Ahlus Sunnah wal Jamaah (ASWAJA) merupakan salah satu aliran dalam Islam yang berkembang dan dianut oleh mayoritas umat Islam di Indonesia. Istilah ASWAJA sendiri berasal dari bahasa Arab yang memiliki makna “pengikut sunnah dan jamaah”.
Secara historis, ASWAJA muncul sebagai respons terhadap munculnya berbagai aliran pemikiran dan sekte dalam Islam pada masa awal. Aliran ini berupaya untuk kembali kepada ajaran Islam yang murni berdasarkan Al-Qur’an dan Sunnah Nabi Muhammad SAW.
Dalam perkembangannya, ASWAJA terus beradaptasi dengan perubahan zaman, namun tetap mempertahankan prinsip-prinsip dasarnya. Berikut ini adalah penjelasan lebih rinci mengenai pengertian, sejarah, dan makna Ahlus Sunnah wal Jamaah:
Ahlus Sunnah wal Jamaah: Pengertian dan Makna
Ahlus Sunnah wal Jamaah (ASWAJA) merupakan salah satu aliran dalam Islam yang berkembang dan dianut oleh mayoritas umat Islam di Indonesia. Istilah ASWAJA sendiri memiliki makna “pengikut sunnah dan jamaah”. Secara historis, ASWAJA muncul sebagai respons terhadap munculnya berbagai aliran dan sekte dalam Islam pada masa awal. Aliran ini berupaya untuk kembali kepada ajaran Islam yang murni berdasarkan Al-Qur’an dan Sunnah Nabi Muhammad SAW.
- Berpegang Teguh pada Al-Qur’an dan Sunnah: ASWAJA menjadikan Al-Qur’an dan Sunnah sebagai sumber utama ajaran Islam, serta menolak segala bentuk bid’ah (inovasi) dan khurafat (tahayul).
- Mengikuti Jejak Sahabat Nabi: ASWAJA mengikuti pemahaman dan praktik keagamaan para sahabat Nabi Muhammad SAW, yang dianggap sebagai generasi terbaik umat Islam.
- Menjaga Kesatuan Umat: ASWAJA menekankan pentingnya persatuan dan kesatuan umat Islam, serta menghindari perpecahan dan perselisihan.
- Menghargai Perbedaan Pendapat: Meskipun memiliki prinsip-prinsip dasar yang jelas, ASWAJA tetap menghargai perbedaan pendapat dalam masalah-masalah furu’ (cabang), selama perbedaan tersebut didasarkan pada dalil yang kuat.
- Bersikap Toleran dan Inklusif: ASWAJA mengajarkan sikap toleran dan inklusif terhadap pemeluk agama lain, serta menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan universal.
Dengan memegang teguh prinsip-prinsip tersebut, ASWAJA telah menjadi aliran Islam yang moderat, inklusif, dan adaptif, sehingga mampu bertahan dan berkembang dalam konteks masyarakat Indonesia yang pluralistik.
Berpegang Teguh pada Al-Qur’an dan Sunnah: ASWAJA menjadikan Al-Qur’an dan Sunnah sebagai sumber utama ajaran Islam, serta menolak segala bentuk bid’ah (inovasi) dan khurafat (tahayul).
Prinsip berpegang teguh pada Al-Qur’an dan Sunnah merupakan landasan utama dalam ajaran Ahlus Sunnah wal Jamaah (ASWAJA). Al-Qur’an, sebagai kitab suci umat Islam, dan Sunnah, sebagai kumpulan sabda, perbuatan, dan keteladanan Nabi Muhammad SAW, menjadi otoritas tertinggi dalam menentukan segala aspek kehidupan seorang Muslim.
- Mengutamakan Dalil Naqli: ASWAJA menjadikan dalil naqli, yaitu ayat-ayat Al-Qur’an dan hadis-hadis Nabi Muhammad SAW, sebagai dasar utama dalam menetapkan hukum dan ajaran Islam. Dalil-dalil ini dianggap sebagai sumber yang paling otentik dan tidak terbantahkan.
- Menolak Bid’ah: ASWAJA menolak segala bentuk bid’ah, yaitu praktik keagamaan yang baru dan tidak memiliki dasar dalam Al-Qur’an dan Sunnah. Bid’ah dianggap sebagai penyimpangan dari ajaran Islam yang murni dan dapat menyesatkan umat.
- Menjauhi Khurafat: ASWAJA juga menentang khurafat, yaitu kepercayaan atau praktik yang tidak berdasarkan pada dalil yang jelas dan bertentangan dengan akal sehat. Khurafat dianggap sebagai bentuk kesyirikan dan dapat menggoyahkan akidah umat Islam.
- Menggunakan Akal dengan Bijak: Meskipun menjadikan Al-Qur’an dan Sunnah sebagai sumber utama, ASWAJA juga menggunakan akal sehat dalam memahami dan mengamalkan ajaran Islam. Akal digunakan untuk menafsirkan dalil-dalil naqli dan memecahkan masalah-masalah baru yang tidak terdapat secara eksplisit dalam Al-Qur’an dan Sunnah.
Dengan berpegang teguh pada prinsip ini, ASWAJA berusaha untuk menjaga kemurnian ajaran Islam dan melindungi umat dari kesesatan dan penyimpangan. Prinsip ini juga menjadi dasar bagi sikap ASWAJA yang moderat, rasional, dan adaptif dalam menghadapi perkembangan zaman.
Mengikuti Jejak Sahabat Nabi: ASWAJA mengikuti pemahaman dan praktik keagamaan para sahabat Nabi Muhammad SAW, yang dianggap sebagai generasi terbaik umat Islam.
Sahabat Nabi Muhammad SAW, yang hidup sezaman dengan beliau dan menyaksikan langsung ajaran dan teladannya, dianggap sebagai generasi terbaik umat Islam. Mereka memiliki pemahaman yang mendalam tentang ajaran Islam dan mengamalkannya dengan sebaik-baiknya. Oleh karena itu, ASWAJA menjadikan pemahaman dan praktik keagamaan para sahabat Nabi sebagai salah satu sumber utama dalam memahami dan mengamalkan Islam.
Mengikuti jejak sahabat Nabi bukan berarti meniru secara kaku segala sesuatu yang mereka lakukan, melainkan memahami esensi ajaran dan praktik mereka dan menyesuaikannya dengan konteks zaman. Para sahabat Nabi hidup dalam lingkungan yang berbeda dengan kita, sehingga tidak semua praktik mereka dapat diterapkan secara langsung pada masa sekarang.
Namun, prinsip-prinsip dasar yang mereka pegang, seperti keimanan yang kuat, ketakwaan, kejujuran, keadilan, dan persaudaraan, tetap relevan dan dapat dijadikan pedoman bagi umat Islam di segala zaman. Dengan mengikuti jejak sahabat Nabi, ASWAJA berupaya untuk menjaga kemurnian ajaran Islam dan meneladani akhlak mulia yang diajarkan oleh Rasulullah SAW.
Selain itu, mengikuti jejak sahabat Nabi juga berarti menghargai dan menghormati sejarah Islam. Para sahabat Nabi adalah generasi pertama yang menerima dan menyebarkan ajaran Islam ke seluruh dunia. Mereka memainkan peran penting dalam pembentukan peradaban Islam dan meninggalkan warisan yang sangat berharga bagi umat Islam.
Menjaga Kesatuan Umat: ASWAJA menekankan pentingnya persatuan dan kesatuan umat Islam, serta menghindari perpecahan dan perselisihan.
Persatuan dan kesatuan umat Islam merupakan salah satu pilar utama dalam ajaran ASWAJA. Umat Islam diperintahkan untuk bersatu padu dan menghindari perpecahan dan perselisihan. Perpecahan hanya akan melemahkan umat Islam dan membuat mereka mudah dikalahkan oleh musuh-musuh Islam.
- Ukhuwah Islamiyah: ASWAJA mengajarkan pentingnya ukhuwah Islamiyah, yaitu persaudaraan sesama umat Islam. Semua umat Islam, apapun suku, ras, dan latar belakang mereka, adalah bersaudara dan harus saling tolong-menolong dan mendukung.
- Menghindari Perpecahan: ASWAJA melarang segala bentuk perpecahan dan perselisihan di kalangan umat Islam. Perbedaan pendapat dalam masalah furu’ (cabang) agama harus disikapi dengan toleransi dan saling menghormati.
- Mencari Titik Temu: ASWAJA mendorong umat Islam untuk mencari titik temu dan persamaan di antara mereka, daripada berfokus pada perbedaan. Persamaan yang paling mendasar adalah keimanan kepada Allah SWT dan ajaran Nabi Muhammad SAW.
- Mengutamakan Kepentingan Umat: Kepentingan umat Islam secara keseluruhan harus diutamakan di atas kepentingan pribadi atau kelompok. Umat Islam harus bekerja sama untuk mencapai tujuan-tujuan bersama, seperti menegakkan syariat Islam, menyebarkan ajaran Islam, dan membangun masyarakat yang adil dan sejahtera.
Dengan menjaga kesatuan umat, ASWAJA berupaya untuk memperkuat umat Islam dan menjadikannya sebagai kekuatan yang diperhitungkan di dunia. Persatuan dan kesatuan juga merupakan kunci untuk mewujudkan cita-cita Islam sebagai agama rahmatan lil ‘alamin, rahmat bagi seluruh alam.
Menghargai Perbedaan Pendapat: Meskipun memiliki prinsip-prinsip dasar yang jelas, ASWAJA tetap menghargai perbedaan pendapat dalam masalah-masalah furu’ (cabang), selama perbedaan tersebut didasarkan pada dalil yang kuat.
ASWAJA mengakui adanya perbedaan pendapat dalam masalah-masalah furu’ (cabang) agama, seperti dalam masalah ibadah, muamalah, dan lain sebagainya. Perbedaan pendapat ini merupakan hal yang wajar dan tidak perlu dipermasalahkan, selama perbedaan tersebut didasarkan pada dalil yang kuat dan tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip dasar Islam.
- Toleransi dan Saling Menghormati: ASWAJA mengajarkan toleransi dan saling menghormati di antara umat Islam yang memiliki perbedaan pendapat. Setiap kelompok diperbolehkan untuk mengikuti pendapatnya masing-masing, selama pendapat tersebut didukung oleh dalil yang kuat.
- Menghindari Takfir dan Bid’ah: ASWAJA melarang umat Islam untuk mengkafirkan atau menuduh bid’ah terhadap kelompok lain hanya karena perbedaan pendapat dalam masalah furu’. Takfir dan bid’ah hanya dapat ditujukan kepada orang atau kelompok yang jelas-jelas menyimpang dari ajaran Islam.
- Mengutamakan Persatuan: Meskipun terdapat perbedaan pendapat, ASWAJA tetap mengutamakan persatuan dan kesatuan umat Islam. Perbedaan pendapat tidak boleh menjadi alasan untuk memecah belah umat.
- Mencari Kebenaran Bersama: ASWAJA mendorong umat Islam untuk mencari kebenaran bersama melalui diskusi dan dialog yang sehat. Tujuannya adalah untuk menemukan titik temu dan persamaan di antara berbagai pendapat, serta untuk saling belajar dan melengkapi.
Dengan menghargai perbedaan pendapat, ASWAJA menciptakan suasana yang kondusif untuk perkembangan intelektual dan kebebasan berpendapat dalam Islam. Hal ini juga memperkuat persatuan dan kesatuan umat Islam, serta mencegah terjadinya perpecahan dan konflik yang tidak perlu.
Bersikap Toleran dan Inklusif: ASWAJA mengajarkan sikap toleran dan inklusif terhadap pemeluk agama lain, serta menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan universal.
Toleransi dan inklusivitas merupakan salah satu ciri khas ajaran ASWAJA. Umat Islam diajarkan untuk menghormati dan menghargai pemeluk agama lain, serta menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan universal.
Toleransi dalam Islam bukan berarti mengakui semua agama sebagai benar, melainkan mengakui hak setiap orang untuk menjalankan agamanya masing-masing tanpa paksaan dan diskriminasi. Umat Islam diperintahkan untuk hidup berdampingan secara damai dengan pemeluk agama lain, saling menghormati keyakinan masing-masing.
Selain toleransi, ASWAJA juga mengajarkan inklusivitas, yaitu sikap terbuka dan menerima terhadap perbedaan. Umat Islam harus menyadari bahwa terdapat keragaman di dunia, baik dalam hal suku, ras, budaya, maupun agama. Perbedaan ini tidak boleh menjadi penghalang untuk saling berinteraksi dan bekerja sama dalam kebaikan.
ASWAJA juga menekankan pentingnya menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan universal, seperti keadilan, kasih sayang, dan kejujuran. Nilai-nilai ini berlaku bagi semua manusia, apapun agama atau latar belakang mereka. Umat Islam harus menjadi teladan dalam mengamalkan nilai-nilai luhur tersebut, sehingga dapat menjadi rahmat bagi seluruh alam semesta.
FAQ
Berikut ini adalah beberapa pertanyaan umum beserta jawabannya mengenai Ahlus Sunnah wal Jamaah (ASWAJA):
Pertanyaan 1: Apa itu ASWAJA?
ASWAJA adalah salah satu aliran dalam Islam yang berkembang dan dianut oleh mayoritas umat Islam di Indonesia. Istilah ASWAJA berasal dari bahasa Arab yang memiliki makna “pengikut sunnah dan jamaah”.
Pertanyaan 2: Apa prinsip dasar ASWAJA?
Prinsip dasar ASWAJA meliputi berpegang teguh pada Al-Qur’an dan Sunnah, mengikuti jejak sahabat Nabi, menjaga kesatuan umat, menghargai perbedaan pendapat, dan bersikap toleran dan inklusif.
Pertanyaan 3: Bagaimana cara menjadi pengikut ASWAJA?
Untuk menjadi pengikut ASWAJA, seseorang harus memahami dan mengamalkan prinsip-prinsip dasar ASWAJA, serta senantiasa berusaha untuk meneladani akhlak dan perilaku Nabi Muhammad SAW.
Pertanyaan 4: Apa perbedaan ASWAJA dengan aliran Islam lainnya?
ASWAJA berbeda dengan aliran Islam lainnya dalam hal metodologi memahami dan mengamalkan ajaran Islam. ASWAJA menjadikan Al-Qur’an dan Sunnah sebagai sumber utama ajaran, sementara aliran lain mungkin juga memasukkan sumber-sumber lain seperti akal atau tradisi.
Pertanyaan 5: Apa peran ASWAJA dalam masyarakat Indonesia?
ASWAJA memainkan peran penting dalam masyarakat Indonesia sebagai pemersatu umat Islam dan penjaga nilai-nilai luhur agama. Ajaran ASWAJA yang moderat dan inklusif membantu menciptakan suasana yang harmonis dan toleran dalam masyarakat.
Pertanyaan 6: Apa tantangan yang dihadapi ASWAJA saat ini?
Tantangan yang dihadapi ASWAJA saat ini meliputi munculnya paham-paham radikal dan ekstrem, serta upaya-upaya untuk memecah belah umat Islam. Namun, ASWAJA terus berupaya untuk menyebarkan ajaran Islam yang benar dan memperkuat persatuan umat.
Dengan memahami prinsip-prinsip dan sejarah ASWAJA, umat Islam dapat semakin mengokohkan keimanan dan meningkatkan kualitas ibadah mereka.
Tips
Berikut ini adalah beberapa tips untuk mengamalkan ajaran Ahlus Sunnah wal Jamaah (ASWAJA) dalam kehidupan sehari-hari:
1. Perdalam Pemahaman tentang Islam: Pelajari dan pahami ajaran Islam secara mendalam melalui sumber-sumber yang terpercaya, seperti Al-Qur’an, Sunnah, dan karya ulama yang diakui.
2. Ikuti Akidah Ahlus Sunnah: Teguhkan keyakinan sesuai dengan akidah Ahlus Sunnah wal Jamaah, yang menekankan tauhid (keesaan Allah), kenabian Muhammad SAW, dan hari akhir.
3. Amalkan Ibadah sesuai Sunnah: Laksanakan ibadah sesuai dengan tuntunan Nabi Muhammad SAW, baik dalam hal shalat, puasa, zakat, maupun haji.
4. Junjung Tinggi Akhlak Mulia: Teladani akhlak mulia Nabi Muhammad SAW dalam kehidupan sehari-hari, seperti kejujuran, amanah, kasih sayang, dan rendah hati.
Dengan mengamalkan tips-tips ini, umat Islam dapat semakin memantapkan keimanan dan meningkatkan kualitas ibadah mereka.
Kesimpulan
Ahlus Sunnah wal Jamaah (ASWAJA) adalah salah satu aliran dalam Islam yang berkembang dan dianut oleh mayoritas Muslim di Indonesia. ASWAJA berpegang teguh pada prinsip-prinsip dasar yang meliputi berpegang teguh pada Al-Qur’an dan Sunnah, mengikuti jejak sahabat Nabi, menjaga kesatuan dan persatuan, menghargai perbedaan pendapat, dan bersikap toleran dan inklusif.
Dengan mengamalkan ajaran ASWAJA, kita dapat memantapkan keyakinan, memperbaiki kualitas ibadah, serta mewujudkan tatanan masyarakat yang harmonis dan sejahtera. Sebagai rahmatan lil ‘alamin, rahmat bagi seluruh alam, ajaran ASWAJA senantiasa relevan dan dapat menjadi pedoman bagi kehidupan kita di segala zaman.