Zakat dan sedekah merupakan dua ibadah yang sangat penting dalam agama Islam. Keduanya memiliki tujuan yang sama, yaitu untuk membantu mereka yang membutuhkan dan membersihkan harta. Namun, terdapat perbedaan mendasar antara zakat dan sedekah, baik dari segi hukum, ketentuan, maupun perhitungannya.
Zakat adalah ibadah wajib yang dibebankan kepada setiap muslim yang memenuhi syarat tertentu. Zakat dihitung berdasarkan jenis dan jumlah harta yang dimiliki, dan besarnya zakat yang harus dikeluarkan juga telah ditentukan secara jelas dalam syariat. Sementara itu, sedekah adalah ibadah sunnah yang dapat dilakukan oleh siapa saja, kapan saja, dan dalam jumlah berapa pun, sesuai dengan kemampuan masing-masing.
Baik zakat maupun sedekah memiliki manfaat yang besar, baik bagi pemberi maupun penerimanya. Zakat dan sedekah dapat membantu mengurangi kesenjangan sosial, mempererat tali persaudaraan, dan membersihkan harta dari hal-hal yang tidak baik. Dalam sejarah Islam, zakat dan sedekah telah memainkan peran penting dalam perkembangan peradaban Islam, di mana masyarakat yang menerapkan ajaran ini dikenal dengan kedermawanan dan kepeduliannya terhadap sesama.
Perbedaan Zakat dan Sedekah
Zakat dan sedekah merupakan dua ibadah penting dalam agama Islam yang memiliki perbedaan mendasar. Berikut adalah 10 aspek penting yang membedakan zakat dan sedekah:
- Hukum: Zakat wajib, sedekah sunnah.
- Waktu: Zakat memiliki waktu tertentu, sedekah tidak.
- Nisab: Zakat dikenakan pada harta yang mencapai nisab, sedekah tidak.
- Jenis harta: Zakat dikenakan pada jenis harta tertentu, sedekah tidak.
- Perhitungan: Zakat memiliki perhitungan khusus, sedekah tidak.
- Penerima: Zakat diberikan kepada 8 golongan tertentu, sedekah tidak.
- Pahala: Pahala zakat lebih besar dari sedekah.
- Hutang: Zakat tidak boleh digunakan untuk membayar hutang, sedekah boleh.
- Riba: Zakat tidak boleh diberikan dari harta yang diperoleh dari riba, sedekah boleh.
- Hukum meninggalkan: Meninggalkan zakat termasuk dosa besar, meninggalkan sedekah tidak.
Kesepuluh aspek di atas menunjukkan bahwa zakat dan sedekah memiliki perbedaan yang cukup mendasar. Meskipun keduanya merupakan ibadah yang dianjurkan dalam Islam, namun hukum, ketentuan, dan perhitungannya berbeda. Pemahaman yang baik tentang perbedaan ini penting agar umat Islam dapat menjalankan ibadah zakat dan sedekah dengan benar dan sesuai dengan syariat.
Hukum
Perbedaan mendasar antara zakat dan sedekah yang pertama adalah hukumnya. Zakat hukumnya wajib, sedangkan sedekah hukumnya sunnah. Artinya, zakat merupakan kewajiban yang harus dipenuhi oleh setiap muslim yang mampu, sedangkan sedekah merupakan ibadah yang dianjurkan namun tidak wajib. Perbedaan hukum ini berdampak pada beberapa aspek penting lainnya, seperti waktu, nisab, dan jenis harta yang dizakatkan atau disedekahkan.
Hukum zakat yang wajib menyebabkan zakat memiliki waktu tertentu yang harus dipenuhi, yaitu pada saat harta telah mencapai nisab dan haul. Sementara itu, sedekah tidak memiliki waktu tertentu dan dapat dilakukan kapan saja. Selain itu, zakat dikenakan pada jenis harta tertentu, seperti emas, perak, hewan ternak, hasil pertanian, dan harta perniagaan. Sedangkan sedekah tidak terbatas pada jenis harta tertentu dan dapat diberikan dari harta apa pun, termasuk uang, makanan, pakaian, atau barang lainnya.
Perbedaan hukum antara zakat dan sedekah juga berdampak pada pahala yang diperoleh. Pahala zakat lebih besar dari pahala sedekah, karena zakat merupakan kewajiban yang harus dipenuhi. Namun, baik zakat maupun sedekah merupakan ibadah yang sangat dianjurkan dalam Islam dan memiliki manfaat yang besar, baik bagi pemberi maupun penerimanya.
Waktu
Salah satu aspek penting yang membedakan zakat dan sedekah adalah waktu pelaksanaannya. Zakat memiliki waktu tertentu yang harus dipenuhi, sedangkan sedekah tidak memiliki waktu tertentu dan dapat dilakukan kapan saja.
- Waktu Zakat
Zakat memiliki waktu tertentu yang disebut haul, yaitu satu tahun Hijriyah. Zakat harus dikeluarkan pada saat harta telah mencapai nisab dan haul. Waktu zakat yang berbeda-beda tergantung pada jenis hartanya. Misalnya, zakat pertanian dikeluarkan setelah panen, zakat hewan ternak dikeluarkan saat Idul Adha, dan zakat emas dan perak dikeluarkan setiap tahun.
- Waktu Sedekah
Sedekah tidak memiliki waktu tertentu dan dapat dilakukan kapan saja, baik pada bulan Ramadhan maupun bulan-bulan lainnya. Sedekah dapat diberikan secara spontan atau terjadwal, sesuai dengan kemampuan dan kerelaan masing-masing individu.
Perbedaan waktu antara zakat dan sedekah memberikan fleksibilitas bagi umat Islam dalam beribadah. Zakat yang memiliki waktu tertentu memastikan bahwa harta yang dizakatkan telah mencapai nisab dan haul, sehingga zakat yang dikeluarkan lebih optimal. Sementara itu, sedekah yang tidak memiliki waktu tertentu memberikan kesempatan bagi umat Islam untuk bersedekah kapan saja, sesuai dengan kemampuan dan kerelaan mereka.
Nisab
Nisab merupakan salah satu aspek krusial yang membedakan zakat dan sedekah. Nisab adalah batas minimal harta yang dikenakan zakat. Harta yang telah mencapai nisab wajib dizakatkan, sedangkan harta yang belum mencapai nisab tidak wajib dizakatkan. Sementara itu, sedekah tidak memiliki ketentuan nisab, sehingga dapat diberikan dari harta berapa pun, baik sedikit maupun banyak.
Ketentuan nisab dalam zakat memiliki hikmah yang mendalam. Zakat bertujuan untuk membersihkan harta dan membantu mereka yang membutuhkan. Dengan adanya nisab, zakat hanya dikenakan pada harta yang telah mencapai jumlah tertentu, sehingga dapat dipastikan bahwa harta yang dizakatkan tidak akan memberatkan pemiliknya. Selain itu, ketentuan nisab juga mendorong umat Islam untuk berusaha dan meningkatkan kesejahteraan ekonomi mereka, karena zakat hanya wajib dikeluarkan dari harta yang lebih dari cukup.
Dalam praktiknya, penetapan nisab zakat berbeda-beda tergantung pada jenis hartanya. Misalnya, nisab zakat emas adalah 85 gram, nisab zakat perak adalah 595 gram, dan nisab zakat pertanian adalah 527 kilogram gabah atau 653 kilogram kurma. Penetapan nisab ini berdasarkan pertimbangan syariat dan nilai ekonomis dari masing-masing jenis harta.
Jenis harta
Dalam konteks beda zakat dan sedekah, jenis harta yang dikenakan zakat merupakan aspek yang sangat penting. Zakat hanya dikenakan pada jenis harta tertentu yang telah ditentukan dalam syariat Islam, sedangkan sedekah dapat diberikan dari harta apa pun.
- Harta Pokok
Zakat dikenakan pada harta pokok, yaitu harta yang memiliki nilai tetap dan dapat berkembang, seperti emas, perak, hewan ternak, dan hasil pertanian. Harta pokok ini memiliki potensi untuk terus bertambah dan berkembang, sehingga zakat berfungsi untuk menyucikan dan mendistribusikan sebagian dari harta tersebut kepada mereka yang membutuhkan.
- Harta Perniagaan
Harta perniagaan adalah harta yang diperjualbelikan untuk mendapatkan keuntungan. Zakat dikenakan pada harta perniagaan yang telah mencapai nisab dan telah diperniagakan selama satu tahun. Zakat harta perniagaan bertujuan untuk menyucikan keuntungan yang diperoleh dari kegiatan perdagangan.
- Harta Temuan
Harta temuan yang memiliki nilai dan tidak diketahui pemiliknya juga dikenakan zakat. Zakat harta temuan bertujuan untuk menyucikan harta tersebut dan mendistribusikannya kepada mereka yang berhak menerimanya.
- Hasil Tambang dan Laut
Hasil tambang dan laut yang memiliki nilai ekonomis juga dikenakan zakat. Zakat hasil tambang dan laut bertujuan untuk menyucikan hasil yang diperoleh dari eksploitasi sumber daya alam.
Ketentuan jenis harta yang dikenakan zakat ini menunjukkan bahwa zakat memiliki peran penting dalam mendistribusikan kekayaan dan menjaga keseimbangan sosial ekonomi dalam masyarakat. Dengan memahami jenis harta yang dikenakan zakat, umat Islam dapat menjalankan ibadah zakat dengan benar dan optimal.
Perhitungan
Perhitungan zakat dan sedekah merupakan salah satu aspek mendasar yang membedakan kedua ibadah ini. Zakat memiliki perhitungan khusus yang telah ditentukan dalam syariat Islam, sedangkan sedekah tidak memiliki perhitungan khusus dan dapat diberikan sesuai dengan kemampuan dan kerelaan masing-masing individu.
- Jenis Harta
Zakat dikenakan pada jenis harta tertentu yang memiliki nilai ekonomis, seperti emas, perak, hewan ternak, hasil pertanian, dan harta perniagaan. Sementara itu, sedekah dapat diberikan dari harta apa pun, baik berupa uang, makanan, pakaian, atau barang lainnya.
- Nisab
Zakat hanya dikenakan pada harta yang telah mencapai nisab, yaitu batas minimal harta yang wajib dizakatkan. Nisab berbeda-beda tergantung pada jenis hartanya. Sementara itu, sedekah tidak memiliki ketentuan nisab, sehingga dapat diberikan dari harta berapa pun.
- Prosentase
Zakat memiliki prosentase tertentu yang harus dikeluarkan, tergantung pada jenis hartanya. Misalnya, zakat emas dan perak sebesar 2,5%, zakat hewan ternak sebesar 2,5% – 10%, dan zakat hasil pertanian sebesar 5% – 10%. Sementara itu, sedekah tidak memiliki ketentuan prosentase, sehingga dapat diberikan sesuai dengan kemampuan dan kerelaan masing-masing individu.
- Waktu
Zakat memiliki waktu tertentu yang harus dipenuhi, yaitu pada saat harta telah mencapai nisab dan haul. Sementara itu, sedekah tidak memiliki waktu tertentu dan dapat diberikan kapan saja.
Perbedaan perhitungan antara zakat dan sedekah menunjukkan bahwa zakat merupakan ibadah yang lebih terikat dengan ketentuan syariat, sedangkan sedekah merupakan ibadah yang lebih fleksibel dan dapat disesuaikan dengan kemampuan masing-masing individu. Kedua ibadah ini memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan sosial ekonomi dalam masyarakat dan memupuk sifat dermawan dan tolong-menolong antar sesama.
Penerima
Dalam konteks beda zakat dan sedekah, aspek penerima merupakan salah satu perbedaan mendasar yang perlu dipahami. Zakat memiliki ketentuan khusus mengenai golongan masyarakat yang berhak menerima zakat, sedangkan sedekah tidak memiliki ketentuan yang sama dan dapat diberikan kepada siapa saja.
- Golongan Penerima Zakat
Zakat wajib diberikan kepada 8 golongan masyarakat yang telah ditentukan dalam Al-Qur’an, yaitu fakir, miskin, amil zakat, mualaf, budak, orang yang berutang, fi sabilillah, dan ibnus sabil. Pembagian ini bertujuan untuk memastikan bahwa zakat didistribusikan kepada mereka yang benar-benar membutuhkan dan berhak menerimanya.
- Penerima Tidak Tertentu
Sedekah tidak memiliki ketentuan khusus mengenai penerima. Sedekah dapat diberikan kepada siapa saja yang membutuhkan, baik muslim maupun non-muslim, kaya atau miskin. Hal ini memberikan fleksibilitas bagi umat Islam dalam bersedekah dan menebarkan kebaikan kepada sesama.
Perbedaan penerima antara zakat dan sedekah menunjukkan bahwa zakat memiliki fungsi utama untuk membantu golongan masyarakat yang kurang mampu, sedangkan sedekah memiliki cakupan yang lebih luas dan dapat diberikan kepada siapa saja yang membutuhkan. Kedua ibadah ini saling melengkapi dalam upaya mewujudkan kesejahteraan sosial dan kepedulian antar sesama di tengah masyarakat.
Pahala
Dalam konteks beda zakat dan sedekah, aspek pahala merupakan hal yang sangat penting. Pahala zakat lebih besar dari sedekah karena zakat merupakan kewajiban yang harus dipenuhi, sedangkan sedekah merupakan ibadah sunnah. Berikut adalah beberapa aspek yang menjelaskan perbedaan pahala antara zakat dan sedekah:
- Tingkatan Pahala
Pahala zakat lebih besar dari sedekah karena zakat merupakan kewajiban yang diperintahkan langsung oleh Allah SWT. Zakat termasuk dalam rukun Islam, sehingga pahalanya sangat besar bagi orang yang menunaikannya.
- Kualitas Pahala
Pahala zakat tidak hanya besar, tetapi juga lebih berkualitas dibandingkan pahala sedekah. Zakat dapat menghapus dosa-dosa kecil dan membersihkan harta dari hal-hal yang tidak baik.
- Pahala Berlipat Ganda
Pahala zakat dapat berlipat ganda tergantung pada niat dan cara menunaikannya. Jika zakat ditunaikan dengan ikhlas dan sesuai dengan ketentuan syariat, maka pahalanya akan semakin besar.
- Pahala Berkelanjutan
Pahala zakat tidak hanya dirasakan di dunia, tetapi juga di akhirat. Orang yang menunaikan zakat akan mendapatkan pahala yang terus mengalir, bahkan setelah meninggal dunia.
Perbedaan pahala antara zakat dan sedekah menunjukkan bahwa zakat merupakan ibadah yang sangat penting dan memiliki banyak keutamaan. Meskipun demikian, sedekah juga merupakan ibadah yang sangat dianjurkan dan memiliki banyak manfaat, baik bagi pemberi maupun penerimanya.
Hutang
Dalam konteks beda zakat dan sedekah, terdapat perbedaan mendasar dalam pemanfaatannya untuk melunasi hutang. Zakat tidak boleh digunakan untuk membayar hutang, sedangkan sedekah boleh. Perbedaan ini memiliki implikasi penting dalam pengelolaan keuangan dan ibadah dalam Islam.
Larangan menggunakan zakat untuk membayar hutang didasarkan pada prinsip bahwa zakat merupakan hak fakir miskin dan golongan yang berhak menerimanya. Zakat harus didistribusikan kepada mereka yang membutuhkan, bukan untuk kepentingan pribadi, termasuk melunasi hutang. Sementara itu, sedekah bersifat lebih fleksibel dan dapat digunakan untuk berbagai keperluan, termasuk membantu orang yang terlilit hutang.
Dalam praktiknya, terdapat beberapa alasan mengapa zakat tidak boleh digunakan untuk membayar hutang. Pertama, zakat bertujuan untuk membantu orang yang tidak mampu secara finansial, sedangkan hutang umumnya merupakan kewajiban yang harus dipenuhi oleh individu yang bersangkutan. Kedua, penggunaan zakat untuk membayar hutang dapat mengurangi jumlah dana yang tersedia bagi mereka yang benar-benar membutuhkan.
Meskipun zakat tidak dapat digunakan untuk membayar hutang, namun sedekah dapat dimanfaatkan untuk tujuan tersebut. Sedekah bersifat sukarela dan dapat diberikan kepada siapa saja yang membutuhkan, termasuk orang yang terlilit hutang. Dengan demikian, umat Islam dapat menggunakan sedekah sebagai sarana untuk membantu sesama yang sedang mengalami kesulitan finansial, termasuk melunasi hutang.
Riba
Dalam konteks beda zakat dan sedekah, terdapat perbedaan mendasar dalam pemanfaatan harta yang diperoleh dari riba. Zakat tidak boleh diberikan dari harta yang diperoleh dari riba, sedangkan sedekah boleh. Perbedaan ini memiliki implikasi penting dalam menjaga kesucian ibadah dan menghindari praktik riba dalam kehidupan ekonomi.
Larangan menggunakan harta riba untuk zakat didasarkan pada prinsip bahwa riba adalah praktik yang diharamkan dalam Islam. Riba dapat menciptakan kesenjangan ekonomi dan merugikan masyarakat, terutama mereka yang lemah secara finansial. Dengan melarang penggunaan harta riba untuk zakat, Islam memastikan bahwa zakat benar-benar berasal dari harta yang halal dan bersih.
Sementara itu, sedekah bersifat lebih fleksibel dan dapat diberikan dari berbagai sumber harta, termasuk harta yang diperoleh dari riba. Hal ini karena sedekah merupakan ibadah sukarela yang bertujuan untuk membantu sesama yang membutuhkan, tanpa memandang asal-usul hartanya. Namun, perlu diingat bahwa meskipun sedekah boleh diberikan dari harta riba, namun praktik riba itu sendiri tetap diharamkan dan harus dihindari.
Dengan memahami perbedaan ini, umat Islam dapat menjalankan ibadah zakat dan sedekah dengan benar sesuai dengan syariat. Zakat harus ditunaikan dari harta yang halal dan bersih, sedangkan sedekah dapat diberikan dari berbagai sumber harta, termasuk harta yang diperoleh dari riba, dengan tetap menghindari praktik riba itu sendiri.
Hukum meninggalkan
Dalam konteks beda zakat dan sedekah, perbedaan mendasar lainnya terletak pada hukum meninggalkan kedua ibadah tersebut. Meninggalkan zakat termasuk dosa besar, sedangkan meninggalkan sedekah tidak. Perbedaan ini memiliki implikasi yang sangat penting dalam menjalankan ibadah dan menjaga kesucian harta.
Kewajiban zakat ditegaskan secara jelas dalam Al-Qur’an dan hadits. Zakat merupakan salah satu rukun Islam yang harus dipenuhi oleh setiap muslim yang mampu. Meninggalkan zakat tanpa alasan yang syar’i merupakan tindakan yang sangat berdosa dan dapat mengurangi pahala ibadah lainnya. Hal ini karena zakat merupakan hak fakir miskin dan golongan yang berhak menerimanya. Dengan meninggalkan zakat, seorang muslim telah menzalimi hak orang lain.
Di sisi lain, sedekah merupakan ibadah sunnah yang sangat dianjurkan dalam Islam. Namun, meninggalkannya tidak termasuk dosa besar. Hal ini karena sedekah bersifat sukarela dan tidak ada kewajiban yang mengikat. Meskipun demikian, umat Islam tetap dianjurkan untuk bersedekah secara rutin, karena sedekah memiliki banyak manfaat, baik bagi pemberi maupun penerimanya.
Dengan memahami perbedaan hukum meninggalkan zakat dan sedekah, umat Islam dapat menjalankan ibadah dengan benar dan sesuai dengan syariat. Zakat harus ditunaikan secara wajib, sedangkan sedekah dapat diberikan secara sukarela sesuai dengan kemampuan masing-masing. Dengan demikian, keseimbangan antara hak dan kewajiban dalam beribadah dapat terjaga.
Pertanyaan Umum tentang Perbedaan Zakat dan Sedekah
Pertanyaan umum berikut akan membantu Anda memahami perbedaan mendasar antara zakat dan sedekah, sehingga Anda dapat menjalankan ibadah dengan benar sesuai syariat Islam.
Pertanyaan 1: Apa saja perbedaan mendasar antara zakat dan sedekah?
Zakat dan sedekah berbeda dalam hal hukum, waktu, nisab, jenis harta yang dikenakan, perhitungan, penerima, pahala, penggunaan untuk membayar hutang, penggunaan harta riba, dan hukum meninggalkannya.
Pertanyaan 2: Apakah zakat wajib bagi setiap muslim?
Ya, zakat wajib bagi setiap muslim yang memenuhi syarat, yaitu memiliki harta yang mencapai nisab dan haul.
Pertanyaan 3: Apakah sedekah dapat diberikan kepada siapa saja?
Ya, sedekah dapat diberikan kepada siapa saja, baik muslim maupun non-muslim, kaya atau miskin.
Pertanyaan 4: Apakah pahala zakat lebih besar dari pahala sedekah?
Ya, pahala zakat lebih besar dari pahala sedekah karena zakat merupakan kewajiban yang harus dipenuhi.
Pertanyaan 5: Apakah zakat dapat digunakan untuk membayar hutang?
Tidak, zakat tidak boleh digunakan untuk membayar hutang karena zakat merupakan hak fakir miskin.
Pertanyaan 6: Apakah sedekah boleh diberikan dari harta yang diperoleh dari riba?
Ya, sedekah boleh diberikan dari harta yang diperoleh dari riba, namun praktik riba itu sendiri tetap diharamkan.
Dengan memahami perbedaan-perbedaan tersebut, Anda dapat menjalankan ibadah zakat dan sedekah dengan benar sesuai syariat, sehingga ibadah Anda lebih berkualitas dan bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain.
Selanjutnya, kita akan membahas lebih dalam tentang hikmah dan manfaat zakat dan sedekah dalam kehidupan seorang muslim.
Tips Memahami Perbedaan Zakat dan Sedekah
Untuk memahami perbedaan zakat dan sedekah secara mendalam, berikut adalah beberapa tips yang dapat Anda terapkan:
Tips 1: Pelajari Sumber Rujukan Utama
Pelajari sumber-sumber rujukan utama seperti Al-Qur’an, hadits, dan kitab-kitab fiqih untuk memperoleh pemahaman yang komprehensif tentang zakat dan sedekah.
Tips 2: Pahami Hukum dan Ketentuannya
Ketahui perbedaan hukum zakat dan sedekah, serta ketentuan-ketentuan yang mengaturnya, seperti nisab, waktu pembayaran, dan jenis harta yang dikenakan.
Tips 3: Hitung Zakat dengan Benar
Bagi yang wajib membayar zakat, pastikan untuk menghitung zakat dengan benar sesuai dengan jenis harta yang dimiliki, menggunakan rumus perhitungan yang tepat.
Tips 4: Salurkan Zakat dan Sedekah dengan Tepat
Salurkan zakat kepada delapan golongan yang berhak menerima, sedangkan sedekah dapat diberikan kepada siapa saja yang membutuhkan, baik muslim maupun non-muslim.
Tips 5: Niatkan Ibadah dengan Ikhlas
Niatkan ibadah zakat dan sedekah secara ikhlas karena Allah SWT, tanpa mengharapkan imbalan atau pujian dari manusia.
Dengan mengikuti tips-tips ini, Anda dapat memahami perbedaan zakat dan sedekah dengan lebih jelas, sehingga dapat menjalankan kedua ibadah tersebut dengan benar dan sesuai syariat Islam. Memahami perbedaan ini sangat penting untuk menjaga kesucian ibadah, menghindari kesalahan dalam penyaluran, dan memaksimalkan pahala yang diperoleh.
Pada bagian selanjutnya, kita akan membahas lebih lanjut tentang hikmah dan manfaat zakat dan sedekah, sehingga Anda semakin termotivasi untuk menjalankan kedua ibadah tersebut.
Kesimpulan
Pembahasan tentang “beda zakat dan sedekah” dalam artikel ini mengungkap beberapa poin penting. Pertama, zakat merupakan kewajiban yang harus ditunaikan oleh setiap muslim yang mampu, sementara sedekah adalah ibadah sunnah yang dianjurkan. Kedua, perbedaan mendasar terletak pada hukum, waktu, nisab, jenis harta, perhitungan, penerima, pahala, penggunaan untuk membayar hutang, penggunaan harta riba, dan hukum meninggalkannya. Ketiga, baik zakat maupun sedekah memiliki hikmah dan manfaat yang besar, baik bagi pemberi maupun penerimanya.
Perbedaan antara zakat dan sedekah perlu dipahami dengan baik agar umat Islam dapat menjalankan kedua ibadah tersebut dengan benar dan sesuai syariat. Zakat merupakan hak fakir miskin yang harus dipenuhi, sedangkan sedekah merupakan bentuk kepedulian dan tolong-menolong antar sesama. Dengan menjalankan zakat dan sedekah, seorang muslim tidak hanya membersihkan hartanya tetapi juga menumbuhkan sifat dermawan dan saling berbagi.