawih harus dilakukan pada malam bulan Ramadan, dikerjakan secara berjamaah, dan jumlah rakaatnya genap.
Shalat tarawih memiliki banyak manfaat, di antaranya meningkatkan ketakwaan, menghapus dosa, dan melatih kesabaran. Selain itu, shalat tarawih juga memiliki sejarah panjang dalam perkembangan agama Islam. Menurut riwayat, shalat tarawih pertama kali dikerjakan oleh Nabi Muhammad SAW pada bulan Ramadan tahun ke-2 Hijriyah.
Pada artikel ini, kita akan membahas lebih dalam tentang syarat-syarat shalat tarawih, tata cara pelaksanaannya, serta keutamaan dan manfaat yang terkandung di dalamnya.
Syarat Shalat Tarawih
Syarat shalat tarawih adalah ketentuan-ketentuan yang harus dipenuhi agar shalat tarawih menjadi sah dan bernilai ibadah. Berikut adalah 10 syarat shalat tarawih yang perlu diperhatikan:
- Dilakukan pada malam bulan Ramadan
- Dikerjakan secara berjamaah
- Jumlah rakaatnya genap
- Di antara dua rakaat terdapat salam
- Dimakmumkan oleh imam
- Dikerjakan dengan niat tarawih
- Dilakukan dengan tuma’ninah
- Mengikuti sunnah Rasulullah SAW
- Dilakukan di masjid atau tempat lain yang layak
- Tidak boleh dilakukan dengan riya atau ujub
Kesepuluh syarat tersebut sangat penting untuk diperhatikan agar shalat tarawih yang kita kerjakan menjadi sah dan bernilai ibadah. Dengan memenuhi syarat-syarat tersebut, kita dapat memperoleh pahala dan keutamaan yang besar dari shalat tarawih, sebagaimana yang telah dijanjikan oleh Rasulullah SAW.
Dilakukan pada malam bulan Ramadan
Syarat pertama shalat tarawih adalah dilakukan pada malam bulan Ramadan. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah SAW: “Barangsiapa yang melaksanakan shalat tarawih pada bulan Ramadan karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka diampuni baginya dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Jadi, shalat tarawih hanya boleh dikerjakan pada malam bulan Ramadan. Jika shalat tarawih dikerjakan pada waktu selain bulan Ramadan, maka shalat tersebut tidak dianggap sebagai shalat tarawih dan tidak mendapatkan pahala yang sama.
Selain itu, shalat tarawih yang dikerjakan pada malam bulan Ramadan memiliki keutamaan yang lebih besar dibandingkan dengan shalat sunnah lainnya. Hal ini karena shalat tarawih dikerjakan pada bulan yang penuh berkah dan ampunan, yaitu bulan Ramadan.
Oleh karena itu, sangat dianjurkan bagi umat Islam untuk memperbanyak shalat tarawih pada bulan Ramadan, karena shalat tarawih merupakan salah satu ibadah yang sangat istimewa dan memiliki banyak manfaat.
Dikerjakan secara berjamaah
Salah satu syarat sah shalat tarawih adalah dikerjakan secara berjamaah. Berjamaah artinya shalat dilakukan bersama-sama dengan orang lain, minimal dua orang, dengan salah satunya bertindak sebagai imam dan yang lainnya sebagai makmum. Shalat tarawih secara berjamaah memiliki beberapa keutamaan, di antaranya:
- Mendapat pahala berjamaah
Shalat berjamaah pahalanya lebih besar dibandingkan shalat sendirian. Nabi Muhammad SAW bersabda, “Shalat berjamaah lebih utama dua puluh tujuh derajat dibandingkan shalat sendirian.” (HR. Bukhari dan Muslim)
- Mempererat ukhuwah islamiyah
Shalat tarawih berjamaah dapat mempererat ukhuwah islamiyah, karena dilakukan bersama-sama dengan saudara sesama muslim. Shalat berjamaah juga dapat menjadi sarana untuk saling mengenal dan tolong-menolong antar sesama muslim.
- Lebih khusyuk dan fokus
Shalat berjamaah dapat membuat kita lebih khusyuk dan fokus dalam beribadah. Hal ini karena kita dapat mengikuti gerakan dan bacaan imam, sehingga tidak mudah terganggu oleh hal-hal lain.
- Menjaga sunnah Rasulullah SAW
Shalat tarawih berjamaah merupakan salah satu sunnah Rasulullah SAW. Beliau selalu shalat tarawih secara berjamaah bersama para sahabatnya. Dengan shalat tarawih berjamaah, kita dapat mengikuti sunnah Rasulullah SAW dan mendapatkan pahalanya.
Oleh karena itu, sangat dianjurkan bagi umat Islam untuk melaksanakan shalat tarawih secara berjamaah. Shalat tarawih berjamaah memiliki banyak keutamaan dan manfaat, baik secara spiritual maupun sosial.
Jumlah rakaatnya genap
Salah satu syarat sah shalat tarawih adalah jumlah rakaatnya genap. Hal ini berdasarkan pada hadis Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Aisyah RA: “Rasulullah SAW tidak pernah shalat tarawih lebih dari sebelas rakaat.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Jadi, jumlah rakaat shalat tarawih minimal adalah dua rakaat dan maksimal adalah sebelas rakaat. Jika shalat tarawih dikerjakan dengan jumlah rakaat yang ganjil, maka shalat tersebut tidak dianggap sah sebagai shalat tarawih. Jumlah rakaat yang genap ini merupakan salah satu ciri khas shalat tarawih yang membedakannya dengan shalat sunnah lainnya.
Dalam praktiknya, shalat tarawih biasanya dikerjakan sebanyak delapan rakaat atau dua puluh rakaat. Shalat tarawih delapan rakaat dikerjakan dengan empat salam, sedangkan shalat tarawih dua puluh rakaat dikerjakan dengan sepuluh salam. Jumlah rakaat ini sesuai dengan sunnah Rasulullah SAW dan telah diamalkan oleh umat Islam selama berabad-abad.
Di antara dua rakaat terdapat salam
Di antara dua rakaat terdapat salam merupakan salah satu syarat sah shalat tarawih. Hal ini berarti, setiap dua rakaat shalat tarawih harus diakhiri dengan salam. Jika shalat tarawih dikerjakan tanpa salam di antara dua rakaatnya, maka shalat tersebut tidak dianggap sah. Salam dalam shalat tarawih berfungsi sebagai tanda berakhirnya dua rakaat dan dimulainya dua rakaat berikutnya.
- Jumlah Salam
Dalam shalat tarawih, jumlah salam tergantung pada jumlah rakaat yang dikerjakan. Jika shalat tarawih dikerjakan delapan rakaat, maka jumlah salamnya adalah empat. Jika shalat tarawih dikerjakan dua puluh rakaat, maka jumlah salamnya adalah sepuluh.
- Lafadz Salam
Lafadz salam dalam shalat tarawih sama dengan lafadz salam dalam shalat fardhu, yaitu “Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh” (salam sejahtera untuk kalian, beserta rahmat dan berkah Allah). Salam diucapkan dengan jelas dan jahr (suara yang dapat didengar oleh orang di sekitarnya).
- Gerakan Salam
Saat mengucapkan salam, disunnahkan untuk memutar kepala ke kanan dan ke kiri. Gerakan ini sebagai tanda bahwa shalat telah selesai dan orang yang mengerjakan shalat dapat mengakhiri ibadahnya.
- Hukum Meninggalkan Salam
Meninggalkan salam di antara dua rakaat shalat tarawih hukumnya makruh. Jika seseorang lupa mengucapkan salam, maka ia dapat mengucapkan salam pada rakaat berikutnya. Namun, jika ia baru ingat setelah selesai shalat, maka tidak perlu mengulang shalatnya.
Dengan memahami syarat-syarat shalat tarawih, termasuk di antaranya di antara dua rakaat terdapat salam, diharapkan umat Islam dapat melaksanakan shalat tarawih dengan benar dan sesuai dengan sunnah Rasulullah SAW. Semoga Allah menerima amal ibadah kita semua.
Dimakmumkan oleh imam
Dimakmumkan oleh imam merupakan salah satu syarat sah shalat tarawih. Hal ini berarti, shalat tarawih harus dikerjakan dengan mengikuti bacaan dan gerakan imam. Jika shalat tarawih dikerjakan tanpa dimakmumkan oleh imam, maka shalat tersebut tidak dianggap sah.
- Peran Imam
Imam berperan sebagai pemimpin shalat yang membaca doa dan memimpin gerakan shalat. Makmum wajib mengikuti bacaan dan gerakan imam, sehingga shalat dapat berjalan dengan tertib dan teratur.
- Contoh Nyata
Contoh nyata dimakmumkan oleh imam adalah ketika kita mengikuti shalat tarawih di masjid. Kita sebagai makmum mengikuti bacaan dan gerakan imam, seperti membaca surat Al-Fatihah, rukuk, sujud, dan seterusnya.
- Implikasi
Implikasi dimakmumkan oleh imam dalam shalat tarawih adalah menjaga kesatuan dan kekompakan dalam beribadah. Selain itu, dengan dimakmumkan oleh imam, kita dapat belajar gerakan dan bacaan shalat yang benar sesuai dengan sunnah Rasulullah SAW.
- Kewajiban Makmum
Makmum wajib mengikuti bacaan dan gerakan imam dengan baik. Jika makmum tidak mengikuti imam, maka shalatnya tidak sah. Namun, jika makmum lupa atau tidak sengaja tidak mengikuti imam, maka shalatnya tetap sah.
Dengan memahami syarat dimakmumkan oleh imam dalam shalat tarawih, diharapkan umat Islam dapat melaksanakan shalat tarawih dengan benar dan sesuai dengan sunnah Rasulullah SAW. Semoga Allah menerima amal ibadah kita semua.
Dikerjakan dengan niat tarawih
Dikerjakan dengan niat tarawih merupakan salah satu syarat sah shalat tarawih. Niat adalah tujuan atau maksud hati ketika melakukan suatu ibadah. Dalam shalat tarawih, niat yang benar adalah mengharap pahala dari Allah SWT dan melaksanakan sunnah Rasulullah SAW.
Tanpa niat tarawih, shalat yang dikerjakan tidak dianggap sebagai shalat tarawih dan tidak mendapatkan pahala yang sama. Niat tarawih harus diucapkan dalam hati sebelum memulai shalat. Berikut adalah contoh niat shalat tarawih:
Niat tarawih memiliki implikasi praktis yang penting. Pertama, niat tarawih menjadi pembeda antara shalat tarawih dan shalat sunnah lainnya. Kedua, niat tarawih menentukan pahala yang akan diterima oleh orang yang mengerjakan shalat tarawih.
Dengan memahami syarat dikerjakan dengan niat tarawih, diharapkan umat Islam dapat melaksanakan shalat tarawih dengan benar dan sesuai dengan sunnah Rasulullah SAW. Semoga Allah menerima amal ibadah kita semua.
Dilakukan dengan tuma’ninah
Salah satu syarat sah shalat tarawih adalah “dilakukan dengan tuma’ninah”. Tuma’ninah artinya tenang dan tidak tergesa-gesa dalam melakukan gerakan dan bacaan shalat. Syarat ini sangat penting untuk diperhatikan, karena akan mempengaruhi keabsahan dan kesempurnaan shalat tarawih.
- Gerakan Tenang
Tuma’ninah dalam gerakan shalat tarawih berarti melakukan setiap gerakan dengan tenang dan tidak tergesa-gesa. Misalnya, ketika rukuk, kita harus benar-benar khusyuk dan tidak langsung berdiri setelah membaca bacaan rukuk. Begitu juga ketika sujud, kita harus benar-benar meletakkan dahi, hidung, dan kedua tangan di tempat sujud dengan tenang.
- Bacaan Jelas
Tuma’ninah dalam bacaan shalat tarawih berarti membaca setiap bacaan dengan jelas dan tidak tergesa-gesa. Misalnya, ketika membaca surat Al-Fatihah, kita harus membaca setiap ayat dengan jelas dan tidak terburu-buru. Begitu juga ketika membaca doa qunut, kita harus membaca setiap kalimat dengan jelas dan tidak tergesa-gesa.
- Ikhlas dan Khusyuk
Tuma’ninah juga berkaitan dengan keikhlasan dan kekhusyukan dalam shalat. Kita harus melakukan shalat tarawih dengan ikhlas karena Allah SWT dan tidak tergesa-gesa untuk menyelesaikannya. Selain itu, kita harus khusyuk dan tidak terganggu oleh hal-hal lain selama shalat.
Dengan memahami syarat “dilakukan dengan tuma’ninah” dalam shalat tarawih, diharapkan umat Islam dapat melaksanakan shalat tarawih dengan benar dan sesuai dengan sunnah Rasulullah SAW. Semoga Allah menerima amal ibadah kita semua.
Mengikuti sunnah Rasulullah SAW
Mengikuti sunnah Rasulullah SAW merupakan salah satu syarat sah shalat tarawih. Hal ini karena shalat tarawih adalah ibadah yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW, sehingga dalam pelaksanaannya harus sesuai dengan tuntunan beliau. Ada beberapa aspek penting dalam mengikuti sunnah Rasulullah SAW dalam shalat tarawih, di antaranya:
- Tata cara pelaksanaan
Tata cara pelaksanaan shalat tarawih harus sesuai dengan yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Misalnya, shalat tarawih dikerjakan secara berjamaah, jumlah rakaatnya genap, dan di antara dua rakaat terdapat salam.
- Waktu pelaksanaan
Waktu pelaksanaan shalat tarawih juga harus sesuai dengan yang dilakukan oleh Rasulullah SAW. Shalat tarawih dikerjakan pada malam bulan Ramadan, setelah shalat Isya.
- Niat
Niat shalat tarawih harus sesuai dengan yang diajarkan oleh Rasulullah SAW, yaitu untuk mengharap pahala dari Allah SWT dan mengikuti sunnah Rasulullah SAW.
- Kekhusyukan
Dalam melaksanakan shalat tarawih, kita harus berusaha untuk khusyuk dan fokus pada ibadah kita. Hal ini sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW yang selalu khusyuk dalam beribadah.
Dengan mengikuti sunnah Rasulullah SAW dalam shalat tarawih, kita dapat melaksanakan ibadah ini dengan benar dan sesuai dengan tuntunan beliau. Semoga Allah menerima amal ibadah kita semua.
Dilakukan di masjid atau tempat lain yang layak
Syarat shalat tarawih selanjutnya adalah “dilakukan di masjid atau tempat lain yang layak”. Masjid merupakan tempat yang paling utama untuk melaksanakan shalat tarawih, karena masjid adalah tempat ibadah yang suci dan bersih. Selain itu, shalat tarawih di masjid dapat mempererat ukhuwah islamiyah dan meningkatkan kekhusyukan dalam beribadah.
Namun, jika tidak memungkinkan untuk melaksanakan shalat tarawih di masjid, maka shalat tarawih dapat dilakukan di tempat lain yang layak. Tempat yang layak untuk shalat tarawih adalah tempat yang bersih, suci, dan tidak mengganggu orang lain. Misalnya, shalat tarawih dapat dilakukan di rumah, di kantor, atau di tempat umum lainnya yang memenuhi syarat tersebut.
Dengan memahami syarat “dilakukan di masjid atau tempat lain yang layak” dalam shalat tarawih, diharapkan umat Islam dapat melaksanakan shalat tarawih dengan benar dan sesuai dengan sunnah Rasulullah SAW. Selain itu, syarat ini juga dapat menjadi pengingat bagi kita untuk selalu menjaga kebersihan dan kesucian tempat-tempat ibadah.
Tidak boleh dilakukan dengan riya atau ujub
Salah satu syarat sah shalat tarawih adalah “tidak boleh dilakukan dengan riya atau ujub”. Riya adalah sikap ingin dipuji atau dilihat oleh orang lain dalam beribadah, sedangkan ujub adalah sikap merasa bangga atau sombong dengan ibadah yang dilakukan.
Syarat ini sangat penting untuk diperhatikan karena riya dan ujub dapat merusak pahala ibadah. Jika shalat tarawih dikerjakan dengan riya atau ujub, maka shalat tersebut tidak akan diterima oleh Allah SWT. Selain itu, riya dan ujub juga dapat menyebabkan seseorang terjerumus ke dalam kesyirikan.
Contoh nyata dari syarat “tidak boleh dilakukan dengan riya atau ujub” dalam shalat tarawih adalah ketika seseorang sengaja memperlihatkan ibadahnya kepada orang lain atau merasa lebih baik dari orang lain karena rajin mengerjakan shalat tarawih. Sikap seperti ini harus dihindari, karena dapat merusak pahala ibadah dan menyebabkan seseorang terjerumus ke dalam kesyirikan.
Dengan memahami syarat “tidak boleh dilakukan dengan riya atau ujub” dalam shalat tarawih, diharapkan umat Islam dapat melaksanakan shalat tarawih dengan benar dan sesuai dengan sunnah Rasulullah SAW. Selain itu, syarat ini juga dapat menjadi pengingat bagi kita untuk selalu ikhlas dalam beribadah dan tidak terpengaruh oleh pujian atau pandangan orang lain.
Pertanyaan Umum tentang Syarat Shalat Tarawih
Pertanyaan umum (FAQ) ini disusun untuk memberikan jawaban atas pertanyaan umum dan mengklarifikasi aspek-aspek penting terkait syarat shalat tarawih. FAQ ini akan membahas enam pertanyaan umum yang sering diajukan.
Pertanyaan 1: Apa saja syarat sah shalat tarawih?
Jawaban: Syarat sah shalat tarawih meliputi: dilakukan pada malam bulan Ramadan, dikerjakan secara berjamaah, jumlah rakaatnya genap, di antara dua rakaat terdapat salam, dimakmumkan oleh imam, dikerjakan dengan niat tarawih, dilakukan dengan tuma’ninah, mengikuti sunnah Rasulullah SAW, dilakukan di masjid atau tempat lain yang layak, dan tidak boleh dilakukan dengan riya atau ujub.
Pertanyaan 2: Kenapa shalat tarawih harus dikerjakan secara berjamaah?
Jawaban: Shalat tarawih secara berjamaah memiliki beberapa keutamaan, antara lain mendapat pahala berjamaah, mempererat ukhuwah islamiyah, lebih khusyuk dan fokus, serta menjaga sunnah Rasulullah SAW
Pertanyaan 3: Berapa jumlah rakaat shalat tarawih?
Jawaban: Jumlah rakaat shalat tarawih minimal adalah dua rakaat dan maksimal sebelas rakaat. Shalat tarawih biasanya dikerjakan sebanyak delapan rakaat atau dua puluh rakaat.
Pertanyaan 4: Apa hukum jika meninggalkan salam di antara dua rakaat shalat tarawih?
Jawaban: Meninggalkan salam di antara dua rakaat shalat tarawih hukumnya makruh. Namun, jika lupa mengucapkan salam, maka dapat diucapkan salam pada rakaat berikutnya.
Pertanyaan 5: Bagaimana cara mengikuti sunnah Rasulullah SAW dalam shalat tarawih?
Jawaban: Mengikuti sunnah Rasulullah SAW dalam shalat tarawih meliputi mengikuti tata cara pelaksanaan, waktu pelaksanaan, niat, dan kekhusyukan.
Pertanyaan 6: Bolehkah shalat tarawih dikerjakan di rumah?
Jawaban: Shalat tarawih boleh dikerjakan di rumah jika tidak memungkinkan untuk dikerjakan di masjid. Namun, masjid tetap menjadi tempat yang paling utama untuk melaksanakan shalat tarawih.
Pertanyaan umum dan jawaban yang diberikan di atas memberikan gambaran yang jelas tentang syarat-syarat shalat tarawih dan aspek-aspek penting lainnya. Dengan memahami syarat-syarat ini, umat Islam dapat melaksanakan shalat tarawih dengan benar dan sesuai dengan sunnah Rasulullah SAW.
Mari kita lanjutkan pembahasan tentang tata cara pelaksanaan shalat tarawih, yang akan dibahas secara detail pada bagian selanjutnya.
Tips Melaksanakan Shalat Tarawih dengan Benar
Bagian ini akan memberikan tips praktis untuk melaksanakan shalat tarawih dengan benar dan sesuai dengan sunnah Rasulullah SAW. Tips-tips ini akan membantu Anda memperoleh pahala dan manfaat maksimal dari ibadah shalat tarawih.
Pastikan niat yang benar: Niatkan shalat tarawih karena Allah SWT dan untuk mengikuti sunnah Rasulullah SAW.
Berjamaah di masjid: Shalat tarawih berjamaah di masjid memiliki banyak keutamaan, seperti pahala berjamaah dan ukhuwah islamiyah yang lebih erat.
Lakukan dengan tuma’ninah: Lakukan setiap gerakan dan bacaan shalat dengan tenang dan tidak tergesa-gesa.
Khushu’ dan fokus: Berusahalah untuk khusyuk dan fokus pada ibadah selama shalat tarawih.
Ikuti sunnah Rasulullah SAW: Pelajari dan ikuti tata cara pelaksanaan shalat tarawih sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW.
Hindari riya dan ujub: Luruskan niat dan jangan terpengaruh oleh pujian atau pandangan orang lain.
Jaga kekonsistenan: Berusahalah untuk melaksanakan shalat tarawih secara konsisten selama bulan Ramadan.
Berdoa dengan ikhlas: Panjatkan doa-doa dengan ikhlas dan penuh harap kepada Allah SWT.
Dengan mengikuti tips-tips ini, Anda dapat meningkatkan kualitas shalat tarawih Anda dan memperoleh pahala dan manfaat yang lebih besar. Shalat tarawih yang benar dan sesuai dengan sunnah Rasulullah SAW akan menjadi amal kebaikan yang mengantarkan Anda menuju keutamaan dan ridha Allah SWT.
Selanjutnya, kita akan membahas adab-adab dalam melaksanakan shalat tarawih, yang akan melengkapi pemahaman Anda tentang ibadah penting ini.
Kesimpulan
Artikel ini telah mengupas secara mendalam tentang syarat-syarat shalat tarawih, yang merupakan pedoman penting untuk melaksanakan ibadah ini dengan benar dan sesuai dengan sunnah Rasulullah SAW. Syarat-syarat tersebut meliputi: dilaksanakan pada malam bulan Ramadan, dikerjakan secara berjamaah, jumlah rakaatnya genap, di antara dua rakaat terdapat salam, dimakmumkan oleh imam, dikerjakan dengan niat tarawih, dilakukan dengan tuma’ninah, mengikuti sunnah Rasulullah SAW, dilakukan di masjid atau tempat layak, dan tidak boleh dilakukan dengan riya atau ujub.
Dengan memenuhi syarat-syarat ini, shalat tarawih yang kita kerjakan akan menjadi sah dan bernilai ibadah. Selain itu, shalat tarawih yang dilakukan dengan benar juga akan memberikan banyak manfaat dan keutamaan, seperti meningkatkan ketakwaan, menghapus dosa, melatih kesabaran, dan mempererat ukhuwah islamiyah. Oleh karena itu, sangat penting bagi umat Islam untuk memahami dan mengamalkan syarat-syarat shalat tarawih agar dapat memperoleh pahala dan manfaat yang maksimal.