Tiga puluh ayat terakhir dari Surah Al Baqarah, yaitu mulai dari ayat 282 hingga 302, dikenal sebagai Dua Surah Terakhir Al Baqarah atau Kalamullah. Bagian penting ini memiliki kedudukan khusus dalam Islam dan sering dibacakan pada waktu-waktu istimewa, seperti saat shalat malam atau ketika menghadapi kesulitan.
Dua Surah Terakhir Al Baqarah mencakup tema-tema mendasar tentang keimanan, takwa, dan akhlak mulia. Ayat-ayat ini memberikan panduan praktis bagi umat Islam dalam menjalani kehidupan sehari-hari, menguatkan hubungan mereka dengan Allah, dan mempersiapkan mereka untuk kehidupan setelah kematian.
Selanjutnya, kita akan mengupas makna dan pelajaran penting yang terkandung dalam Dua Surah Terakhir Al Baqarah, menguraikan setiap ayat secara rinci untuk mendapatkan pemahaman yang komprehensif.
2 Surah Terakhir Al Baqarah
Dua Surah Terakhir Al Baqarah memiliki banyak keutamaan dan berisi pelajaran penting bagi umat Islam. Berikut adalah 8 poin penting yang terdapat dalam surah ini:
- Ayat Kursi
- Dua Shifatullah
- Perintah Bertakwa
- Kewajiban Berinfak
- Larangan Riba
- Kewajiban Menunaikan Haji
- Perintah Berdzikir
- Doa Mustajab
Dengan memahami dan mengamalkan pelajaran penting yang terkandung dalam Dua Surah Terakhir Al Baqarah, umat Islam dapat meningkatkan keimanan, takwa, dan akhlak mulia mereka.
Ayat Kursi
Ayat Kursi adalah salah satu ayat terpenting dalam Al-Qur’an dan terdapat dalam Dua Surah Terakhir Al Baqarah, tepatnya pada ayat 255. Ayat ini dikenal karena keutamaannya yang luar biasa dan sering dibaca untuk perlindungan dan keberkahan.
- Kekuasaan Allah SWT
Ayat Kursi menegaskan kekuasaan Allah SWT yang tidak terbatas dan meliputi segala sesuatu. Dia adalah yang Maha Hidup, Maha Mengetahui, dan Maha Pengatur segala urusan.
- Tidak Ada Tuhan Selain Allah SWT
Ayat ini juga menegaskan bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah SWT. Dia tidak beranak dan tidak diperanakkan, dan tidak ada sesuatu pun yang setara dengan-Nya.
- Allah SWT Maha Melihat dan Maha Mendengar
Ayat Kursi menyatakan bahwa Allah SWT Maha Melihat segala sesuatu, baik yang terlihat maupun yang tersembunyi. Dia juga Maha Mendengar segala suara, baik yang diucapkan maupun yang terlintas dalam hati.
- Allah SWT Pemberi Rezeki
Ayat ini diakhiri dengan penegasan bahwa Allah SWT adalah Pemberi Rezeki kepada semua makhluk-Nya. Dia memberikan sustenance tanpa batas dan tidak ada yang dapat menghalangi pemberian-Nya.
Dengan memahami dan menghayati makna Ayat Kursi, umat Islam dapat memperkuat keimanan mereka kepada Allah SWT dan senantiasa mengingat kebesaran dan kekuasaan-Nya.
Dua Shifatullah
Dua Shifatullah adalah dua sifat Allah SWT yang disebutkan dalam Dua Surah Terakhir Al Baqarah, tepatnya pada ayat 255. Kedua sifat tersebut adalah:
Al-Hayyu (Maha Hidup)
Sifat Al-Hayyu menunjukkan bahwa Allah SWT adalah Dzat yang Maha Hidup dan tidak pernah mati. Kehidupan-Nya tidak bergantung pada apapun dan tidak akan pernah berakhir. Dia adalah sumber segala kehidupan dan Dialah yang menghidupkan dan mematikan semua makhluk.
Al-Qayyum (Maha Berdiri Sendiri)
Sifat Al-Qayyum menunjukkan bahwa Allah SWT adalah Dzat yang Maha Berdiri Sendiri dan tidak bergantung pada apapun. Dia tidak membutuhkan siapapun atau apapun untuk keberlangsungan hidup-Nya. Dia adalah yang menegakkan dan mengatur segala sesuatu di alam semesta.
Kedua sifat ini menunjukkan bahwa Allah SWT adalah Dzat yang sempurna dan tidak ada yang setara dengan-Nya. Dia adalah yang menciptakan dan mengatur segala sesuatu, dan Dialah yang menjadi tujuan akhir segala sesuatu.
Dengan memahami dan menghayati Dua Shifatullah, umat Islam dapat memperkuat keimanan mereka kepada Allah SWT dan senantiasa beribadah hanya kepada-Nya.
Perintah Bertakwa
Bertakwa merupakan perintah penting yang ditekankan dalam Dua Surah Terakhir Al Baqarah, tepatnya pada ayat 282. Takwa secara bahasa berarti takut atau waspada, sedangkan dalam istilah agama Islam, takwa berarti menjalankan segala perintah Allah SWT dan menjauhi segala larangan-Nya.
- Menjalankan Perintah Allah SWT
Takwa mengharuskan umat Islam untuk menjalankan segala perintah Allah SWT, baik yang wajib maupun yang sunnah. Perintah-perintah tersebut mencakup shalat, puasa, zakat, haji, dan amal ibadah lainnya.
- Menjauhi Larangan Allah SWT
Takwa juga mengharuskan umat Islam untuk menjauhi segala larangan Allah SWT, baik yang besar maupun yang kecil. Larangan-larangan tersebut mencakup syirik, berzina, mencuri, berbohong, dan perbuatan tercela lainnya.
- Menjaga Hati dan Pikiran
Takwa tidak hanya terbatas pada perbuatan lahir, tetapi juga mencakup menjaga hati dan pikiran. Umat Islam harus selalu berusaha untuk memurnikan hati dari segala sifat tercela dan mengisi pikiran dengan hal-hal yang baik.
- Menghindari Syirik
Syirik adalah dosa besar yang dapat menghapus segala amal ibadah. Takwa mengharuskan umat Islam untuk menjauhi segala bentuk syirik, baik yang nyata maupun yang tersembunyi.
Dengan bertakwa, umat Islam dapat memperoleh perlindungan dan pertolongan dari Allah SWT di dunia maupun di akhirat. Takwa adalah kunci kebahagiaan sejati dan merupakan jalan menuju surga.
Kewajiban Berinfak
Infak merupakan salah satu ibadah penting yang ditekankan dalam Dua Surah Terakhir Al Baqarah, tepatnya pada ayat 274. Infak secara bahasa berarti mengeluarkan atau memberikan sesuatu, sedangkan dalam istilah agama Islam, infak berarti mengeluarkan sebagian harta benda di jalan Allah SWT.
- Menyucikan Harta
Infak dapat menyucikan harta benda umat Islam dari segala kotoran dan berkah. Harta yang diinfakkan akan menjadi bersih dan mendatangkan keberkahan bagi pemiliknya.
- Memperoleh Pahala
Infak merupakan salah satu bentuk ibadah yang berpahala besar. Umat Islam yang berinfak akan mendapatkan pahala dari Allah SWT, baik di dunia maupun di akhirat.
- Membantu Sesama
Infak dapat membantu sesama yang membutuhkan, baik secara materi maupun non-materi. Infak dapat digunakan untuk membantu fakir miskin, yatim piatu, orang sakit, dan kegiatan sosial lainnya.
- Menumbuhkan Sifat Dermawan
Infak dapat menumbuhkan sifat dermawan dan mengurangi sifat kikir dalam diri umat Islam. Dengan berinfak, umat Islam belajar untuk berbagi dan membantu sesama.
Kewajiban berinfak sangat penting bagi umat Islam karena dapat membawa banyak manfaat, baik bagi diri sendiri maupun bagi orang lain. Dengan berinfak, umat Islam dapat meningkatkan keimanan, menyucikan harta, memperoleh pahala, membantu sesama, dan menumbuhkan sifat dermawan.
Larangan Riba
Riba adalah salah satu dosa besar yang diharamkan dalam Dua Surah Terakhir Al Baqarah, tepatnya pada ayat 275-281. Riba secara bahasa berarti tambahan atau kelebihan, sedangkan dalam istilah agama Islam, riba berarti pengambilan tambahan atau kelebihan dari harta pokok yang dipinjamkan atau diperjualbelikan.
Larangan riba dalam Islam sangat tegas dan tidak dapat ditawar-tawar. Terdapat beberapa alasan mengapa riba diharamkan, di antaranya:
1. Kezaliman
Riba merupakan bentuk kezhaliman karena mengambil keuntungan yang tidak semestinya dari pihak yang meminjam atau membeli. Pihak yang meminjam atau membeli terpaksa membayar lebih dari nilai sebenarnya, sehingga merugikan mereka.
2. Merusak Ekonomi
Riba dapat merusak sistem ekonomi karena mendorong orang untuk mengambil pinjaman atau membeli barang secara berlebihan dengan harapan memperoleh keuntungan yang besar. Hal ini dapat menyebabkan inflasi dan ketidakstabilan ekonomi.
3. Melanggengkan Kemiskinan
Riba dapat melanggengkan kemiskinan karena orang yang terlilit utang akan semakin sulit untuk melunasi utangnya akibat bunga yang terus bertambah. Hal ini dapat menyebabkan mereka terjebak dalam lingkaran kemiskinan.
4. Melatih Sifat Serakah
Riba dapat melatih sifat serakah karena mendorong orang untuk mencari keuntungan yang besar tanpa memperhatikan dampaknya pada orang lain. Hal ini dapat merusak moral dan nilai-nilai kemanusiaan.
Dengan memahami dan mengamalkan larangan riba, umat Islam dapat terhindar dari dosa besar dan berkontribusi menciptakan sistem ekonomi yang adil dan sejahtera.
Kewajiban Menunaikan Haji
Haji adalah salah satu rukun Islam yang wajib ditunaikan bagi umat Islam yang mampu, sebagaimana dijelaskan dalam Dua Surah Terakhir Al Baqarah, tepatnya pada ayat 277. Haji merupakan perjalanan ibadah ke Baitullah di Mekah yang dilakukan pada waktu tertentu dengan cara-cara tertentu.
Kewajiban menunaikan haji memiliki beberapa alasan penting, di antaranya:
1. Perintah Allah SWT
Haji adalah perintah langsung dari Allah SWT yang wajib dipenuhi oleh umat Islam yang mampu. Menunaikan haji merupakan bentuk ketaatan dan penghambaan kepada Allah SWT.
2. Menghapus Dosa
Haji yang mabrur dapat menghapus dosa-dosa yang telah lalu, sebagaimana sabda Rasulullah SAW, “Haji yang mabrur tidak ada balasannya kecuali surga.” (HR. Bukhari dan Muslim)
3. Menunjukkan Solidaritas Umat Islam
Haji mempertemukan umat Islam dari seluruh dunia dalam satu tempat dan waktu. Hal ini menunjukkan solidaritas dan persatuan umat Islam.
4. Mengingat Sejarah Nabi Ibrahim AS
Haji juga merupakan bentuk mengenang sejarah Nabi Ibrahim AS dan keluarganya yang berjuang menegakkan tauhid dan berkorban di jalan Allah SWT.
Dengan memahami dan mengamalkan kewajiban menunaikan haji, umat Islam dapat meningkatkan keimanan, menghapus dosa, mempererat solidaritas, dan mengenang sejarah perjuangan para nabi terdahulu.
Perintah Berdzikir
Dzikir merupakan ibadah penting yang diperintahkan dalam Dua Surah Terakhir Al Baqarah, tepatnya pada ayat 285-286. Dzikir secara bahasa berarti mengingat, sedangkan dalam istilah agama Islam, dzikir berarti mengingat Allah SWT dengan menyebut asma-Nya, membaca Al-Qur’an, atau melakukan ibadah lainnya dengan hati yang hadir.
- Mengingat Allah SWT
Dzikir berfungsi untuk mengingat Allah SWT dalam setiap keadaan, baik saat senang maupun susah. Dengan berdzikir, umat Islam dapat memperkuat hubungan mereka dengan Allah SWT.
- Menjauhkan Diri dari Godaan
Dzikir dapat menjauhkan umat Islam dari godaan dan perbuatan dosa. Ketika hati senantiasa terpaut kepada Allah SWT, maka akan lebih sulit bagi syaitan untuk menyesatkan.
- Mendapat Pertolongan Allah SWT
Umat Islam yang berdzikir akan mendapatkan pertolongan dan perlindungan dari Allah SWT. Allah SWT berfirman, “Maka ingatlah Aku, niscaya Aku ingat (pula) kepadamu.” (QS. Al-Baqarah: 152)
- Menentramkan Hati
Dzikir dapat menentramkan hati dan pikiran. Ketika umat Islam berdzikir, mereka akan merasakan ketenangan dan kedamaian dalam jiwa mereka.
Dengan memahami dan mengamalkan perintah berdzikir, umat Islam dapat memperoleh banyak manfaat, baik di dunia maupun di akhirat. Dzikir dapat memperkuat hubungan dengan Allah SWT, menjauhkan dari godaan, mendatangkan pertolongan Allah SWT, dan menentramkan hati.
Doa Mustajab
Dua Surah Terakhir Al Baqarah, tepatnya pada ayat 286, terdapat doa yang mustajab yang diajarkan oleh Allah SWT kepada umat Islam. Doa mustajab adalah doa yang dikabulkan oleh Allah SWT karena memenuhi syarat dan ketentuan tertentu.
Berikut adalah beberapa syarat agar doa dapat dikabulkan:
1. Berdoa dengan Hati yang Tulus
Doa yang dipanjatkan haruslah dengan hati yang tulus dan ikhlas, bukan sekadar formalitas atau karena terpaksa.
2. Tidak Berdoa untuk Kejahatan atau Kemungkaran
Allah SWT tidak akan mengabulkan doa yang berisi permintaan untuk melakukan kejahatan atau kemungkaran.
3. Berdoa dengan Cara yang Benar
Doa harus dipanjatkan sesuai dengan ajaran Islam, yaitu dengan mengangkat kedua tangan, menghadap kiblat, dan membaca doa-doa yang diajarkan oleh Rasulullah SAW.
4. Berdoa dengan Sabar dan Istiqomah
Jangan mudah putus asa ketika doa belum dikabulkan. Teruslah berdoa dengan sabar dan istiqomah, karena Allah SWT akan mengabulkan doa pada waktu yang tepat.
Dengan memahami dan mengamalkan syarat-syarat di atas, umat Islam dapat meningkatkan kualitas doa mereka dan berharap doa tersebut dikabulkan oleh Allah SWT.
FAQ
Berikut adalah beberapa pertanyaan yang sering diajukan tentang Dua Surah Terakhir Al Baqarah:
Pertanyaan 1: Apa keutamaan membaca Dua Surah Terakhir Al Baqarah?
Jawaban: Membaca Dua Surah Terakhir Al Baqarah memiliki banyak keutamaan, di antaranya dapat melindungi diri dari gangguan jin dan setan, melapangkan rezeki, serta diampuni dosa-dosanya.
Pertanyaan 2: Kapan waktu yang tepat untuk membaca Dua Surah Terakhir Al Baqarah?
Jawaban: Waktu yang tepat untuk membaca Dua Surah Terakhir Al Baqarah adalah setelah shalat fardhu, terutama shalat Maghrib dan Isya.
Pertanyaan 3: Bagaimana cara mengamalkan ajaran yang terkandung dalam Dua Surah Terakhir Al Baqarah?
Jawaban: Cara mengamalkan ajaran yang terkandung dalam Dua Surah Terakhir Al Baqarah adalah dengan memahami makna dan tafsirnya, kemudian mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari, seperti dengan bertakwa kepada Allah SWT, berinfak, menunaikan haji, dan berdzikir.
Pertanyaan 4: Apa saja manfaat mengamalkan ajaran yang terkandung dalam Dua Surah Terakhir Al Baqarah?
Jawaban: Manfaat mengamalkan ajaran yang terkandung dalam Dua Surah Terakhir Al Baqarah sangat banyak, di antaranya dapat meningkatkan keimanan, ketenangan hati, dilapangkan rezeki, dan dijauhkan dari marabahaya.
Pertanyaan 5: Apakah ada larangan tertentu dalam membaca atau mengamalkan Dua Surah Terakhir Al Baqarah?
Jawaban: Tidak ada larangan khusus dalam membaca atau mengamalkan Dua Surah Terakhir Al Baqarah, namun disunnahkan untuk membacanya dengan tajwid yang benar dan memahami maknanya.
Pertanyaan 6: Bagaimana jika saya tidak bisa membaca Dua Surah Terakhir Al Baqarah dalam bahasa Arab?
Jawaban: Jika tidak bisa membaca Dua Surah Terakhir Al Baqarah dalam bahasa Arab, diperbolehkan membacanya dalam terjemahan atau mendengarkan rekaman bacaannya.
Demikian beberapa pertanyaan dan jawaban tentang Dua Surah Terakhir Al Baqarah. Semoga bermanfaat.
Tips
Berikut adalah beberapa tips untuk mengamalkan ajaran yang terkandung dalam Dua Surah Terakhir Al Baqarah:
1. Membaca dan Memahami Maknanya
Luangkan waktu untuk membaca dan memahami makna Dua Surah Terakhir Al Baqarah. Carilah terjemahan atau tafsir yang terpercaya untuk membantu Anda memahami isi surah tersebut.
2. Mengamalkan dalam Kehidupan Sehari-hari
Setelah memahami makna Dua Surah Terakhir Al Baqarah, cobalah untuk mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Terapkan ajaran tentang takwa, infak, haji, dzikir, dan doa mustajab dalam setiap aspek kehidupan Anda.
3. Membaca Secara Rutin
Biasakan untuk membaca Dua Surah Terakhir Al Baqarah secara rutin, misalnya setelah shalat fardhu atau pada waktu-waktu tertentu lainnya. Membaca secara rutin dapat membantu Anda mengingat dan menghayati ajaran-ajaran yang terkandung di dalamnya.
4. Berdoa dengan Khusyuk
Ketika berdoa, khususnya doa yang terdapat dalam Dua Surah Terakhir Al Baqarah, berdoalah dengan khusyuk dan penuh penghayatan. Yakinlah bahwa Allah SWT akan mengabulkan doa Anda jika memenuhi syarat dan ketentuan yang telah ditetapkan.
Dengan mengamalkan tips-tips di atas, Anda dapat memperoleh manfaat dan keberkahan dari Dua Surah Terakhir Al Baqarah dalam kehidupan Anda.
Conclusion
Dua Surah Terakhir Al Baqarah merupakan bagian penting dari Al-Qur’an yang berisi ajaran-ajaran fundamental bagi umat Islam. Surah-surah ini mengajarkan tentang keimanan, takwa, akhlak mulia, dan ibadah kepada Allah SWT.
Dengan memahami dan mengamalkan ajaran yang terkandung dalam Dua Surah Terakhir Al Baqarah, umat Islam dapat meningkatkan kualitas hidup mereka, baik di dunia maupun di akhirat. Ajaran-ajaran tersebut memberikan panduan yang jelas untuk menjalani kehidupan yang bermakna dan berkah.
Marilah kita jadikan Dua Surah Terakhir Al Baqarah sebagai pegangan hidup kita, agar kita selalu berada di jalan yang benar dan mendapat ridha dari Allah SWT.