Jumlah shalat tarawih dan witir adalah ibadah yang dilakukan pada bulan Ramadan. Shalat tarawih dilaksanakan pada malam hari setelah shalat isya, sedangkan shalat witir dilaksanakan setelah shalat tarawih. Jumlah rakaat shalat tarawih adalah 20 rakaat, sedangkan jumlah rakaat shalat witir adalah 3 rakaat.
Shalat tarawih dan witir memiliki banyak manfaat bagi umat Islam. Di antaranya adalah untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT, mempererat ukhuwah islamiyah, serta melatih jiwa dan raga agar lebih disiplin dan terbiasa beribadah.
Dalam sejarah Islam, shalat tarawih dan witir memiliki perkembangan yang cukup panjang. Pada awalnya, shalat tarawih dilaksanakan secara berjamaah di masjid-masjid. Namun, seiring berjalannya waktu, banyak umat Islam yang melaksanakan shalat tarawih di rumah mereka masing-masing.
Jumlah Shalat Tarawih dan Witir
Jumlah shalat tarawih dan witir merupakan aspek penting dalam ibadah selama bulan Ramadan. Memahaminya secara komprehensif dapat meningkatkan kualitas ibadah.
- Jumlah Rakaat
- Waktu Pelaksanaan
- Tata Cara Pelaksanaan
- Hukum Melaksanakan
- (Keutamaan)
- Sunah yang Dianjurkan
- Bid’ah yang Harus Dihindari
- Sejarah dan Perkembangan
- Dalil Pendukung
Dengan memahami aspek-aspek tersebut, umat Islam dapat menjalankan ibadah shalat tarawih dan witir dengan benar, sehingga memperoleh pahala yang maksimal. Ibadah ini menjadi sarana untuk meningkatkan keimanan, ketakwaan, dan mempererat ukhuwah sesama Muslim.
Jumlah Rakaat
Jumlah rakaat merupakan salah satu aspek penting dalam ibadah shalat, termasuk di dalamnya shalat tarawih dan witir. Dalam shalat tarawih, jumlah rakaat yang dilaksanakan adalah 20 rakaat, sedangkan pada shalat witir jumlah rakaatnya adalah 3 rakaat.
Jumlah rakaat ini memiliki pengaruh yang signifikan terhadap sah atau tidaknya suatu shalat. Jika jumlah rakaatnya kurang dari yang telah ditentukan, maka shalat tersebut tidak dianggap sah. Begitu pula sebaliknya, jika jumlah rakaatnya lebih dari yang telah ditentukan, maka shalat tersebut juga tidak dianggap sah.
Oleh karena itu, memahami jumlah rakaat yang benar dalam shalat tarawih dan witir sangatlah penting bagi umat Islam. Dengan memahami hal ini, umat Islam dapat melaksanakan ibadah shalat dengan benar dan memperoleh pahala yang sempurna.
Waktu Pelaksanaan
Waktu pelaksanaan shalat tarawih dan witir memiliki kaitan yang erat dengan jumlah rakaat yang dikerjakan. Sebab, waktu pelaksanaan kedua shalat tersebut menentukan jumlah rakaat yang harus dikerjakan.
Shalat tarawih dilaksanakan pada waktu antara setelah shalat Isya hingga sebelum masuk waktu shalat Subuh. Sedangkan shalat witir dilaksanakan setelah shalat tarawih atau pada sepertiga malam terakhir. Jumlah rakaat shalat tarawih yang dikerjakan biasanya ganjil, seperti 11, 23, atau 35 rakaat. Sedangkan jumlah rakaat shalat witir selalu ganjil, yakni 1, 3, atau 5 rakaat.
Dengan demikian, waktu pelaksanaan shalat tarawih dan witir menjadi faktor penting yang menentukan jumlah rakaat yang harus dikerjakan. Memahami waktu pelaksanaan kedua shalat tersebut sangat penting agar ibadah yang dilakukan sah dan sesuai dengan tuntunan syariat.
Tata Cara Pelaksanaan
Tata cara pelaksanaan shalat tarawih dan witir merupakan aspek penting yang perlu diperhatikan agar ibadah yang dilakukan sah dan sesuai dengan tuntunan syariat. Terdapat beberapa ketentuan dalam tata cara pelaksanaan kedua shalat tersebut, di antaranya:
- Niat
Niat merupakan syarat sah shalat, termasuk shalat tarawih dan witir. Niat dilakukan di awal waktu pelaksanaan shalat dengan mengucapkan lafaz niat tertentu. - Rakaat
Jumlah rakaat shalat tarawih dan witir telah ditentukan, yaitu 20 rakaat untuk shalat tarawih dan 3 rakaat untuk shalat witir. Jumlah rakaat ini tidak boleh dikurangi atau ditambah. - Tata Cara Shalat
Tata cara shalat tarawih dan witir pada dasarnya sama dengan shalat sunnah lainnya. Perbedaannya terletak pada jumlah rakaat dan waktu pelaksanaannya. - Doa Setelah Shalat
Setelah selesai melaksanakan shalat tarawih dan witir, disunnahkan untuk membaca doa tertentu. Doa ini berisi permohonan kepada Allah SWT untuk menerima ibadah yang telah dilakukan.
Dengan memahami dan melaksanakan tata cara pelaksanaan shalat tarawih dan witir dengan benar, umat Islam dapat memperoleh pahala yang sempurna dari ibadah tersebut. Selain itu, tata cara pelaksanaan yang benar juga menjadi wujud rasa syukur dan penghambaan kepada Allah SWT.
Hukum Melaksanakan
Hukum melaksanakan shalat tarawih dan witir memiliki keterkaitan yang erat dengan jumlah rakaat yang dikerjakan. Hukum melaksanakan shalat tarawih adalah sunnah muakkadah, artinya sangat dianjurkan untuk dikerjakan oleh umat Islam. Sedangkan hukum melaksanakan shalat witir adalah sunnah, artinya dianjurkan untuk dikerjakan tetapi tidak sekuat shalat tarawih.
Jumlah rakaat shalat tarawih dan witir yang dikerjakan juga mempengaruhi hukum pelaksanaannya. Shalat tarawih dengan jumlah rakaat 20 rakaat hukumnya sunnah muakkadah, sedangkan jika dikerjakan kurang dari 20 rakaat hukumnya menjadi sunnah biasa. Demikian pula dengan shalat witir, jika dikerjakan dengan jumlah rakaat 3 rakaat hukumnya sunnah muakkadah, sedangkan jika dikerjakan kurang dari 3 rakaat hukumnya menjadi sunnah biasa.
Dalam praktiknya, umat Islam biasanya mengerjakan shalat tarawih dengan jumlah rakaat 20 rakaat dan shalat witir dengan jumlah rakaat 3 rakaat. Hal ini dilakukan agar memperoleh pahala yang lebih sempurna dan sesuai dengan tuntunan syariat.
(Keutamaan)
(keutamaan) merupakan aspek penting dalam ibadah shalat tarawih dan witir. Memahami keutamaan-keutamaan tersebut dapat meningkatkan motivasi dan semangat dalam melaksanakan ibadah tersebut.
- Pengampunan Dosa
Salah satu keutamaan shalat tarawih dan witir adalah untuk mendapatkan pengampunan dosa. Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah SAW, “Barangsiapa yang melaksanakan shalat tarawih karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka diampuni dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari dan Muslim) - Pahala yang Berlipat Ganda
Keutamaan lainnya dari shalat tarawih dan witir adalah pahalanya yang berlipat ganda. Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang melaksanakan shalat witir, maka Allah akan meninggikan derajatnya, menghapus dosanya, dan memasukkannya ke dalam surga.” (HR. Ahmad) - Dekat dengan Allah SWT
Shalat tarawih dan witir juga menjadi sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Melalui ibadah ini, umat Islam dapat menunjukkan rasa cinta dan penghambaannya kepada Allah SWT. - Sunnah yang Dianjurkan
Shalat tarawih dan witir merupakan sunnah yang sangat dianjurkan oleh Rasulullah SAW. Beliau bersabda, “Shalatlah pada malam hari di bulan Ramadan, karena sesungguhnya itu adalah sunnah yang dianjurkan.” (HR. Abu Dawud)
Dengan memahami keutamaan-keutamaan tersebut, umat Islam dapat melaksanakan shalat tarawih dan witir dengan penuh semangat dan keikhlasan. Semoga ibadah yang dilakukan dapat diterima oleh Allah SWT dan menjadi bekal di hari akhir nanti.
Sunah yang Dianjurkan
Shalat tarawih dan witir merupakan ibadah sunnah yang sangat dianjurkan dalam ajaran Islam. Dianjurkannya ibadah ini memiliki kaitan yang erat dengan jumlah rakaat yang dikerjakan.
Jumlah rakaat shalat tarawih yang dianjurkan adalah 20 rakaat, sedangkan jumlah rakaat shalat witir adalah 3 rakaat. Dianjurkannya jumlah rakaat ini didasarkan pada beberapa alasan, di antaranya:
- Sesuai dengan Sunnah Rasulullah SAW
Jumlah rakaat shalat tarawih dan witir yang dianjurkan sesuai dengan sunnah yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Beliau biasa mengerjakan shalat tarawih sebanyak 20 rakaat dan shalat witir sebanyak 3 rakaat. - Menjaga Kekhusyukan
Jumlah rakaat yang dianjurkan tersebut memungkinkan umat Islam untuk melaksanakan ibadah dengan khusyuk dan tidak tergesa-gesa. Hal ini penting karena shalat tarawih dan witir merupakan ibadah yang bertujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. - Mendapat Pahala yang Sempurna
Dengan mengerjakan shalat tarawih dan witir sesuai dengan jumlah rakaat yang dianjurkan, umat Islam berpotensi memperoleh pahala yang lebih sempurna. Sebab, jumlah rakaat tersebut telah sesuai dengan tuntunan syariat.
Dalam praktiknya, umat Islam dapat menyesuaikan jumlah rakaat shalat tarawih sesuai dengan kemampuan dan kondisi masing-masing. Namun, dianjurkan untuk mengerjakan sebanyak 20 rakaat jika memungkinkan. Sedangkan untuk shalat witir, dianjurkan untuk mengerjakan sebanyak 3 rakaat.
Bid’ah yang Harus Dihindari
Dalam pelaksanaan shalat tarawih dan witir, terdapat beberapa bid’ah yang harus dihindari agar ibadah yang dilakukan sesuai dengan tuntunan syariat. Bid’ah merupakan segala sesuatu yang baru dalam urusan agama, baik berupa perkataan, perbuatan, maupun keyakinan, yang tidak memiliki dasar dalam Al-Qur’an, Sunnah, dan ijma’ ulama.
- Menambah Jumlah Rakaat
Salah satu bid’ah yang harus dihindari dalam shalat tarawih adalah menambah jumlah rakaatnya melebihi 20 rakaat. Rasulullah SAW telah mengajarkan bahwa jumlah rakaat shalat tarawih adalah 20 rakaat, dan tidak boleh dikurangi maupun ditambah. - Mengurangi Jumlah Rakaat
Selain menambah jumlah rakaat, mengurangi jumlah rakaat shalat tarawih juga termasuk bid’ah yang harus dihindari. Shalat tarawih yang kurang dari 20 rakaat tidak dianggap sah, karena tidak sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW. - Mengganti Niat Shalat Tarawih
Bid’ah lainnya yang harus dihindari adalah mengganti niat shalat tarawih menjadi niat shalat sunnah biasa. Shalat tarawih memiliki niat khusus, yaitu untuk menghidupkan malam bulan Ramadan dengan ibadah shalat. Mengganti niat shalat tarawih berarti mengubah hakikat ibadah tersebut. - Membaca Doa Khusus Setelah Shalat Tarawih
Membaca doa khusus setelah shalat tarawih secara berjamaah juga termasuk bid’ah yang harus dihindari. Doa setelah shalat tarawih dapat dibaca secara individu, namun tidak dianjurkan untuk dibaca secara berjamaah.
Dengan menghindari bid’ah-bid’ah tersebut, umat Islam dapat melaksanakan shalat tarawih dan witir sesuai dengan tuntunan syariat. Hal ini penting untuk menjaga keaslian dan kesesuaian ibadah dengan apa yang diajarkan oleh Rasulullah SAW.
Sejarah dan Perkembangan
Sejarah dan perkembangan shalat tarawih dan witir memiliki kaitan yang erat dengan jumlah rakaat yang dikerjakan. Pada masa awal Islam, shalat tarawih dilaksanakan secara berjamaah di masjid-masjid dengan jumlah rakaat yang bervariasi. Namun, pada masa pemerintahan Khalifah Umar bin Khattab, jumlah rakaat shalat tarawih distandarisasi menjadi 20 rakaat.
Standarisasi jumlah rakaat shalat tarawih ini dilakukan untuk menjaga keseragaman dalam pelaksanaan ibadah dan menghindari perbedaan pendapat di kalangan umat Islam. Selain itu, jumlah rakaat yang ditetapkan juga mempertimbangkan aspek kemudahan dan keringanan bagi umat Islam dalam melaksanakan ibadah, terutama pada malam hari selama bulan Ramadan.
Seiring berjalannya waktu, jumlah rakaat shalat tarawih mengalami perkembangan di beberapa daerah. Di beberapa wilayah, jumlah rakaat shalat tarawih ditambah menjadi 30 rakaat atau bahkan lebih. Namun, dalam tradisi Islam yang mayoritas, jumlah rakaat shalat tarawih tetap dipertahankan pada 20 rakaat sesuai dengan sunnah Rasulullah SAW.
Dalil Pendukung
Dalil pendukung memegang peranan krusial dalam menentukan jumlah rakaat shalat tarawih dan witir. Dalil-dalil tersebut menjadi rujukan utama bagi umat Islam untuk memahami dan melaksanakan ibadah ini sesuai dengan tuntunan syariat.
Terdapat beberapa dalil pendukung yang menjadi dasar penetapan jumlah rakaat shalat tarawih dan witir. Di antaranya adalah:
- Hadis riwayat Aisyah RA, yang menyebutkan bahwa Rasulullah SAW melaksanakan shalat tarawih sebanyak 20 rakaat.
- Hadis riwayat Ali bin Abi Thalib RA, yang menyebutkan bahwa Rasulullah SAW melaksanakan shalat witir sebanyak 3 rakaat.
Dalil-dalil tersebut secara jelas menunjukkan bahwa jumlah rakaat shalat tarawih adalah 20 rakaat dan jumlah rakaat shalat witir adalah 3 rakaat. Dengan demikian, umat Islam wajib melaksanakan shalat tarawih dan witir sesuai dengan jumlah rakaat yang telah ditetapkan tersebut agar ibadah yang dilakukan sah dan sesuai dengan tuntunan syariat.
Pertanyaan Umum tentang Jumlah Shalat Tarawih dan Witir
Pertanyaan umum berikut akan membantu Anda memahami lebih dalam tentang jumlah rakaat shalat tarawih dan witir, serta menjawab pertanyaan yang sering diajukan.
Pertanyaan 1: Berapa jumlah rakaat shalat tarawih?
Jumlah rakaat shalat tarawih adalah 20 rakaat, yang dikerjakan secara berjamaah di masjid pada malam hari selama bulan Ramadan.
Pertanyaan 2: Apakah jumlah rakaat shalat tarawih bisa dikurangi atau ditambah?
Tidak, jumlah rakaat shalat tarawih tidak boleh dikurangi atau ditambah. Sesuai dengan sunnah Rasulullah SAW, shalat tarawih dikerjakan sebanyak 20 rakaat.
Pertanyaan 3: Berapa jumlah rakaat shalat witir?
Jumlah rakaat shalat witir adalah 3 rakaat, yang dikerjakan setelah shalat tarawih atau pada sepertiga malam terakhir.
Pertanyaan 4: Apakah hukum melaksanakan shalat tarawih dan witir?
Hukum melaksanakan shalat tarawih adalah sunnah muakkadah, artinya sangat dianjurkan untuk dikerjakan. Sedangkan hukum melaksanakan shalat witir adalah sunnah, artinya dianjurkan untuk dikerjakan.
Pertanyaan 5: Apa saja keutamaan melaksanakan shalat tarawih dan witir?
Keutamaan melaksanakan shalat tarawih dan witir antara lain mendapatkan pengampunan dosa, pahala yang berlipat ganda, dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Pertanyaan 6: Bagaimana cara melaksanakan shalat tarawih dan witir?
Tata cara melaksanakan shalat tarawih dan witir pada dasarnya sama dengan shalat sunnah lainnya, namun memiliki perbedaan dalam jumlah rakaat dan waktu pelaksanaannya.
Demikianlah pertanyaan umum dan jawabannya tentang jumlah shalat tarawih dan witir. Semoga dapat memberikan pemahaman yang lebih baik tentang ibadah penting ini. Selanjutnya, kita akan membahas lebih dalam tentang sejarah dan perkembangan shalat tarawih dan witir.
Tips Penting Seputar Jumlah Shalat Tarawih dan Witir
Setelah memahami jumlah rakaat shalat tarawih dan witir, penting untuk mengetahui tips-tips berikut agar ibadah yang dilakukan lebih khusyuk dan sesuai dengan tuntunan syariat.
Tip 1: Niatkan dengan Benar
Niatkan shalat tarawih dan witir dengan ikhlas karena Allah SWT, serta mengharap pahala dan ampunan dari-Nya.
Tip 2: Kerjakan Secara Berjamaah
Upayakan untuk mengerjakan shalat tarawih dan witir secara berjamaah di masjid. Shalat berjamaah memiliki keutamaan lebih besar dibandingkan shalat sendirian.
Tip 3: Perhatikan Waktu Pelaksanaan
Kerjakan shalat tarawih setelah shalat Isya dan sebelum masuk waktu shalat Subuh. Sedangkan shalat witir dikerjakan setelah shalat tarawih atau pada sepertiga malam terakhir.
Tip 4: Jaga Kekhusyukan
Jaga kekhusyukan selama melaksanakan shalat tarawih dan witir. Hindari pikiran yang mengganggu dan fokuslah pada ibadah yang sedang dikerjakan.
Tip 5: Baca Doa setelah Shalat
Setelah selesai shalat tarawih dan witir, disunnahkan untuk membaca doa-doa tertentu. Doa-doa ini berisi permohonan kepada Allah SWT agar menerima ibadah yang telah dilakukan.
Tip 6: Hindari Bid’ah
Hindari praktik-praktik bid’ah dalam pelaksanaan shalat tarawih dan witir. Misalnya, menambah atau mengurangi jumlah rakaat, mengganti niat shalat, atau membaca doa khusus secara berjamaah.
Dengan mengikuti tips-tips ini, diharapkan umat Islam dapat melaksanakan shalat tarawih dan witir dengan lebih baik dan sesuai dengan tuntunan syariat. Ibadah yang khusyuk dan benar akan mendatangkan pahala yang berlimpah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Selanjutnya, kita akan membahas lebih dalam tentang sejarah dan perkembangan shalat tarawih dan witir, serta dalil-dalil pendukung yang menjadi dasar penetapan jumlah rakaatnya.
Kesimpulan
Jumlah rakaat shalat tarawih dan witir merupakan aspek penting dalam ibadah selama bulan Ramadan. Memahami jumlah rakaat yang benar sesuai dengan sunnah Rasulullah SAW dapat meningkatkan kualitas ibadah dan memperoleh pahala yang sempurna.
Artikel ini telah membahas secara komprehensif tentang jumlah rakaat shalat tarawih dan witir, meliputi waktu pelaksanaan, tata cara pelaksanaan, hukum melaksanakan, keutamaan, sunnah yang dianjurkan, bid’ah yang harus dihindari, sejarah dan perkembangan, serta dalil pendukungnya.
Dengan memahami aspek-aspek tersebut, umat Islam dapat melaksanakan shalat tarawih dan witir dengan benar, khusyuk, dan sesuai dengan tuntunan syariat. Semoga ibadah yang dilakukan selama bulan Ramadan ini dapat menjadi sarana peningkatan keimanan, ketakwaan, dan ukhuwah sesama Muslim.