Hukum Shalat Tarawih

lisa


Hukum Shalat Tarawih

Hukum shalat tarawih dalam Islam termasuk salah satu ibadah sunnah muakkadah, artinya sangat dianjurkan untuk dikerjakan oleh setiap Muslim. Shalat tarawih biasanya dilakukan pada bulan Ramadhan setelah shalat Isya dan memiliki keutamaan tersendiri.

Mengerjakan shalat tarawih dapat memberikan banyak manfaat, seperti pengampunan dosa, peningkatan pahala, dan kedekatan dengan Allah SWT. Salah satu perkembangan penting dalam sejarah shalat tarawih adalah ketika Khalifah Umar bin Khattab mengumpulkan umat Islam untuk melaksanakan shalat tarawih berjamaah di masjid.

Pada artikel ini, kita akan membahas lebih dalam tentang hukum, tata cara, dan hikmah dari shalat tarawih. Kita juga akan mengeksplorasi berbagai pendapat ulama mengenai shalat tarawih dan relevansinya dengan kehidupan modern.

Hukum Shalat Tarawih

Hukum shalat tarawih merupakan salah satu aspek penting yang perlu dipahami oleh umat Islam. Berikut adalah 10 aspek hukum shalat tarawih yang perlu diketahui:

  • Hukumnya sunnah muakkadah
  • Dilakukan pada bulan Ramadhan
  • Setelah shalat Isya
  • Minimal 2 rakaat
  • Maksimum 23 rakaat
  • Dilakukan secara berjamaah
  • Tidak wajib bagi wanita
  • Dianjurkan bagi laki-laki
  • Memiliki banyak keutamaan
  • Dapat menggugurkan dosa

Memahami aspek-aspek hukum shalat tarawih sangat penting agar ibadah yang dilakukan sesuai dengan tuntunan syariat. Dengan mengetahui hukumnya, kita dapat melaksanakan shalat tarawih dengan lebih baik dan khusyuk, sehingga dapat memperoleh keutamaan dan pahala yang dijanjikan oleh Allah SWT.

Hukumnya Sunnah Muakkadah

Hukum shalat tarawih termasuk sunnah muakkadah, artinya sangat dianjurkan untuk dikerjakan oleh setiap Muslim. Penetapan hukum ini didasarkan pada beberapa dalil, di antaranya adalah hadits Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim, yang artinya:

“Barang siapa yang melaksanakan shalat pada malam Ramadhan karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosanya yang telah lalu akan diampuni.”

Hadits ini menunjukkan bahwa shalat tarawih memiliki keutamaan yang besar, yaitu dapat menggugurkan dosa-dosa yang telah lalu. Oleh karena itu, para ulama sepakat bahwa hukum shalat tarawih adalah sunnah muakkadah, artinya sangat dianjurkan untuk dikerjakan.

Dalam praktiknya, shalat tarawih biasanya dilakukan secara berjamaah di masjid-masjid. Shalat tarawih dilakukan setelah shalat Isya dan memiliki jumlah rakaat yang bervariasi, mulai dari 8 rakaat hingga 23 rakaat. Shalat tarawih juga dapat dilakukan secara individual di rumah.

Melaksanakan shalat tarawih memiliki banyak manfaat, di antaranya adalah:

  • Dapat menggugurkan dosa
  • Meningkatkan pahala
  • Mendekatkan diri kepada Allah SWT
  • Melatih kesabaran dan keikhlasan
  • Mempererat ukhuwah Islamiyah

Dengan memahami hukum dan manfaat shalat tarawih, diharapkan umat Islam dapat lebih semangat untuk melaksanakan ibadah ini. Shalat tarawih merupakan kesempatan emas untuk meraih ampunan dosa dan meningkatkan kedekatan dengan Allah SWT.

Dilakukan pada bulan Ramadhan

Aspek “Dilakukan pada bulan Ramadhan” merupakan salah satu ciri khas dari shalat tarawih. Shalat tarawih hanya dikerjakan pada bulan Ramadhan, yang merupakan bulan penuh berkah dan ampunan. Ada beberapa alasan mengapa shalat tarawih hanya dikerjakan pada bulan Ramadhan, di antaranya:

  • Bulan Turunnya Al-Qur’an

    Bulan Ramadhan adalah bulan diturunkannya Al-Qur’an. Sebagai bentuk syukur dan penghormatan atas turunnya kitab suci, umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak ibadah, termasuk shalat tarawih.

  • Bulan Penuh Ampunan

    Ramadhan dikenal sebagai bulan penuh ampunan. Dengan memperbanyak ibadah, termasuk shalat tarawih, umat Islam diharapkan dapat meraih ampunan dari Allah SWT.

  • Bulan Introspeksi Diri

    Ramadhan merupakan waktu yang tepat untuk melakukan introspeksi diri dan memperbaiki diri. Shalat tarawih menjadi salah satu sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan memohon ampunan atas dosa-dosa yang telah diperbuat.

  • Bulan Memperbanyak Amal Shaleh

    Ramadhan merupakan bulan yang penuh berkah, di mana pahala dari setiap amal shaleh akan dilipatgandakan. Shalat tarawih menjadi salah satu amalan shaleh yang dapat dikerjakan untuk meraih pahala yang berlimpah.

Dengan memahami alasan mengapa shalat tarawih hanya dikerjakan pada bulan Ramadhan, diharapkan umat Islam dapat lebih semangat untuk melaksanakan ibadah ini. Shalat tarawih merupakan kesempatan emas untuk meraih ampunan dosa, meningkatkan pahala, dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Setelah Shalat Isya

Aspek “Setelah shalat Isya” memiliki keterkaitan yang erat dengan hukum shalat tarawih. Shalat tarawih merupakan salah satu ibadah sunnah yang sangat dianjurkan untuk dikerjakan pada bulan Ramadhan. Salah satu syarat sah shalat tarawih adalah dikerjakan setelah shalat Isya.

Penyebab mengapa shalat tarawih harus dikerjakan setelah shalat Isya adalah karena shalat tarawih merupakan bagian dari ibadah malam di bulan Ramadhan. Shalat malam yang dimaksud dalam hal ini adalah shalat yang dikerjakan setelah shalat Isya hingga sebelum masuk waktu shalat Subuh. Rasulullah SAW menganjurkan umatnya untuk memperbanyak shalat malam di bulan Ramadhan, sebagai bentuk ketaatan dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Dalam praktiknya, shalat tarawih biasanya dikerjakan secara berjamaah di masjid-masjid. Shalat tarawih biasanya dimulai setelah shalat Isya berjamaah selesai. Jumlah rakaat shalat tarawih bervariasi, mulai dari 8 rakaat hingga 23 rakaat. Shalat tarawih juga dapat dikerjakan secara individual di rumah, namun lebih dianjurkan untuk dikerjakan secara berjamaah.

Dengan memahami keterkaitan antara “Setelah shalat Isya” dan hukum shalat tarawih, diharapkan umat Islam dapat lebih memahami tata cara shalat tarawih yang benar. Shalat tarawih merupakan kesempatan emas untuk meraih ampunan dosa, meningkatkan pahala, dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Minimal 2 Rakaat

Dalam hukum shalat tarawih, terdapat aspek “Minimal 2 Rakaat” yang memiliki peran penting. Aspek ini mengacu pada jumlah rakaat shalat tarawih yang paling sedikit yang harus dikerjakan.

  • Jumlah Rakaat
    Minimal 2 rakaat merupakan jumlah rakaat paling sedikit yang sah untuk shalat tarawih. Jumlah rakaat ini sudah termasuk dengan rakaat witir.
  • Tata Cara Pelaksanaan
    Dalam praktiknya, shalat tarawih biasanya dikerjakan dalam jumlah rakaat yang genap, seperti 8, 10, atau 20 rakaat. Namun, jika seseorang hanya mampu mengerjakan 2 rakaat, maka shalat tarawihnya tetap sah.
  • Keutamaan
    Meskipun hanya mengerjakan 2 rakaat, namun keutamaan shalat tarawih tetap dapat diraih. Hal ini menunjukkan bahwa yang terpenting adalah niat dan usaha untuk melaksanakan ibadah.
  • Hikmah
    Aspek “Minimal 2 Rakaat” mengajarkan kepada umat Islam untuk tidak memberatkan diri dalam beribadah. Shalat tarawih dapat dikerjakan sesuai dengan kemampuan masing-masing, meskipun hanya 2 rakaat.

Dengan memahami aspek “Minimal 2 Rakaat” dalam hukum shalat tarawih, diharapkan umat Islam dapat melaksanakan ibadah ini dengan lebih baik dan sesuai dengan kemampuan masing-masing. Shalat tarawih merupakan kesempatan emas untuk meraih ampunan dosa, meningkatkan pahala, dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Maksimum 23 Rakaat

Dalam hukum shalat tarawih, terdapat aspek “Maksimum 23 Rakaat” yang memiliki kaitan erat dan memengaruhi pelaksanaan ibadah ini. Aspek ini merujuk pada jumlah rakaat shalat tarawih yang paling banyak yang dapat dikerjakan.

Asal mula penetapan maksimum 23 rakaat ini didasarkan pada praktik shalat Rasulullah SAW dan para sahabatnya. Diriwayatkan dalam hadits bahwa Rasulullah SAW biasanya mengerjakan shalat tarawih sebanyak 11 rakaat, termasuk rakaat witir. Namun, pada beberapa malam, beliau SAW pernah mengerjakan hingga 13 rakaat. Berdasarkan hal tersebut, para ulama menetapkan bahwa jumlah rakaat shalat tarawih tidak boleh melebihi 23 rakaat, yang terdiri dari 11 rakaat shalat sunnah tarawih dan 12 rakaat shalat witir.

Memahami aspek “Maksimum 23 Rakaat” sangat penting bagi umat Islam dalam melaksanakan shalat tarawih. Hal ini bertujuan untuk menjaga kesesuaian ibadah dengan tuntunan Rasulullah SAW dan para sahabatnya. Meskipun tidak diwajibkan, namun mengerjakan shalat tarawih dengan jumlah rakaat yang sesuai akan memberikan ketenangan dan kekhusyukan dalam beribadah.

Dilakukan secara berjamaah

Dalam hukum shalat tarawih, terdapat aspek “Dilakukan secara berjamaah” yang memiliki peran penting. Aspek ini mengacu pada anjuran untuk melaksanakan shalat tarawih secara bersama-sama di masjid atau tempat ibadah lainnya.


  • Shalat tarawih berjamaah memiliki keutamaan yang lebih besar dibandingkan shalat tarawih yang dikerjakan sendiri. Rasulullah SAW bersabda, “Shalat berjamaah itu lebih utama dua puluh tujuh derajat dibandingkan shalat seorang diri.” (HR. Bukhari dan Muslim)
  • Menjaga Ukhuwah Islamiyah
    Shalat tarawih berjamaah juga mempererat tali persaudaraan sesama umat Islam. Dengan berkumpul di masjid, umat Islam dapat saling mengenal, berinteraksi, dan memperkuat rasa kebersamaan.
  • Memperoleh Ilmu dan Bimbingan
    Dalam shalat tarawih berjamaah, biasanya terdapat kultum atau ceramah singkat yang disampaikan oleh imam atau ustadz. Kultum ini dapat memberikan ilmu dan bimbingan tentang agama, sehingga bermanfaat bagi jamaah.
  • Menambah Kekhusyukan
    Shalat tarawih berjamaah dapat meningkatkan kekhusyukan ibadah. Melihat dan mengikuti gerakan imam dapat membantu jamaah untuk fokus dan lebih larut dalam shalat.

Dengan memahami aspek “Dilakukan secara berjamaah” dalam hukum shalat tarawih, diharapkan umat Islam dapat memperoleh keutamaan dan manfaat yang lebih besar dalam menjalankan ibadah ini. Shalat tarawih berjamaah merupakan sarana untuk meningkatkan kualitas ibadah, mempererat ukhuwah Islamiyah, dan menambah ilmu pengetahuan agama.

Tidak wajib bagi wanita

Aspek “Tidak wajib bagi wanita” merupakan salah satu keunikan dalam hukum shalat tarawih. Meskipun dianjurkan bagi laki-laki, shalat tarawih tidak diwajibkan bagi kaum wanita. Berikut adalah beberapa alasan dan implikasinya:

  • Sifat Sunnah
    Shalat tarawih termasuk ibadah sunnah muakkadah, artinya sangat dianjurkan tetapi tidak wajib. Oleh karena itu, hukumnya menjadi lebih longgar bagi wanita yang memiliki uzur atau kesibukan.
  • Prioritas Keluarga
    Wanita umumnya memiliki tanggung jawab utama mengurus rumah tangga dan keluarga. Memberikan kelonggaran bagi mereka untuk tidak wajib shalat tarawih memungkinkan mereka untuk memprioritaskan tugas-tugas penting tersebut.
  • Kondisi Fisik
    Secara fisik, wanita cenderung memiliki kondisi yang berbeda dari laki-laki. Mereka mungkin mengalami kelelahan, nyeri haid, atau kondisi kehamilan yang membuat shalat tarawih menjadi berat.
  • Pilihan dan Kemampuan
    Pada akhirnya, keputusan untuk melaksanakan shalat tarawih atau tidak tetap menjadi hak dan pilihan masing-masing wanita. Mereka dapat memilih untuk mengerjakannya sesuai dengan kemampuan dan kondisi mereka.

Jadi, aspek “Tidak wajib bagi wanita” dalam hukum shalat tarawih memberikan kelonggaran dan fleksibilitas bagi kaum wanita dalam menjalankan ibadah sesuai dengan kondisi dan kemampuan mereka. Hal ini menunjukkan bahwa Islam memberikan perhatian khusus pada kebutuhan dan kondisi fisik perempuan.

Dianjurkan bagi laki-laki

Dalam hukum shalat tarawih, terdapat aspek “Dianjurkan bagi laki-laki” yang memiliki keterkaitan erat. Aspek ini mengacu pada anjuran bagi kaum laki-laki untuk melaksanakan shalat tarawih secara berjamaah di masjid.

Anjuran bagi laki-laki untuk melaksanakan shalat tarawih berjamaah didasarkan pada beberapa alasan:

  • Menjaga Tradisi Rasulullah SAW: Rasulullah SAW selalu mengerjakan shalat tarawih berjamaah bersama para sahabatnya di masjid.
  • Menambah Kekhusyukan dan Semangat Ibadah: Shalat berjamaah dapat meningkatkan kekhusyukan dan semangat ibadah, terutama pada ibadah sunnah seperti tarawih.
  • Mempererat Ukhuwah Islamiyah: Shalat tarawih berjamaah menjadi ajang untuk mempererat tali persaudaraan sesama umat Islam.
  • Mendapatkan Pahala Berlipat: Shalat berjamaah memiliki keutamaan lebih besar dibandingkan shalat sendiri, sehingga pahala yang diperoleh pun berlipat.

Dalam praktiknya, anjuran bagi laki-laki untuk melaksanakan shalat tarawih berjamaah sangat terlihat di berbagai belahan dunia. Di Indonesia, misalnya, masjid-masjid dipenuhi oleh kaum laki-laki yang berbondong-bondong melaksanakan shalat tarawih secara berjamaah. Hal ini menunjukkan bahwa aspek “Dianjurkan bagi laki-laki” dalam hukum shalat tarawih telah diamalkan dan dijaga dengan baik oleh umat Islam.

Memiliki banyak keutamaan

Shalat tarawih memiliki banyak keutamaan, di antaranya:

  • Pengampunan dosa: Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa yang melaksanakan shalat pada malam Ramadhan karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR. Bukhari dan Muslim)
  • Peningkatan pahala: Shalat tarawih merupakan ibadah sunnah yang sangat dianjurkan, sehingga pahalanya juga besar.
  • Kedekatan dengan Allah SWT: Shalat tarawih merupakan salah satu cara untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, karena dilakukan pada malam hari di bulan Ramadhan yang penuh berkah.
  • Melatih kesabaran dan keikhlasan: Shalat tarawih dilakukan dalam jumlah rakaat yang banyak, sehingga membutuhkan kesabaran dan keikhlasan dalam menjalankannya.

Dengan mengetahui keutamaan-keutamaan shalat tarawih, diharapkan umat Islam dapat lebih semangat untuk melaksanakan ibadah ini. Shalat tarawih merupakan kesempatan emas untuk meraih ampunan dosa, meningkatkan pahala, mendekatkan diri kepada Allah SWT, dan melatih kesabaran serta keikhlasan.

Dapat menggugurkan dosa

Shalat tarawih memiliki keutamaan yang besar, salah satunya adalah dapat menggugurkan dosa. Keutamaan ini didasarkan pada hadits Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim, yang artinya:

“Barang siapa yang melaksanakan shalat pada malam Ramadhan karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosanya yang telah lalu akan diampuni.”

  • Pengampunan dosa kecil

    Shalat tarawih dapat menggugurkan dosa-dosa kecil yang telah dilakukan oleh seseorang.

  • Pengampunan dosa besar

    Dalam beberapa riwayat, disebutkan bahwa shalat tarawih juga dapat menggugurkan dosa-dosa besar, namun dengan syarat disertai dengan taubat yang sungguh-sungguh.

  • Penghapusan siksa kubur

    Shalat tarawih juga dapat menjadi penghapus siksa kubur bagi orang yang mengerjakannya dengan ikhlas dan mengharapkan ridha Allah SWT.

  • Sebagai syafaat di hari kiamat

    Shalat tarawih juga dapat menjadi salah satu syafaat bagi orang yang mengerjakannya di hari kiamat.

Dengan mengetahui keutamaan shalat tarawih yang dapat menggugurkan dosa, diharapkan umat Islam dapat lebih semangat untuk melaksanakan ibadah ini. Shalat tarawih merupakan kesempatan emas untuk meraih ampunan dosa dan meningkatkan kedekatan dengan Allah SWT.

Tanya Jawab Seputar Hukum Shalat Tarawih

Berikut adalah beberapa pertanyaan dan jawaban seputar hukum shalat tarawih yang sering ditanyakan:

Pertanyaan 1: Apakah shalat tarawih hukumnya wajib?

Jawaban: Tidak, shalat tarawih hukumnya sunnah muakkadah, artinya sangat dianjurkan tetapi tidak wajib.

Pertanyaan 2: Kapan waktu pelaksanaan shalat tarawih?

Jawaban: Shalat tarawih dilaksanakan setelah shalat Isya hingga sebelum masuk waktu shalat Subuh.

Pertanyaan 3: Berapa minimal jumlah rakaat shalat tarawih?

Jawaban: Minimal 2 rakaat termasuk rakaat witir.

Pertanyaan 4: Berapakah maksimal jumlah rakaat shalat tarawih?

Jawaban: Maksimal 23 rakaat, terdiri dari 11 rakaat shalat tarawih dan 12 rakaat shalat witir.

Pertanyaan 5: Apakah shalat tarawih dikerjakan secara sendiri-sendiri atau berjamaah?

Jawaban: Dianjurkan dilaksanakan secara berjamaah di masjid bagi laki-laki, sedangkan bagi wanita boleh dikerjakan sendiri-sendiri di rumah.

Pertanyaan 6: Apa saja keutamaan shalat tarawih?

Jawaban: Shalat tarawih memiliki banyak keutamaan, di antaranya dapat menggugurkan dosa, meningkatkan pahala, mendekatkan diri kepada Allah SWT, dan melatih kesabaran serta keikhlasan.

Demikianlah beberapa tanya jawab seputar hukum shalat tarawih. Semoga dapat memberikan pemahaman yang lebih baik tentang ibadah tersebut.

Selanjutnya, kita akan membahas tata cara pelaksanaan shalat tarawih yang benar sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW.

Tips Menjalankan Shalat Tarawih dengan Benar

Shalat tarawih merupakan ibadah sunnah yang sangat dianjurkan di bulan Ramadhan. Berikut adalah beberapa tips untuk melaksanakan shalat tarawih dengan benar sesuai tuntunan Rasulullah SAW:

Tip 1: Pastikan Niat yang Benar
Niatkan shalat tarawih karena Allah SWT semata, untuk mencari ridha dan pahala dari-Nya.

Tip 2: Berwudhu dengan Sempurna
Berwudhulah dengan sempurna sebelum melaksanakan shalat tarawih, karena wudhu merupakan syarat sah shalat.

Tip 3: Kerjakan Secara Berjamaah
Dianjurkan untuk melaksanakan shalat tarawih secara berjamaah di masjid, karena pahalanya lebih besar daripada shalat sendiri di rumah.

Tip 4: Ikuti Tata Cara Rasulullah SAW
Kerjakan shalat tarawih sesuai dengan tata cara yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW, yaitu dengan membaca surah Al-Fatihah dan surah pendek pada setiap rakaat.

Tip 5: Khusyuk dan Tenang
Kerjakan shalat tarawih dengan tenang dan khusyuk, serta hindari berbicara atau melakukan gerakan yang tidak perlu.

Tip 6: Perbanyak Doa dan Zikir
Perbanyak membaca doa dan zikir setelah shalat tarawih, karena waktu-waktu tersebut merupakan waktu yang mustajab untuk berdoa.

Tip 7: Bersabar dan Istikamah
Shalat tarawih biasanya dilaksanakan dalam jumlah rakaat yang banyak, oleh karena itu dibutuhkan kesabaran dan keistiqamahan dalam menjalankannya.

Tip 8: Jaga Kekompakan dan Ukhuwah
Bagi yang melaksanakan shalat tarawih berjamaah, jagalah kekompakan dan ukhuwah dengan sesama jamaah.

Dengan mengikuti tips-tips di atas, diharapkan umat Islam dapat melaksanakan shalat tarawih dengan benar dan memperoleh keutamaan serta pahala yang berlimpah.

Tips-tips ini dapat membantu kita untuk meningkatkan kualitas ibadah shalat tarawih, sehingga menjadi sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan meraih pengampunan dosa.

Kesimpulan

Hukum shalat tarawih merupakan salah satu aspek penting dalam ibadah di bulan Ramadhan. Shalat tarawih hukumnya sunnah muakkadah, artinya sangat dianjurkan untuk dikerjakan oleh setiap Muslim. Shalat tarawih memiliki banyak keutamaan, di antaranya dapat menggugurkan dosa, meningkatkan pahala, dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Dalam melaksanakan shalat tarawih, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan, seperti niat yang benar, wudhu yang sempurna, dikerjakan secara berjamaah, mengikuti tata cara Rasulullah SAW, khusyuk dan tenang, memperbanyak doa dan zikir, bersabar dan istiqamah, serta menjaga kekompakan dan ukhuwah.

Shalat tarawih merupakan ibadah yang penuh berkah dan pahala. Dengan memahami hukum dan tata cara pelaksanaannya dengan baik, diharapkan umat Islam dapat melaksanakan shalat tarawih dengan khusyuk dan memperoleh keutamaan yang berlimpah.



Artikel Terkait

Bagikan:

lisa

Hai, nama aku Lisa! Udah lebih dari 5 tahun nih aku terjun di dunia tulis-menulis. Gara-gara hobi membaca dan menulis, aku jadi semakin suka buat berbagi cerita sama kalian semua. Makasih banget buat kalian yang udah setia baca tulisan-tulisanku selama ini. Oh iya, jangan lupa cek juga tulisan-tulisanku di Stikes Perintis, ya. Dijamin, kamu bakal suka! Makasih lagi buat dukungannya, teman-teman! Tanpa kalian, tulisanku nggak akan seistimewa ini. Keep reading and let's explore the world together! 📖❤️

Cek di Google News

Artikel Terbaru