Ayat Kursi merupakan salah satu ayat dalam Al-Qur’an yang sangat populer dan memiliki keutamaan luar biasa. Ayat ini terdapat dalam Surat Al-Baqarah ayat 255 dan dikenal sebagai ayat terpanjang dalam Al-Qur’an.
Ayat Kursi terdiri dari 50 kata dan memuat konsep-konsep dasar Islam, seperti keesaan Allah SWT, sifat-sifat-Nya, dan kekuasaan-Nya yang tiada tara. Ayat ini juga mengandung janji perlindungan dan keselamatan bagi orang-orang yang membacanya dengan penuh keyakinan.
Keutamaan Ayat Kursi telah disebutkan dalam banyak hadis, di antaranya sabda Rasulullah SAW yang artinya, “Barang siapa membaca Ayat Kursi segera setelah selesai shalat, maka ia akan dijaga oleh Allah SWT dari godaan setan hingga waktu shalat selanjutnya.”
Al Furqan 23
Ayat ke-23 dalam Surat Al Furqan merupakan ayat yang penting dan memiliki makna yang mendalam. Ayat ini menegaskan tentang sifat-sifat Allah SWT yang Maha Esa, Maha Pencipta, dan Maha Pengatur.
- Allah Maha Esa
- Pencipta langit dan bumi
- Maha Pengatur segala urusan
- Tidak beranak dan tidak diperanakkan
- Tidak ada yang setara dengan-Nya
- Pemilik kerajaan langit dan bumi
- Maha Hidup, Maha Berdiri Sendiri
- Pemelihara segala makhluk
- Tidak mengantuk dan tidak tidur
- Mengetahui segala sesuatu
Ayat ini menjadi pengingat bagi umat Islam untuk selalu bersyukur dan mengagungkan kebesaran Allah SWT yang telah menciptakan dan mengatur seluruh alam semesta dengan sempurna.
Allah Maha Esa
Konsep keesaan Allah SWT merupakan salah satu pilar utama dalam ajaran Islam. Ayat ke-23 Surat Al Furqan menegaskan bahwa Allah SWT adalah satu-satunya Tuhan yang berhak disembah dan tidak ada sekutu bagi-Nya. Keesaan Allah SWT meliputi beberapa aspek, yaitu:
Esa dalam Zat: Allah SWT adalah satu-satunya zat yang memiliki sifat-sifat kesempurnaan. Tidak ada zat lain yang setara atau menyerupai-Nya.
Esa dalam Sifat: Allah SWT memiliki sifat-sifat yang unik dan tidak dimiliki oleh makhluk lain. Sifat-sifat tersebut, seperti ilmu, kekuasaan, dan kasih sayang, adalah mutlak milik Allah SWT.
Esa dalam Perbuatan: Allah SWT adalah satu-satunya pencipta, pengatur, dan pemelihara alam semesta. Tidak ada kekuatan lain yang dapat menandingi atau menyaingi perbuatan-Nya.
Keesaan Allah SWT menjadi dasar bagi seluruh ajaran Islam. Umat Islam diwajibkan untuk mengesakan Allah SWT dalam ibadah dan tidak menyekutukan-Nya dengan apapun. Keesaan Allah SWT juga menjadi sumber ketenangan dan kekuatan bagi orang-orang yang beriman, karena mereka yakin bahwa hanya Allah SWT yang dapat memberikan pertolongan dan perlindungan yang sejati.
Pencipta langit dan bumi
Ayat ke-23 Surat Al Furqan juga menegaskan bahwa Allah SWT adalah pencipta langit dan bumi. Penciptaan langit dan bumi merupakan bukti nyata akan kekuasaan dan kebesaran Allah SWT. Penciptaan ini meliputi beberapa aspek, yaitu:
Penciptaan dari ketiadaan: Allah SWT menciptakan langit dan bumi dari ketiadaan, tanpa bahan baku atau model sebelumnya.
Penciptaan dengan kehendak-Nya: Allah SWT menciptakan langit dan bumi hanya dengan kehendak-Nya. Tidak ada kekuatan lain yang terlibat atau membantu dalam proses penciptaan.
Penciptaan dengan sempurna: Allah SWT menciptakan langit dan bumi dengan sempurna, tanpa cacat atau kekurangan sedikitpun.
Penciptaan langit dan bumi menjadi bukti nyata akan keesaan dan kekuasaan Allah SWT. Umat Islam diwajibkan untuk merenungkan ciptaan Allah SWT dan mengambil pelajaran daripadanya. Penciptaan langit dan bumi juga menjadi tanda kebesaran Allah SWT dan bukti bahwa Dialah satu-satunya Tuhan yang berhak disembah.
Maha Pengatur segala urusan
Ayat ke-23 Surat Al Furqan juga menegaskan bahwa Allah SWT adalah Maha Pengatur segala urusan. Pengaturan segala urusan ini meliputi beberapa aspek, yaitu:
Pengaturan rezeki: Allah SWT mengatur rezeki setiap makhluk hidup, baik manusia, hewan, maupun tumbuhan.
Pengaturan waktu: Allah SWT mengatur waktu, siang dan malam, serta pergantian musim.
Pengaturan alam: Allah SWT mengatur segala sesuatu yang terjadi di alam, seperti hujan, angin, dan gempa bumi.
Pengaturan segala urusan oleh Allah SWT menunjukkan bahwa Dialah satu-satunya yang berkuasa atas segala sesuatu. Umat Islam diwajibkan untuk berserah diri kepada Allah SWT dan yakin bahwa segala urusan akan diatur dengan sebaik-baiknya. Pengaturan segala urusan oleh Allah SWT juga menjadi sumber ketenangan dan kekuatan bagi orang-orang yang beriman, karena mereka yakin bahwa Allah SWT selalu mengawasi dan mengendalikan segala sesuatu.
Tidak beranak dan tidak diperanakkan
Ayat ke-23 Surat Al Furqan juga menegaskan bahwa Allah SWT tidak beranak dan tidak diperanakkan. Konsep ini merupakan penegasan akan keesaan dan kesempurnaan Allah SWT. Tidak beranak dan tidak diperanakkan memiliki beberapa implikasi, yaitu:
Allah SWT tidak memiliki keturunan: Allah SWT tidak memiliki anak atau keturunan dalam bentuk apapun. Konsep keturunan tidak berlaku bagi Allah SWT karena Dia Maha Esa dan tidak membutuhkan bantuan atau pendamping dalam menciptakan dan mengatur alam semesta.
Allah SWT tidak diciptakan oleh siapapun: Allah SWT tidak diciptakan oleh siapapun dan tidak memiliki asal-usul. Dia adalah zat yang kekal dan abadi, tanpa awal dan tanpa akhir.
Allah SWT adalah satu-satunya pencipta: Karena tidak beranak dan tidak diperanakkan, maka Allah SWT adalah satu-satunya pencipta segala sesuatu. Tidak ada zat lain yang dapat menciptakan atau menyaingi ciptaan Allah SWT.
Konsep tidak beranak dan tidak diperanakkan menjadi bukti nyata akan keesaan dan kesempurnaan Allah SWT. Umat Islam diwajibkan untuk mengimani konsep ini dan menjauhi segala bentuk kemusyrikan atau penyekutuan Allah SWT dengan apapun.
Tidak ada yang setara denganNya
庸
Konsep ini menegaskan keesaan dan kesempurnaan Allah SWT. Tidak ada satu pun makhluk atau zat yang setara dengan Allah SWT dalam hal apapun, baik dari segi zatNya, sifatNya, maupun perbuatanNya.
- Keesaan zat: Allah SWT adalah zat yang Maha Esa dan tidak ada zat lain yang serupa denganNya. Dia tidak memiliki bagian atau anggota tubuh, dan tidak dapat dibagi-bagi.
- Keesaan sifat: Allah SWT memiliki sifat-sifat yang sempurna dan tidak dimiliki oleh makhluk lainnya. Sifat-sifat tersebut, seperti ilmu, kuasa, dan rahmat, adalah mutlak milik Allah SWT.
- Keesaan perbuatan: Allah SWT adalah satu-satunya pencipta, pengatur, dan pemelihara alam semesta. Tidak ada kekuatan lain yang dapat menandingi atau menyaingi perbuatan Allah SWT.
Konsep tidak ada yang setara dengan Allah SWT ini menjadi landasan utama tauhid, yaitu mengesakan Allah SWT dalam ibadah dan tidak menyekutukanNya dengan apapun. Umat Islam diwajibkan untuk meyakini konsep ini dengan sepenuh hati.
Pemilik kerajaan langit dan bumi
Ayat ke-23 Surat Al Furqan juga menegaskan bahwa Allah SWT adalah pemilik kerajaan langit dan bumi. Kepemilikan ini bersifat mutlak dan tidak terbagi dengan siapapun. Konsep ini memiliki beberapa implikasi penting, yaitu:
Allah SWT berkuasa atas segala sesuatu: Sebagai pemilik kerajaan langit dan bumi, Allah SWT berkuasa atas segala sesuatu yang ada di dalamnya. Tidak ada satu pun makhluk atau benda yang luput dari kekuasaan Allah SWT.
Allah SWT berhak mengatur segala sesuatu: Sebagai pemilik, Allah SWT berhak mengatur segala sesuatu di kerajaanNya sesuai dengan kehendakNya. Tidak ada satu pun makhluk yang dapat menentang atau mengubah aturan yang telah ditetapkan oleh Allah SWT.
Allah SWT adalah sumber segala kebaikan: Sebagai pemilik kerajaan langit dan bumi, Allah SWT adalah sumber segala kebaikan dan keberkahan. Dialah yang memberikan rezeki, kesehatan, dan segala nikmat kepada makhlukNya.
Konsep kepemilikan kerajaan langit dan bumi oleh Allah SWT menjadi pengingat bagi umat Islam untuk selalu bersyukur atas segala nikmat yang telah diberikan oleh Allah SWT. Konsep ini juga menjadi dasar bagi konsep tauhid rububiyah, yaitu mengesakan Allah SWT sebagai satu-satunya Tuhan yang berhak disembah dan ditaati.
Maha Hidup, Maha Berdiri Sendiri
Ayat ke-23 Surat Al Furqan juga menegaskan bahwa Allah SWT adalah Maha Hidup dan Maha Berdiri Sendiri. Konsep ini memiliki beberapa implikasi penting, yaitu:
Allah SWT tidak bergantung pada apapun: Allah SWT adalah zat yang Maha Hidup dan tidak bergantung pada apapun. Dia tidak membutuhkan makan, minum, atau istirahat untuk tetap hidup.
Allah SWT adalah sumber segala kehidupan: Sebagai zat yang Maha Hidup, Allah SWT adalah sumber segala kehidupan. Dialah yang memberikan kehidupan kepada seluruh makhluk dan mengatur segala proses kehidupan.
Allah SWT tidak akan pernah mati: Allah SWT adalah zat yang Maha Hidup dan tidak akan pernah mati. KehidupanNya adalah kehidupan yang abadi dan tidak akan pernah berakhir.
Konsep Maha Hidup dan Maha Berdiri Sendiri menjadi pengingat bagi umat Islam untuk selalu bergantung kepada Allah SWT dalam segala hal. Konsep ini juga menjadi dasar bagi konsep tauhid uluhiyah, yaitu mengesakan Allah SWT sebagai satu-satunya Tuhan yang berhak disembah dan ditaati.
Pemelihara segala makhluk
Ayat ke-23 Surat Al Furqan juga menegaskan bahwa Allah SWT adalah Pemelihara segala makhluk. Konsep ini memiliki beberapa implikasi penting, yaitu:
Allah SWT mencukupi segala kebutuhan makhlukNya: Sebagai Pemelihara, Allah SWT mencukupi segala kebutuhan makhlukNya, baik kebutuhan fisik maupun spiritual. Dia memberikan rezeki, kesehatan, dan segala nikmat kepada seluruh makhluk.
Allah SWT mengatur segala urusan makhlukNya: Sebagai Pemelihara, Allah SWT mengatur segala urusan makhlukNya dengan sebaik-baiknya. Dia mengatur rezeki, jodoh, ajal, dan segala sesuatu yang terjadi pada makhlukNya.
Allah SWT melindungi makhlukNya dari segala bahaya: Sebagai Pemelihara, Allah SWT melindungi makhlukNya dari segala bahaya dan bencana. Dia memberikan keamanan, ketenangan, dan keselamatan kepada seluruh makhlukNya.
Konsep Pemelihara segala makhluk menjadi pengingat bagi umat Islam untuk selalu bersyukur atas segala nikmat yang telah diberikan oleh Allah SWT. Konsep ini juga menjadi dasar bagi konsep tauhid uluhiyah, yaitu mengesakan Allah SWT sebagai satu-satunya Tuhan yang berhak disembah dan ditaati.
Tidak mengantuk dan tidak tidur
Ayat ke-23 Surat Al Furqan juga menegaskan bahwa Allah SWT tidak mengantuk dan tidak tidur. Konsep ini memiliki beberapa implikasi penting, yaitu:
Allah SWT selalu waspada dan mengawasi segala sesuatu: Karena tidak mengantuk dan tidak tidur, Allah SWT selalu waspada dan mengawasi segala sesuatu yang terjadi di alam semesta. Tidak ada satu pun makhluk atau peristiwa yang luput dari pengawasan Allah SWT.
Allah SWT tidak pernah lelah dalam memelihara makhlukNya: Karena tidak mengantuk dan tidak tidur, Allah SWT tidak pernah lelah dalam memelihara dan mengatur segala urusan makhlukNya. Dia selalu memberikan rezeki, kesehatan, dan segala nikmat kepada seluruh makhlukNya.
Allah SWT selalu siap membantu hambaNya yang berdoa: Karena tidak mengantuk dan tidak tidur, Allah SWT selalu siap membantu hambaNya yang berdoa. Dia selalu mendengar dan menjawab doa-doa hambaNya, baik siang maupun malam.
Konsep tidak mengantuk dan tidak tidur menjadi pengingat bagi umat Islam untuk selalu beribadah dan berdoa kepada Allah SWT. Konsep ini juga menjadi dasar bagi konsep tauhid uluhiyah, yaitu mengesakan Allah SWT sebagai satu-satunya Tuhan yang berhak disembah dan ditaati.
mengetahui segala sesuatu
Ayat ke-23 Surat Al Furqan juga menegaskan bahwa Allah SWT mengetahui segala sesuatu. Konsep ini memiliki beberapa implikasi penting, yaitu:
- Mengetahui segala sesuatu yang tampak dan tersemb verborgen: Allah SWT mengetahui segala sesuatu yang tampak dan tersemb verborgen, baik yang terjadi di langit, di bumi, maupun di dalam hati manusia.
- Mengetahui segala sesuatu yang terjadi di masa lalu, masa kini, dan masa depan: Allah SWT mengetahui segala sesuatu yang terjadi di masa lalu, masa kini, dan masa depan. Tidak ada sedikit pun peristiwa yang luput dari pengetahuan Allah SWT.
- Mengetahui segala sesuatu yang diucapkan dan dipikirkan: Allah SWT mengetahui segala sesuatu yang diucapkan dan dipikirkan oleh seluruh maklukNya. Tidak ada satu pun perkataan atau pikiran yang tersemb hidden dari pengetahuan Allah SWT.
Konsep mengetahui segala ikut serta menjadi pengingat bagi umat Islam untuk selalu berhati-hati dalam perkataan dan perbuatannya. Konsep ini juga menjadi dasar bagi konsep tauhid rububiyah, yaitu mengesakan Allah SWT sebagai satu-satunya Tuhan yang berhak disembah dan ditaati.
FAQ
Berikut adalah beberapa pertanyaan umum dan jawabannya terkait dengan Surat Al Furqan Ayat 23:
Pertanyaan 1: Apakah makna dari ayat “Allah La ilaha illa Huwal Hayyul Qayyum”?
Jawaban: Allah adalah satu-satunya Tuhan yang berhak disembah, Dia Maha Hidup dan Maha Berdiri Sendiri.
Pertanyaan 2: Apa saja sifat-sifat Allah SWT yang disebutkan dalam ayat ini?
Jawaban: Maha Hidup, Maha Berdiri Sendiri, Maha Mengetahui, Maha Melihat, dan Maha Berkuasa.
Pertanyaan 3: Bagaimana cara mengamalkan makna dari ayat ini dalam kehidupan sehari-hari?
Jawaban: Dengan senantiasa mengingat Allah SWT, bersyukur atas segala nikmat yang diberikan, dan bertawakal kepada Allah SWT dalam segala urusan.
Pertanyaan 4: Apa keutamaan membaca Surat Al Furqan Ayat 23?
Jawaban: Mendapat perlindungan dari godaan setan, ketenangan hati, dan dikabulkannya doa-doa.
Pertanyaan 5: Kapan waktu yang tepat untuk membaca Surat Al Furqan Ayat 23?
Jawaban: Setelah selesai shalat fardhu, pada waktu sahur, atau ketika merasa gelisah dan takut.
Pertanyaan 6: Apakah ada amalan lain yang dapat dilakukan untuk menguatkan iman kepada Allah SWT?
Jawaban: Memperbanyak ibadah, membaca Al-Qur’an, berdzikir, dan berdoa.
Demikianlah beberapa pertanyaan umum dan jawabannya terkait dengan Surat Al Furqan Ayat 23. Semoga bermanfaat.
Selain membaca dan mengamalkan makna dari ayat ini, berikut adalah beberapa tips untuk menguatkan iman kepada Allah SWT:
Tips
Berikut adalah beberapa tips untuk menguatkan iman kepada Allah SWT berdasarkan Surat Al Furqan Ayat 23:
1. Perbanyak ibadah: Ibadah adalah salah satu cara terbaik untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan menguatkan iman. Perbanyaklah ibadah wajib seperti shalat dan puasa, serta ibadah sunnah seperti membaca Al-Qur’an, berdzikir, dan berdoa.
2. Tadabburi Al-Qur’an: Tadabburi Al-Qur’an adalah merenungkan dan memahami makna ayat-ayat Al-Qur’an. Dengan memahami makna ayat-ayat Al-Qur’an, kita akan semakin yakin akan kebesaran dan kekuasaan Allah SWT.
3. Bergaul dengan orang-orang saleh: Bergaul dengan orang-orang saleh dapat membantu kita untuk meningkatkan keimanan kita. Mereka dapat memberikan kita motivasi dan semangat untuk beribadah dan berbuat baik.
4. Selalu bersyukur: Bersyukur adalah salah satu cara untuk menunjukkan keimanan kita kepada Allah SWT. Dengan bersyukur, kita mengakui bahwa segala nikmat yang kita miliki berasal dari Allah SWT.
Dengan mengamalkan tips-tips di atas, kita dapat menguatkan iman kita kepada Allah SWT dan menjadi hamba-hamba-Nya yang lebih baik.
Demikianlah beberapa tips untuk menguatkan iman kepada Allah SWT berdasarkan Surat Al Furqan Ayat 23. Semoga bermanfaat.
Conclusion
Surat Al-Furqan Ayat 23 adalah ayat yang sangat penting dan memiliki makna yang mendalam. Ayat ini menegaskan tentang keesaan Allah SWT, sifat-sifat-Nya yang sempurna, dan kekuasaan-Nya yang tiada tara. Ayat ini juga menjadi pengingat bagi umat Islam untuk selalu bersyukur atas segala nikmat yang telah diberikan oleh Allah SWT.
Dengan memahami dan mengamalkan makna dari ayat ini, kita dapat menguatkan iman kita kepada Allah SWT. Iman yang kuat akan membawa kita kepada kebaikan dan kebahagiaan di dunia dan akhirat.