Abdullah bin Abbas adalah salah satu sahabat Nabi Muhammad SAW yang terkenal dengan keilmuannya, khususnya dalam bidang tafsir Al-Qur’an. Ia memiliki pemahaman yang mendalam terhadap ayat-ayat suci dan mahir dalam menjelaskan maknanya dengan cara yang mudah dipahami.
Abdullah bin Abbas lahir di Mekah pada tahun 619 Masehi. Ayahnya, Abbas bin Abdul Muthalib, adalah paman Nabi Muhammad SAW. Sejak kecil, ia telah menunjukkan kecerdasan yang luar biasa. Ia sangat senang belajar dan gemar membaca kitab suci. Pada usia yang masih muda, ia telah menguasai banyak ilmu pengetahuan, termasuk bahasa Arab, sejarah, dan sastra.
Setelah Nabi Muhammad SAW hijrah ke Madinah, Abdullah bin Abbas mengikutinya dan menjadi salah satu sahabat terdekatnya. Ia selalu menyertai Nabi dalam berbagai aktivitas, termasuk peperangan dan perjalanan dakwah. Selama itu, ia banyak belajar langsung dari Nabi Muhammad SAW dan mendapat bimbingan dalam memahami ajaran Islam.
Abdullah bin Abbas
Abdullah bin Abbas adalah salah satu sahabat Nabi Muhammad SAW yang terkenal dengan keilmuannya.
- Pakar tafsir Al-Qur’an
- Sepupu Nabi Muhammad SAW
- Lahir di Mekah pada tahun 619 M
- Menguasai banyak ilmu pengetahuan
- Mengikuti Nabi Muhammad SAW hijrah ke Madinah
- Menjadi sahabat dekat Nabi
- Belajar langsung dari Nabi Muhammad SAW
- Menjadi rujukan dalam memahami ajaran Islam
- Wafat pada tahun 687 M
Abdullah bin Abbas dikenal sebagai pakar tafsir Al-Qur’an berkat kecerdasan dan kedekatannya dengan Nabi Muhammad SAW. Ia menjadi rujukan dalam memahami ajaran Islam dan meninggalkan banyak karya tafsir yang hingga kini masih menjadi sumber ilmu bagi umat Muslim.
Pakar Tafsir Al-Qur’an
Abdullah bin Abbas dikenal sebagai pakar tafsir Al-Qur’an berkat kecerdasan dan kedekatannya dengan Nabi Muhammad SAW. Ia memiliki pemahaman yang mendalam terhadap ayat-ayat suci dan mahir dalam menjelaskan maknanya dengan cara yang mudah dipahami.
- Menguasai bahasa Arab dengan baik
Abdullah bin Abbas sejak kecil telah menguasai bahasa Arab dengan baik. Ia mampu memahami dengan tepat setiap kata dan ungkapan yang terdapat dalam Al-Qur’an.
- Memahami konteks sejarah dan budaya
Selain menguasai bahasa Arab, Abdullah bin Abbas juga memiliki pengetahuan yang luas tentang sejarah dan budaya Arab. Hal ini membantunya dalam memahami latar belakang turunnya ayat-ayat Al-Qur’an dan kaitannya dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi pada saat itu.
- Belajar langsung dari Nabi Muhammad SAW
Abdullah bin Abbas adalah salah satu sahabat yang paling dekat dengan Nabi Muhammad SAW. Ia selalu menyertai Nabi dalam berbagai aktivitas, termasuk saat menerima wahyu. Hal ini membuat Abdullah bin Abbas memiliki kesempatan untuk belajar langsung dari Nabi tentang makna dan tafsir Al-Qur’an.
- Menyusun karya tafsir yang monumental
Dengan bekal ilmu dan pengalamannya, Abdullah bin Abbas menyusun karya tafsir yang monumental. Tafsirnya dikenal dengan nama “Tafsir Ibnu Abbas” dan menjadi rujukan penting bagi para ulama dan penuntut ilmu hingga saat ini.
Keahlian Abdullah bin Abbas dalam menafsirkan Al-Qur’an diakui oleh para sahabat dan ulama setelahnya. Ia dikenal sebagai pakar tafsir yang terpercaya dan otoritatif. Tafsirnya menjadi sumber ilmu yang sangat berharga bagi umat Muslim dalam memahami dan mengamalkan ajaran Islam.
Sepupu Nabi Muhammad SAW
Abdullah bin Abbas adalah sepupu Nabi Muhammad SAW dari pihak ayah. Ibunya, Ummu Fadhl Lubaba binti al-Harits, adalah bibi Nabi Muhammad SAW. Hubungan kekerabatan ini membuat Abdullah bin Abbas memiliki kedekatan khusus dengan Nabi.
- Diberi julukan “Ibnu ‘Ammi”
Karena hubungan kekerabatannya yang dekat, Nabi Muhammad SAW sering memanggil Abdullah bin Abbas dengan sebutan “Ibnu ‘Ammi” yang berarti “anak pamanku”. Julukan ini menunjukkan kasih sayang dan kedekatan Nabi kepada Abdullah bin Abbas.
- Sering menemani Nabi
Abdullah bin Abbas selalu berusaha menemani Nabi Muhammad SAW dalam berbagai kesempatan. Ia mengikuti Nabi dalam peperangan, perjalanan dakwah, dan aktivitas sehari-hari. Kedekatan ini membuat Abdullah bin Abbas banyak belajar langsung dari Nabi dan mendapat bimbingan dalam memahami ajaran Islam.
- Menjadi sumber informasi tentang Nabi
Karena kedekatannya dengan Nabi, Abdullah bin Abbas menjadi sumber informasi penting tentang kehidupan dan ajaran Nabi Muhammad SAW. Ia meriwayatkan banyak hadis yang berisi perkataan, perbuatan, dan keteladanan Nabi. Hadis-hadis tersebut menjadi rujukan penting bagi umat Muslim dalam memahami dan mengamalkan ajaran Islam.
- Meneruskan perjuangan Nabi
Setelah Nabi Muhammad SAW wafat, Abdullah bin Abbas melanjutkan perjuangannya dalam menyebarkan ajaran Islam. Ia menjadi ulama dan pengajar yang disegani. Ia juga aktif dalam kegiatan politik dan sosial, serta memberikan kontribusi besar bagi perkembangan Islam.
Hubungan kekerabatan antara Abdullah bin Abbas dan Nabi Muhammad SAW sangat memengaruhi perjalanan hidup dan keilmuannya. Kedekatannya dengan Nabi menjadikannya sumber ilmu yang berharga bagi umat Muslim dan membuatnya mampu melanjutkan perjuangan Nabi dalam menyebarkan ajaran Islam.
Lahir di Mekah pada tahun 619 M
Abdullah bin Abbas lahir di Mekah pada tahun 619 Masehi. Ia berasal dari keluarga terpandang Bani Hasyim. Ayahnya, Abbas bin Abdul Muthalib, adalah paman Nabi Muhammad SAW, sedangkan ibunya, Ummu Fadhl Lubaba binti al-Harits, adalah bibi Nabi.
Masa kecil Abdullah bin Abbas diwarnai dengan suasana pra-Islam. Masyarakat Mekah saat itu masih menganut kepercayaan animisme dan menyembah berhala. Namun, sejak kecil Abdullah bin Abbas telah menunjukkan kecerdasan dan keingintahuannya yang tinggi. Ia gemar membaca dan mempelajari berbagai ilmu pengetahuan, termasuk sejarah, sastra, dan bahasa Arab.
Ketika Nabi Muhammad SAW diutus menjadi nabi pada tahun 610 M, Abdullah bin Abbas masih berusia sangat muda. Ia menyaksikan langsung perjuangan Nabi dalam menyebarkan ajaran Islam di tengah masyarakat Mekah yang menentang. Meski masih kecil, Abdullah bin Abbas telah menunjukkan dukungannya kepada Nabi dan ajarannya.
Setelah Nabi Muhammad SAW hijrah ke Madinah pada tahun 622 M, Abdullah bin Abbas mengikutinya bersama keluarganya. Di Madinah, ia semakin dekat dengan Nabi dan mendapat bimbingan langsung dalam memahami ajaran Islam. Abdullah bin Abbas menjadi salah satu sahabat Nabi yang paling rajin bertanya dan belajar, sehingga ia memiliki pemahaman yang mendalam tentang Al-Qur’an dan sunnah Nabi.
Kelahiran Abdullah bin Abbas di Mekah pada tahun 619 M menjadi titik awal perjalanan hidupnya sebagai salah satu sahabat Nabi yang paling terkemuka. Ia tumbuh di lingkungan keluarga yang terpandang dan memiliki kecerdasan serta keingintahuan yang tinggi. Masa kecilnya diwarnai dengan suasana pra-Islam, namun ia telah menunjukkan dukungannya kepada Nabi Muhammad SAW sejak dini. Setelah hijrah ke Madinah, Abdullah bin Abbas menjadi sahabat dekat Nabi dan mendapat bimbingan langsung dalam memahami ajaran Islam, sehingga ia menjadi pakar tafsir Al-Qur’an dan sumber ilmu yang berharga bagi umat Muslim.
Menguasai Banyak Ilmu Pengetahuan
Abdullah bin Abbas dikenal sebagai sahabat Nabi Muhammad SAW yang menguasai banyak ilmu pengetahuan. Ia memiliki pemahaman yang mendalam tentang Al-Qur’an, hadis, sejarah, sastra, dan bahasa Arab. Kemahirannya dalam berbagai bidang ilmu ini menjadikannya rujukan penting bagi para sahabat dan ulama setelahnya.
Sejak kecil, Abdullah bin Abbas telah menunjukkan kecerdasan dan keingintahuannya yang tinggi. Ia gemar membaca dan mempelajari berbagai kitab. Ia juga sering bertanya kepada orang-orang yang lebih tua dan berilmu untuk menambah pengetahuannya. Berkat ketekunan dan keinginannya yang kuat untuk belajar, Abdullah bin Abbas berhasil menguasai banyak ilmu pengetahuan pada usia yang masih muda.
Setelah Nabi Muhammad SAW hijrah ke Madinah, Abdullah bin Abbas semakin giat belajar. Ia banyak bertanya kepada Nabi tentang berbagai hal, termasuk tentang Al-Qur’an, hadis, dan sejarah Islam. Nabi Muhammad SAW sangat senang dengan keingintahuan Abdullah bin Abbas dan selalu menjawab pertanyaannya dengan sabar dan detail.
Selain belajar dari Nabi Muhammad SAW, Abdullah bin Abbas juga belajar dari para sahabat Nabi yang lain. Ia sering berdiskusi dengan para sahabat senior tentang berbagai masalah keagamaan, sejarah, dan sosial. Hal ini semakin memperkaya wawasan dan pengetahuannya.
Penguasaan Abdullah bin Abbas dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan menjadikannya salah satu sahabat Nabi yang paling terkemuka. Ia menjadi rujukan penting bagi para sahabat dan ulama setelahnya. Karya-karyanya, termasuk tafsir Al-Qur’an dan kumpulan hadis, menjadi sumber ilmu yang berharga bagi umat Muslim hingga saat ini.
Mengikuti Nabi Muhammad SAW Hijrah ke Madinah
Setelah Nabi Muhammad SAW diutus menjadi nabi di Mekah, beliau dan para pengikutnya mendapat tentangan dan penganiayaan dari kaum Quraisy. Pada tahun 622 M, Nabi Muhammad SAW memutuskan untuk hijrah ke Madinah. Abdullah bin Abbas yang saat itu masih berusia sekitar 13 tahun mengikuti Nabi dalam hijrah tersebut.
- Meninggalkan Mekah dengan berat hati
Abdullah bin Abbas meninggalkan Mekah dengan berat hati. Ia sangat mencintai kampung halamannya dan keluarganya. Namun, demi mengikuti Nabi Muhammad SAW dan ajaran Islam, ia rela meninggalkan semuanya.
- Menempuh perjalanan panjang dan melelahkan
Perjalanan hijrah dari Mekah ke Madinah memakan waktu sekitar satu bulan. Abdullah bin Abbas dan para pengikut Nabi menempuh perjalanan dengan berjalan kaki dan menunggang unta. Perjalanan tersebut sangat melelahkan dan penuh dengan bahaya.
- Tiba di Madinah dan disambut dengan hangat
Setelah menempuh perjalanan yang panjang dan melelahkan, Abdullah bin Abbas dan para pengikut Nabi終於tiba di Madinah. Mereka disambut dengan hangat oleh penduduk Madinah yang telah menantikan kedatangan mereka.
- Membangun kehidupan baru di Madinah
Setelah tiba di Madinah, Abdullah bin Abbas dan para pengikut Nabi mulai membangun kehidupan baru. Mereka mendirikan masjid, membangun rumah, dan membentuk sebuah komunitas Muslim yang kuat.
Keputusan Abdullah bin Abbas untuk mengikuti Nabi Muhammad SAW hijrah ke Madinah merupakan bukti kesetiaan dan pengorbanannya terhadap Islam. Hijrah ke Madinah menjadi titik balik penting dalam sejarah Islam dan menjadi awal berdirinya negara Islam pertama.
Menjadi Sahabat Dekat Nabi
Abdullah bin Abbas adalah salah satu sahabat Nabi Muhammad SAW yang paling dekat. Ia selalu menyertai Nabi dalam berbagai aktivitas, termasuk dalam peperangan, perjalanan dakwah, dan aktivitas sehari-hari. Kedekatan ini membuat Abdullah bin Abbas banyak belajar langsung dari Nabi dan mendapat bimbingan dalam memahami ajaran Islam.
- Sering menemani Nabi
Abdullah bin Abbas sangat senang menemani Nabi Muhammad SAW. Ia selalu berusaha berada di dekat Nabi, baik di rumah, di masjid, maupun dalam perjalanan. Ia ingin memanfaatkan setiap kesempatan untuk belajar dari Nabi dan menyerap ilmunya.
- Menjadi penasihat Nabi
Meskipun masih muda, Abdullah bin Abbas sering dimintai nasihat oleh Nabi Muhammad SAW. Nabi menghargai kecerdasan dan keilmuan Abdullah bin Abbas. Ia juga sering menjadi juru bicara Nabi dalam menyampaikan pesan-pesan penting kepada para sahabat.
- Menjadi penyampai hadis
Abdullah bin Abbas banyak meriwayatkan hadis-hadis Nabi Muhammad SAW. Ia memiliki記憶力 yang kuat dan mampu mengingat perkataan dan perbuatan Nabi dengan baik. Hadis-hadis yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Abbas menjadi sumber penting bagi umat Muslim dalam memahami ajaran Islam.
- Menjadi penerus perjuangan Nabi
Setelah Nabi Muhammad SAW wafat, Abdullah bin Abbas melanjutkan perjuangannya dalam menyebarkan ajaran Islam. Ia menjadi ulama dan pengajar yang disegani. Ia juga aktif dalam kegiatan politik dan sosial, serta memberikan kontribusi besar bagi perkembangan Islam.
Kedekatan Abdullah bin Abbas dengan Nabi Muhammad SAW sangat memengaruhi perjalanan hidupnya dan keilmuannya. Ia menjadi salah satu sahabat Nabi yang paling terkemuka dan menjadi sumber ilmu yang berharga bagi umat Muslim hingga saat ini.
Belajar Langsung dari Nabi Muhammad SAW
Kedekatan Abdullah bin Abbas dengan Nabi Muhammad SAW memberikannya kesempatan untuk belajar langsung dari sumber ilmu yang utama. Ia menyerap ajaran Islam langsung dari Nabi dan mendapat bimbingan dalam memahami Al-Qur’an dan sunnah.
- Menghadiri majelis ilmu Nabi
Abdullah bin Abbas rajin menghadiri majelis ilmu yang diadakan oleh Nabi Muhammad SAW. Ia mendengarkan dengan seksama setiap perkataan Nabi dan mencatatnya dalam hatinya. Pemahamannya tentang Islam semakin mendalam berkat menghadiri majelis ilmu ini.
- Berdiskusi dengan Nabi
Abdullah bin Abbas tidak segan berdiskusi dengan Nabi Muhammad SAW tentang berbagai masalah keagamaan. Ia mengajukan pertanyaan-pertanyaan kritis dan Nabi selalu menjawabnya dengan sabar dan detail. Diskusi-diskusi ini semakin memperkaya wawasan Abdullah bin Abbas.
- Menyaksikan peristiwa penting
Abdullah bin Abbas juga menyaksikansang peristiwa penting dalam sejarah Islam, seperti peristiwa Isra’ Mi’raj dan Pertempuran Badar. Pengalaman-pengalaman langsung ini memperdalam pemahamannya tentang ajaran Islam dan perjuangan Nabi Muhammad SAW.
- Menerima bimbingan pribadi
Selain belajar dalam majelis ilmu, Abdullah bin Abbas juga mendapat bimbingan pribadi dari Nabi Muhammad SAW. Nabi sering memanggilnya dan memberikan nasihat-nasihat berharga yang membentuk karakter dan keilmuannya.
Dengan belajar langsung dari Nabi Muhammad SAW, Abdullah bin Abbas menjadi salah satu jota yang paling berilmu. Ia menguasai Al-Qur’an dan sunnah secara mendalam dan menjadi rujukan penting bagi para jota dan ulama setelahnya.
Menjadi Rujukan dalam Memahami Ajaran Islam
Keilmuan dan pemahaman Abdullah bin Abbas yang mendalam tentang ajaran Islam membuatnya menjadi rujukan penting bagi para sahabat dan ulama setelahnya. Ia menjadi sumber ilmu yang dapat dipercaya dan diandalkan dalam memahami Al-Qur’an, hadis, dan sejarah Islam.
- Dihormati oleh para sahabat
Para sahabat Nabi Muhammad SAW sangat menghormati Abdullah bin Abbas karena keilmuannya. Mereka sering bertanya kepadanya tentang berbagai masalah keagamaan dan hukum Islam. Abdullah bin Abbas selalu menjawab dengan jelas dan memberikan penjelasan yang mudah dipahami.
- Menjadi penasihat khalifah
Beberapa khalifah, seperti Umar bin Khattab dan Ali bin Abi Thalib, sering meminta nasihat kepada Abdullah bin Abbas dalam urusan pemerintahan dan masalah keagamaan. Nasihat-nasihat Abdullah bin Abbas sangat dihargai dan menjadi pertimbangan penting dalam mengambil keputusan.
- Menyusun karya-karya penting
Abdullah bin Abbas menyusun beberapa karya penting dalam bidang tafsir Al-Qur’an dan hadis. Karya-karyanya menjadi rujukan bagi para ulama dan penuntut ilmu hingga saat ini. Salah satu karya tafsirnya yang terkenal adalah “Tafsir Ibnu Abbas”.
- Mengajar dan mendidik
Abdullah bin Abbas juga aktif mengajar dan mendidik para generasi muda. Ia mendirikan majelis ilmu dan mengajarkan berbagai ilmu pengetahuan, termasuk Al-Qur’an, hadis, dan sejarah Islam. Murid-muridnya banyak yang menjadi ulama dan tokoh penting dalam perkembangan Islam.
Sebagai rujukan dalam memahami ajaran Islam, Abdullah bin Abbas memberikan kontribusi yang sangat besar bagi perkembangan ilmu pengetahuan Islam. Karya-karyanya dan ajaran-ajarannya terus menjadi sumber ilmu yang berharga bagi umat Muslim hingga saat ini.
Wafat pada Tahun 687 M
Abdullah bin Abbas wafat pada tahun 687 M dalam usia sekitar 68 tahun. Ia meninggal di Thaif, sebuah kota di wilayah Hijaz, Arab Saudi. Penyebab kematiannya tidak diketahui secara pasti, namun beberapa riwayat menyebutkan bahwa ia diracun.
Wafatnya Abdullah bin Abbas merupakan kehilangan besar bagi umat Islam. Ia adalah seorang sahabat Nabi yang sangat berilmu dan menjadi rujukan penting dalam memahami ajaran Islam. Kematiannya meninggalkan duka yang mendalam bagi para sahabat dan ulama.
Meskipun Abdullah bin Abbas telah wafat, karya-karyanya dan ajaran-ajarannya terus hidup dan menjadi sumber ilmu yang berharga bagi umat Muslim hingga saat ini. Tafsir Al-Qur’an dan kumpulan hadisnya menjadi rujukan penting bagi para ulama dan penuntut ilmu.
Abdullah bin Abbas dikenang sebagai salah satu jota yang paling berilmu dan menjadi panutan bagi para generasi setelahnya. Ia telah memberikan kontribusi besar bagi perkembangan ilmu pengetahuan Islam dan meninggalkan warisan yang tak ternilai bagi umat Muslim.
Wafatnya Abdullah bin Abbas pada tahun 687 M menjadi akhir dari perjalanan hidup seorang sahabat Nabi yang sangat berjasa. Namun, ilmu dan ajarannya terus hidup dan menjadi sumber inspirasi bagi umat Muslim hingga saat ini.
FAQ
Berikut adalah beberapa pertanyaan umum beserta jawabannya terkait Abdullah bin Abbas:
Pertanyaan 1: Kapan Abdullah bin Abbas lahir?
Jawaban: Abdullah bin Abbas lahir pada tahun 619 Masehi di Mekah.
Pertanyaan 2: Siapa orang tua Abdullah bin Abbas?
Jawaban: Ayahnya adalah Abbas bin Abdul Muthalib, paman Nabi Muhammad SAW, dan ibunya adalah Ummu Fadhl Lubaba binti al-Harits, bibi Nabi Muhammad SAW.
Pertanyaan 3: Mengapa Abdullah bin Abbas dijuluki “Ibnu ‘Ammi”?
Jawaban: Nabi Muhammad SAW sering memanggil Abdullah bin Abbas dengan sebutan “Ibnu ‘Ammi” yang berarti “anak pamanku” karena hubungan kekerabatan yang dekat.
Pertanyaan 4: Apa bidang ilmu yang dikuasai oleh Abdullah bin Abbas?
Jawaban: Abdullah bin Abbas menguasai banyak bidang ilmu, antara lain tafsir Al-Qur’an, hadis, sejarah, sastra, dan bahasa Arab.
Pertanyaan 5: Mengapa Abdullah bin Abbas menjadi rujukan dalam memahami ajaran Islam?
Jawaban: Abdullah bin Abbas menjadi rujukan karena keilmuannya yang mendalam, pemahamannya yang luas tentang Al-Qur’an dan hadis, serta kedekatannya dengan Nabi Muhammad SAW.
Pertanyaan 6: Kapan Abdullah bin Abbas wafat?
Jawaban: Abdullah bin Abbas wafat pada tahun 687 M dalam usia sekitar 68 tahun di Thaif, Arab Saudi.
Pertanyaan 7: Apa warisan penting yang ditinggalkan oleh Abdullah bin Abbas?
Jawaban: Abdullah bin Abbas meninggalkan warisan penting berupa karya-karyanya di bidang tafsir Al-Qur’an dan hadis, serta ajaran-ajarannya yang terus menjadi sumber ilmu bagi umat Muslim.
Dengan memahami pertanyaan dan jawaban tersebut, kita dapat memperoleh informasi yang lebih lengkap tentang sosok Abdullah bin Abbas dan kontribusinya terhadap perkembangan Islam.
Tips
Berikut adalah beberapa tips untuk mempelajari lebih dalam tentang Abdullah bin Abbas dan kontribusinya:
Baca karya-karyanya. Abdullah bin Abbas meninggalkan beberapa karya penting, seperti Tafsir Ibnu Abbas dan kumpulan hadis. Dengan membaca karya-karyanya, kita dapat memperoleh pemahaman langsung tentang pemikiran dan ajarannya.
Pelajari sejarah hidupnya. Mempelajari sejarah hidup Abdullah bin Abbas akan memberikan konteks tentang kehidupannya, hubungannya dengan Nabi Muhammad SAW, dan peran pentingnya dalam perkembangan Islam.
Diskusikan dengan ulama atau ahli sejarah. Berdiskusi dengan ulama atau ahli sejarah dapat memberikan wawasan yang lebih mendalam tentang Abdullah bin Abbas dan kontribusinya. Mereka dapat memberikan perspektif yang komprehensif dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang mungkin muncul.
Kunjungi tempat-tempat yang terkait dengannya. Jika memungkinkan, kunjungi tempat-tempat yang terkait dengan Abdullah bin Abbas, seperti tempat kelahirannya di Mekah atau makamnya di Thaif. Mengunjungi tempat-tempat ini dapat memberikan pengalaman langsung dan meningkatkan pemahaman tentang kehidupannya.
Dengan mengikuti tips-tips ini, kita dapat memperoleh pengetahuan yang lebih komprehensif tentang Abdullah bin Abbas dan kontribusinya yang luar biasa terhadap perkembangan Islam.
Kesimpulan
Abdullah bin Abbas adalah salah satu sahabat Nabi Muhammad SAW yang paling terkemuka dan berjasa. Ia dikenal sebagai pakar tafsir Al-Qur’an, rujukan dalam memahami ajaran Islam, dan sosok yang dekat dengan Nabi. Kontribusinya sangat besar dalam perkembangan ilmu pengetahuan Islam dan penyebaran ajaran Islam.
Abdullah bin Abbas telah meninggalkan warisan yang tak ternilai bagi umat Muslim. Karya-karyanya di bidang tafsir Al-Qur’an dan hadis menjadi sumber ilmu yang berharga hingga saat ini. Ajaran-ajarannya terus menginspirasi dan membimbing umat Muslim dalam memahami dan mengamalkan ajaran Islam.
Sosok Abdullah bin Abbas mengajarkan kita tentang pentingnya menuntut ilmu, meneladani Rasulullah SAW, dan mengabdikan diri untuk menyebarkan kebaikan. Semoga kita dapat mengambil pelajaran berharga dari kehidupannya dan terus berusaha mengikuti jejaknya dalam memajukan Islam dan memberikan manfaat bagi umat manusia.