Keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat yang memiliki peran penting dalam pembangunan bangsa. Keluarga yang sehat merupakan keluarga yang mampu memenuhi kebutuhan dasar anggotanya, baik fisik, mental, maupun sosial. Untuk mengetahui tingkat kesehatan keluarga, pemerintah telah mengembangkan Indeks Keluarga Sehat (IKS).
IKS merupakan indikator komposit yang mengukur tingkat kesehatan keluarga berdasarkan 12 indikator. Indikator-indikator tersebut meliputi: 1) penggunaan air bersih, 2) penggunaan jamban sehat, 3) pembuangan sampah, 4) kepemilikan kartu jaminan kesehatan, 5) imunisasi dasar lengkap, 6) pemeriksaan kesehatan ibu hamil, 7) persalinan oleh tenaga kesehatan, 8) penggunaan alat kontrasepsi, 9) pemberian ASI eksklusif, 10) gizi seimbang, 11) aktivitas fisik, dan 12) tidak merokok.
IKS dikelompokkan menjadi 5 kategori, yaitu: 1) sangat sehat, 2) sehat, 3) cukup sehat, 4) kurang sehat, dan 5) tidak sehat. Pada tahun 2018, sebanyak 60,2% keluarga di Indonesia memiliki IKS yang sehat atau sangat sehat. Angka ini meningkat dari tahun 2013 yang sebesar 54,9%. Peningkatan ini menunjukkan bahwa program-program kesehatan yang dilaksanakan pemerintah telah berhasil meningkatkan kesehatan keluarga di Indonesia.
indeks keluarga sehat
Ukur kesehatan keluarga Indonesia.
- 12 indikator
- 5 kategori
- 60,2% sehat/sangat sehat (2018)
- Meningkat dari 54,9% (2013)
- Program kesehatan berhasil
- Air bersih
- Jamban sehat
- Pembuangan sampah
- Jaminan kesehatan
IKS penting untuk memantau kesehatan keluarga dan mengevaluasi program-program kesehatan.
12 indikator
Indeks Keluarga Sehat (IKS) diukur berdasarkan 12 indikator, yaitu:
- Penggunaan air bersih
Keluarga menggunakan air bersih untuk minum, memasak, dan mandi. Air bersih adalah air yang memenuhi syarat kesehatan dan bebas dari cemaran bakteri, virus, dan bahan kimia berbahaya.
Penggunaan jamban sehat
Keluarga menggunakan jamban sehat untuk buang air besar dan kecil. Jamban sehat adalah jamban yang kedap air, tidak berbau, dan tidak mencemari lingkungan.
Pembuangan sampah
Keluarga membuang sampah pada tempatnya. Sampah dibuang pada tempat pembuangan sampah (TPS) atau diolah menjadi kompos.
Kepemilikan kartu jaminan kesehatan
Keluarga memiliki kartu jaminan kesehatan, seperti Kartu Indonesia Sehat (KIS) atau Kartu Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Kartu jaminan kesehatan memberikan akses kepada keluarga untuk mendapatkan layanan kesehatan gratis atau dengan biaya yang terjangkau.
Imunisasi dasar lengkap
Anak-anak dalam keluarga telah mendapatkan imunisasi dasar lengkap sesuai dengan jadwal yang ditetapkan oleh pemerintah. Imunisasi dasar lengkap melindungi anak-anak dari berbagai penyakit berbahaya, seperti campak, polio, dan difteri.
Pemeriksaan kesehatan ibu hamil
Ibu hamil dalam keluarga melakukan pemeriksaan kesehatan secara teratur selama masa kehamilan. Pemeriksaan kesehatan ibu hamil penting untuk memantau kesehatan ibu dan bayi dalam kandungan, serta untuk mendeteksi dan menangani masalah kesehatan sejak dini.
Persalinan oleh tenaga kesehatan
Ibu dalam keluarga melahirkan dengan didampingi oleh tenaga kesehatan, seperti dokter, bidan, atau perawat. Persalinan oleh tenaga kesehatan membantu mengurangi risiko komplikasi saat melahirkan, baik bagi ibu maupun bayi.
Penggunaan alat kontrasepsi
Pasangan suami istri dalam keluarga menggunakan alat kontrasepsi untuk mengatur jarak kehamilan. Penggunaan alat kontrasepsi membantu mencegah kehamilan yang tidak diinginkan dan menjaga kesehatan reproduksi pasangan.
Pemberian ASI eksklusif
Bayi dalam keluarga diberikan ASI eksklusif selama 6 bulan pertama kehidupannya. ASI eksklusif merupakan makanan terbaik untuk bayi karena mengandung nutrisi yang lengkap dan mudah dicerna. Pemberian ASI eksklusif juga membantu melindungi bayi dari berbagai penyakit.
Gizi seimbang
Keluarga mengonsumsi makanan yang bergizi seimbang, yang mengandung zat gizi makro (karbohidrat, protein, dan lemak) dan zat gizi mikro (vitamin dan mineral) dalam jumlah yang cukup. Gizi seimbang penting untuk menjaga kesehatan tubuh dan mencegah berbagai penyakit.
Aktivitas fisik
Anggota keluarga melakukan aktivitas fisik secara teratur, seperti berolahraga atau bekerja di luar ruangan. Aktivitas fisik membantu menjaga kebugaran tubuh dan mencegah berbagai penyakit, seperti penyakit jantung, stroke, dan diabetes.
Tidak merokok
Tidak ada anggota keluarga yang merokok. Merokok merupakan kebiasaan buruk yang dapat membahayakan kesehatan, baik bagi perokok aktif maupun perokok pasif.
Ke-12 indikator tersebut saling terkait dan mempengaruhi satu sama lain. Misalnya, keluarga yang tidak memiliki akses terhadap air bersih dan jamban sehat lebih berisiko terkena penyakit diare. Keluarga yang tidak memiliki kartu jaminan kesehatan lebih mungkin menunda berobat ke dokter ketika sakit, sehingga penyakitnya dapat menjadi lebih parah. Sebaliknya, keluarga yang memiliki pola hidup sehat, seperti mengonsumsi makanan bergizi seimbang, melakukan aktivitas fisik secara teratur, dan tidak merokok, lebih kecil kemungkinannya untuk sakit.