Adat Batak Mandailing: Tradisi dan Kearifan yang Masih Dilestarikan

lisa


Adat Batak Mandailing: Tradisi dan Kearifan yang Masih Dilestarikan

Adat Batak Mandailing merupakan sebuah sistem nilai dan norma yang dianut oleh masyarakat Mandailing di Sumatera Utara. Adat tersebut mengatur berbagai aspek kehidupan, mulai dari kelahiran, pernikahan, hingga kematian. Adat Batak Mandailing didasarkan pada falsafah hidup yang disebut Dalihan Na Tolu, yang menekankan pentingnya hubungan antara tiga pihak: anak boru (menantu laki-laki), mora (keluarga pihak ibu), dan anak beru (keluarga pihak anak perempuan).

Dalam adat Batak Mandailing, terdapat beberapa aturan dan tradisi yang masih dilestarikan hingga saat ini. Salah satunya adalah tradisi marga, yaitu sistem kekerabatan yang mengatur garis keturunan. Marga memainkan peran penting dalam kehidupan masyarakat Mandailing, karena menjadi identitas dan menentukan hubungan kekerabatan antar individu.

Untuk memahami adat Batak Mandailing secara lebih mendalam, berikut ini akan dibahas beberapa aspek penting dari adat tersebut, mulai dari struktur sosial, sistem kekerabatan, hingga upacara adat yang masih dilaksanakan.

Adat Batak Mandailing

Adat Batak Mandailing merupakan sebuah sistem adat yang mengatur kehidupan masyarakat Mandailing di Sumatera Utara. Berikut ini adalah beberapa poin penting mengenai adat Batak Mandailing:

  • Sistem Dalihan Na Tolu
  • Struktur Marga
  • Upacara Adat
  • Gotong Royong
  • Musyawarah
  • Penghormatan Leluhur
  • Pesta Adat
  • Kesenian Tradisional
  • Tata Krama

Poin-poin tersebut merupakan aspek-aspek penting yang membentuk adat Batak Mandailing dan masih dilestarikan oleh masyarakat Mandailing hingga saat ini.

Sistem Dalihan Na Tolu

Sistem Dalihan Na Tolu merupakan falsafah hidup yang menjadi dasar adat Batak Mandailing. Sistem ini menekankan pentingnya menjaga hubungan harmonis antara tiga pihak, yaitu:

  1. Anak Boru (menantu laki-laki): Pihak yang menerima (menerima anak perempuan dari pihak mora).
  2. Mora (keluarga pihak ibu): Pemberi (pemberi anak perempuan kepada pihak anak beru).
  3. Anak Beru (keluarga pihak anak perempuan): Penerima (menerima anak laki-laki dari pihak mora).

Ketiga pihak ini memiliki peran dan tanggung jawab masing-masing dalam menjaga keseimbangan dan keharmonisan dalam masyarakat. Anak boru berkewajiban untuk menghormati dan membantu mora, sementara mora memiliki kewajiban untuk memberikan bimbingan dan dukungan kepada anak boru. Anak beru berperan sebagai jembatan yang menghubungkan mora dan anak boru, dan bertanggung jawab untuk menjaga hubungan baik antara kedua belah pihak.

Sistem Dalihan Na Tolu tidak hanya mengatur hubungan kekerabatan, tetapi juga mengatur berbagai aspek kehidupan sosial, seperti gotong royong, musyawarah, dan penyelesaian konflik. Gotong royong, atau kerja sama, sangat dijunjung tinggi dalam adat Batak Mandailing. Masyarakat saling membantu dalam berbagai kegiatan, seperti membangun rumah, menggarap sawah, dan mengadakan pesta adat. Musyawarah juga merupakan bagian penting dari adat Batak Mandailing. Konflik dan permasalahan diselesaikan melalui musyawarah untuk mencapai mufakat dan menjaga keharmonisan sosial.

Sistem Dalihan Na Tolu merupakan sistem adat yang sangat kompleks dan komprehensif. Sistem ini telah mengatur kehidupan masyarakat Mandailing selama berabad-abad dan masih dipraktikkan hingga saat ini. Sistem Dalihan Na Tolu menjadi pedoman bagi masyarakat Mandailing dalam menjalani kehidupan bermasyarakat dan berbudaya.

Struktur Marga

Struktur marga dalam adat Batak Mandailing merupakan sistem kekerabatan yang mengatur garis keturunan. Marga berfungsi sebagai identitas dan penanda garis keturunan seseorang dalam masyarakat Batak Mandailing.

  • Marga Tunggal

    Marga Tunggal merupakan marga yang diturunkan dari pihak ayah.

  • Marga Datu

    Marga Datu merupakan marga yang diturunkan dari pihak ibu. Biasanya digunakan dalam acara adat tertentu, seperti pernikahan dan kematian.

  • Marga Boru

    Marga Boru merupakan marga yang diberikan kepada perempuan Batak Mandailing setelah menikah. Marga Boru menunjukkan marga dari suami perempuan tersebut.

  • Marga Dohot

    Marga Dohot merupakan marga yang digunakan untuk menyebut seseorang dari marga yang sama, tetapi dari cabang yang berbeda.

Struktur marga dalam adat Batak Mandailing sangat penting karena menentukan hubungan kekerabatan, mengatur perkawinan, dan menentukan hak dan kewajiban seseorang dalam masyarakat. Marga juga menjadi dasar dalam mengatur pewarisan harta benda dan tanah.

Upacara Adat

Upacara adat merupakan bagian penting dari adat Batak Mandailing. Upacara adat dilaksanakan untuk berbagai peristiwa penting dalam kehidupan masyarakat Batak Mandailing, seperti kelahiran, pernikahan, kematian, dan pesta adat.

  • Upacara Kelahiran

    Upacara kelahiran dilaksanakan untuk menyambut kelahiran bayi yang baru lahir. Upacara ini biasanya meliputi pemberian nama bayi, doa keselamatan, dan makan bersama.

  • Upacara Pernikahan

    Upacara pernikahan dalam adat Batak Mandailing disebut dengan “Parsoluan”. Upacara ini meliputi beberapa tahap, seperti marhata sinamot (lamaran), mangarisika (memberikan maskawin), dan martumpol (menyatukan kedua mempelai).

  • Upacara Kematian

    Upacara kematian dalam adat Batak Mandailing disebut dengan “Partohon”. Upacara ini meliputi beberapa tahap, seperti mangokkal holi (memandikan jenazah), mangulon (meletakkan jenazah di peti mati), dan mangongkal holi (menguburkan jenazah).

  • Pesta Adat

    Pesta adat merupakan upacara adat yang dilaksanakan untuk memperingati peristiwa penting dalam masyarakat Batak Mandailing, seperti pesta panen, pesta pembangunan rumah baru, dan pesta pernikahan.

Upacara adat dalam adat Batak Mandailing memiliki makna dan nilai filosofis yang mendalam. Upacara adat menjadi sarana untuk mempererat hubungan kekeluargaan, menjaga tradisi, dan melestarikan nilai-nilai budaya Batak Mandailing.

Gotong Royong

Gotong royong merupakan nilai luhur yang dijunjung tinggi dalam adat Batak Mandailing. Gotong royong dimaknai sebagai kerja sama dan saling membantu dalam berbagai kegiatan masyarakat. Nilai gotong royong diterapkan dalam berbagai aspek kehidupan, seperti membangun rumah, menggarap sawah, mengadakan pesta adat, dan menyelesaikan konflik.

Dalam adat Batak Mandailing, gotong royong tidak hanya diartikan sebagai bantuan tenaga, tetapi juga bantuan pikiran dan materi. Setiap anggota masyarakat memiliki kewajiban untuk bergotong royong sesuai dengan kemampuannya masing-masing. Gotong royong menjadi salah satu faktor penting dalam menjaga keharmonisan dan keseimbangan dalam masyarakat Batak Mandailing.

Nilai gotong royong dalam adat Batak Mandailing diwujudkan dalam berbagai bentuk kegiatan, seperti:

  • Marsirimpa: Kerja sama dalam membangun rumah baru.
  • Marsiurupan: Kerja sama dalam menggarap sawah atau ladang.
  • Marhusip: Kerja sama dalam mengadakan pesta adat.
  • Martutur: Kerja sama dalam menyelesaikan konflik atau permasalahan.

Nilai gotong royong dalam adat Batak Mandailing merupakan warisan budaya yang sangat berharga. Nilai ini terus dilestarikan dan dipraktikkan oleh masyarakat Batak Mandailing hingga saat ini. Gotong royong menjadi salah satu faktor penting dalam menjaga kebersamaan, kekeluargaan, dan kesejahteraan dalam masyarakat Batak Mandailing.

Musyawarah

Musyawarah merupakan mekanisme pengambilan keputusan yang sangat penting dalam adat Batak Mandailing. Musyawarah dilakukan untuk menyelesaikan konflik, permasalahan, atau mengambil keputusan penting yang berkaitan dengan kepentingan bersama masyarakat.

  • Prinsip Musyawarah

    Prinsip utama musyawarah dalam adat Batak Mandailing adalah Mufakat dan Kekeluargaan. Keputusan diambil berdasarkan kesepakatan bersama, tanpa ada pihak yang merasa dirugikan atau dikalahkan.

  • Pelaksanaan Musyawarah

    Musyawarah biasanya dipimpin oleh tokoh masyarakat yang dihormati, seperti kepala desa, kepala adat, atau tokoh agama. Peserta musyawarah terdiri dari seluruh anggota masyarakat yang terkait dengan permasalahan yang dibahas.

  • Tahapan Musyawarah

    Musyawarah dalam adat Batak Mandailing biasanya melalui beberapa tahapan, yaitu:

    1. Penyampaian masalah atau konflik.
    2. Pembahasan masalah atau konflik dari berbagai sudut pandang.
    3. Pencarian solusi atau jalan keluar.
    4. Pengambilan keputusan berdasarkan kesepakatan bersama.
  • Nilai Musyawarah

    Nilai musyawarah dalam adat Batak Mandailing sangat penting karena:

    1. Menjaga keharmonisan dan kebersamaan dalam masyarakat.
    2. Menghindari terjadinya konflik dan perpecahan.
    3. Menghasilkan keputusan yang adil dan bijaksana.

Musyawarah merupakan salah satu nilai luhur dalam adat Batak Mandailing yang terus dilestarikan dan dipraktikkan oleh masyarakat Batak Mandailing hingga saat ini. Musyawarah menjadi salah satu faktor penting dalam menjaga ketertiban, keamanan, dan kesejahteraan dalam masyarakat Batak Mandailing.

Penghormatan Leluhur

Penghormatan leluhur merupakan nilai luhur yang dijunjung tinggi dalam adat Batak Mandailing. Leluhur dipandang sebagai orang-orang yang telah berjasa dalam membangun dan mengembangkan masyarakat Batak Mandailing. Oleh karena itu, masyarakat Batak Mandailing wajib menghormati dan mengenang jasa-jasa leluhur mereka.

  • Cara Menghormati Leluhur

    Masyarakat Batak Mandailing menghormati leluhur mereka dengan berbagai cara, antara lain:

    1. Menjaga dan melestarikan pusaka leluhur, seperti rumah adat, senjata tradisional, dan pakaian adat.
    2. Melakukan upacara adat untuk mengenang leluhur, seperti upacara Mangalahat Horbo (mengunjungi makam leluhur).
    3. Menyebut nama leluhur dalam doa dan harapan baik.
    4. Mendoakan kesejahteraan leluhur di alam baka.
  • Makna Penghormatan Leluhur

    Penghormatan leluhur dalam adat Batak Mandailing memiliki beberapa makna penting, antara lain:

    1. Menjaga hubungan baik antara yang hidup dan yang sudah meninggal.
    2. Menghargai jasa-jasa leluhur dalam membangun masyarakat.
    3. Meneruskan nilai-nilai luhur dan tradisi leluhur kepada generasi berikutnya.
    4. Menciptakan rasa kebersamaan dan identitas dalam masyarakat.
  • Dampak Penghormatan Leluhur

    Penghormatan leluhur dalam adat Batak Mandailing memiliki dampak positif bagi masyarakat, antara lain:

    1. Memperkuat rasa kekeluargaan dan kebersamaan dalam masyarakat.
    2. Menjaga kelestarian nilai-nilai luhur dan tradisi Batak Mandailing.
    3. Menumbuhkan rasa bangga dan identitas sebagai masyarakat Batak Mandailing.
  • Penghormatan Leluhur di Era Modern

    Meskipun zaman telah modern, penghormatan leluhur dalam adat Batak Mandailing tetap dilestarikan dan dipraktikkan oleh masyarakat. Penghormatan leluhur dilakukan dengan menyesuaikan perkembangan zaman, namun tetap mempertahankan nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya.

Penghormatan leluhur merupakan salah satu nilai luhur dalam adat Batak Mandailing yang terus dijaga dan dilestarikan hingga saat ini. Penghormatan leluhur memiliki makna penting bagi masyarakat Batak Mandailing, baik secara spiritual, sosial, maupun budaya.

Pesta Adat

Pesta adat merupakan salah satu unsur penting dalam adat Batak Mandailing. Pesta adat dilaksanakan untuk memperingati peristiwa-peristiwa penting dalam kehidupan masyarakat Batak Mandailing, seperti pesta panen, pesta pembangunan rumah baru, dan pesta pernikahan.

Pesta adat dalam adat Batak Mandailing memiliki beberapa fungsi penting, antara lain:

  • Fungsi Sosial

    Pesta adat menjadi sarana untuk mempererat hubungan kekeluargaan dan kebersamaan dalam masyarakat. Masyarakat berkumpul, bersilaturahmi, dan saling membantu dalam mempersiapkan dan melaksanakan pesta adat.

  • Fungsi Budaya

    Pesta adat menjadi sarana untuk melestarikan dan mengembangkan budaya Batak Mandailing. Dalam pesta adat, ditampilkan berbagai kesenian tradisional Batak Mandailing, seperti tari, musik, dan makanan khas.

  • Fungsi Ekonomi

    Pesta adat dapat menjadi peluang ekonomi bagi masyarakat Batak Mandailing. Masyarakat dapat menjual hasil pertanian, kerajinan tangan, dan jasa dalam pesta adat.

Pelaksanaan pesta adat dalam adat Batak Mandailing biasanya melalui beberapa tahapan, yaitu:

  1. Perencanaan

    Tahap perencanaan meliputi pemilihan tanggal, lokasi, dan jenis pesta adat yang akan dilaksanakan.

  2. Persiapan

    Tahap persiapan meliputi mengumpulkan dana, mempersiapkan makanan, dan membangun tenda atau panggung.

  3. Pelaksanaan

    Tahap pelaksanaan meliputi penyambutan tamu, pelaksanaan upacara adat, dan hiburan.

  4. Penutupan

    Tahap penutupan meliputi ucapan terima kasih kepada tamu dan pembersihan lokasi pesta adat.

Kesenian Tradisional

Kesenian tradisional merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari adat Batak Mandailing. Kesenian tradisional Batak Mandailing sangat beragam, antara lain:

  • Tari Tradisional

    Tari tradisional Batak Mandailing memiliki gerakan yang dinamis dan energik. Beberapa tari tradisional yang terkenal, antara lain: Tari Tor-Tor, Tari Mangalo-alo, dan Tari Gordang Sambilan.

  • Musik Tradisional

    Musik tradisional Batak Mandailing menggunakan alat musik tradisional, seperti gondang, suling, dan seruling. Musik tradisional Batak Mandailing memiliki irama yang khas dan bersemangat.

  • Lagu Daerah

    Lagu daerah Batak Mandailing memiliki lirik yang indah dan penuh makna. Lagu daerah ini biasanya dinyanyikan secara berkelompok atau solo.

  • Kerajinan Tangan

    Kerajinan tangan Batak Mandailing terkenal dengan ukirannya yang khas. Kerajinan tangan yang dihasilkan, antara lain: ulos, patung, dan aksesoris.

Kesenian tradisional Batak Mandailing memiliki fungsi yang penting dalam masyarakat, antara lain:

  • Fungsi Hiburan

    Kesenian tradisional Batak Mandailing menjadi sarana hiburan bagi masyarakat, baik dalam acara adat maupun non-adat.

  • Fungsi Sosial

    Kesenian tradisional Batak Mandailing menjadi sarana untuk mempererat hubungan kekeluargaan dan kebersamaan dalam masyarakat.

  • Fungsi Budaya

    Kesenian tradisional Batak Mandailing menjadi sarana untuk melestarikan dan mengembangkan budaya Batak Mandailing.

  • Fungsi Ekonomi

    Kesenian tradisional Batak Mandailing dapat menjadi peluang ekonomi bagi masyarakat, seperti dalam bidang pariwisata dan ekonomi kreatif.

Tata Krama

Tata krama merupakan aturan dan norma yang mengatur perilaku dan sopan santun dalam masyarakat Batak Mandailing. Tata krama sangat dijunjung tinggi dalam adat Batak Mandailing dan menjadi pedoman dalam kehidupan bermasyarakat.

  • Hormat kepada Orang Tua dan yang Lebih Tua

    Masyarakat Batak Mandailing sangat menghormati orang tua dan yang lebih tua. Cara menunjukkan rasa hormat, antara lain: menggunakan bahasa yang sopan, tidak memotong pembicaraan, dan membantu orang tua dalam pekerjaan rumah tangga.

  • Sopan Santun dalam Berbicara

    Masyarakat Batak Mandailing menjunjung tinggi sopan santun dalam berbicara. Kata-kata yang digunakan harus sopan dan tidak menyinggung perasaan orang lain. Selain itu, nada bicara juga harus rendah dan tidak terkesan menggurui.

  • Menjaga Kebersihan dan Kerapihan

    Masyarakat Batak Mandailing sangat menjaga kebersihan dan kerapian, baik dalam penampilan maupun lingkungan. Rumah, pakaian, dan halaman rumah harus selalu bersih dan rapi.

  • Gotong Royong dan Tolong Menolong

    Gotong royong dan tolong menolong merupakan nilai luhur dalam tata krama Batak Mandailing. Masyarakat selalu siap membantu tetangga dan kerabat yang membutuhkan bantuan, baik dalam pekerjaan rumah tangga maupun kegiatan sosial.

Tata krama dalam adat Batak Mandailing memiliki peran penting dalam menciptakan masyarakat yang harmonis dan tertib. Tata krama menjadi pedoman bagi masyarakat Batak Mandailing dalam berperilaku dan berinteraksi dengan orang lain.

FAQ

Berikut ini adalah beberapa pertanyaan yang sering diajukan mengenai adat Batak Mandailing:

Question 1: Apa itu Dalihan Na Tolu?
Answer 1: Dalihan Na Tolu adalah falsafah hidup yang menjadi dasar adat Batak Mandailing. Falsafah ini menekankan pentingnya menjaga hubungan harmonis antara tiga pihak, yaitu anak boru (menantu laki-laki), mora (keluarga pihak ibu), dan anak beru (keluarga pihak anak perempuan).

Question 2: Bagaimana sistem marga dalam adat Batak Mandailing?
Answer 2: Sistem marga dalam adat Batak Mandailing mengatur garis keturunan dan identitas seseorang. Marga diturunkan dari pihak ayah (marga tunggal) dan pihak ibu (marga datu).

Question 3: Apa saja upacara adat yang penting dalam adat Batak Mandailing?
Answer 3: Upacara adat penting dalam adat Batak Mandailing antara lain: upacara kelahiran, pernikahan, kematian, dan pesta adat.

Question 4: Bagaimana nilai gotong royong diterapkan dalam adat Batak Mandailing?
Answer 4: Gotong royong dalam adat Batak Mandailing diwujudkan dalam berbagai bentuk kegiatan, seperti membangun rumah, menggarap sawah, dan mengadakan pesta adat.

Question 5: Mengapa penghormatan leluhur penting dalam adat Batak Mandailing?
Answer 5: Penghormatan leluhur dalam adat Batak Mandailing penting karena dianggap sebagai bentuk penghargaan jasa leluhur dalam membangun masyarakat dan menjaga nilai-nilai luhur.

Question 6: Apa fungsi pesta adat dalam adat Batak Mandailing?
Answer 6: Pesta adat dalam adat Batak Mandailing memiliki fungsi sosial, budaya, dan ekonomi, antara lain mempererat hubungan kekeluargaan, melestarikan budaya, dan menjadi peluang ekonomi.

Question 7: Bagaimana tata krama mengatur perilaku masyarakat Batak Mandailing?
Answer 7: Tata krama dalam adat Batak Mandailing mengatur perilaku dan sopan santun dalam berbagai aspek kehidupan, seperti menghormati orang tua, menjaga kebersihan, dan bergotong royong.

Demikian beberapa pertanyaan dan jawaban mengenai adat Batak Mandailing. Adat Batak Mandailing merupakan warisan budaya yang sangat berharga dan terus dilestarikan oleh masyarakat hingga saat ini.

Selain pertanyaan di atas, berikut ini adalah beberapa tips untuk memahami dan menghormati adat Batak Mandailing:

Tips

Berikut ini adalah beberapa tips untuk memahami dan menghormati adat Batak Mandailing:

1. Pelajari Dasar-Dasar Adat Batak Mandailing
Pelajari dasar-dasar adat Batak Mandailing, seperti sistem Dalihan Na Tolu, struktur marga, dan upacara adat. Memahami dasar-dasar adat akan membantu Anda memahami perilaku dan tradisi masyarakat Batak Mandailing.

2. Hormati Nilai-Nilai dan Tradisi Batak Mandailing
Hormati nilai-nilai dan tradisi Batak Mandailing, seperti gotong royong, musyawarah, dan penghormatan leluhur. Hormati juga adat istiadat dan kebiasaan yang berlaku dalam masyarakat Batak Mandailing.

3. Berperilaku Sopan dan Rendah Hati
Berperilaku sopan dan rendah hati saat berinteraksi dengan masyarakat Batak Mandailing. Gunakan bahasa yang sopan, jaga kebersihan dan kerapian, dan tunjukkan sikap gotong royong.

4. Berpartisipasilah dalam Kegiatan Adat
Berpartisipasilah dalam kegiatan adat Batak Mandailing, seperti gotong royong, pesta adat, dan upacara adat. Berpartisipasi dalam kegiatan adat akan membantu Anda memahami adat Batak Mandailing secara langsung dan menjalin hubungan baik dengan masyarakat.

Dengan mengikuti tips di atas, Anda dapat menunjukkan sikap menghargai dan menghormati adat Batak Mandailing. Hal ini akan membantu Anda membangun hubungan yang baik dengan masyarakat Batak Mandailing dan memahami kekayaan budaya mereka.

Adat Batak Mandailing merupakan warisan budaya yang sangat berharga dan terus dilestarikan oleh masyarakat Batak Mandailing hingga saat ini. Dengan memahami dan menghormati adat Batak Mandailing, kita dapat ikut menjaga dan melestarikan kekayaan budaya Indonesia.

Conclusion

Adat Batak Mandailing merupakan sebuah sistem nilai dan norma yang mengatur kehidupan masyarakat Mandailing di Sumatera Utara. Adat Batak Mandailing didasarkan pada falsafah hidup Dalihan Na Tolu, yang menekankan pentingnya menjaga hubungan harmonis antara tiga pihak: anak boru (menantu laki-laki), mora (keluarga pihak ibu), dan anak beru (keluarga pihak anak perempuan).

Adat Batak Mandailing mengatur berbagai aspek kehidupan masyarakat, mulai dari kelahiran, pernikahan, hingga kematian. Adat ini juga mengatur sistem kekerabatan, melalui struktur marga, dan upacara adat yang masih dilaksanakan hingga saat ini.

Nilai-nilai luhur yang terkandung dalam adat Batak Mandailing, seperti gotong royong, musyawarah, penghormatan leluhur, dan tata krama, menjadi pedoman bagi masyarakat Batak Mandailing dalam menjalani kehidupan bermasyarakat. Nilai-nilai ini telah terbukti mampu menjaga keharmonisan dan keseimbangan dalam masyarakat Batak Mandailing selama berabad-abad.

Adat Batak Mandailing merupakan warisan budaya yang sangat berharga dan perlu terus dilestarikan. Dengan memahami dan menghormati adat Batak Mandailing, kita dapat ikut menjaga dan melestarikan kekayaan budaya Indonesia. Mari kita dukung upaya pelestarian adat Batak Mandailing agar nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya dapat terus menjadi pegangan hidup masyarakat Batak Mandailing dan menjadi contoh bagi masyarakat lainnya di Indonesia.


Artikel Terkait

Bagikan:

lisa

Hai, nama aku Lisa! Udah lebih dari 5 tahun nih aku terjun di dunia tulis-menulis. Gara-gara hobi membaca dan menulis, aku jadi semakin suka buat berbagi cerita sama kalian semua. Makasih banget buat kalian yang udah setia baca tulisan-tulisanku selama ini. Oh iya, jangan lupa cek juga tulisan-tulisanku di Stikes Perintis, ya. Dijamin, kamu bakal suka! Makasih lagi buat dukungannya, teman-teman! Tanpa kalian, tulisanku nggak akan seistimewa ini. Keep reading and let's explore the world together! 📖❤️

Cek di Google News

Artikel Terbaru