Shalat tarawih adalah sebuah ibadah shalat sunnah yang dikerjakan pada bulan Ramadan. Kata “tarawih” berasal dari bahasa Arab yang berarti “istirahat”. Shalat tarawih dilakukan pada malam hari setelah shalat Isya dan sebelum shalat Subuh. Jumlah rakaat shalat tarawih bervariasi, umumnya terdiri dari 8, 10, atau 20 rakaat.
Shalat tarawih memiliki banyak manfaat, seperti melatih kesabaran, meningkatkan ketakwaan, dan mempererat silaturahmi. Selain itu, shalat tarawih juga memiliki nilai sejarah yang penting. Pada zaman Rasulullah SAW, shalat tarawih dilakukan secara berjamaah di Masjid Nabawi. Tradisi ini kemudian diteruskan oleh para sahabat dan menyebar ke seluruh dunia Islam.
Pada artikel ini, kita akan membahas lebih dalam tentang dalil shalat tarawih, mulai dari sejarahnya, hukumnya, hingga tata cara pelaksanaannya. Semoga artikel ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Dalil shalat tarawih merupakan aspek penting yang perlu dipahami bagi umat Islam, terutama dalam melaksanakan ibadah di bulan Ramadan. Berbagai aspek terkait dalil shalat tarawih meliputi:
- Al-Qur’an
- Hadis
- Ijma’
- Qiyas
- Amal sahabat
- Kemaslahatan
Dalil-dalil tersebut saling menguatkan dan memberikan landasan yang kuat bagi pelaksanaan shalat tarawih. Al-Qur’an dan hadis menjadi dasar utama, sementara ijma’ dan qiyas memperkuat kedudukan shalat tarawih sebagai ibadah yang disunnahkan. Amal sahabat menunjukkan bahwa shalat tarawih telah diamalkan sejak zaman Rasulullah SAW, dan kemaslahatan yang terkandung di dalamnya menjadikannya sebagai ibadah yang membawa manfaat bagi umat Islam.
Al-Qur’an
Al-Qur’an merupakan sumber utama ajaran Islam, termasuk dalil-dalil yang berkaitan dengan ibadah shalat tarawih. Di dalam Al-Qur’an, terdapat beberapa ayat yang dapat dijadikan sebagai landasan pelaksanaan shalat tarawih, meskipun tidak secara eksplisit menyebut istilah “tarawih”.
Salah satu ayat yang menjadi dalil shalat tarawih adalah firman Allah SWT dalam surah Al-Muzzammil ayat 1-2, yang artinya: “Hai orang yang berselimut (Muhammad), bangunlah (untuk shalat) pada malam hari, kecuali sedikit (daripadanya), (yaitu) seperdua malam atau kurangilah sedikit dari seperdua itu, atau lebih dari seperdua itu, dan bacalah Al-Qur’an dengan tartil.”
Ayat ini memerintahkan Rasulullah SAW untuk melaksanakan shalat malam, yang oleh para ulama ditafsirkan sebagai shalat tarawih. Selain itu, dalam surah Al-Isra’ ayat 79, Allah SWT berfirman, yang artinya: “Dan pada sebagian malam, shalat tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; mudah-mudahan Tuhanmu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji.”
Ayat ini juga menjadi dalil shalat tarawih, karena shalat tahajud adalah shalat sunnah yang dikerjakan pada malam hari. Dalam praktiknya, shalat tarawih dilaksanakan pada malam hari setelah shalat Isya dan sebelum shalat Subuh. Shalat tarawih memiliki banyak manfaat, seperti melatih kesabaran, meningkatkan ketakwaan, dan mempererat silaturahmi.
Hadis
Dalam khazanah Islam, hadis merupakan sumber hukum kedua setelah Al-Qur’an. Hadis adalah segala sesuatu yang diriwayatkan dari Nabi Muhammad SAW, baik berupa perkataan, perbuatan, maupun ketetapannya. Hadis memiliki peran yang sangat penting dalam penetapan hukum Islam, termasuk dalam hal shalat tarawih.
- Periwayatan
Hadis tentang shalat tarawih diriwayatkan oleh banyak sahabat Rasulullah SAW, seperti Abu Hurairah, Aisyah, dan Ibnu Abbas. Periwayatan yang banyak ini menunjukkan bahwa shalat tarawih memang diamalkan pada zaman Rasulullah SAW.
- Tata Cara
Hadis juga menjelaskan tentang tata cara pelaksanaan shalat tarawih. Misalnya, hadis yang diriwayatkan oleh Aisyah RA menjelaskan bahwa Rasulullah SAW mengerjakan shalat tarawih dengan 11 rakaat, yaitu 8 rakaat secara berjamaah dan 3 rakaat secara sendiri-sendiri.
- Keutamaan
Hadis juga menjelaskan tentang keutamaan shalat tarawih. Misalnya, hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah RA menjelaskan bahwa barang siapa yang mengerjakan shalat tarawih karena iman dan mengharap pahala dari Allah SWT, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.
- Amalan Sahabat
Selain hadis yang diriwayatkan langsung dari Rasulullah SAW, terdapat juga hadis yang meriwayatkan tentang amalan para sahabat dalam melaksanakan shalat tarawih. Hadis-hadis ini menunjukkan bahwa shalat tarawih memang diamalkan oleh para sahabat, baik pada zaman Rasulullah SAW maupun setelahnya.
Dengan demikian, hadis memiliki peran yang sangat penting dalam penetapan hukum shalat tarawih. Hadis-hadis tentang shalat tarawih menjelaskan tentang periwayatan, tata cara, keutamaan, dan amalan sahabat dalam melaksanakan shalat tarawih. Hadis-hadis ini menjadi dalil yang kuat bagi umat Islam untuk melaksanakan shalat tarawih sebagai ibadah sunnah yang sangat dianjurkan.
Ijma’
Ijma’ adalah konsensus atau kesepakatan para ulama mengenai suatu hukum Islam. Ijma’ merupakan salah satu sumber hukum Islam setelah Al-Qur’an dan hadis. Dalam hal shalat tarawih, ijma’ memiliki peran penting dalam penetapan hukumnya.
Para ulama telah bersepakat bahwa shalat tarawih adalah ibadah sunnah yang sangat dianjurkan. Kesepakatan ini didasarkan pada hadis-hadis yang menjelaskan tentang shalat tarawih yang diamalkan oleh Rasulullah SAW dan para sahabatnya. Ijma’ ini memperkuat kedudukan shalat tarawih sebagai ibadah yang disyariatkan dalam Islam.
Ijma’ juga berperan dalam menetapkan tata cara pelaksanaan shalat tarawih. Misalnya, para ulama bersepakat bahwa shalat tarawih dikerjakan dengan rakaat yang genap, minimal 2 rakaat dan maksimal 20 rakaat. Kesepakatan ini didasarkan pada hadis-hadis yang menjelaskan tentang tata cara shalat tarawih yang diamalkan oleh Rasulullah SAW.
Ijma’ memiliki peran penting dalam penetapan hukum shalat tarawih. Ijma’ memperkuat kedudukan shalat tarawih sebagai ibadah yang disyariatkan dalam Islam dan menetapkan tata cara pelaksanaannya. Dengan demikian, ijma’ merupakan salah satu dalil yang kuat bagi umat Islam untuk melaksanakan shalat tarawih sebagai ibadah sunnah yang sangat dianjurkan.
Qiyas
Qiyas merupakan salah satu metode istinbath hukum Islam yang penting, termasuk dalam penetapan hukum shalat tarawih. Qiyas adalah proses penyamaan suatu masalah hukum yang tidak ada nash-nya dengan masalah lain yang sudah ada nash-nya karena keduanya memiliki kesamaan ‘illat (alasan hukum).
- Definisi Qiyas
Secara bahasa, qiyas berarti ‘mengukur’ atau ‘menyamakan’. Dalam terminologi usul fiqh, qiyas didefinisikan sebagai menetapkan hukum suatu masalah yang tidak ada nash-nya dengan hukum masalah lain yang sudah ada nash-nya karena keduanya memiliki kesamaan ‘illat.
- Contoh Qiyas dalam Shalat Tarawih
Contoh qiyas dalam shalat tarawih adalah pensyariatan shalat witir pada bulan Ramadan. Shalat witir pada bulan Ramadan disyariatkan dengan qiyas kepada shalat witir pada malam-malam selain Ramadan. ‘Illat pensyariatan shalat witir pada bulan Ramadan adalah untuk menghidupkan malam-malam bulan Ramadan dengan ibadah.
- Syarat Qiyas
Qiyas memiliki beberapa syarat, di antaranya: adanya hukum asal yang ditetapkan oleh nash, adanya masalah baru yang tidak ada hukumnya, dan adanya kesamaan ‘illat antara masalah baru dan masalah asal.
- Peran Qiyas dalam Penetapan Hukum Shalat Tarawih
Qiyas berperan penting dalam penetapan hukum shalat tarawih. Melalui qiyas, para ulama menetapkan hukum-hukum shalat tarawih yang tidak dijelaskan secara eksplisit dalam Al-Qur’an dan hadis. Misalnya, pensyariatan shalat tarawih secara berjamaah, penetapan jumlah rakaat shalat tarawih, dan waktu pelaksanaan shalat tarawih.
Dengan demikian, qiyas merupakan salah satu dalil penting dalam penetapan hukum shalat tarawih. Qiyas memungkinkan para ulama untuk menetapkan hukum-hukum yang tidak dijelaskan secara eksplisit dalam nash, sehingga hukum-hukum shalat tarawih dapat ditetapkan secara komprehensif dan sesuai dengan kebutuhan umat Islam.
Amal sahabat
Amal sahabat memiliki peran penting dalam penetapan hukum Islam, termasuk dalam hal shalat tarawih. Amal sahabat menjadi salah satu dalil yang kuat karena dianggap sebagai representasi dari pemahaman dan praktik agama yang diajarkan langsung oleh Rasulullah SAW.
- Periwayatan
Para sahabat adalah orang-orang yang meriwayatkan hadis-hadis tentang shalat tarawih, baik dari segi tata cara, jumlah rakaat, maupun waktu pelaksanaannya. Periwayatan mereka menjadi bukti bahwa shalat tarawih memang diamalkan pada zaman Rasulullah SAW.
- Praktik langsung
Para sahabat adalah orang-orang yang secara langsung mempraktikkan shalat tarawih bersama Rasulullah SAW. Praktik langsung mereka menunjukkan bahwa shalat tarawih merupakan ibadah yang disyariatkan dan dianjurkan.
- Keteladanan
Para sahabat merupakan teladan bagi umat Islam dalam segala aspek kehidupan, termasuk dalam hal ibadah. Amal mereka dalam melaksanakan shalat tarawih menjadi contoh bagi umat Islam untuk mengikuti dan mengamalkannya.
- Ijtihad
Dalam menetapkan tata cara shalat tarawih, para sahabat juga melakukan ijtihad atau penalaran hukum. Ijtihad mereka didasarkan pada pemahaman mereka terhadap ajaran Rasulullah SAW dan kondisi yang ada pada saat itu.
Dengan demikian, amal sahabat memiliki peran yang sangat penting dalam penetapan hukum shalat tarawih. Amal mereka menjadi dalil yang kuat bagi umat Islam untuk melaksanakan shalat tarawih sebagai ibadah sunnah yang sangat dianjurkan. Melalui amal sahabat, kita dapat memahami bagaimana shalat tarawih dipraktikkan pada zaman Rasulullah SAW dan bagaimana hukum-hukumnya ditetapkan.
Kemaslahatan
Dalam penetapan hukum Islam, kemaslahatan merupakan aspek penting yang menjadi pertimbangan. Kemaslahatan diartikan sebagai kemanfaatan atau kebaikan yang dapat diraih dari suatu perbuatan.
- Manfaat Spiritual
Shalat tarawih memberikan manfaat spiritual yang besar, seperti meningkatkan ketakwaan, mendekatkan diri kepada Allah SWT, dan mengampuni dosa-dosa.
- Manfaat Sosial
Shalat tarawih juga memiliki manfaat sosial, seperti mempererat tali silaturahmi antar umat Islam, memupuk rasa kebersamaan, dan memberikan ketenangan batin.
- Manfaat Kesehatan
Meskipun tidak secara langsung disebutkan dalam dalil, shalat tarawih juga memiliki manfaat kesehatan, seperti melatih fisik, meningkatkan sirkulasi darah, dan mengurangi stres.
- Manfaat Ekonomi
Shalat tarawih dapat memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat sekitar masjid, seperti meningkatnya aktivitas jual-beli di sekitar masjid dan meningkatnya pendapatan tukang parkir.
Dengan demikian, kemaslahatan yang terkandung dalam shalat tarawih menjadi salah satu dalil yang menguatkan hukum sunnahnya ibadah ini. Manfaat-manfaat yang disebutkan di atas menunjukkan bahwa shalat tarawih tidak hanya bermanfaat bagi individu, tetapi juga bagi masyarakat secara keseluruhan.
Pertanyaan dan Jawaban Seputar Dalil Shalat Tarawih
Berikut adalah beberapa pertanyaan dan jawaban seputar dalil shalat tarawih yang sering ditanyakan:
Pertanyaan 1: Apa dasar hukum melaksanakan shalat tarawih?
Jawaban: Shalat tarawih didasarkan pada beberapa dalil, di antaranya: Al-Qur’an, hadis, ijma’, qiyas, amal sahabat, dan kemaslahatan.
Pertanyaan 2: Apakah ada tata cara khusus dalam melaksanakan shalat tarawih?
Jawaban: Ya, terdapat tata cara khusus dalam melaksanakan shalat tarawih, seperti dikerjakan secara berjamaah, jumlah rakaat genap minimal 2 rakaat dan maksimal 20 rakaat, dan dikerjakan pada malam hari setelah shalat Isya dan sebelum shalat Subuh.
Pertanyaan 3: Apakah shalat tarawih termasuk ibadah wajib?
Jawaban: Tidak, shalat tarawih termasuk ibadah sunnah muakkadah, yaitu ibadah sunnah yang sangat dianjurkan untuk dilaksanakan.
Pertanyaan 4: Apa keutamaan melaksanakan shalat tarawih?
Jawaban: Keutamaan melaksanakan shalat tarawih sangat besar, di antaranya dapat menghapus dosa-dosa, meningkatkan ketakwaan, dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Pertanyaan 5: Apakah ada perbedaan pendapat di kalangan ulama tentang shalat tarawih?
Jawaban: Ya, terdapat perbedaan pendapat di kalangan ulama tentang tata cara pelaksanaan shalat tarawih, seperti jumlah rakaat dan waktu pelaksanaannya. Namun, secara umum, para ulama sepakat bahwa shalat tarawih adalah ibadah sunnah yang sangat dianjurkan.
Pertanyaan 6: Apakah shalat tarawih hanya dapat dilaksanakan di masjid?
Jawaban: Tidak, secara hukum shalat tarawih dapat dilaksanakan di mana saja, baik di masjid, musala, maupun di rumah.
Demikianlah beberapa pertanyaan dan jawaban seputar dalil shalat tarawih. Semoga dapat menambah pemahaman dan meningkatkan semangat kita dalam melaksanakan ibadah ini.
Selanjutnya, kita akan membahas sejarah pelaksanaan shalat tarawih dan perkembangannya hingga saat ini.
Tips Melaksanakan Shalat Tarawih
Shalat tarawih adalah ibadah sunnah yang sangat dianjurkan, terutama pada bulan Ramadan. Berikut adalah beberapa tips yang dapat membantu Anda melaksanakan shalat tarawih dengan baik dan khusyuk:
Tip 1: Niat yang Benar
Niatkan shalat tarawih karena Allah SWT, semata-mata untuk mencari ridha-Nya.
Tip 2: Berjamaah
Utamakan melaksanakan shalat tarawih secara berjamaah di masjid atau musala. Shalat berjamaah akan menambah pahala dan mempererat ukhuwah Islamiyah.
Tip 3: Memperhatikan Waktu
Waktu pelaksanaan shalat tarawih adalah setelah shalat Isya hingga sebelum shalat Subuh. Sebaiknya, mulailah shalat tarawih pada sepertiga malam terakhir.
Tip 4: Jumlah Rakaat
Jumlah rakaat shalat tarawih minimal 2 rakaat dan maksimal 20 rakaat. Anda dapat menyesuaikan jumlah rakaat sesuai dengan kemampuan dan waktu yang tersedia.
Tip 5: Khusyuk dan Tadabbur
Laksanakan shalat tarawih dengan khusyuk dan penuh penghayatan. Bacalah ayat-ayat Al-Qur’an dengan tartil dan renungkan maknanya.
Tip 6: Memperhatikan Bacaan
Bacalah bacaan shalat tarawih dengan benar dan jelas, baik bacaan surat maupun doa-doanya.
Tip 7: I’tikaf
Jika memungkinkan, lakukan i’tikaf di masjid pada malam-malam terakhir bulan Ramadan. I’tikaf akan membantu Anda fokus beribadah dan meningkatkan ketakwaan.
Tip 8: Menjaga Kesehatan
Menjaga kesehatan sangat penting agar dapat melaksanakan shalat tarawih dengan baik. Istirahat yang cukup dan konsumsi makanan yang sehat akan membantu menjaga stamina Anda.
Dengan mengikuti tips-tips di atas, semoga kita dapat melaksanakan shalat tarawih dengan baik dan memperoleh keberkahan dari Allah SWT.
Selanjutnya, kita akan membahas sejarah pelaksanaan shalat tarawih dan perkembangannya hingga saat ini.
Kesimpulan
Shalat tarawih merupakan ibadah sunnah yang sangat dianjurkan, terutama pada bulan Ramadan. Pelaksanaan shalat tarawih didasarkan pada dalil-dalil yang kuat dari Al-Qur’an, hadis, ijma’, qiyas, amal sahabat, dan kemaslahatan.
Dalam melaksanakan shalat tarawih, terdapat beberapa hal penting yang perlu diperhatikan, seperti niat yang benar, berjamaah, memperhatikan waktu, jumlah rakaat, khusyuk dan tadabbur, menjaga kesehatan, dan mengikuti tata cara yang telah ditetapkan.
Melaksanakan shalat tarawih dengan baik dan khusyuk akan memberikan banyak manfaat, baik secara spiritual, sosial, kesehatan, maupun ekonomi. Oleh karena itu, marilah kita senantiasa menjaga dan meningkatkan kualitas shalat tarawih kita, sehingga semakin banyak manfaat yang dapat kita peroleh.