Tips Memilih Orang yang Mengelola Zakat

lisa


Tips Memilih Orang yang Mengelola Zakat

Amil zakat adalah orang yang bertugas mengelola zakat, baik dalam pengumpulan, pendistribusian, maupun pendayagunaannya. Sebagai contoh, di Indonesia, amil zakat resmi ditunjuk oleh Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) atau lembaga amil zakat lainnya yang telah mendapat izin dari pemerintah.

Peran amil zakat sangat penting karena mereka memastikan bahwa zakat tersalurkan kepada yang berhak dan digunakan untuk tujuan yang sesuai dengan syariat Islam. Selain itu, amil zakat juga memberikan edukasi kepada masyarakat tentang kewajiban berzakat dan pengelolaan zakat yang baik.

Secara historis, peran amil zakat sudah ada sejak zaman Nabi Muhammad SAW. Pada saat itu, Nabi Muhammad SAW menunjuk beberapa sahabatnya sebagai amil zakat, salah satunya adalah Abu Bakar Ash-Shiddiq. Seiring perkembangan zaman, peran amil zakat terus berlanjut dan menjadi bagian penting dalam pengelolaan zakat di seluruh dunia.

orang yang mengelola zakat disebut

Amil zakat memiliki peran penting dalam mengelola zakat. Beberapa aspek penting yang terkait dengan amil zakat meliputi:

  • Integritas
  • Keadilan
  • Kejujuran
  • Amanah
  • Profesional
  • Kompeten
  • Transparan
  • Akuntabel
  • Bertakwa

Aspek-aspek tersebut sangat penting karena amil zakat memegang tanggung jawab besar dalam mengelola dana zakat. Amil zakat harus memiliki integritas dan kejujuran agar dapat dipercaya oleh masyarakat. Selain itu, amil zakat juga harus adil dan profesional dalam menjalankan tugasnya, serta senantiasa menjaga transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan dana zakat.

Integritas

Integritas merupakan salah satu aspek terpenting yang harus dimiliki oleh amil zakat. Integritas adalah sikap jujur, tulus, dan tidak mementingkan diri sendiri dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab. Amil zakat yang berintegritas akan selalu berpegang teguh pada nilai-nilai kejujuran, keadilan, dan transparansi dalam mengelola dana zakat.

Integritas sangat penting bagi amil zakat karena mereka memegang amanah besar dalam mengelola dana zakat. Dana zakat adalah hak milik fakir miskin dan kaum dhuafa, sehingga harus dikelola dengan baik dan benar. Amil zakat yang berintegritas akan selalu memprioritaskan kepentingan mustahik di atas kepentingan pribadi atau kelompok tertentu.

Contoh nyata integritas amil zakat dapat dilihat dari kisah Abu Bakar Ash-Shiddiq. Ketika diangkat menjadi khalifah, Abu Bakar Ash-Shiddiq tetap membagi rata harta rampasan perang kepada seluruh umat Islam, termasuk dirinya sendiri. Padahal, sebagai khalifah, Abu Bakar Ash-Shiddiq berhak mengambil bagian yang lebih besar dari harta rampasan perang tersebut. Namun, karena integritas yang tinggi, Abu Bakar Ash-Shiddiq tidak mau mengambil keuntungan pribadi dari jabatannya.

Integritas amil zakat sangat penting dalam membangun kepercayaan masyarakat. Masyarakat akan lebih percaya dan bersedia menyalurkan zakatnya melalui lembaga amil zakat yang memiliki amil-amil yang berintegritas. Integritas amil zakat juga akan meningkatkan akuntabilitas dan transparansi dalam pengelolaan dana zakat, sehingga masyarakat dapat mengetahui dengan jelas bagaimana dana zakat yang mereka salurkan digunakan.

Keadilan

Keadilan merupakan salah satu aspek penting yang harus dimiliki oleh amil zakat. Keadilan dalam pengelolaan zakat berarti memberikan hak kepada yang berhak dan tidak membeda-bedakan dalam penyaluran zakat.

  • Keadilan dalam Penerimaan Zakat

    Amil zakat harus bersikap adil dalam menerima zakat dari muzaki. Artinya, amil zakat tidak boleh menolak zakat dari muzaki yang ingin menyalurkan zakatnya, meskipun muzaki tersebut berasal dari golongan atau kelompok tertentu.

  • Keadilan dalam Pendistribusian Zakat

    Amil zakat harus bersikap adil dalam mendistribusikan zakat kepada mustahik. Artinya, amil zakat tidak boleh mengutamakan satu golongan atau kelompok tertentu dalam penyaluran zakat. Zakat harus didistribusikan kepada seluruh mustahik yang berhak menerimanya secara merata.

  • Keadilan dalam Penggunaan Zakat

    Amil zakat harus bersikap adil dalam menggunakan dana zakat. Artinya, amil zakat tidak boleh menggunakan dana zakat untuk kepentingan pribadi atau kelompok tertentu. Dana zakat harus digunakan sesuai dengan peruntukannya, yaitu untuk membantu fakir miskin dan kaum dhuafa.

  • Keadilan dalam Pelaporan Zakat

    Amil zakat harus bersikap adil dalam melaporkan pengelolaan zakat. Artinya, amil zakat harus melaporkan secara transparan dan akuntabel tentang bagaimana dana zakat yang diterima dan disalurkan. Laporan pengelolaan zakat harus dapat diakses oleh masyarakat luas.

Dengan menegakkan keadilan dalam pengelolaan zakat, amil zakat dapat menjaga kepercayaan masyarakat dan memastikan bahwa zakat disalurkan kepada yang berhak secara tepat sasaran.

Kejujuran

Kejujuran merupakan aspek penting yang harus dimiliki oleh amil zakat. Kejujuran dalam pengelolaan zakat berarti bersikap benar, tidak berbohong, dan tidak curang dalam menerima, mendistribusikan, dan menggunakan dana zakat.

  • Transparansi

    Amil zakat harus bersikap transparan dalam pengelolaan zakat. Artinya, amil zakat harus melaporkan secara jelas dan terbuka tentang bagaimana dana zakat yang diterima dan disalurkan. Laporan pengelolaan zakat harus dapat diakses oleh masyarakat luas.

  • Akuntabilitas

    Amil zakat harus bersikap akuntabel dalam pengelolaan zakat. Artinya, amil zakat harus bertanggung jawab atas penggunaan dana zakat. Amil zakat harus dapat menjelaskan secara rinci bagaimana dana zakat yang diterima telah digunakan.

  • Integritas

    Amil zakat harus memiliki integritas dalam pengelolaan zakat. Artinya, amil zakat harus berpegang teguh pada nilai-nilai kejujuran, keadilan, dan transparansi. Amil zakat tidak boleh menyalahgunakan dana zakat untuk kepentingan pribadi atau kelompok tertentu.

  • Amanah

    Amil zakat harus memegang teguh amanah dalam pengelolaan zakat. Artinya, amil zakat harus menjaga dan menggunakan dana zakat dengan sebaik-baiknya sesuai dengan peruntukannya. Amil zakat tidak boleh menyelewengkan dana zakat untuk kepentingan pribadi atau kelompok tertentu.

Dengan menegakkan kejujuran dalam pengelolaan zakat, amil zakat dapat menjaga kepercayaan masyarakat dan memastikan bahwa zakat disalurkan kepada yang berhak secara tepat sasaran.

Amanah

Amanah merupakan aspek penting yang harus dimiliki oleh orang yang mengelola zakat, atau amil zakat. Amanah dalam pengelolaan zakat berarti menjaga dan menggunakan dana zakat dengan sebaik-baiknya sesuai dengan peruntukannya. Amil zakat tidak boleh menyelewengkan dana zakat untuk kepentingan pribadi atau kelompok tertentu.

  • Integritas

    Amil zakat harus memiliki integritas dalam mengelola zakat. Artinya, amil zakat harus berpegang teguh pada nilai-nilai kejujuran, keadilan, dan transparansi. Amil zakat tidak boleh menyalahgunakan dana zakat untuk kepentingan pribadi atau kelompok tertentu.

  • Transparansi

    Amil zakat harus bersikap transparan dalam pengelolaan zakat. Artinya, amil zakat harus melaporkan secara jelas dan terbuka tentang bagaimana dana zakat yang diterima dan disalurkan. Laporan pengelolaan zakat harus dapat diakses oleh masyarakat luas.

  • Akuntabilitas

    Amil zakat harus bersikap akuntabel dalam pengelolaan zakat. Artinya, amil zakat harus bertanggung jawab atas penggunaan dana zakat. Amil zakat harus dapat menjelaskan secara rinci bagaimana dana zakat yang diterima telah digunakan.

  • Kehati-hatian

    Amil zakat harus berhati-hati dalam mengelola zakat. Artinya, amil zakat harus mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk melindungi dana zakat dari penyalahgunaan atau penyelewengan. Amil zakat juga harus berhati-hati dalam menyalurkan dana zakat agar tepat sasaran.

Dengan menegakkan amanah dalam pengelolaan zakat, amil zakat dapat menjaga kepercayaan masyarakat dan memastikan bahwa zakat disalurkan kepada yang berhak secara tepat sasaran.

Profesional

Profesional merupakan salah satu aspek penting yang harus dimiliki oleh orang yang mengelola zakat, atau amil zakat. Profesional dalam pengelolaan zakat berarti memiliki pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman yang memadai dalam mengelola dana zakat. Amil zakat yang profesional akan mampu menjalankan tugasnya dengan baik dan benar sesuai dengan syariat Islam.

Profesionalisme amil zakat sangat penting karena pengelolaan zakat membutuhkan keahlian khusus. Amil zakat harus mampu mengidentifikasi mustahik yang berhak menerima zakat, mengelola dana zakat dengan baik dan benar, serta melaporkan pengelolaan zakat secara transparan dan akuntabel. Amil zakat yang profesional juga harus mampu memberikan edukasi kepada masyarakat tentang zakat dan pengelolaannya.

Contoh nyata profesionalisme amil zakat dapat dilihat dari kinerja lembaga amil zakat yang telah mendapatkan sertifikasi ISO 9001:2015. Lembaga amil zakat yang telah tersertifikasi ISO 9001:2015 telah menerapkan sistem manajemen mutu yang baik dalam pengelolaan zakat. Sistem manajemen mutu tersebut mencakup standar-standar dalam penerimaan, pendistribusian, dan pelaporan zakat. Dengan menerapkan sistem manajemen mutu yang baik, lembaga amil zakat dapat memastikan bahwa zakat dikelola secara profesional, transparan, dan akuntabel.

Profesionalisme amil zakat sangat penting dalam membangun kepercayaan masyarakat. Masyarakat akan lebih percaya dan bersedia menyalurkan zakatnya melalui lembaga amil zakat yang dikelola oleh amil-amil yang profesional. Profesionalisme amil zakat juga akan meningkatkan akuntabilitas dan transparansi dalam pengelolaan dana zakat, sehingga masyarakat dapat mengetahui dengan jelas bagaimana dana zakat yang mereka salurkan digunakan.

Kompeten

Aspek kompeten merupakan salah satu aspek penting yang harus dimiliki oleh orang yang mengelola zakat, atau amil zakat. Kompeten berarti memiliki pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman yang memadai dalam mengelola dana zakat. Amil zakat yang kompeten akan mampu menjalankan tugasnya dengan baik dan benar sesuai dengan syariat Islam.

  • Pengetahuan

    Amil zakat harus memiliki pengetahuan yang memadai tentang zakat, baik dari sisi syariat maupun teknis pengelolaannya. Pengetahuan ini dapat diperoleh melalui pendidikan formal, pelatihan, atau pengalaman kerja di bidang pengelolaan zakat.

  • Keterampilan

    Amil zakat harus memiliki keterampilan dalam mengelola dana zakat, seperti keterampilan dalam mengidentifikasi mustahik yang berhak menerima zakat, mengelola keuangan zakat, dan melaporkan pengelolaan zakat. Keterampilan ini dapat diperoleh melalui pelatihan atau pengalaman kerja di bidang pengelolaan zakat.

  • Pengalaman

    Amil zakat harus memiliki pengalaman dalam mengelola dana zakat. Pengalaman ini akan membuat amil zakat lebih mahir dalam menjalankan tugasnya dan lebih memahami kebutuhan mustahik.

  • Integritas

    Amil zakat harus memiliki integritas dalam mengelola dana zakat. Integritas berarti kejujuran, keadilan, dan transparansi. Amil zakat yang berintegritas akan menjalankan tugasnya dengan amanah dan tidak menyalahgunakan dana zakat untuk kepentingan pribadi.

Amil zakat yang kompeten sangat penting dalam pengelolaan zakat yang baik dan benar. Amil zakat yang kompeten akan mampu mengelola dana zakat secara efektif dan efisien, sehingga zakat dapat disalurkan kepada mustahik yang berhak secara tepat sasaran.

Transparan

Transparan merupakan salah satu aspek penting yang harus dimiliki oleh orang yang mengelola zakat, atau amil zakat. Transparan berarti bersikap terbuka dan jujur dalam pengelolaan zakat. Amil zakat yang transparan akan melaporkan secara jelas dan rinci tentang bagaimana dana zakat yang diterima dan disalurkan. Laporan pengelolaan zakat harus dapat diakses oleh masyarakat luas.

Transparansi sangat penting dalam pengelolaan zakat karena menyangkut kepercayaan masyarakat. Masyarakat akan lebih percaya dan bersedia menyalurkan zakatnya melalui lembaga amil zakat yang transparan. Transparansi juga akan meningkatkan akuntabilitas amil zakat dalam pengelolaan dana zakat. Amil zakat harus dapat mempertanggungjawabkan penggunaan dana zakat kepada masyarakat.

Contoh nyata transparansi dalam pengelolaan zakat dapat dilihat dari kinerja lembaga amil zakat yang telah mendapatkan sertifikasi ISO 9001:2015. Lembaga amil zakat yang telah tersertifikasi ISO 9001:2015 telah menerapkan sistem manajemen mutu yang baik dalam pengelolaan zakat. Sistem manajemen mutu tersebut mencakup standar-standar dalam penerimaan, pendistribusian, dan pelaporan zakat. Dengan menerapkan sistem manajemen mutu yang baik, lembaga amil zakat dapat memastikan that zakat dikelola secara transparan, akuntabel, and sesuai dengan syariat Islam.

Transparansi dalam pengelolaan zakat sangat penting untuk membangun kepercayaan masyarakat dan memastikan bahwa zakat disalurkan kepada yang berhak secara tepat sasaran.

Akuntabel

Akuntabilitas merupakan salah satu aspek penting yang harus dimiliki oleh orang yang mengelola zakat, atau amil zakat. Akuntabel berarti bertanggung jawab atas penggunaan dana zakat. Amil zakat yang akuntabel harus dapat menjelaskan secara rinci bagaimana dana zakat yang diterima telah digunakan.

Akuntabilitas amil zakat sangat penting karena menyangkut kepercayaan masyarakat. Masyarakat akan lebih percaya dan bersedia menyalurkan zakatnya melalui lembaga amil zakat yang akuntabel. Akuntabilitas juga akan meningkatkan transparansi dalam pengelolaan zakat. Amil zakat harus dapat mempertanggungjawabkan penggunaan dana zakat kepada masyarakat.

Salah satu contoh nyata akuntabilitas dalam pengelolaan zakat adalah adanya laporan keuangan yang disusun oleh lembaga amil zakat. Laporan keuangan tersebut harus diaudit oleh akuntan publik independen. Laporan keuangan yang telah diaudit akan memberikan informasi yang jelas dan transparan tentang bagaimana dana zakat yang diterima dan disalurkan.

Akuntabilitas amil zakat sangat penting untuk membangun kepercayaan masyarakat dan memastikan bahwa zakat disalurkan kepada yang berhak secara tepat sasaran.

Bertakwa

Bertakwa merupakan salah satu aspek penting yang harus dimiliki oleh orang yang mengelola zakat, atau amil zakat. Bertakwa berarti memiliki kesadaran dan ketakwaan kepada Allah SWT dalam menjalankan tugasnya mengelola dana zakat. Amil zakat yang bertakwa akan selalu berusaha untuk menjalankan tugasnya dengan sebaik-baiknya sesuai dengan syariat Islam dan peraturan yang berlaku.

  • Integritas

    Amil zakat yang bertakwa akan selalu menjaga integritasnya dalam mengelola dana zakat. Artinya, amil zakat tidak akan menyalahgunakan dana zakat untuk kepentingan pribadi atau kelompok tertentu. Amil zakat juga akan selalu bersikap jujur dan transparan dalam mengelola dana zakat.

  • Amanah

    Amil zakat yang bertakwa akan selalu memegang teguh amanah yang diberikan kepadanya. Artinya, amil zakat akan selalu berusaha untuk menyalurkan dana zakat kepada mustahik yang berhak secara tepat sasaran. Amil zakat juga akan selalu menjaga kerahasiaan data mustahik.

  • Profesional

    Amil zakat yang bertakwa akan selalu berusaha untuk menjalankan tugasnya secara profesional. Artinya, amil zakat akan selalu berusaha untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya dalam mengelola dana zakat. Amil zakat juga akan selalu berusaha untuk memberikan pelayanan yang terbaik kepada mustahik.

  • Akuntabel

    Amil zakat yang bertakwa akan selalu bersikap akuntabel dalam mengelola dana zakat. Artinya, amil zakat akan selalu siap untuk mempertanggungjawabkan penggunaan dana zakat kepada masyarakat. Amil zakat juga akan selalu bersikap transparan dalam mengelola dana zakat.

Dengan menegakkan sikap bertakwa dalam pengelolaan zakat, amil zakat dapat menjaga kepercayaan masyarakat dan memastikan bahwa zakat disalurkan kepada yang berhak secara tepat sasaran.

Tanya Jawab Seputar Orang yang Mengelola Zakat

Pertanyaan yang sering diajukan (FAQ) ini bertujuan untuk memberikan informasi penting dan menjawab pertanyaan umum mengenai orang yang mengelola zakat. FAQ ini mencakup beragam topik, mulai dari definisi hingga aspek penting yang harus dimiliki oleh pengelola zakat.

Pertanyaan 1: Apa yang dimaksud dengan orang yang mengelola zakat?

Jawaban: Orang yang mengelola zakat disebut amil zakat. Mereka bertugas untuk mengumpulkan, mendistribusikan, dan mendayagunakan dana zakat sesuai dengan ketentuan syariat Islam.

Pertanyaan 2: Apa saja peran penting amil zakat?

Jawaban: Peran penting amil zakat meliputi memastikan bahwa zakat tersalurkan kepada yang berhak, mendidik masyarakat tentang zakat, dan menjaga kepercayaan masyarakat terhadap pengelolaan zakat.

Pertanyaan 3: Apa saja aspek penting yang harus dimiliki oleh amil zakat?

Jawaban: Aspek penting yang harus dimiliki oleh amil zakat antara lain integritas, keadilan, kejujuran, amanah, profesionalisme, kompetensi, transparansi, akuntabilitas, dan sikap bertakwa.

Pertanyaan 4: Bagaimana cara menjadi amil zakat?

Jawaban: Untuk menjadi amil zakat, seseorang harus memenuhi syarat tertentu, seperti memiliki pengetahuan yang baik tentang zakat, memiliki integritas dan kejujuran, serta memiliki pengalaman dalam mengelola keuangan.

Pertanyaan 5: Apa saja tantangan yang dihadapi oleh amil zakat?

Jawaban: Tantangan yang sering dihadapi oleh amil zakat meliputi kurangnya kesadaran masyarakat tentang zakat, kesulitan dalam mengidentifikasi mustahik yang berhak, dan terbatasnya sumber daya untuk mengelola zakat secara optimal.

Pertanyaan 6: Bagaimana cara masyarakat dapat berkontribusi dalam pengelolaan zakat?

Jawaban: Masyarakat dapat berkontribusi dalam pengelolaan zakat dengan menyalurkan zakatnya melalui lembaga amil zakat yang terpercaya, serta dengan mendukung program-program pemberdayaan yang dilaksanakan oleh amil zakat.

Dengan memahami peran dan aspek penting yang harus dimiliki oleh amil zakat, masyarakat dapat berperan aktif dalam memastikan bahwa zakat dikelola dengan baik dan disalurkan kepada yang berhak. Pengelolaan zakat yang baik sangat penting untuk mewujudkan keadilan sosial dan kesejahteraan masyarakat.

Bagian selanjutnya akan membahas tentang lembaga amil zakat, peran dan fungsinya dalam pengelolaan zakat.

Tips Memilih Orang yang Mengelola Zakat (Amil Zakat)

Dalam Islam, zakat merupakan kewajiban bagi setiap muslim yang mampu. Zakat harus dikelola dengan baik agar tepat sasaran dan memberikan manfaat yang besar bagi penerimanya. Salah satu faktor penting dalam pengelolaan zakat yang baik adalah memilih amil zakat yang tepat.

Tip 1: Perhatikan Integritas dan Kejujuran

Amil zakat harus memiliki integritas dan kejujuran yang tinggi. Mereka tidak boleh menyalahgunakan dana zakat untuk kepentingan pribadi atau kelompok tertentu.

Tip 2: Pilih Amil Zakat yang Berpengetahuan dan Berpengalaman

Amil zakat harus memiliki pengetahuan yang luas tentang zakat, baik dari sisi syariat maupun teknis pengelolaannya. Mereka juga harus memiliki pengalaman dalam mengelola dana zakat.

Tip 3: Pastikan Amil Zakat Transparan dan Akuntabel

Amil zakat harus bersikap transparan dan akuntabel dalam mengelola dana zakat. Mereka harus melaporkan secara jelas dan rinci tentang penggunaan dana zakat.

Tip 4: Pilih Amil Zakat yang Memiliki Jaringan Luas

Amil zakat yang memiliki jaringan luas akan lebih mudah dalam mengidentifikasi dan mendistribusikan zakat kepada mustahik yang berhak.

Tip 5: Perhatikan Legalitas dan Reputasi Lembaga Amil Zakat

Pilihlah lembaga amil zakat yang legal dan memiliki reputasi yang baik. Hal ini dapat dilihat dari izin operasional dan laporan keuangan yang diaudit.

Tip 6: Cari Tahu Program dan Kegiatan Amil Zakat

Tanyakan tentang program dan kegiatan yang dijalankan oleh amil zakat. Hal ini akan memberikan gambaran tentang bagaimana dana zakat dikelola dan dimanfaatkan.

Tip 7: Minta Rekomendasi dan Lakukan Riset

Minta rekomendasi dari orang-orang yang tepercaya atau lakukan riset sendiri untuk mencari informasi tentang amil zakat. Baca ulasan dan testimoni dari masyarakat.

Dengan mengikuti tips-tips di atas, Anda dapat memilih amil zakat yang tepat dan memastikan that zakat Anda dikelola dengan baik dan disalurkan kepada yang berhak. Pengelolaan zakat yang baik akan memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat dan membantu mewujudkan keadilan sosial.

Pada bagian selanjutnya, kita akan membahas tentang peran dan fungsi lembaga amil zakat dalam pengelolaan zakat.

Kesimpulan

Amil zakat, atau orang yang mengelola zakat, memegang peranan penting dalam pengelolaan dan penyaluran zakat yang baik dan tepat sasaran. Mereka harus memiliki integritas, kejujuran, pengetahuan, pengalaman, transparansi, akuntabilitas, dan sikap bertakwa yang tinggi. Dengan memilih amil zakat yang tepat, masyarakat dapat memastikan bahwa zakat mereka dikelola dengan baik dan memberikan manfaat yang besar bagi penerimanya.

Pengelolaan zakat yang baik sangat penting untuk mewujudkan keadilan sosial dan kesejahteraan masyarakat. Zakat dapat menjadi instrumen yang efektif untuk mengatasi kesenjangan dan membantu masyarakat miskin dan membutuhkan. Oleh karena itu, penting bagi setiap muslim untuk memahami peran penting amil zakat dan mendukung pengelolaan zakat yang baik.



Artikel Terkait

Bagikan:

lisa

Hai, nama aku Lisa! Udah lebih dari 5 tahun nih aku terjun di dunia tulis-menulis. Gara-gara hobi membaca dan menulis, aku jadi semakin suka buat berbagi cerita sama kalian semua. Makasih banget buat kalian yang udah setia baca tulisan-tulisanku selama ini. Oh iya, jangan lupa cek juga tulisan-tulisanku di Stikes Perintis, ya. Dijamin, kamu bakal suka! Makasih lagi buat dukungannya, teman-teman! Tanpa kalian, tulisanku nggak akan seistimewa ini. Keep reading and let's explore the world together! 📖❤️

Cek di Google News

Artikel Terbaru