Masalah kesehatan merupakan salah satu aspek penting yang perlu diperhatikan dalam pembangunan suatu negara. Kesehatan yang baik akan berdampak positif bagi produktivitas dan kesejahteraan masyarakat, serta dapat mendorong pertumbuhan ekonomi. Namun, Indonesia masih menghadapi sejumlah tantangan kesehatan yang perlu diatasi.
Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, pada tahun 2018, angka kematian ibu (AKI) di Indonesia masih mencapai 305 per 100.000 kelahiran hidup, sementara angka kematian bayi (AKB) mencapai 24 per 1.000 kelahiran hidup. Angka-angka ini masih jauh dari target yang ditetapkan oleh Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) PBB, yaitu AKI sebesar 70 per 100.000 kelahiran hidup dan AKB sebesar 12 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2030.
Selain itu, Indonesia juga menghadapi masalah penyakit tidak menular (PTM) yang semakin meningkat. PTM seperti jantung koroner, stroke, diabetes, dan kanker menjadi penyebab utama kematian di Indonesia. Pada tahun 2018, PTM menyumbang sekitar 73% dari total kematian di Indonesia.
masalah kesehatan di indonesia
Indonesia menghadapi berbagai masalah kesehatan yang perlu diatasi.
- Angka kematian ibu tinggi
- Angka kematian bayi tinggi
- Penyakit tidak menular meningkat
- Gizi buruk pada anak
- Kurang akses layanan kesehatan
- Kualitas layanan kesehatan rendah
- Keterbatasan tenaga kesehatan
- Keterbatasan obat-obatan dan peralatan medis
- Biaya kesehatan tinggi
Masalah-masalah kesehatan ini berdampak negatif pada produktivitas dan kesejahteraan masyarakat, serta menghambat pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Angka kematian ibu tinggi
Angka kematian ibu (AKI) di Indonesia masih tergolong tinggi, yaitu 305 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2018. Artinya, dari 100.000 ibu yang melahirkan, sebanyak 305 orang meninggal dunia. Angka ini masih jauh dari target yang ditetapkan oleh Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) PBB, yaitu AKI sebesar 70 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2030.
Penyebab kematian ibu yang paling umum di Indonesia adalah perdarahan, infeksi, dan hipertensi. Selain itu, kurangnya akses layanan kesehatan yang berkualitas dan keterbatasan tenaga kesehatan yang terampil juga berkontribusi terhadap tingginya AKI di Indonesia.
Tingginya AKI berdampak negatif pada kesehatan ibu dan anak. Ibu yang meninggal saat melahirkan berisiko tinggi meninggalkan anak-anak yang masih kecil tanpa pengasuhan yang layak. Selain itu, kematian ibu juga dapat berdampak negatif pada kesehatan fisik dan mental keluarga yang ditinggalkan.
Untuk menurunkan AKI, pemerintah Indonesia perlu meningkatkan akses layanan kesehatan yang berkualitas bagi ibu hamil dan melahirkan. Selain itu, pemerintah juga perlu meningkatkan kompetensi tenaga kesehatan dalam menangani komplikasi kehamilan dan persalinan. Pemberian edukasi kepada masyarakat tentang kesehatan reproduksi dan pentingnya pemeriksaan kehamilan secara rutin juga perlu ditingkatkan.
Dengan upaya-upaya tersebut, diharapkan AKI di Indonesia dapat diturunkan secara signifikan dan target TPB PBB untuk AKI sebesar 70 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2030 dapat tercapai.
Angka kematian bayi tinggi
Angka kematian bayi (AKB) di Indonesia juga masih tergolong tinggi, yaitu 24 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2018. Artinya, dari 1.000 bayi yang lahir, sebanyak 24 bayi meninggal dunia sebelum mencapai usia 1 tahun. Angka ini masih jauh dari target yang ditetapkan oleh Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) PBB, yaitu AKB sebesar 12 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2030.
Penyebab kematian bayi yang paling umum di Indonesia adalah berat badan lahir rendah, prematuritas, dan infeksi. Selain itu, kurangnya akses layanan kesehatan yang berkualitas dan keterbatasan tenaga kesehatan yang terampil juga berkontribusi terhadap tingginya AKB di Indonesia.
Tingginya AKB berdampak negatif pada kesehatan dan kesejahteraan bayi dan keluarga. Bayi yang meninggal sebelum mencapai usia 1 tahun berisiko tinggi mengalami masalah kesehatan jangka panjang, seperti gangguan perkembangan dan kecacatan. Selain itu, kematian bayi juga dapat berdampak negatif pada kesehatan mental keluarga yang ditinggalkan.
Untuk menurunkan AKB, pemerintah Indonesia perlu meningkatkan akses layanan kesehatan yang berkualitas bagi ibu hamil dan melahirkan. Selain itu, pemerintah juga perlu meningkatkan kompetensi tenaga kesehatan dalam menangani komplikasi kehamilan, persalinan, dan perawatan bayi baru lahir. Pemberian edukasi kepada masyarakat tentang kesehatan reproduksi dan pentingnya pemeriksaan kehamilan secara rutin juga perlu ditingkatkan.
Dengan upaya-upaya tersebut, diharapkan AKB di Indonesia dapat diturunkan secara signifikan dan target TPB PBB untuk AKB sebesar 12 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2030 dapat tercapai.
Penyakit tidak menular meningkat
Penyakit tidak menular (PTM) merupakan penyakit yang tidak disebabkan oleh infeksi mikroorganisme, seperti bakteri, virus, atau jamur. PTM dapat dicegah dan dikendalikan dengan perubahan gaya hidup sehat dan pengobatan yang tepat.
- Penyakit jantung koroner
Penyakit jantung koroner merupakan penyebab kematian nomor satu di Indonesia. Penyakit ini terjadi ketika pembuluh darah yang memasok darah ke jantung menyempit atau tersumbat. Penyebab utama penyakit jantung koroner adalah tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, diabetes, dan merokok.
- Stroke
Stroke merupakan penyakit yang terjadi ketika aliran darah ke otak terputus. Stroke dapat disebabkan oleh penyumbatan atau pecahnya pembuluh darah di otak. Penyebab utama stroke adalah tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, diabetes, dan merokok.
- Diabetes
Diabetes merupakan penyakit kronis yang ditandai dengan kadar gula darah tinggi. Diabetes dapat menyebabkan komplikasi serius, seperti penyakit jantung, stroke, gagal ginjal, dan kebutaan. Penyebab utama diabetes adalah gaya hidup tidak sehat, seperti kurang aktivitas fisik dan pola makan tidak sehat.
- Kanker
Kanker merupakan penyakit yang ditandai dengan pertumbuhan sel-sel abnormal yang tidak terkendali. Kanker dapat menyerang berbagai organ tubuh, seperti paru-paru, payudara, usus besar, dan prostat. Penyebab utama kanker adalah faktor genetik, infeksi virus, dan paparan zat karsinogenik, seperti asap rokok dan asbes.
Peningkatan PTM di Indonesia disebabkan oleh perubahan gaya hidup masyarakat yang tidak sehat, seperti kurang aktivitas fisik, pola makan tidak sehat, dan merokok. Selain itu, keterbatasan akses layanan kesehatan dan kurangnya kesadaran masyarakat tentang PTM juga berkontribusi terhadap peningkatan PTM di Indonesia.
Gizi buruk pada anak
Gizi buruk pada anak merupakan kondisi dimana anak tidak mendapatkan nutrisi yang cukup untuk tumbuh dan berkembang dengan baik. Gizi buruk dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti kurangnya asupan makanan, penyakit kronis, atau gangguan penyerapan nutrisi.
Gizi buruk pada anak dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, seperti:
- Stunting: Kondisi dimana tinggi badan anak lebih pendek dari standar untuk usianya. Stunting dapat menyebabkan gangguan perkembangan fisik dan mental.
- Wasting: Kondisi dimana berat badan anak lebih rendah dari standar untuk usianya. Wasting dapat menyebabkan gangguan sistem kekebalan tubuh dan meningkatkan risiko kematian.
- Defisiensi mikronutrien: Kekurangan vitamin dan mineral penting, seperti zat besi, vitamin A, dan yodium. Defisiensi mikronutrien dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, seperti anemia, gangguan penglihatan, dan gangguan perkembangan mental.
Gizi buruk pada anak juga dapat meningkatkan risiko penyakit tidak menular di kemudian hari, seperti penyakit jantung, stroke, dan diabetes.
Untuk mencegah gizi buruk pada anak, perlu dilakukan berbagai upaya, seperti:
- Memberikan ASI eksklusif kepada bayi hingga usia 6 bulan.
- Memberikan makanan pendamping ASI yang bergizi dan seimbang setelah bayi berusia 6 bulan.
- Mengajarkan anak tentang pola makan sehat dan pentingnya cuci tangan sebelum makan.
- Memastikan anak mendapatkan imunisasi lengkap.
- Memeriksakan anak ke dokter secara rutin untuk memantau kesehatan dan pertumbuhannya.
Dengan upaya-upaya tersebut, diharapkan gizi buruk pada anak dapat dicegah dan anak-anak Indonesia dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.
Kurang akses layanan kesehatan
Kurang akses layanan kesehatan merupakan salah satu masalah kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat Indonesia. Kurang akses layanan kesehatan dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti:
- Jarak fasilitas kesehatan yang jauh
Banyak masyarakat Indonesia yang tinggal di daerah terpencil yang jauh dari fasilitas kesehatan. Hal ini membuat mereka kesulitan untuk mendapatkan layanan kesehatan, terutama pada saat darurat.
- Biaya layanan kesehatan yang mahal
Biaya layanan kesehatan di Indonesia masih tergolong mahal. Hal ini membuat banyak masyarakat Indonesia yang tidak mampu membayar biaya layanan kesehatan, terutama bagi mereka yang tidak memiliki asuransi kesehatan.
- Keterbatasan tenaga kesehatan
Jumlah tenaga kesehatan di Indonesia masih terbatas, terutama di daerah terpencil. Hal ini membuat masyarakat kesulitan untuk mendapatkan layanan kesehatan yang berkualitas.
- Keterbatasan infrastruktur kesehatan
Infrastruktur kesehatan di Indonesia masih terbatas, terutama di daerah terpencil. Hal ini membuat masyarakat kesulitan untuk mendapatkan layanan kesehatan yang lengkap dan berkualitas.
Kurang akses layanan kesehatan berdampak negatif terhadap kesehatan masyarakat Indonesia. Masyarakat yang kurang akses layanan kesehatan lebih rentan terkena penyakit dan lebih sulit untuk mendapatkan pengobatan yang tepat. Hal ini dapat menyebabkan peningkatan angka kesakitan dan kematian di Indonesia.
Kualitas layanan kesehatan rendah
Kualitas layanan kesehatan di Indonesia masih rendah. Hal ini terlihat dari berbagai indikator, seperti:
- Tingginya angka kematian ibu dan bayi
Tingginya angka kematian ibu dan bayi di Indonesia menunjukkan bahwa kualitas layanan kesehatan di Indonesia masih rendah. Ibu dan bayi yang meninggal saat melahirkan atau sesaat setelah melahirkan seringkali disebabkan oleh kurangnya akses layanan kesehatan yang berkualitas dan keterbatasan tenaga kesehatan yang terampil.
- Tingginya angka penyakit tidak menular
Tingginya angka penyakit tidak menular di Indonesia menunjukkan bahwa kualitas layanan kesehatan di Indonesia masih rendah. Penyakit tidak menular seperti jantung koroner, stroke, diabetes, dan kanker seringkali disebabkan oleh gaya hidup tidak sehat dan kurangnya aktivitas fisik. Namun, tingginya angka penyakit tidak menular di Indonesia juga menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia belum mendapatkan layanan kesehatan yang cukup untuk mencegah dan mengobati penyakit tidak menular.
- Keterbatasan fasilitas kesehatan
Keterbatasan fasilitas kesehatan di Indonesia juga menunjukkan bahwa kualitas layanan kesehatan di Indonesia masih rendah. Banyak fasilitas kesehatan di Indonesia yang tidak memiliki peralatan medis yang lengkap dan tenaga kesehatan yang terampil. Hal ini membuat masyarakat sulit untuk mendapatkan layanan kesehatan yang berkualitas.
- Biaya layanan kesehatan yang mahal
Biaya layanan kesehatan di Indonesia masih tergolong mahal. Hal ini membuat banyak masyarakat Indonesia yang tidak mampu membayar biaya layanan kesehatan, terutama bagi mereka yang tidak memiliki asuransi kesehatan. Biaya layanan kesehatan yang mahal juga membuat masyarakat enggan untuk berobat ke fasilitas kesehatan, meskipun mereka sakit.
Rendahnya kualitas layanan kesehatan di Indonesia berdampak negatif terhadap kesehatan masyarakat Indonesia. Masyarakat yang tidak mendapatkan layanan kesehatan yang berkualitas lebih rentan terkena penyakit dan lebih sulit untuk mendapatkan pengobatan yang tepat. Hal ini dapat menyebabkan peningkatan angka kesakitan dan kematian di Indonesia.