Niat Shalat Tarawih Dan Witir

lisa


Niat Shalat Tarawih Dan Witir

Niat shalat tarawih dan witir adalah ucapan yang diucapkan ketika seseorang ingin memulai shalat tarawih atau witir. Niat ini berisi informasi tentang jumlah rakaat yang akan dikerjakan dan jenis shalat yang akan dilakukan. Misalnya, “Aku niat shalat tarawih delapan rakaat karena Allah Ta’ala.”

Niat shalat tarawih dan witir sangat penting karena merupakan syarat sahnya shalat. Selain itu, niat juga bermanfaat untuk memusatkan hati dan pikiran ketika shalat. Dalam sejarah Islam, terdapat beberapa perkembangan penting terkait niat shalat tarawih dan witir. Salah satunya adalah perbedaan pendapat ulama tentang waktu pengucapan niat.

Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih dalam tentang niat shalat tarawih dan witir, termasuk dalil pensyariatan, tata cara pengucapan, waktu pengucapan, dan perbedaan pendapat ulama terkait hal tersebut.

Niat Shalat Tarawih dan Witir

Niat merupakan aspek penting dalam shalat, termasuk shalat tarawih dan witir. Niat yang benar akan menentukan sah atau tidaknya shalat yang dikerjakan. Ada beberapa aspek penting terkait niat shalat tarawih dan witir, di antaranya:

  • Lafadz niat
  • Waktu niat
  • Tempat niat
  • Tata cara pengucapan niat
  • Dalil pensyariatan niat
  • Niat shalat tarawih
  • Niat shalat witir
  • Perbedaan pendapat ulama tentang niat
  • Hukum meninggalkan niat
  • Masalah yang berkaitan dengan niat

Kesepuluh aspek tersebut saling berkaitan dan membentuk satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Niat yang benar harus memenuhi semua aspek tersebut. Jika salah satu aspek saja tidak terpenuhi, maka niat tersebut tidak dianggap sah dan shalat yang dikerjakan menjadi tidak sah. Oleh karena itu, sangat penting untuk memahami dan memperhatikan kesepuluh aspek tersebut ketika mengerjakan shalat tarawih dan witir.

Lafadz Niat

Lafadz niat adalah ucapan yang diucapkan ketika seseorang ingin memulai shalat. Lafadz niat ini berisi informasi tentang jumlah rakaat yang akan dikerjakan dan jenis shalat yang akan dilakukan. Misalnya, “Aku niat shalat tarawih delapan rakaat karena Allah Ta’ala.” Lafadz niat ini sangat penting karena merupakan syarat sahnya shalat. Tanpa adanya lafaz niat, maka shalat yang dikerjakan tidak dianggap sah.

Dalam konteks shalat tarawih dan witir, lafaz niat memiliki peran yang sangat penting. Lafadz niat ini menjadi penentu sah atau tidaknya shalat tarawih dan witir yang dikerjakan. Jika seseorang tidak mengucapkan lafaz niat atau salah mengucapkan lafaz niat, maka shalat tarawih dan witir yang dikerjakannya tidak dianggap sah. Oleh karena itu, sangat penting untuk memperhatikan lafaz niat ketika akan mengerjakan shalat tarawih dan witir.

Beberapa contoh lafaz niat shalat tarawih dan witir yang benar adalah sebagai berikut:

  1. Niat shalat tarawih: “Aku niat shalat tarawih delapan rakaat karena Allah Ta’ala.”
  2. Niat shalat witir: “Aku niat shalat witir tiga rakaat karena Allah Ta’ala.”

Dengan memahami pentingnya lafaz niat dalam shalat tarawih dan witir, diharapkan kita dapat melaksanakan shalat tarawih dan witir dengan benar dan sah sesuai dengan tuntunan syariat Islam.

Waktu Niat

Waktu niat merupakan salah satu aspek penting dalam niat shalat tarawih dan witir. Waktu niat adalah waktu ketika seseorang mengucapkan lafaz niat ketika akan melaksanakan shalat. Waktu niat ini sangat penting diperhatikan karena menentukan sah atau tidaknya shalat yang dikerjakan. Dalam konteks shalat tarawih dan witir, terdapat beberapa ketentuan terkait waktu niat yang perlu diketahui.

  • Sebelum Takbiratul Ihram

    Waktu niat yang paling utama adalah sebelum takbiratul ihram. Takbiratul ihram adalah ucapan “Allahu Akbar” yang menandai dimulainya shalat. Jika seseorang mengucapkan niat setelah takbiratul ihram, maka shalatnya tidak dianggap sah.

  • Bersamaan Takbiratul Ihram

    Ada sebagian ulama yang membolehkan mengucapkan niat bersamaan dengan takbiratul ihram. Namun, pendapat ini tidak terlalu kuat dan lebih utama mengucapkan niat sebelum takbiratul ihram.

  • Setelah Takbiratul Ihram

    Jika seseorang lupa mengucapkan niat sebelum atau bersamaan takbiratul ihram, maka ia masih bisa mengucapkan niat setelah takbiratul ihram. Namun, ia harus segera mengucapkan niat tersebut sebelum melakukan gerakan shalat lainnya. Jika ia baru mengucapkan niat setelah melakukan gerakan shalat lainnya, maka shalatnya tidak dianggap sah.

Dengan memahami ketentuan waktu niat dalam shalat tarawih dan witir, diharapkan kita dapat melaksanakan shalat tarawih dan witir dengan benar dan sah sesuai dengan tuntunan syariat Islam.

Tempat niat

Tempat niat merupakan salah satu aspek penting dalam niat shalat tarawih dan witir. Tempat niat adalah tempat di dalam hati seseorang ketika ia mengucapkan lafaz niat. Tempat niat ini sangat penting diperhatikan karena menentukan sah atau tidaknya shalat yang dikerjakan.

  • Ikhlas

    Tempat niat yang pertama adalah ikhlas. Ikhlas artinya murni karena Allah Ta’ala. Seseorang yang ikhlas dalam niatnya, maka niatnya akan diterima oleh Allah Ta’ala dan shalatnya akan sah.

  • Benar

    Tempat niat yang kedua adalah benar. Benar artinya sesuai dengan tuntunan syariat Islam. Seseorang yang benar dalam niatnya, maka niatnya akan diterima oleh Allah Ta’ala dan shalatnya akan sah.

  • Pasti

    Tempat niat yang ketiga adalah pasti. Pasti artinya tidak ragu-ragu. Seseorang yang pasti dalam niatnya, maka niatnya akan diterima oleh Allah Ta’ala dan shalatnya akan sah.

  • Hadir

    Tempat niat yang keempat adalah hadir. Hadir artinya tertuju pada shalat yang akan dikerjakan. Seseorang yang hadir dalam niatnya, maka niatnya akan diterima oleh Allah Ta’ala dan shalatnya akan sah.

Keempat tempat niat tersebut saling berkaitan dan membentuk satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Niat yang benar harus memenuhi keempat tempat niat tersebut. Jika salah satu tempat niat saja tidak terpenuhi, maka niat tersebut tidak dianggap sah dan shalat yang dikerjakan menjadi tidak sah.

Tata Cara Pengucapan Niat

Tata cara pengucapan niat merupakan aspek penting dalam niat shalat tarawih dan witir. Tata cara pengucapan niat yang benar akan menentukan sah atau tidaknya shalat yang dikerjakan. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam tata cara pengucapan niat shalat tarawih dan witir, di antaranya:

  • Lafadz Niat

    Lafadz niat yang diucapkan harus jelas dan benar. Lafadz niat shalat tarawih dan witir yang benar adalah “Ushalli sunnatan tarawih/witr ma’muuma lillahi ta’ala.” (Aku shalat sunnah tarawih/witr karena Allah Ta’ala).

  • Bahasa

    Bahasa yang digunakan dalam pengucapan niat adalah bahasa Arab. Namun, jika seseorang tidak bisa berbahasa Arab, maka boleh mengucapkan niat dalam bahasa Indonesia atau bahasa lainnya yang dikuasai.

  • Tempat

    Niat diucapkan dalam hati. Namun, sebagian ulama memperbolehkan mengucapkan niat secara jahr (keras) asalkan tidak mengganggu kekhusyuan shalat.

  • Waktu

    Niat diucapkan sebelum takbiratul ihram. Jika seseorang lupa mengucapkan niat sebelum takbiratul ihram, maka ia masih bisa mengucapkan niat setelah takbiratul ihram asalkan belum melakukan gerakan shalat lainnya.

Dengan memperhatikan tata cara pengucapan niat yang benar, insya Allah shalat tarawih dan witir yang kita kerjakan akan diterima oleh Allah Ta’ala. Sebaliknya, jika tata cara pengucapan niat tidak benar, maka shalat tarawih dan witir yang kita kerjakan tidak dianggap sah.

Dalil Pensyariatan Niat

Niat merupakan salah satu rukun shalat yang wajib dipenuhi. Tanpa adanya niat, maka shalat tidak dianggap sah. Dalil pensyariatan niat terdapat dalam beberapa hadits, di antaranya:

  • Hadits riwayat Bukhari dan Muslim dari Umar bin Khaththab radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Setiap amalan tergantung niatnya. Dan setiap orang akan mendapatkan sesuai dengan apa yang diniatkannya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
  • Hadits riwayat Tirmidzi dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Shalatlah kalian sesuai dengan apa yang kalian lihat dariku.” (HR. Tirmidzi)

Hadits-hadits tersebut menunjukkan bahwa niat merupakan bagian integral dari shalat. Niat menentukan sah atau tidaknya shalat, serta menentukan pahala yang akan didapatkan oleh orang yang mengerjakan shalat tersebut. Oleh karena itu, sangat penting bagi kita untuk memperhatikan niat ketika mengerjakan shalat, termasuk shalat tarawih dan witir.

Dalam konteks shalat tarawih dan witir, niat memiliki peran yang sangat penting. Niat akan menentukan jenis shalat yang kita kerjakan, apakah shalat tarawih atau witir. Selain itu, niat juga akan menentukan jumlah rakaat yang kita kerjakan. Oleh karena itu, sangat penting bagi kita untuk mengucapkan niat dengan benar dan jelas ketika mengerjakan shalat tarawih dan witir.

Niat shalat tarawih

Niat shalat tarawih merupakan salah satu bagian dari niat shalat tarawih dan witir. Niat shalat tarawih diucapkan sebelum melaksanakan shalat tarawih, dan berisi tentang kehendak untuk melaksanakan shalat tarawih sejumlah tertentu karena Allah Ta’ala. Niat shalat tarawih merupakan salah satu syarat sahnya shalat tarawih, sehingga jika seseorang tidak mengucapkan niat, maka shalat tarawihnya tidak dianggap sah.

Niat shalat tarawih diucapkan dalam hati, dan dapat diucapkan dalam bahasa Arab atau bahasa Indonesia. Berikut contoh lafaz niat shalat tarawih: “Ushalli sunnatan tarawiha ma’muuman lillahi ta’ala.” (Aku niat shalat sunnah tarawih karena Allah Ta’ala).

Niat shalat tarawih sangat penting karena akan menentukan sah atau tidaknya shalat tarawih yang dikerjakan. Selain itu, niat juga akan menentukan jumlah rakaat shalat tarawih yang dikerjakan. Oleh karena itu, sangat penting bagi kita untuk mengucapkan niat dengan benar dan jelas ketika mengerjakan shalat tarawih.

Niat shalat witir

Niat shalat witir merupakan salah satu bagian dari niat shalat tarawih dan witir. Niat shalat witir diucapkan sebelum melaksanakan shalat witir, dan berisi tentang kehendak untuk melaksanakan shalat witir sejumlah tertentu karena Allah Ta’ala. Niat shalat witir merupakan salah satu syarat sahnya shalat witir, sehingga jika seseorang tidak mengucapkan niat, maka shalat witirnya tidak dianggap sah.

Niat shalat tarawih dan witir memiliki keterkaitan yang erat. Niat shalat tarawih dan witir sama-sama merupakan niat untuk melaksanakan shalat sunnah. Perbedaannya terletak pada jumlah rakaat dan waktu pelaksanaannya. Shalat tarawih dilaksanakan pada bulan Ramadhan, dengan jumlah rakaat minimal 8 rakaat dan maksimal 20 rakaat. Sementara itu, shalat witir dilaksanakan setelah shalat tarawih, dengan jumlah rakaat ganjil, minimal 1 rakaat dan maksimal 11 rakaat.

Dalam praktiknya, niat shalat witir diucapkan setelah selesai melaksanakan shalat tarawih. Hal ini karena shalat witir merupakan shalat sunnah yang dilaksanakan setelah shalat tarawih. Contoh lafaz niat shalat witir adalah: “Ushalli sunnatan witra ma’muuman lillahi ta’ala.” (Aku niat shalat sunnah witir karena Allah Ta’ala).

Perbedaan pendapat ulama tentang niat

Di kalangan ulama terdapat perbedaan pendapat tentang niat shalat tarawih dan witir. Perbedaan pendapat ini disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya adalah perbedaan dalam menafsirkan dalil-dalil yang berkaitan dengan niat shalat tarawih dan witir, serta perbedaan dalam memahami praktik shalat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabatnya.

Salah satu perbedaan pendapat yang paling mendasar adalah tentang waktu pengucapan niat shalat tarawih dan witir. Ada ulama yang berpendapat bahwa niat shalat tarawih dan witir harus diucapkan sebelum takbiratul ihram, ada pula yang berpendapat bahwa niat boleh diucapkan setelah takbiratul ihram. Perbedaan pendapat ini berimplikasi pada sah atau tidaknya shalat tarawih dan witir yang dikerjakan.

Perbedaan pendapat ulama tentang niat shalat tarawih dan witir ini tidak perlu dipermasalahkan secara berlebihan. Setiap pendapat memiliki dasar dalil dan argumentasi yang kuat. Yang terpenting adalah kita mengikuti pendapat ulama yang kita yakini benar dan melaksanakan shalat tarawih dan witir dengan sebaik-baiknya.

Hukum meninggalkan niat

Niat merupakan salah satu rukun shalat yang wajib dipenuhi. Hukum meninggalkan niat adalah batalnya shalat. Hal ini didasarkan pada hadis Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim: “Setiap amalan tergantung niatnya. Dan setiap orang akan mendapatkan sesuai dengan apa yang diniatkannya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Niat shalat tarawih dan witir termasuk niat shalat yang wajib diucapkan. Jika seseorang meninggalkan niat shalat tarawih dan witir, maka shalatnya tidak dianggap sah. Hal ini karena niat merupakan bagian integral dari shalat tarawih dan witir. Tanpa adanya niat, maka shalat tarawih dan witir tidak dianggap sebagai ibadah kepada Allah Ta’ala.

Contoh real-life dari hukum meninggalkan niat adalah ketika seseorang melaksanakan shalat tarawih atau witir tanpa mengucapkan niat. Akibatnya, shalat tarawih atau witir yang dikerjakannya tidak dianggap sah dan tidak mendapatkan pahala dari Allah Ta’ala. Oleh karena itu, sangat penting bagi kita untuk memperhatikan niat ketika mengerjakan shalat, termasuk shalat tarawih dan witir.

Masalah yang berkaitan dengan niat

Niat merupakan salah satu aspek penting dalam shalat, termasuk shalat tarawih dan witir. Niat yang benar akan menentukan sah atau tidaknya shalat yang dikerjakan. Namun, dalam praktiknya, terdapat beberapa masalah yang dapat terjadi terkait dengan niat, yang dapat mempengaruhi keabsahan shalat tarawih dan witir.

Salah satu masalah yang sering terjadi adalah lupa mengucapkan niat. Lupa mengucapkan niat dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti tergesa-gesa, lalai, atau tidak memahami tata cara shalat dengan benar. Akibatnya, shalat tarawih dan witir yang dikerjakan bisa menjadi tidak sah.

Masalah lainnya yang dapat terjadi adalah salah mengucapkan niat. Salah mengucapkan niat dapat terjadi karena ketidaktahuan atau kekhilafan. Akibatnya, shalat tarawih dan witir yang dikerjakan juga bisa menjadi tidak sah. Oleh karena itu, sangat penting bagi kita untuk memperhatikan niat ketika mengerjakan shalat, termasuk shalat tarawih dan witir.

Dengan memahami masalah-masalah yang berkaitan dengan niat, kita dapat menghindari kesalahan-kesalahan yang dapat membatalkan shalat kita. Selain itu, kita juga dapat membantu orang lain untuk memahami pentingnya niat dalam shalat, sehingga mereka dapat melaksanakan shalat dengan benar dan sah.

Pertanyaan Seputar Niat Shalat Tarawih dan Witir

Bagian ini berisi kumpulan pertanyaan dan jawaban seputar niat shalat tarawih dan witir yang sering ditanyakan. Pertanyaan-pertanyaan ini disusun untuk mengantisipasi pertanyaan pembaca atau menjelaskan aspek-aspek penting terkait niat shalat tarawih dan witir.

Pertanyaan 1: Apa pentingnya niat dalam shalat tarawih dan witir?

Jawaban: Niat merupakan salah satu rukun shalat yang wajib dipenuhi. Tanpa adanya niat, maka shalat tidak dianggap sah. Dalam konteks shalat tarawih dan witir, niat memiliki peran yang sangat penting untuk menentukan jenis shalat yang dikerjakan, jumlah rakaat, dan pahala yang akan didapatkan.

Pertanyaan 2: Bagaimana lafaz niat shalat tarawih yang benar?

Jawaban: Lafaz niat shalat tarawih yang benar adalah “Ushalli sunnatan tarawiha ma’muuman lillahi ta’ala.” Artinya, “Aku niat shalat sunnah tarawih karena Allah Ta’ala.”

Pertanyaan 3: Apakah boleh mengucapkan niat setelah takbiratul ihram?

Jawaban: Ada perbedaan pendapat ulama tentang hal ini. Sebagian ulama berpendapat bahwa niat harus diucapkan sebelum takbiratul ihram, sementara sebagian lainnya membolehkan niat diucapkan setelah takbiratul ihram. Namun, pendapat yang lebih kuat adalah niat harus diucapkan sebelum takbiratul ihram.

Pertanyaan 4: Apa hukumnya jika lupa mengucapkan niat?

Jawaban: Jika lupa mengucapkan niat, maka shalat tarawih dan witir yang dikerjakan tidak dianggap sah. Oleh karena itu, sangat penting untuk memperhatikan niat ketika mengerjakan shalat tarawih dan witir.

Pertanyaan 5: Apakah niat shalat tarawih dan witir harus diucapkan dalam bahasa Arab?

Jawaban: Tidak harus. Niat shalat tarawih dan witir boleh diucapkan dalam bahasa Arab atau bahasa Indonesia.

Pertanyaan 6: Apakah niat shalat tarawih dan witir dapat diucapkan secara jahr (keras)?

Jawaban: Sebagian ulama memperbolehkan niat diucapkan secara jahr, asalkan tidak mengganggu kekhusyuan shalat.

Demikianlah beberapa pertanyaan dan jawaban seputar niat shalat tarawih dan witir. Semoga bermanfaat bagi pembaca dalam memahami pentingnya niat dalam shalat tarawih dan witir, serta cara mengucapkan niat yang benar.

Pertanyaan-pertanyaan yang telah dibahas di atas merupakan beberapa pertanyaan umum yang sering diajukan terkait niat shalat tarawih dan witir. Namun, masih terdapat banyak pertanyaan dan pembahasan lain yang dapat dilakukan terkait topik ini. Pada bagian selanjutnya, kita akan membahas lebih dalam tentang niat shalat tarawih dan witir, termasuk dalil-dalil pensyariatannya, perbedaan pendapat ulama, dan masalah-masalah yang berkaitan dengan niat.

Tips Penting dalam Mengucapkan Niat Shalat Tarawih dan Witir

Bagian ini akan memberikan beberapa tips penting dalam mengucapkan niat shalat tarawih dan witir. Dengan memperhatikan tips-tips ini, insya Allah kita dapat melaksanakan shalat tarawih dan witir dengan benar dan sah sesuai dengan tuntunan syariat Islam.

Tip 1: Ucapkan niat sebelum takbiratul ihram. Niat harus diucapkan sebelum kita memulai shalat dengan mengucapkan takbiratul ihram.

Tip 2: Ucapkan niat dengan jelas dan benar. Lafaz niat shalat tarawih adalah “Ushalli sunnatan tarawiha ma’muuman lillahi ta’ala.” Sedangkan lafaz niat shalat witir adalah “Ushalli sunnatan witra ma’muuman lillahi ta’ala.”

Tip 3: Ucapkan niat dalam hati. Niat tidak perlu diucapkan secara jahr (keras), cukup diucapkan dalam hati.

Tip 4: Jika lupa mengucapkan niat, segera ucapkan niat setelah ingat. Jika kita lupa mengucapkan niat sebelum takbiratul ihram, kita masih bisa mengucapkan niat setelah takbiratul ihram asalkan belum melakukan gerakan shalat lainnya.

Tip 5: Perhatikan waktu niat. Waktu niat adalah sebelum takbiratul ihram. Jika kita mengucapkan niat setelah takbiratul ihram, maka shalat kita tidak dianggap sah.

Tip 6: Niat harus ikhlas karena Allah Ta’ala. Niat yang ikhlas akan menentukan sah atau tidaknya shalat yang kita kerjakan.

Tip 7: Niat harus benar sesuai dengan tuntunan syariat Islam. Niat yang salah akan menyebabkan shalat kita tidak dianggap sah.

Tip 8: Niat harus pasti dan tidak ragu-ragu. Niat yang ragu-ragu akan menyebabkan shalat kita tidak dianggap sah.

Demikianlah beberapa tips penting dalam mengucapkan niat shalat tarawih dan witir. Dengan memperhatikan tips-tips ini, insya Allah kita dapat melaksanakan shalat tarawih dan witir dengan benar dan sah sesuai dengan tuntunan syariat Islam.

Tips-tips ini sangat penting untuk dipahami dan dilaksanakan karena niat merupakan salah satu rukun shalat yang wajib dipenuhi. Jika niat tidak diucapkan dengan benar dan sesuai dengan tuntunan syariat Islam, maka shalat yang kita kerjakan tidak dianggap sah dan tidak mendapatkan pahala dari Allah Ta’ala.

Pada bagian selanjutnya, kita akan membahas lebih dalam tentang niat shalat tarawih dan witir, termasuk dalil-dalil pensyariatannya, perbedaan pendapat ulama, dan masalah-masalah yang berkaitan dengan niat.

Kesimpulan

Niat shalat tarawih dan witir merupakan salah satu aspek penting dalam pelaksanaan shalat tarawih dan witir. Niat yang benar dan sesuai dengan tuntunan syariat Islam akan menentukan sah atau tidaknya shalat yang dikerjakan. Ada beberapa poin penting yang dapat disimpulkan dari pembahasan mengenai niat shalat tarawih dan witir:

  • Niat harus diucapkan sebelum takbiratul ihram.
  • Lafaz niat shalat tarawih adalah “Ushalli sunnatan tarawiha ma’muuman lillahi ta’ala.”, sedangkan lafaz niat shalat witir adalah “Ushalli sunnatan witra ma’muuman lillahi ta’ala.”
  • Niat harus ikhlas karena Allah Ta’ala, benar sesuai dengan tuntunan syariat Islam, pasti dan tidak ragu-ragu.

Dengan memahami dan memperhatikan niat shalat tarawih dan witir, insya Allah kita dapat melaksanakan shalat tarawih dan witir dengan benar dan sah sesuai dengan tuntunan syariat Islam. Semoga bermanfaat.



Artikel Terkait

Bagikan:

lisa

Hai, nama aku Lisa! Udah lebih dari 5 tahun nih aku terjun di dunia tulis-menulis. Gara-gara hobi membaca dan menulis, aku jadi semakin suka buat berbagi cerita sama kalian semua. Makasih banget buat kalian yang udah setia baca tulisan-tulisanku selama ini. Oh iya, jangan lupa cek juga tulisan-tulisanku di Stikes Perintis, ya. Dijamin, kamu bakal suka! Makasih lagi buat dukungannya, teman-teman! Tanpa kalian, tulisanku nggak akan seistimewa ini. Keep reading and let's explore the world together! 📖❤️

Tags

Cek di Google News

Artikel Terbaru