Apa Hukum Tarawih

lisa


Apa Hukum Tarawih

Pengertian tarawih adalah salat sunah yang dilakukan pada bulan Ramadan setelah salat Isya. Pelaksanaan salat tarawih memiliki dasar hukum sunah muakkad, artinya sangat dianjurkan untuk dilaksanakan.

Salat tarawih memiliki banyak manfaat, di antaranya sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, mendapatkan pahala yang berlipat ganda, serta sebagai sarana untuk melatih kesabaran dan keikhlasan. Secara historis, salat tarawih pertama kali dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW pada bulan Ramadan tahun kedua Hijriyah.

Dalam artikel ini, kita akan membahas secara lebih mendalam mengenai hukum, tata cara, dan keutamaan salat tarawih.

Apa Hukum Tarawih

Hukum melaksanakan salat tarawih adalah sunah muakkad, yang artinya sangat dianjurkan. Salat tarawih memiliki banyak keutamaan dan pahala yang berlimpah. Berikut adalah beberapa aspek penting terkait hukum tarawih:

  • Waktu Pelaksanaan
  • Jumlah Rakaat
  • Tata Cara Pelaksanaan
  • Hukum Meninggalkan
  • Keutamaan Melaksanakan
  • Sejarah Tarawih
  • Dalil Pelaksanaan
  • Perbedaan Pendapat Ulama
  • Tarawih di Masa Kini

Dengan memahami aspek-aspek penting tersebut, umat Islam dapat melaksanakan salat tarawih dengan baik dan benar, sehingga memperoleh pahala dan keutamaannya secara maksimal.

Waktu Pelaksanaan

Waktu pelaksanaan salat tarawih memiliki kaitan erat dengan hukumnya. Salat tarawih dilaksanakan pada bulan Ramadan setelah salat Isya hingga menjelang waktu salat Subuh. Waktu pelaksanaan ini didasarkan pada hadis Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Aisyah RA, yang menyatakan bahwa Rasulullah SAW mengerjakan salat tarawih pada sepertiga malam terakhir.

Pelaksanaan salat tarawih pada waktu yang tepat sangat dianjurkan karena memiliki keutamaan tersendiri. Salat tarawih yang dilaksanakan pada sepertiga malam terakhir memiliki pahala yang lebih besar dibandingkan dengan salat tarawih yang dilaksanakan pada waktu lainnya. Selain itu, pelaksanaan salat tarawih pada waktu yang tepat juga menunjukkan kesungguhan dan keikhlasan seorang muslim dalam beribadah.

Dalam praktiknya, salat tarawih biasanya dilaksanakan secara berjamaah di masjid atau musala. Waktu pelaksanaan salat tarawih yang tepat juga memberikan manfaat bagi umat Islam, karena dapat mempererat tali silaturahmi dan kebersamaan antar sesama muslim.

Jumlah Rakaat

Jumlah rakaat dalam salat tarawih memiliki kaitan erat dengan hukumnya. Pelaksanaan salat tarawih secara sunah muakkad mengharuskan adanya ketetapan dalam jumlah rakaat yang dikerjakan. Berikut adalah beberapa aspek penting terkait jumlah rakaat dalam salat tarawih:

  • Menurut Mazhab Mayoritas
    Jumhur ulama (mayoritas ulama) berpendapat bahwa jumlah rakaat salat tarawih adalah 8 rakaat, ditambah dengan 3 rakaat salat witir. Pendapat ini didasarkan pada hadis Aisyah RA, yang menyatakan bahwa Rasulullah SAW melaksanakan salat tarawih sebanyak 8 rakaat.
  • Menurut Mazhab Maliki
    Mazhab Maliki berpendapat bahwa jumlah rakaat salat tarawih adalah 36 rakaat, ditambah dengan 3 rakaat salat witir. Pendapat ini didasarkan pada hadis Ibnu Umar RA, yang menyatakan bahwa Rasulullah SAW melaksanakan salat tarawih pada bulan Ramadan sebanyak 36 rakaat.
  • Menurut Mazhab Syafi’i
    Mazhab Syafi’i berpendapat bahwa jumlah rakaat salat tarawih adalah 20 rakaat, ditambah dengan 3 rakaat salat witir. Pendapat ini didasarkan pada hadis Ali bin Abi Thalib RA, yang menyatakan bahwa Rasulullah SAW melaksanakan salat tarawih sebanyak 20 rakaat.
  • Jumlah Rakaat yang Dianjurkan
    Meskipun terdapat perbedaan pendapat di kalangan ulama mengenai jumlah rakaat salat tarawih, namun secara umum jumlah rakaat yang dianjurkan adalah 8 rakaat, ditambah dengan 3 rakaat salat witir. Hal ini sesuai dengan pendapat jumhur ulama dan juga diamalkan oleh Rasulullah SAW.

Dengan memahami aspek jumlah rakaat dalam salat tarawih, umat Islam dapat melaksanakan salat tarawih dengan baik dan benar, sehingga memperoleh pahala dan keutamaannya secara maksimal.

Tata Cara Pelaksanaan

Tata cara pelaksanaan salat tarawih merupakan aspek penting yang perlu diperhatikan untuk melaksanakan salat tarawih dengan baik dan benar. Tata cara pelaksanaan salat tarawih meliputi beberapa komponen, di antaranya:

  • Niat
    Niat salat tarawih diucapkan dalam hati sebelum memulai salat, yaitu: “Ushalli sunnatal tarawihi rak’ataini lillahi ta’ala” (Saya salat sunah tarawih dua rakaat karena Allah ta’ala).
  • Rakaat
    Salat tarawih dikerjakan dengan jumlah rakaat yang berbeda-beda, tergantung pada mazhab yang diikuti. Umumnya, salat tarawih dikerjakan sebanyak 8 rakaat, ditambah dengan 3 rakaat salat witir.
  • Bacaan
    Bacaan dalam salat tarawih sama dengan bacaan dalam salat sunah lainnya, yaitu surat Al-Fatihah dan surat atau ayat pendek lainnya.
  • Doa
    Setelah selesai salat tarawih, dianjurkan untuk membaca doa, seperti doa yang biasa dibaca setelah salat witir.

Dengan memahami dan melaksanakan tata cara pelaksanaan salat tarawih dengan benar, umat Islam dapat memperoleh pahala dan keutamaan salat tarawih secara maksimal.

Hukum Meninggalkan

Hukum meninggalkan salat tarawih merupakan konsekuensi dari hukum melaksanakan salat tarawih yang bersifat sunah muakkad. Meninggalkan salat tarawih tanpa alasan yang syar’i hukumnya adalah makruh, yaitu perbuatan yang tidak disukai oleh Allah SWT. Namun, jika meninggalkan salat tarawih karena adanya udzur syar’i, seperti sakit, bepergian, atau karena adanya halangan yang dibenarkan syariat, maka hukumnya adalah tidak berdosa.

Salah satu contoh nyata hukum meninggalkan salat tarawih adalah ketika seseorang sakit dan tidak mampu untuk melaksanakan salat tarawih. Dalam kondisi seperti ini, meninggalkan salat tarawih hukumnya adalah tidak berdosa, karena adanya udzur syar’i yang menghalangi untuk melaksanakan salat tarawih.

Memahami hukum meninggalkan salat tarawih memiliki beberapa aplikasi praktis dalam kehidupan sehari-hari. Pertama, bagi umat Islam yang sehat dan mampu melaksanakan salat tarawih, hendaknya tidak meninggalkan salat tarawih tanpa alasan yang syar’i. Kedua, bagi umat Islam yang memiliki udzur syar’i yang menghalangi untuk melaksanakan salat tarawih, maka hukumnya adalah tidak berdosa jika meninggalkan salat tarawih.

Keutamaan Melaksanakan

Salat tarawih memiliki banyak keutamaan dan manfaat bagi umat Islam yang melaksanakannya. Keutamaan-keutamaan tersebut menjadi motivasi dan alasan utama mengapa umat Islam sangat dianjurkan untuk melaksanakan salat tarawih.

Salah satu keutamaan salat tarawih adalah sebagai sarana untuk mendapatkan pahala yang berlipat ganda. Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa yang melaksanakan salat tarawih karena iman dan mengharap pahala dari Allah SWT, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Selain itu, salat tarawih juga merupakan sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Saat melaksanakan salat tarawih, umat Islam dapat lebih fokus dan khusyuk dalam beribadah, sehingga dapat merasakan ketenangan dan kebahagiaan dalam hatinya.

Dengan memahami keutamaan dan manfaat salat tarawih, umat Islam semakin termotivasi untuk melaksanakan salat tarawih dengan baik dan benar. Salat tarawih menjadi bagian penting dalam ibadah selama bulan Ramadan dan menjadi salah satu cara untuk meningkatkan kualitas ibadah dan keimanan kepada Allah SWT.

Sejarah Tarawih

Sejarah tarawih merupakan bagian penting yang tidak terpisahkan dari pembahasan apa hukum tarawih. Memahami sejarah tarawih akan memberikan konteks dan pemahaman yang lebih mendalam tentang asal-usul, perkembangan, dan praktik salat tarawih hingga saat ini.

  • Awal Mula Tarawih

    Salat tarawih pertama kali dikerjakan oleh Rasulullah SAW pada bulan Ramadan tahun kedua Hijriyah. Awalnya, salat tarawih dilaksanakan secara individual oleh Rasulullah SAW, kemudian beliau mulai melaksanakannya berjamaah bersama para sahabat.

  • Perkembangan Tarawih

    Setelah masa Rasulullah SAW, salat tarawih terus berkembang dan mengalami beberapa perubahan. Pada masa pemerintahan Khalifah Umar bin Khattab, salat tarawih mulai dilaksanakan secara berjamaah di masjid-masjid.

  • Jumlah Rakaat Tarawih

    Jumlah rakaat salat tarawih juga mengalami perubahan seiring waktu. Pada awalnya, salat tarawih dikerjakan sebanyak 8 rakaat, namun kemudian berkembang menjadi 20 rakaat, 36 rakaat, hingga ada yang mencapai 100 rakaat.

  • Tradisi Tarawih

    Salat tarawih juga memiliki tradisi yang berbeda-beda di setiap daerah. Di beberapa daerah, salat tarawih dilaksanakan dengan bacaan yang panjang dan tartil, sementara di daerah lain dilaksanakan dengan bacaan yang lebih singkat dan cepat.

Dengan memahami sejarah tarawih, umat Islam dapat lebih mengapresiasi dan melaksanakan salat tarawih dengan lebih baik. Sejarah tarawih menjadi bukti bahwa salat tarawih merupakan ibadah yang telah dilakukan oleh Rasulullah SAW dan para sahabatnya, serta terus diwariskan hingga saat ini.

Dalil Pelaksanaan

Dalil pelaksanaan salat tarawih merupakan dasar hukum yang menjadi landasan bagi umat Islam untuk melaksanakan salat tarawih. Dalil pelaksanaan salat tarawih bersumber dari Al-Qur’an, hadis, dan ijma’ ulama.

Dalam Al-Qur’an, terdapat ayat yang menganjurkan umat Islam untuk memperbanyak ibadah pada bulan Ramadan, termasuk salat malam. Allah SWT berfirman dalam surat Al-Baqarah ayat 184: “… barangsiapa yang melaksanakan salat malam pada bulan Ramadan karena iman dan mencari pahala dari Allah, maka dosanya yang telah lalu akan diampuni oleh Allah“.

Selain itu, terdapat beberapa hadis yang diriwayatkan dari Rasulullah SAW yang menjelaskan tentang pelaksanaan salat tarawih. Salah satu hadis yang terkenal adalah hadis yang diriwayatkan oleh Aisyah RA, yang menyatakan bahwa Rasulullah SAW melaksanakan salat tarawih sebanyak 8 rakaat.

Berdasarkan dalil-dalil tersebut, para ulama sepakat (ijma’) bahwa salat tarawih hukumnya sunah muakkad, yaitu sangat dianjurkan untuk dilaksanakan. Dalil pelaksanaan salat tarawih menjadi bukti kuat yang mendorong umat Islam untuk melaksanakan salat tarawih dengan sebaik-baiknya.

Perbedaan Pendapat Ulama

Dalam konteks “apa hukum tarawih”, terdapat perbedaan pendapat di kalangan ulama. Perbedaan pendapat ini mencakup berbagai aspek, di antaranya:

  • Jumlah Rakaat
    Ulama berbeda pendapat mengenai jumlah rakaat salat tarawih, mulai dari 8 rakaat hingga 36 rakaat.
  • Waktu Pelaksanaan
    Ada perbedaan pendapat tentang waktu pelaksanaan salat tarawih, apakah setelah salat Isya atau setelah salat Witir.
  • Hukum Meninggalkan
    Ulama juga berbeda pendapat mengenai hukum meninggalkan salat tarawih, ada yang berpendapat makruh dan ada pula yang berpendapat mubah.
  • Tata Cara Pelaksanaan
    Perbedaan pendapat juga terdapat pada tata cara pelaksanaan salat tarawih, seperti jumlah salam dan doa yang dibaca.

Perbedaan pendapat di kalangan ulama ini menunjukkan adanya keluasan dan fleksibilitas dalam pelaksanaan salat tarawih. Umat Islam dapat memilih pendapat yang sesuai dengan kemampuan dan kondisi mereka, dengan tetap memperhatikan esensi dan tujuan utama salat tarawih, yaitu mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Tarawih di Masa Kini

Dalam konteks “apa hukum tarawih”, penting untuk mengkaji praktik salat tarawih di masa kini. Tarawih di masa kini memiliki berbagai aspek dan perkembangan yang perlu dipahami untuk mengoptimalkan pelaksanaannya.

  • Teknologi dan Tarawih
    Perkembangan teknologi memengaruhi pelaksanaan tarawih. Munculnya aplikasi dan platform digital memudahkan umat Islam untuk mengakses informasi tentang hukum tarawih, tata cara pelaksanaan, dan jadwal salat di masjid terdekat.
  • Salat Tarawih Singkat
    Di tengah kesibukan masyarakat modern, muncul tren salat tarawih singkat dengan jumlah rakaat yang lebih sedikit. Hal ini menjadi pilihan bagi umat Islam yang memiliki keterbatasan waktu namun tetap ingin menjalankan ibadah tarawih.
  • Tarawih Berjamaah Virtual
    Pandemi COVID-19 mendorong inovasi pelaksanaan tarawih berjamaah secara virtual. Melalui platform telekonferensi, umat Islam dapat tetap melaksanakan tarawih berjamaah meski berada di rumah.
  • Salat Tarawih Berbasis Komunitas
    Di beberapa daerah, muncul inisiatif salat tarawih berbasis komunitas. Warga suatu lingkungan berkumpul di masjid atau lapangan secara swadaya untuk melaksanakan tarawih bersama, mempererat tali silaturahmi antar warga.

Perkembangan tarawih di masa kini memberikan kemudahan dan fleksibilitas dalam pelaksanaan ibadah. Namun, umat Islam tetap perlu memperhatikan hukum dan tata cara tarawih yang benar agar ibadah yang dilakukan sesuai dengan tuntunan syariat.

Pertanyaan Umum tentang Apa Hukum Tarawih

Pertanyaan umum berikut ini akan membantu kita memahami lebih dalam tentang hukum, tata cara, dan keutamaan salat tarawih.

Pertanyaan 1: Apa hukum melaksanakan salat tarawih?
Salat tarawih hukumnya sunah muakkad, artinya sangat dianjurkan untuk dilaksanakan. Pertanyaan 2: Berapa jumlah rakaat salat tarawih?
Jumlah rakaat salat tarawih menurut pendapat jumhur ulama adalah 8 rakaat, ditambah 3 rakaat salat witir. Pertanyaan 3: Kapan waktu pelaksanaan salat tarawih?
Waktu pelaksanaan salat tarawih adalah setelah salat Isya hingga menjelang waktu salat Subuh. Pertanyaan 4: Apakah diperbolehkan meninggalkan salat tarawih?
Meninggalkan salat tarawih tanpa alasan yang syar’i hukumnya makruh, namun jika karena alasan yang syar’i maka hukumnya tidak berdosa. Pertanyaan 5: Apa keutamaan melaksanakan salat tarawih?
Keutamaan salat tarawih antara lain dapat menghapus dosa-dosa yang telah lalu, mendekatkan diri kepada Allah SWT, dan melatih kesabaran serta keikhlasan. Pertanyaan 6: Bagaimana tata cara pelaksanaan salat tarawih?
Tata cara pelaksanaan salat tarawih meliputi niat, rakaat, bacaan, dan doa.

Demikianlah beberapa pertanyaan umum tentang apa hukum tarawih. Dengan memahami hukum, tata cara, dan keutamaannya, kita dapat melaksanakan salat tarawih dengan baik dan benar, sehingga dapat memperoleh pahala dan keberkahannya secara maksimal.

Selanjutnya, kita akan membahas lebih lanjut tentang sejarah dan perkembangan salat tarawih, serta perbedaan pendapat di kalangan ulama mengenai pelaksanaannya.

Tips Melaksanakan Salat Tarawih dengan Baik

Untuk melaksanakan salat tarawih dengan baik dan benar, berikut adalah beberapa tips yang dapat diikuti:

1. Niat yang Benar
Niatkan salat tarawih karena Allah SWT, untuk meraih pahala dan keberkahannya. 2. Berjamaah di Masjid
Salat tarawih dianjurkan untuk dilaksanakan secara berjamaah di masjid, karena memiliki keutamaan yang lebih besar. 3. Khusyuk dan Fokus
Saat melaksanakan salat tarawih, usahakan untuk khusyuk dan fokus, agar ibadah yang dilakukan dapat diterima oleh Allah SWT. 4. Bacaan yang Tartil
Bacaan dalam salat tarawih hendaknya dilafalkan dengan tartil (jelas dan benar), sehingga dapat dipahami maknanya. 5. Perhatikan Jumlah Rakaat
Pastikan jumlah rakaat salat tarawih sesuai dengan tuntunan syariat, yaitu 8 rakaat ditambah 3 rakaat witir. 6. Doa setelah Tarawih
Setelah selesai salat tarawih, jangan lupa untuk membaca doa, seperti doa yang diajarkan oleh Rasulullah SAW. 7. Memperbanyak Sedekah
Di bulan Ramadan, perbanyaklah sedekah, karena pahalanya akan dilipatgandakan oleh Allah SWT. 8. Menjaga Silaturahmi
Silaturahmi dan kebersamaan antar sesama Muslim dapat dipererat melalui kegiatan salat tarawih berjamaah.

Dengan mengikuti tips-tips di atas, umat Islam dapat melaksanakan salat tarawih dengan lebih baik dan benar, sehingga dapat meraih pahala dan keberkahan yang melimpah di bulan Ramadan.

Tips-tips tersebut menjadi bagian penting dalam pelaksanaan salat tarawih, karena dapat membantu umat Islam untuk menjalankan ibadah ini dengan khusyuk, fokus, dan sesuai dengan tuntunan syariat. Dengan demikian, salat tarawih dapat menjadi sarana yang efektif untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan meningkatkan kualitas ibadah selama bulan Ramadan.

Kesimpulan

Salat tarawih merupakan ibadah sunah muakkad yang sangat dianjurkan untuk dilaksanakan pada bulan Ramadan. Hukum melaksanakan salat tarawih sangat jelas, yaitu sunah muakkad, sehingga bagi umat Islam yang mampu melaksanakannya sangat dianjurkan untuk tidak meninggalkannya.

Pelaksanaan salat tarawih memiliki keutamaan yang besar, di antaranya dapat menghapus dosa, mendekatkan diri kepada Allah SWT, dan melatih kesabaran serta keikhlasan. Salat tarawih juga memiliki sejarah panjang dan perkembangan yang beragam, sehingga praktiknya dapat bervariasi tergantung pada daerah dan tradisi masing-masing.

Meskipun terdapat perbedaan pendapat di kalangan ulama mengenai beberapa aspek dalam pelaksanaan salat tarawih, namun secara umum pelaksanaan salat tarawih harus sesuai dengan tuntunan syariat. Dengan melaksanakan salat tarawih dengan baik dan benar, umat Islam dapat meraih pahala dan keberkahan yang besar di bulan Ramadan.



Artikel Terkait

Bagikan:

lisa

Hai, nama aku Lisa! Udah lebih dari 5 tahun nih aku terjun di dunia tulis-menulis. Gara-gara hobi membaca dan menulis, aku jadi semakin suka buat berbagi cerita sama kalian semua. Makasih banget buat kalian yang udah setia baca tulisan-tulisanku selama ini. Oh iya, jangan lupa cek juga tulisan-tulisanku di Stikes Perintis, ya. Dijamin, kamu bakal suka! Makasih lagi buat dukungannya, teman-teman! Tanpa kalian, tulisanku nggak akan seistimewa ini. Keep reading and let's explore the world together! 📖❤️

Tags

Cek di Google News

Artikel Terbaru