Shalat tarawih Muhammadiyah merupakan salah satu ibadah sunnah yang dikerjakan pada bulan Ramadan. Shalat ini dikerjakan secara berjamaah dengan jumlah rakaat 8 atau 20 rakaat.
Shalat tarawih Muhammadiyah memiliki banyak keutamaan, di antaranya dapat meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT, menghapus dosa-dosa kecil, dan mendapatkan pahala yang berlipat ganda. Secara historis, shalat tarawih Muhammadiyah dibawa oleh KH. Ahmad Dahlan, pendiri Muhammadiyah, pada awal abad ke-20.
Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih dalam tentang shalat tarawih Muhammadiyah, mulai dari tata cara pelaksanaannya, keutamaannya, hingga sejarah perkembangannya.
Shalat Tarawih Muhammadiyah
Shalat tarawih Muhammadiyah memiliki beberapa aspek penting yang perlu diketahui, di antaranya:
- Tata cara pelaksanaan
- Waktu pelaksanaan
- Jumlah rakaat
- Hukum melaksanakan
- (Keutamaan)
- Masalah khilafiyah
- Sejarah perkembangan
- Pandangan Muhammadiyah
- Pandangan organisasi Islam lainnya
Aspek-aspek ini saling berkaitan dan membentuk pemahaman yang komprehensif tentang shalat tarawih Muhammadiyah. Memahami aspek-aspek ini penting bagi umat Islam yang ingin melaksanakan shalat tarawih dengan baik dan benar.
Tata Cara Pelaksanaan
Tata cara pelaksanaan shalat tarawih Muhammadiyah tidak jauh berbeda dengan shalat tarawih pada umumnya. Shalat ini dikerjakan secara berjamaah dengan jumlah rakaat 8 atau 20 rakaat. Setiap 2 rakaat diakhiri dengan salam.
Adapun perbedaan mendasar antara shalat tarawih Muhammadiyah dengan shalat tarawih pada umumnya terletak pada bacaan niatnya. Niat shalat tarawih Muhammadiyah adalah sebagai berikut:
Ushalli sunnatal tarawih rak’ataini lillahi ta’ala.
Artinya: “Aku niat shalat sunnah tarawih dua rakaat karena Allah ta’ala.”
Selain bacaan niat, perbedaan lainnya terletak pada tidak adanya witir pada shalat tarawih Muhammadiyah. Shalat witir dikerjakan sendiri-sendiri setelah shalat tarawih selesai.
Waktu Pelaksanaan
Waktu pelaksanaan shalat tarawih Muhammadiyah sangat penting untuk diperhatikan agar ibadah ini dapat dilaksanakan dengan baik dan benar. Pelaksanaan shalat tarawih Muhammadiyah memiliki beberapa ketentuan waktu yang perlu diketahui, di antaranya:
- Awal Waktu
Waktu awal pelaksanaan shalat tarawih Muhammadiyah adalah setelah masuknya waktu shalat Isya. - Akhir Waktu
Waktu akhir pelaksanaan shalat tarawih Muhammadiyah adalah sebelum masuknya waktu shalat Subuh. - Waktu Terbaik
Waktu terbaik untuk melaksanakan shalat tarawih Muhammadiyah adalah pada sepertiga malam terakhir, karena pada waktu tersebut Allah SWT turun ke langit dunia. - Waktu yang Dianjurkan
Waktu yang dianjurkan untuk melaksanakan shalat tarawih Muhammadiyah adalah setelah shalat Isya dan sebelum shalat Witir.
Dengan memahami ketentuan waktu pelaksanaan shalat tarawih Muhammadiyah, umat Islam dapat melaksanakan ibadah ini dengan baik dan benar, sehingga dapat memperoleh pahala dan keberkahan yang melimpah.
Jumlah Rakaat
Jumlah rakaat dalam shalat tarawih Muhammadiyah merupakan aspek penting yang membedakannya dengan shalat tarawih pada umumnya. Shalat tarawih Muhammadiyah dikerjakan dengan jumlah rakaat 8 atau 20 rakaat, tidak termasuk rakaat witir.
Penetapan jumlah rakaat ini didasarkan pada hadis Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Aisyah RA, yang menyatakan bahwa Rasulullah SAW mengerjakan shalat tarawih sebanyak 8 rakaat. Sementara itu, jumlah 20 rakaat merupakan hasil ijtihad yang dilakukan oleh para ulama Muhammadiyah, dengan mempertimbangkan waktu yang tersedia dan kondisi jamaah.
Jumlah rakaat dalam shalat tarawih Muhammadiyah memiliki makna dan hikmah tertentu. Jumlah 8 rakaat melambangkan delapan pintu surga, sedangkan jumlah 20 rakaat melambangkan dua puluh waktu shalat fardhu dalam sehari semalam. Dengan mengerjakan shalat tarawih dengan jumlah rakaat yang sesuai, diharapkan dapat memperoleh pahala yang berlipat ganda dan meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT.
Hukum Melaksanakan Shalat Tarawih Muhammadiyah
Hukum melaksanakan shalat tarawih Muhammadiyah adalah sunnah muakkadah, artinya sangat dianjurkan untuk dikerjakan. Hal ini berdasarkan pada hadis Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Aisyah RA, yang menyatakan bahwa Rasulullah SAW mengerjakan shalat tarawih sebanyak 8 rakaat.
Shalat tarawih Muhammadiyah memiliki beberapa keutamaan, di antaranya: dapat meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT, menghapus dosa-dosa kecil, dan mendapatkan pahala yang berlipat ganda. Selain itu, shalat tarawih juga merupakan sarana untuk menjalin silaturahmi dan mempererat ukhuwah islamiyah.
Dalam praktiknya, shalat tarawih Muhammadiyah dikerjakan secara berjamaah dengan jumlah rakaat 8 atau 20 rakaat, tidak termasuk rakaat witir. Shalat ini dikerjakan setelah shalat Isya dan sebelum shalat Witir. Tata cara pelaksanaan shalat tarawih Muhammadiyah tidak jauh berbeda dengan shalat tarawih pada umumnya, hanya saja terdapat perbedaan dalam bacaan niatnya.
(Keutamaan)
Shalat tarawih Muhammadiyah memiliki banyak keutamaan, di antaranya:
- Meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT.
- Menghapus dosa-dosa kecil.
- Mendapatkan pahala yang berlipat ganda.
- Menjalin silaturahmi dan mempererat ukhuwah islamiyah.
Keutamaan-keutamaan ini menjadi motivasi bagi umat Islam untuk melaksanakan shalat tarawih Muhammadiyah dengan sebaik-baiknya. Dengan mengerjakan shalat tarawih, diharapkan dapat meningkatkan kualitas ibadah dan keimanan kepada Allah SWT.
Selain itu, shalat tarawih juga memiliki keutamaan sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Melalui shalat tarawih, umat Islam dapat mengungkapkan rasa syukur dan cinta kepada Allah SWT, serta memohon ampunan atas segala dosa dan kesalahan.
Masalah Khilafiyah
Masalah khilafiyah merupakan perbedaan pendapat di kalangan ulama dalam memahami dan mengamalkan ajaran Islam. Perbedaan pendapat ini dapat terjadi pada berbagai aspek, termasuk dalam praktik ibadah, seperti shalat tarawih Muhammadiyah.
Dalam konteks shalat tarawih Muhammadiyah, masalah khilafiyah yang paling utama adalah terkait dengan jumlah rakaat. Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, Muhammadiyah menetapkan jumlah rakaat shalat tarawih sebanyak 8 atau 20 rakaat, tidak termasuk rakaat witir. Sementara itu, sebagian ulama berpendapat bahwa jumlah rakaat shalat tarawih adalah 11 rakaat, berdasarkan pada hadis Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Aisyah RA.
Perbedaan pendapat ini tidak lantas menjadikan shalat tarawih Muhammadiyah sebagai ibadah yang tidak sah. Justru, perbedaan pendapat ini menunjukkan bahwa dalam Islam terdapat ruang untuk ijtihad dan perbedaan pandangan. Umat Islam diperbolehkan untuk memilih pendapat yang mereka yakini paling kuat, selama pendapat tersebut didasarkan pada dalil yang shahih.
Sejarah perkembangan
Sejarah perkembangan shalat tarawih Muhammadiyah tidak terlepas dari peran penting KH. Ahmad Dahlan, pendiri Muhammadiyah. Sebelum berdirinya Muhammadiyah, masyarakat Indonesia pada umumnya melaksanakan shalat tarawih dengan jumlah rakaat yang bervariasi, mulai dari 8, 11, hingga 20 rakaat. Namun, KH. Ahmad Dahlan berpendapat bahwa jumlah rakaat shalat tarawih yang paling tepat adalah 8 rakaat, berdasarkan pada hadis Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Aisyah RA.
Pendapat KH. Ahmad Dahlan ini kemudian menjadi salah satu ciri khas shalat tarawih Muhammadiyah. Muhammadiyah menetapkan bahwa shalat tarawih dikerjakan sebanyak 8 rakaat, tidak termasuk rakaat witir. Penetapan ini didasarkan pada pertimbangan bahwa jumlah 8 rakaat lebih sesuai dengan kemampuan dan kondisi jamaah pada umumnya, serta lebih memungkinkan untuk dikerjakan secara berjamaah.
Seiring dengan perkembangan Muhammadiyah, shalat tarawih Muhammadiyah juga mengalami perkembangan. Pada awalnya, shalat tarawih Muhammadiyah hanya dikerjakan di masjid-masjid Muhammadiyah. Namun, seiring dengan bertambahnya jumlah anggota Muhammadiyah, shalat tarawih Muhammadiyah juga mulai dikerjakan di tempat-tempat umum, seperti lapangan dan gedung pertemuan. Hal ini dilakukan untuk menampung semakin banyaknya jamaah yang ingin melaksanakan shalat tarawih Muhammadiyah.
Pandangan Muhammadiyah
Pandangan Muhammadiyah mengenai shalat tarawih muhammadiyah sangat penting untuk dipahami dalam rangka melaksanakan ibadah ini dengan baik dan benar. Pandangan Muhammadiyah didasarkan pada Al-Qur’an, As-Sunnah, dan ijtihad para ulama Muhammadiyah.
- Jumlah Rakaat
Muhammadiyah menetapkan bahwa shalat tarawih dikerjakan sebanyak 8 atau 20 rakaat, tidak termasuk rakaat witir. Penetapan ini didasarkan pada hadis Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Aisyah RA.
- Tata Cara Pelaksanaan
Muhammadiyah menetapkan tata cara pelaksanaan shalat tarawih yang sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW. Shalat tarawih dikerjakan secara berjamaah, dengan setiap 2 rakaat diakhiri dengan salam.
- Waktu Pelaksanaan
Muhammadiyah menetapkan bahwa shalat tarawih dilaksanakan setelah shalat Isya dan sebelum shalat Subuh. Waktu terbaik untuk melaksanakan shalat tarawih adalah pada sepertiga malam terakhir.
- Keutamaan
Muhammadiyah meyakini bahwa shalat tarawih memiliki banyak keutamaan, di antaranya dapat meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT, menghapus dosa-dosa kecil, dan mendapatkan pahala yang berlipat ganda.
Dengan memahami pandangan Muhammadiyah mengenai shalat tarawih muhammadiyah, diharapkan umat Islam dapat melaksanakan ibadah ini dengan baik dan benar, sehingga dapat memperoleh pahala dan keberkahan yang melimpah.
Pandangan Organisasi Islam Lainnya
Shalat tarawih Muhammadiyah merupakan salah satu ibadah yang memiliki kekhasan tersendiri dalam jumlah rakaatnya. Pandangan Muhammadiyah mengenai shalat tarawih ini berbeda dengan organisasi Islam lainnya, sehingga memunculkan beragam pandangan dan perspektif.
- Jumlah Rakaat
Sebagian organisasi Islam berpendapat bahwa jumlah rakaat shalat tarawih adalah 11 rakaat, berdasarkan hadis yang diriwayatkan oleh Aisyah RA. Sementara itu, Muhammadiyah menetapkan jumlah rakaat shalat tarawih sebanyak 8 atau 20 rakaat.
- Tata Cara Pelaksanaan
Dalam hal tata cara pelaksanaan, beberapa organisasi Islam membolehkan adanya bacaan doa qunut pada setiap rakaat shalat tarawih. Sedangkan Muhammadiyah tidak memperbolehkan bacaan doa qunut dalam shalat tarawih.
- Waktu Pelaksanaan
Organisasi Islam memiliki pandangan yang berbeda mengenai waktu pelaksanaan shalat tarawih. Ada yang berpendapat bahwa shalat tarawih dapat dilaksanakan setelah shalat Isya hingga sebelum masuk waktu shalat Subuh. Sementara itu, Muhammadiyah menganjurkan agar shalat tarawih dilaksanakan setelah shalat Isya dan sebelum shalat Witir.
- Keutamaan
Meskipun terdapat perbedaan pandangan mengenai jumlah rakaat, tata cara pelaksanaan, dan waktu pelaksanaan, seluruh organisasi Islam sepakat bahwa shalat tarawih memiliki keutamaan dan pahala yang besar.
Dengan memahami pandangan organisasi Islam lainnya mengenai shalat tarawih Muhammadiyah, diharapkan dapat menambah wawasan dan memperkaya pemahaman umat Islam dalam melaksanakan ibadah ini. Perbedaan pandangan yang ada tidak mengurangi nilai ibadah shalat tarawih itu sendiri, selama dilaksanakan sesuai dengan tuntunan syariat.
Pertanyaan Umum tentang Shalat Tarawih Muhammadiyah
Berikut adalah beberapa pertanyaan umum beserta jawabannya tentang shalat tarawih Muhammadiyah untuk menambah pemahaman dan memudahkan pelaksanaan ibadah ini:
Pertanyaan 1: Berapa jumlah rakaat shalat tarawih Muhammadiyah?
Jawaban: Shalat tarawih Muhammadiyah dikerjakan sebanyak 8 atau 20 rakaat, tidak termasuk rakaat witir.
Pertanyaan 2: Bagaimana tata cara pelaksanaan shalat tarawih Muhammadiyah?
Jawaban: Tata cara pelaksanaan shalat tarawih Muhammadiyah sama dengan shalat tarawih pada umumnya, hanya saja tidak terdapat doa qunut pada setiap rakaatnya.
Pertanyaan 3: Kapan waktu pelaksanaan shalat tarawih Muhammadiyah?
Jawaban: Shalat tarawih Muhammadiyah dilaksanakan setelah shalat Isya dan sebelum shalat Witir.
Pertanyaan 4: Apa saja keutamaan shalat tarawih Muhammadiyah?
Jawaban: Keutamaan shalat tarawih Muhammadiyah antara lain meningkatkan ketakwaan, menghapus dosa-dosa kecil, dan mendapatkan pahala yang berlipat ganda.
Pertanyaan 5: Apakah shalat tarawih Muhammadiyah sama dengan shalat tarawih pada umumnya?
Jawaban: Pada dasarnya sama, namun terdapat perbedaan dalam jumlah rakaat dan tidak adanya doa qunut pada setiap rakaatnya.
Pertanyaan 6: Bagaimana pandangan organisasi Islam lain tentang shalat tarawih Muhammadiyah?
Jawaban: Meskipun terdapat perbedaan pandangan mengenai jumlah rakaat, namun seluruh organisasi Islam sepakat bahwa shalat tarawih memiliki keutamaan dan pahala yang besar.
Dengan memahami jawaban atas pertanyaan-pertanyaan umum ini, diharapkan dapat membantu umat Islam dalam melaksanakan shalat tarawih Muhammadiyah dengan baik dan benar, serta memperoleh keutamaan dan pahala yang terkandung di dalamnya.
Selanjutnya, kita akan membahas lebih dalam tentang sejarah dan perkembangan shalat tarawih Muhammadiyah, serta praktiknya di berbagai daerah di Indonesia.
Tips Melaksanakan Shalat Tarawih Muhammadiyah
Shalat tarawih Muhammadiyah merupakan ibadah sunnah yang sangat dianjurkan untuk dikerjakan pada bulan Ramadan. Berikut adalah beberapa tips yang dapat membantu Anda melaksanakan shalat tarawih Muhammadiyah dengan baik dan benar:
Tip 1: Niat dengan Benar
Sebelum memulai shalat, pastikan untuk membaca niat shalat tarawih Muhammadiyah, yaitu “Ushalli sunnatal tarawih rak’ataini lillahi ta’ala”.
Tip 2: Kerjakan Secara Berjamaah
Shalat tarawih Muhammadiyah dianjurkan untuk dikerjakan secara berjamaah. Jamaah dapat saling mengingatkan dan memberikan semangat dalam beribadah.
Tip 3: Khusyuk dan Fokus
Saat shalat tarawih, usahakan untuk khusyuk dan fokus. Hindari gangguan yang dapat mengurangi kekhusyukan ibadah.
Tip 4: Bacaan Tartil dan Fasih
Bacaan dalam shalat tarawih, baik surat maupun doa, hendaknya diucapkan dengan tartil (jelas) dan fasih (benar).
Tip 5: Perhatikan Waktu Pelaksanaan
Shalat tarawih Muhammadiyah dapat dilaksanakan setelah shalat Isya hingga sebelum masuk waktu shalat Subuh. Dianjurkan untuk melaksanakannya pada sepertiga malam terakhir.
Tip 6: Kerjakan dengan Jumlah Rakaat Sesuai
Shalat tarawih Muhammadiyah dikerjakan sebanyak 8 atau 20 rakaat, tidak termasuk rakaat witir.
Tip 7: Tertib dan Disiplin
Dalam pelaksanaan shalat tarawih, tertib dan disiplin dalam berjamaah sangat penting. Ikuti tata cara shalat dengan baik dan benar.
Tip 8: Niat Murni Mencari Ridha Allah
Laksanakan shalat tarawih dengan niat yang murni untuk mencari ridha Allah SWT, bukan untuk tujuan atau kepentingan lainnya.
Dengan mengikuti tips-tips ini, diharapkan dapat membantu Anda dalam melaksanakan shalat tarawih Muhammadiyah dengan baik dan benar, sehingga dapat memperoleh keutamaan dan pahala yang terkandung di dalamnya.
Selanjutnya, kita akan membahas lebih dalam tentang sejarah dan perkembangan shalat tarawih Muhammadiyah, serta praktiknya di berbagai daerah di Indonesia.
Kesimpulan
Shalat tarawih Muhammadiyah merupakan ibadah sunnah yang memiliki banyak keutamaan dan pahala. Pelaksanaannya didasarkan pada pemahaman dan ijtihad para ulama Muhammadiyah, dengan tetap berpedoman pada Al-Qur’an dan As-Sunnah. Perbedaan pandangan mengenai jumlah rakaat dan tata cara pelaksanaan dengan organisasi Islam lainnya tidak mengurangi nilai ibadah shalat tarawih itu sendiri, selama dilaksanakan dengan ikhlas dan sesuai dengan tuntunan syariat.
Kehadiran shalat tarawih Muhammadiyah menjadi bukti kekayaan khazanah ibadah dalam Islam. Umat Islam dapat memilih pendapat yang mereka yakini paling kuat, selama didasarkan pada dalil yang shahih. Perbedaan pandangan justru menjadi rahmat yang mempererat ukhuwah islamiyah dan mendorong umat Islam untuk terus mencari ilmu dan meningkatkan kualitas ibadah mereka.