Pembagian zakat mal merupakan kewajiban bagi setiap muslim yang memiliki harta tertentu untuk memberikan sebagian hartanya kepada mereka yang berhak menerimanya. Zakat mal dibagi menjadi beberapa bagian, di antaranya adalah:
Pembagian zakat mal memiliki beberapa manfaat, di antaranya adalah:
Dalam sejarah Islam, pembagian zakat mal telah mengalami perkembangan yang signifikan. Pada masa Nabi Muhammad SAW, zakat mal dibagikan secara langsung kepada fakir miskin dan mereka yang berhak menerimanya. Seiring berjalannya waktu, sistem pembagian zakat mal menjadi lebih terorganisir dan dikelola oleh lembaga-lembaga resmi.
Artikel ini akan membahas lebih lanjut tentang pembagian zakat mal, termasuk cara menghitungnya, golongan yang berhak menerimanya, dan dampaknya terhadap kesejahteraan masyarakat.
Pembagian Zakat Mal
Pembagian zakat mal merupakan aspek penting dalam pengelolaan zakat yang bertujuan untuk memastikan bahwa zakat tersalurkan kepada mereka yang berhak menerimanya. Berikut adalah 10 aspek penting terkait pembagian zakat mal:
- Nisab
- Harta
- Mustahik
- Waktu
- Hitung
- Kelola
- Salur
- Laporan
- Syarat
- Dampak
Aspek-aspek ini saling terkait dan memengaruhi efektivitas pembagian zakat mal. Misalnya, nisab menentukan batas minimum harta yang wajib dizakati, sedangkan harta menentukan jenis harta yang dikenai zakat. Mustahik adalah pihak-pihak yang berhak menerima zakat, sementara waktu mengatur kapan zakat harus dibayarkan. Hitung, kelola, dan salur merupakan proses pendistribusian zakat, sedangkan laporan dan syarat memastikan akuntabilitas dan transparansi dalam pembagian zakat. Terakhir, dampak mengacu pada manfaat yang diharapkan dari pembagian zakat, seperti pengentasan kemiskinan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Nisab
Nisab adalah batas minimum harta yang wajib dizakati. Dalam pembagian zakat mal, nisab memiliki peran yang sangat penting karena menentukan apakah seseorang wajib mengeluarkan zakat atau tidak. Jika harta seseorang telah mencapai nisab, maka ia wajib mengeluarkan zakat. Sebaliknya, jika harta seseorang belum mencapai nisab, maka ia tidak wajib mengeluarkan zakat.
Nisab zakat mal berbeda-beda tergantung pada jenis hartanya. Misalnya, nisab zakat emas adalah 85 gram, nisab zakat perak adalah 595 gram, dan nisab zakat uang adalah senilai 85 gram emas. Penetapan nisab ini didasarkan pada nilai barang pada masa Nabi Muhammad SAW dan telah disepakati oleh para ulama.
Dalam praktiknya, nisab menjadi acuan bagi umat Islam untuk menghitung zakat yang harus dikeluarkan. Jika harta yang dimiliki telah mencapai nisab, maka zakat yang dikeluarkan adalah 2,5% dari nilai harta tersebut. Dengan demikian, nisab sangat penting dalam memastikan bahwa zakat mal dibayarkan sesuai dengan ketentuan syariat Islam.
Harta
Harta merupakan komponen penting dalam pembagian zakat mal. Zakat mal adalah zakat yang dikenakan pada harta yang dimiliki oleh seorang muslim yang telah mencapai nisab, dengan kadar 2,5%. Harta yang dimaksud dalam zakat mal adalah harta yang memenuhi syarat, yaitu harta yang dimiliki secara penuh, sudah mencapai nisab, dan berkembang atau produktif.
Hubungan antara harta dan pembagian zakat mal sangat erat. Harta merupakan objek yang dikenakan zakat, sedangkan pembagian zakat mal adalah proses penyaluran zakat kepada mereka yang berhak menerimanya. Tanpa adanya harta, maka tidak ada zakat yang dapat dibagikan. Sebaliknya, jika harta yang dimiliki telah mencapai nisab, maka wajib hukumnya untuk mengeluarkan zakat mal.
Dalam praktiknya, pembagian zakat mal dilakukan dengan menghitung 2,5% dari nilai harta yang dimiliki. Misalnya, jika seseorang memiliki harta senilai Rp 100 juta, maka zakat mal yang harus dikeluarkan adalah Rp 2,5 juta. Zakat mal tersebut kemudian disalurkan kepada mereka yang berhak menerimanya, seperti fakir miskin, anak yatim, dan orang yang berutang.
Mustahik
Mustahik merupakan pihak-pihak yang berhak menerima zakat. Dalam pembagian zakat mal, mustahik memiliki peran yang sangat penting karena merekalah yang akan menerima manfaat dari zakat tersebut. Zakat mal yang dibayarkan oleh muzaki akan disalurkan kepada mustahik melalui amil zakat.
- Fakir
Fakir adalah orang-orang yang tidak memiliki harta atau penghasilan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan pokok hidupnya. Fakir merupakan salah satu golongan mustahik yang paling utama karena mereka sangat membutuhkan bantuan.
- Miskin
Miskin adalah orang-orang yang memiliki harta atau penghasilan, tetapi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan pokok hidupnya. Miskin juga merupakan golongan mustahik yang berhak menerima zakat.
- Amil
Amil adalah orang-orang yang bertugas mengumpulkan dan mendistribusikan zakat. Amil juga termasuk golongan mustahik karena mereka berhak menerima sebagian dari zakat yang mereka kumpulkan dan distribusikan.
- Mualaf
Mualaf adalah orang-orang yang baru masuk Islam. Mualaf juga termasuk golongan mustahik karena mereka membutuhkan bantuan untuk memperkuat keimanan dan menyesuaikan diri dengan lingkungan Islam.
Keempat golongan mustahik ini merupakan prioritas utama dalam pembagian zakat mal. Namun, dalam praktiknya, masih banyak golongan lain yang juga berhak menerima zakat, seperti orang yang terlilit utang, orang yang sedang dalam perjalanan, dan orang yang sedang mengalami musibah. Penentuan golongan mustahik ini dilakukan oleh amil zakat berdasarkan pertimbangan syariah dan kondisi masyarakat setempat.
Waktu
Dalam pembagian zakat mal, waktu memiliki peran yang sangat penting karena menentukan kapan zakat harus dikeluarkan. Zakat mal wajib dikeluarkan pada waktu tertentu, yaitu:
- Saat Panen
Bagi hasil pertanian, zakat wajib dikeluarkan saat panen. Hal ini didasarkan pada firman Allah SWT dalam surat Al-An’am ayat 141 yang artinya, “Dan berikanlah zakat dari sebagian hasil panenmu.”
- Saat Memiliki Harta
Bagi harta selain hasil pertanian, zakat wajib dikeluarkan saat harta tersebut telah mencapai nisab dan berlalu satu tahun. Hal ini didasarkan pada pendapat mayoritas ulama yang menyatakan bahwa zakat wajib dikeluarkan setelah harta mencapai nisab dan berlalu satu tahun.
- Saat Berdagang
Bagi harta yang diperdagangkan, zakat wajib dikeluarkan saat barang dagangan tersebut telah terjual. Hal ini didasarkan pada pendapat Imam Abu Hanifah yang menyatakan bahwa zakat perdagangan wajib dikeluarkan saat barang dagangan telah terjual.
- Saat Mendapat Warisan
Bagi harta yang diperoleh dari warisan, zakat wajib dikeluarkan saat harta tersebut dibagikan kepada ahli waris. Hal ini didasarkan pada pendapat Imam Malik yang menyatakan bahwa zakat warisan wajib dikeluarkan saat harta warisan telah dibagikan.
Dengan memperhatikan waktu yang tepat untuk mengeluarkan zakat, umat Islam dapat menjalankan kewajiban zakatnya dengan baik dan benar. Pembayaran zakat pada waktu yang tepat juga akan memastikan bahwa zakat dapat disalurkan kepada mustahik secara tepat waktu.
Hitung
Hitung merupakan aspek penting dalam pembagian zakat mal karena menentukan besarnya zakat yang harus dikeluarkan. Hitung dilakukan untuk memastikan bahwa jumlah zakat yang dikeluarkan sesuai dengan ketentuan syariat Islam dan tidak memberatkan muzaki.
- Nisab
Nisab merupakan batas minimum harta yang wajib dizakati. Hitung nisab dilakukan untuk menentukan apakah harta seseorang sudah mencapai batas minimum yang ditetapkan syariat Islam untuk dikenakan zakat.
- Kadar
Kadar zakat adalah persentase tertentu yang dikenakan pada harta yang dizakati. Hitung kadar zakat dilakukan untuk menentukan besarnya zakat yang harus dikeluarkan, yaitu sebesar 2,5% dari harta yang dimiliki.
- Harta
Hitung harta dilakukan untuk mengetahui jumlah harta yang dimiliki oleh muzaki. Hitung harta meliputi penghitungan semua jenis harta yang dimiliki, baik harta bergerak maupun harta tidak bergerak.
- Waktu
Hitung waktu dilakukan untuk menentukan kapan zakat harus dikeluarkan. Hitung waktu meliputi penghitungan masa kepemilikan harta dan waktu panen bagi hasil pertanian.
Dengan memperhatikan aspek hitung dalam pembagian zakat mal, umat Islam dapat menjalankan kewajiban zakatnya dengan baik dan benar. Hitung yang tepat akan memastikan bahwa zakat yang dikeluarkan sesuai dengan ketentuan syariat Islam dan tidak memberatkan muzaki.
Kelola
Kelola merupakan aspek penting dalam pembagian zakat mal yang mencakup berbagai kegiatan pengelolaan zakat, mulai dari pengumpulan, pencatatan, hingga penyaluran zakat. Pengelolaan zakat yang baik akan memastikan bahwa zakat tersalurkan kepada yang berhak secara tepat waktu dan tepat sasaran.
- Pengumpulan
Pengumpulan zakat dilakukan oleh amil zakat yang bertugas menghimpun zakat dari muzaki. Pengumpulan zakat dapat dilakukan melalui berbagai cara, seperti jemput bola, kotak amal, atau transfer bank.
- Pencatatan
Pencatatan zakat dilakukan untuk mendokumentasikan penerimaan dan penyaluran zakat. Pencatatan zakat yang baik akan memudahkan pengelolaan zakat dan menghindari terjadinya penyimpangan.
- Penyaluran
Penyaluran zakat dilakukan oleh amil zakat kepada mustahik yang berhak menerimanya. Penyaluran zakat dapat dilakukan secara langsung atau melalui lembaga penyalur zakat.
- Pelaporan
Pelaporan zakat dilakukan oleh amil zakat kepada muzaki dan lembaga terkait. Pelaporan zakat bertujuan untuk memberikan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan zakat.
Pengelolaan zakat yang baik akan berdampak positif bagi penyaluran zakat. Zakat akan tersalurkan secara tepat waktu dan tepat sasaran, sehingga dapat memberikan manfaat yang maksimal bagi mustahik. Selain itu, pengelolaan zakat yang baik juga akan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap lembaga pengelola zakat.
Salur
Salur merupakan aspek krusial dalam pembagian zakat mal yang meliputi proses penyaluran zakat kepada mustahik yang berhak menerimanya. Salur yang efektif dan tepat sasaran sangat penting untuk memastikan bahwa zakat memberikan manfaat yang maksimal bagi kesejahteraan masyarakat.
- Penyaluran Langsung
Penyaluran langsung dilakukan dengan memberikan zakat secara langsung kepada mustahik yang telah diidentifikasi dan diverifikasi. Cara ini memungkinkan penyaluran zakat yang lebih cepat dan tepat sasaran kepada mereka yang benar-benar membutuhkan.
- Penyaluran Tidak Langsung
Penyaluran tidak langsung dilakukan melalui lembaga atau organisasi penyalur zakat. Cara ini memungkinkan penyaluran zakat yang lebih luas dan terorganisir, terutama untuk mustahik yang sulit dijangkau atau memiliki kebutuhan yang kompleks.
- Penyaluran Programatik
Penyaluran programatik dilakukan melalui program-program pemberdayaan atau pengembangan masyarakat yang dirancang untuk mengatasi masalah kemiskinan dan kesenjangan sosial. Cara ini memungkinkan penyaluran zakat yang lebih berkelanjutan dan berdampak jangka panjang.
- Penyaluran Kolaboratif
Penyaluran kolaboratif dilakukan dengan bekerja sama dengan lembaga atau organisasi lain yang memiliki keahlian dalam penyaluran zakat. Cara ini memungkinkan sinergi dan optimalisasi sumber daya untuk penyaluran zakat yang lebih efektif dan efisien.
Aspek salur dalam pembagian zakat mal memiliki implikasi yang luas. Salur yang tepat sasaran akan meningkatkan kesejahteraan mustahik, mengurangi kesenjangan sosial, dan berkontribusi pada pembangunan masyarakat yang lebih adil dan sejahtera. Oleh karena itu, penting bagi pengelola zakat untuk terus mengembangkan dan meningkatkan mekanisme penyaluran zakat agar dapat memberikan dampak yang maksimal bagi masyarakat.
Laporan
Laporan merupakan aspek penting dalam pembagian zakat mal yang berfungsi untuk memberikan informasi mengenai pengelolaan dan penyaluran zakat. Laporan yang baik dan transparan akan meningkatkan akuntabilitas dan kepercayaan masyarakat terhadap pengelola zakat.
- Penerimaan Zakat
Laporan penerimaan zakat mencatat seluruh dana zakat yang diterima oleh pengelola zakat dari para muzaki, termasuk sumber dan jumlah zakat yang diterima.
- Penyaluran Zakat
Laporan penyaluran zakat mencatat seluruh dana zakat yang telah disalurkan kepada mustahik, termasuk nama mustahik, jenis bantuan yang diberikan, dan jumlah zakat yang disalurkan.
- Pengelolaan Zakat
Laporan pengelolaan zakat mencatat seluruh biaya yang dikeluarkan untuk mengelola zakat, termasuk biaya operasional, biaya pengumpulan, dan biaya penyaluran zakat.
- Audit Zakat
Laporan audit zakat merupakan hasil pemeriksaan keuangan dan kepatuhan pengelolaan zakat yang dilakukan oleh lembaga independen. Laporan audit zakat memberikan opini mengenai kewajaran laporan keuangan dan kepatuhan pengelolaan zakat terhadap ketentuan yang berlaku.
Laporan pembagian zakat mal sangat penting untuk memastikan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan zakat. Laporan yang baik akan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap pengelola zakat dan mendorong mereka untuk menyalurkan zakatnya melalui lembaga yang kredibel. Selain itu, laporan pembagian zakat mal juga dapat menjadi bahan evaluasi dan perbaikan pengelolaan zakat di masa mendatang.
Syarat
Syarat merupakan aspek penting dalam pembagian zakat mal yang menentukan sah atau tidaknya zakat yang dikeluarkan. Syarat-syarat ini telah ditentukan dalam syariat Islam dan harus dipenuhi oleh muzaki agar zakatnya diterima dan bernilai ibadah.
- Islam
Muzaki harus beragama Islam. Syarat ini didasarkan pada firman Allah SWT dalam surat At-Taubah ayat 60 yang artinya, “Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mualaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berutang, untuk jalan Allah, dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.”
- Merdeka
Muzaki harus merdeka, tidak dalam status perbudakan. Syarat ini didasarkan pada pendapat mayoritas ulama yang menyatakan bahwa budak tidak wajib mengeluarkan zakat.
- Kepemilikan Penuh
Harta yang dizakati harus dimiliki secara penuh oleh muzaki. Syarat ini didasarkan pada pendapat Imam Abu Hanifah yang menyatakan bahwa zakat hanya wajib dikeluarkan dari harta yang dimiliki secara penuh.
- Mencapai Nisab
Harta yang dizakati harus mencapai nisab yang telah ditetapkan. Syarat ini didasarkan pada firman Allah SWT dalam surat Al-Baqarah ayat 267 yang artinya, “Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. Dan janganlah kamu keluarkan nafkah dari yang buruk-buruk (yang tidak halal), sedang kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memicingkan mata terhadapnya. Dan ketahuilah bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.”
- Berlalu Satu Tahun
Harta yang dizakati harus telah dimiliki dan disimpan selama satu tahun penuh. Syarat ini didasarkan pada pendapat mayoritas ulama yang menyatakan bahwa zakat hanya wajib dikeluarkan dari harta yang telah dimiliki selama satu tahun penuh.
Syarat-syarat ini saling terkait dan harus dipenuhi secara bersamaan agar zakat yang dikeluarkan sah dan bernilai ibadah. Dengan memenuhi syarat-syarat tersebut, muzaki dapat menjalankan kewajiban zakatnya dengan baik dan benar, sehingga zakat yang dikeluarkan dapat memberikan manfaat yang optimal bagi mustahik dan kesejahteraan masyarakat.
Dampak
Pembagian zakat mal memiliki dampak yang signifikan dalam berbagai aspek kehidupan. Dampak ini dapat dilihat dari sisi ekonomi, sosial, dan spiritual, baik bagi para mustahik maupun masyarakat secara keseluruhan.
- Pengentasan Kemiskinan
Zakat mal berperan penting dalam mengurangi kesenjangan ekonomi dan mengangkat masyarakat miskin keluar dari kemiskinan. Bantuan yang diberikan berupa modal usaha, pelatihan keterampilan, atau kebutuhan pokok dapat membantu mustahik meningkatkan taraf hidupnya.
- Peningkatan Kesejahteraan Sosial
Zakat mal juga memberikan dampak positif pada kesejahteraan sosial. Bantuan yang diberikan dapat membantu mustahik memenuhi kebutuhan dasar seperti pendidikan, kesehatan, dan perumahan, sehingga meningkatkan kualitas hidup mereka.
- Pembersihan Harta
Dari sisi spiritual, zakat mal berfungsi sebagai pembersih harta. Dengan mengeluarkan zakat, muzaki telah membersihkan hartanya dari hak orang lain dan menyucikan jiwanya.
- Pertumbuhan Ekonomi
Penyaluran zakat mal yang tepat juga dapat berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi. Bantuan yang diberikan kepada mustahik dapat membantu mereka mengembangkan usaha dan menciptakan lapangan kerja baru.
Dengan demikian, pembagian zakat mal memiliki dampak yang komprehensif dalam kehidupan masyarakat. Zakat mal tidak hanya membantu mengurangi kesenjangan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan sosial, tetapi juga menyucikan harta dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu, penyaluran zakat mal perlu dilakukan secara optimal agar dampak positifnya dapat dirasakan secara luas.
Pertanyaan dan Jawaban tentang Pembagian Zakat Mal
Berikut adalah beberapa pertanyaan dan jawaban tentang pembagian zakat mal yang umum ditanyakan:
Pertanyaan 1: Apa saja golongan yang berhak menerima zakat mal?
Jawaban: Golongan yang berhak menerima zakat mal adalah fakir, miskin, amil, mualaf, orang yang berutang, orang yang sedang dalam perjalanan, dan orang yang sedang mengalami musibah.
Pertanyaan 2: Kapan waktu yang tepat untuk mengeluarkan zakat mal?
Jawaban: Waktu yang tepat untuk mengeluarkan zakat mal adalah saat panen bagi hasil pertanian, saat harta telah mencapai nisab dan berlalu satu tahun bagi harta selain hasil pertanian, saat barang dagangan telah terjual bagi harta yang diperdagangkan, dan saat harta warisan telah dibagikan bagi harta yang diperoleh dari warisan.
Pertanyaan 3: Bagaimana cara menghitung zakat mal?
Jawaban: Zakat mal dihitung dengan cara mengalikan kadar zakat (2,5%) dengan nilai harta yang dimiliki.
Pertanyaan 4: Apa saja syarat sahnya zakat mal?
Jawaban: Syarat sahnya zakat mal adalah Islam, merdeka, kepemilikan penuh, mencapai nisab, dan berlalu satu tahun.
Pertanyaan 5: Apa saja dampak positif dari pembagian zakat mal?
Jawaban: Dampak positif dari pembagian zakat mal antara lain pengentasan kemiskinan, peningkatan kesejahteraan sosial, pembersihan harta, dan pertumbuhan ekonomi.
Pertanyaan 6: Bagaimana cara memastikan bahwa zakat mal tersalurkan dengan tepat?
Jawaban: Untuk memastikan bahwa zakat mal tersalurkan dengan tepat, diperlukan pengelolaan zakat yang baik, penyaluran yang transparan, dan laporan yang akuntabel.
Demikianlah beberapa pertanyaan dan jawaban tentang pembagian zakat mal. Masih banyak aspek lain yang terkait dengan pembagian zakat mal yang perlu dibahas lebih mendalam.
Selanjutnya, kita akan membahas tentang peran zakat mal dalam pembangunan kesejahteraan sosial.
Tips Pembagian Zakat Mal
Pembagian zakat mal yang efektif dan tepat sasaran sangat penting untuk memaksimalkan manfaatnya bagi mustahik dan kesejahteraan masyarakat. Berikut adalah beberapa tips yang dapat diterapkan dalam pengelolaan dan penyaluran zakat mal:
Tip 1: Identifikasi Mustahik yang Tepat
Lakukan verifikasi dan seleksi mustahik secara cermat untuk memastikan zakat disalurkan kepada mereka yang benar-benar membutuhkan.
Tip 2: Salurkan Tepat Waktu
Salurkan zakat tepat waktu agar mustahik dapat segera memanfaatkan bantuan yang diberikan.
Tip 3: Salurkan Secara Produktif
Selain bantuan konsumtif, pertimbangkan juga penyaluran zakat untuk program-program pemberdayaan dan pengembangan ekonomi yang dapat memberikan manfaat jangka panjang bagi mustahik.
Tip 4: Jalin Kerja Sama
Berkolaborasi dengan lembaga atau organisasi lain yang memiliki pengalaman dan jaringan dalam penyaluran zakat untuk memperluas jangkauan dan meningkatkan efektivitas penyaluran.
Tip 5: Lapor Secara Transparan
Buat laporan penyaluran zakat yang jelas dan transparan untuk meningkatkan akuntabilitas dan kepercayaan publik.
Summary of key takeaways or benefits
Dengan menerapkan tips-tips ini, pengelola zakat dapat memastikan bahwa zakat mal tersalurkan dengan tepat sasaran, memberikan manfaat yang optimal bagi mustahik, dan berkontribusi pada pembangunan kesejahteraan sosial yang lebih baik.
Transition to the article’s conclusion
Tips-tips ini merupakan bagian penting dalam pengelolaan zakat mal yang efektif. Dengan memperhatikan dan menerapkan tips-tips ini, kita dapat memaksimalkan manfaat zakat mal dalam mewujudkan masyarakat yang lebih adil dan sejahtera.
Kesimpulan
Pembagian zakat mal merupakan bagian penting dalam pengelolaan zakat yang bertujuan untuk memastikan bahwa zakat tersalurkan kepada mereka yang berhak menerimanya. Pembagian zakat mal yang efektif dan tepat sasaran sangat penting untuk memaksimalkan manfaatnya bagi mustahik dan kesejahteraan masyarakat. Artikel ini telah membahas berbagai aspek penting terkait pembagian zakat mal, mulai dari nisab, harta, mustahik, waktu, hitung, kelola, salur, laporan, syarat, dan dampaknya.
Beberapa poin utama yang saling terkait dalam pembagian zakat mal antara lain:
- Menentukan nisab yang tepat untuk memastikan bahwa zakat dikeluarkan dari harta yang telah mencapai batas minimum yang ditetapkan syariat Islam.
- Mengidentifikasi mustahik yang tepat untuk memastikan bahwa zakat tersalurkan kepada mereka yang benar-benar membutuhkan.
- Mengelola dan menyalurkan zakat secara efektif dan transparan untuk memastikan bahwa zakat tersalurkan tepat waktu, tepat sasaran, dan memberikan manfaat yang optimal bagi mustahik.
Dengan memahami dan menerapkan prinsip-prinsip pembagian zakat mal, kita dapat memaksimalkan manfaat zakat dalam mengurangi kesenjangan ekonomi, meningkatkan kesejahteraan sosial, dan membangun masyarakat yang lebih adil dan sejahtera.