Tajwid adalah ilmu yang mengatur cara membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar sesuai dengan kaidah-kaidah yang telah ditetapkan. Penguasaan tajwid sangat penting bagi umat Islam karena dapat membantu dalam memahami dan menghayati isi kandungan Al-Qur’an.
Hukum tajwid terdiri dari beberapa aturan yang harus dipatuhi saat membaca Al-Qur’an. Aturan-aturan ini bertujuan untuk menjaga keaslian bacaan Al-Qur’an dan memudahkan bagi orang yang membacanya.
Adapun 15 hukum tajwid yang perlu dipahami dan dipraktikkan saat membaca Al-Qur’an adalah sebagai berikut:
15 Hukum Tajwid
Berikut adalah 15 hukum tajwid yang harus dikuasai:
- Nun Sukun dan Tanwin
- Izhar
- Idgham
- Ikhfa
- Iqllab
- Lam Ta’rif
- Ro’ Tafkhim
- Ghunnah
- Qalqalah
Dengan menguasai hukum-hukum tajwid ini, pembacaan Al-Qur’an akan menjadi lebih baik dan sesuai dengan kaidah yang telah ditentukan.
Nun Sukun dan Tanwin
Nun sukun adalah huruf nun (ن) yang tidak diberi harakat. Sementara itu, tanwin adalah tanda baca yang terletak di atas huruf terakhir sebuah kata dan menunjukkan bahwa kata tersebut dibaca dengan bunyi dengung.
Dalam hukum tajwid, terdapat beberapa aturan terkait bacaan nun sukun dan tanwin, yaitu:
- Izhar, yaitu melafalkan nun sukun dengan jelas tanpa dengung, diikuti dengan huruf berikutnya.
- Idgham, yaitu menyamakan bunyi nun sukun dengan huruf berikutnya yang berhuruf nun atau tanwin.
- Ikhfa, yaitu melafalkan nun sukun dengan samar-samar, seperti berdengung, diikuti dengan huruf berikutnya yang bukan huruf nun atau tanwin.
- Iqlab, yaitu mengubah bunyi nun sukun menjadi bunyi mim (م) sebelum huruf ba (ب).
Aturan-aturan ini harus diterapkan dengan benar saat membaca Al-Qur’an agar bacaan menjadi sesuai dengan kaidah tajwid.
Sebagai contoh, kata “من الناس” dibaca dengan izhar, yaitu “min an-naas”, karena nun sukun diikuti oleh huruf na (ن). Sementara itu, kata “منه” dibaca dengan idgham, yaitu “min-hu”, karena nun sukun bertemu dengan huruf ha (ه). Kata “منكم” dibaca dengan ikhfa, yaitu “ming-kum”, karena nun sukun diikuti oleh huruf kaf (ك). Dan kata “من قبل” dibaca dengan iqlab, yaitu “mim-ba’di”, karena nun sukun bertemu dengan huruf ba (ب).
Izhar
Izhar adalah hukum tajwid yang mengharuskan nun sukun atau tanwin dibaca dengan jelas tanpa dengung, diikuti dengan huruf berikutnya.
- Izhar Halqi
Terjadi ketika nun sukun atau tanwin bertemu dengan huruf hamzah (ء), ha (ه), dan ‘ain (ع).
- Izhar Syafawi
Terjadi ketika nun sukun atau tanwin bertemu dengan huruf fa (ف), syin (ش), dan kaf (ك).
- Izhar Qamari
Terjadi ketika nun sukun atau tanwin bertemu dengan huruf qaf (ق), mim (م), dan wawu (و).
- Izhar Labi
Terjadi ketika nun sukun atau tanwin bertemu dengan huruf ba (ب), wawu (و), dan mim (م) yang bertasydid.
Sebagai contoh, kata “الحمد” dibaca dengan izhar halqi, yaitu “al-hamdu”, karena nun sukun bertemu dengan huruf hamzah (ء). Kata “منه” dibaca dengan izhar syafawi, yaitu “min-hu”, karena nun sukun bertemu dengan huruf ha (ه). Kata “منكم” dibaca dengan izhar qamari, yaitu “ming-kum”, karena nun sukun bertemu dengan huruf kaf (ك). Dan kata “من قبل” dibaca dengan izhar labi, yaitu “min-qablu”, karena nun sukun bertemu dengan huruf ba (ب) yang bertasydid.
Idgham
Idgham adalah hukum tajwid yang mengharuskan nun sukun atau tanwin disamakan bunyinya dengan huruf berikutnya yang berhuruf nun atau tanwin.
Terdapat tiga jenis idgham, yaitu:
- Idgham Mutamathilain
Terjadi ketika nun sukun atau tanwin bertemu dengan huruf nun yang berbaris sukun. - Idgham Mutajanisain
Terjadi ketika nun sukun atau tanwin bertemu dengan huruf nun yang berbaris kasrah atau dammah. - Idgham Mutlaq
Terjadi ketika tanwin bertemu dengan huruf nun yang berbaris fathah.
Sebagai contoh, kata “من الناس” dibaca dengan idgham mutamathilain, yaitu “min-naas”, karena nun sukun bertemu dengan huruf nun yang berbaris sukun. Kata “منه” dibaca dengan idgham mutajanisain, yaitu “min-hu”, karena nun sukun bertemu dengan huruf nun yang berbaris kasrah. Kata “منكم” dibaca dengan idgham mutlaq, yaitu “ming-kum”, karena tanwin bertemu dengan huruf nun yang berbaris fathah.
Idgham sangat penting untuk diperhatikan dalam membaca Al-Qur’an karena dapat memengaruhi makna bacaan. Misalnya, kata “منه” (dari-Nya) jika dibaca dengan idgham akan bermakna berbeda dengan kata “منة” (nikmat).
Ikhfa
Ikhfa adalah hukum tajwid yang mengharuskan nun sukun atau tanwin dilafalkan samar-samar, seperti berdengung, diikuti dengan huruf berikutnya yang bukan huruf nun atau tanwin.
Terdapat dua jenis ikhfa, yaitu:
- Ikhfa Hakiki
Terjadi ketika nun sukun atau tanwin bertemu dengan salah satu huruf berikut: tha (ث), jim (ج), dal (د), dzal (ذ), ra (ر), zai (ز), sin (س), syin (ش), sha (ص), dhad (ض), tha (ط), zha (ظ), ‘ain (ع), ghain (غ), fa (ف), qaf (ق), kaf (ك), dan lam (ل). - Ikhfa Syafawi
Terjadi ketika nun sukun atau tanwin bertemu dengan huruf ba (ب) dan mim (م) yang tidak bertasydid.
Sebagai contoh, kata “منهم” dibaca dengan ikhfa hakiki, yaitu “ming-hum”, karena nun sukun bertemu dengan huruf mim (م). Kata “منكم” dibaca dengan ikhfa syafawi, yaitu “ming-kum”, karena nun sukun bertemu dengan huruf kaf (ك) yang tidak bertasydid.
Ikhfa sangat penting untuk diperhatikan dalam membaca Al-Qur’an karena dapat memengaruhi makna bacaan. Misalnya, kata “منهم” (dari mereka) jika dibaca dengan ikhfa akan bermakna berbeda dengan kata “منم” (dari nikmat).
Iqllab
Iqllab adalah hukum tajwid yang mengharuskan nun sukun diubah bunyinya menjadi bunyi mim (م) sebelum huruf ba (ب).
Iqllab hanya terjadi pada dua kata saja dalam Al-Qur’an, yaitu:
- مِنْ بَعْدِ (setelah)
- مِنْ قَبْلِ (sebelum)
Kedua kata tersebut dibaca dengan iqllab, yaitu “mim-ba’di” dan “mim-qabli”.
Iqllab sangat penting untuk diperhatikan dalam membaca Al-Qur’an karena dapat memengaruhi makna bacaan. Misalnya, kata “مِنْ بَعْدِ” (setelah) jika dibaca dengan iqllab akan bermakna berbeda dengan kata “مِنْ بَعْضِ” (sebagian).
Lam Ta’rif
Lam ta’rif adalah huruf lam (ل) yang terletak di awal sebuah kata dan berfungsi untuk menunjukkan bahwa kata tersebut bermakna khusus atau pasti.
Lam ta’rif dibaca dengan dua cara, yaitu:
- Lam Ta’rif Mufakhkhoma
Dibaca dengan jelas dan tidak di dengungkan, seperti dalam kata “الرَّحْمٰنِ” (Yang Maha Pengasih). - Lam Ta’rif Malfush
Dibaca dengan samar-samar, seperti dalam kata “لِلرَّحْمٰنِ” (milik Yang Maha Pengasih).
Lam ta’rif mufakhkhoma dibaca ketika huruf setelahnya berbaris fathah, sedangkan lam ta’rif malfush dibaca ketika huruf setelahnya berbaris kasrah atau dammah.
Lam ta’rif sangat penting untuk diperhatikan dalam membaca Al-Qur’an karena dapat memengaruhi makna bacaan. Misalnya, kata “الرَّحْمٰنِ” (Yang Maha Pengasih) jika dibaca dengan lam ta’rif mufakhkhoma akan bermakna berbeda dengan kata “لِلرَّحْمٰنِ” (milik Yang Maha Pengasih).
Ro’ Tafkhim
Ro’ tafkhim adalah hukum tajwid yang mengharuskan huruf ra (ر) dibaca dengan tebal atau jelas.
- Ro’ Tafkhim Mufawwal
Dibaca sangat tebal dan jelas, seperti dalam kata “الرَّحْمٰنِ” (Yang Maha Pengasih).
- Ro’ Tafkhim Madghub
Dibaca tebal tetapi tidak sejelas ro’ tafkhim mufawwal, seperti dalam kata “الرَّحِيمِ” (Yang Maha Penyayang).
- Ro’ Tafkhim Mushaddad
Dibaca tebal dan ditahan selama dua ketukan, seperti dalam kata “الرَّءُوْفُ” (Yang Maha Pengasih).
- Ro’ Tafkhim Mukhaffaq
Dibaca tebal tetapi tidak ditahan selama dua ketukan, seperti dalam kata “الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ” (Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang).
Ro’ tafkhim sangat penting untuk diperhatikan dalam membaca Al-Qur’an karena dapat memengaruhi makna bacaan. Misalnya, kata “الرَّحْمٰنِ” (Yang Maha Pengasih) jika dibaca dengan ro’ tafkhim mufawwal akan bermakna berbeda dengan kata “الرَّحِيمِ” (Yang Maha Penyayang) yang dibaca dengan ro’ tafkhim madghub.
Ghunnah
Ghunnah adalah hukum tajwid yang mengharuskan bunyi dengung (mim mati) dibaca dengan jelas dan ditahan selama dua atau lebih ketukan.
Ghunnah terjadi pada huruf mim (م) dan nun (ن) yang berharakat fathah tanwin atau kasrah tanwin. Berikut adalah beberapa contoh bacaan ghunnah:
- “الْحَمْدُ” (segala puji) dibaca dengan ghunnah pada huruf mim (م).
- “إِنَّ” (sesungguhnya) dibaca dengan ghunnah pada huruf nun (ن).
- “مِنْهُمْ” (dari mereka) dibaca dengan ghunnah pada kedua huruf nun (ن).
Ghunnah sangat penting untuk diperhatikan dalam membaca Al-Qur’an karena dapat memengaruhi makna bacaan. Misalnya, kata “الْحَمْدُ” (segala puji) jika dibaca dengan ghunnah akan bermakna berbeda dengan kata “الحَمْدِ” (pujian).
Selain itu, ghunnah juga dapat memengaruhi panjang bacaan. Misalnya, kata “مِنْهُمْ” (dari mereka) jika dibaca dengan ghunnah akan dibaca lebih panjang dibandingkan jika dibaca tanpa ghunnah.
Qalqalah
Qalqalah adalah hukum tajwid yang mengharuskan huruf qaf (ق) dibaca dengan jelas dan ditekan pada makhrajnya.
- Qalqalah Sughra
Dibaca dengan tekanan sedang, seperti dalam kata “قُرْآنًا” (Al-Qur’an).
- Qalqalah Wusta
Dibaca dengan tekanan lebih kuat, seperti dalam kata “أَقْرَأْ” (bacalah).
- Qalqalah Kubra
Dibaca dengan tekanan paling kuat, seperti dalam kata “أَقِمِ الصَّلَاةَ” (dirikanlah salat).
- Qalqalah Jalalah
Dibaca dengan tekanan yang sangat kuat, khusus pada huruf qaf dalam lafaz “الله” (Allah).
Qalqalah sangat penting untuk diperhatikan dalam membaca Al-Qur’an karena dapat memengaruhi makna bacaan. Misalnya, kata “قُرْآنًا” (Al-Qur’an) jika dibaca dengan qalqalah sughra akan bermakna berbeda dengan kata “أَقْرَأْ” (bacalah) yang dibaca dengan qalqalah wusta.
FAQ
Berikut adalah beberapa pertanyaan yang sering diajukan tentang hukum tajwid:
Pertanyaan 1: Apa itu tajwid?
Jawaban: Tajwid adalah ilmu yang mengatur cara membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar sesuai dengan kaidah-kaidah yang telah ditetapkan.
Pertanyaan 2: Apa saja hukum tajwid yang penting untuk dikuasai?
Jawaban: Ada 15 hukum tajwid yang penting untuk dikuasai, yaitu nun sukun dan tanwin, izhar, idgham, ikhfa, iqllab, lam ta’rif, ro’ tafkhim, ghunnah, dan qalqalah.
Pertanyaan 3: Bagaimana cara membaca nun sukun dan tanwin?
Jawaban: Nun sukun dan tanwin dibaca dengan berbagai cara tergantung pada huruf berikutnya, yaitu izhar, idgham, ikhfa, dan iqllab.
Pertanyaan 4: Apa yang dimaksud dengan ro’ tafkhim?
Jawaban: Ro’ tafkhim adalah hukum tajwid yang mengharuskan huruf ra (ر) dibaca dengan tebal atau jelas.
Pertanyaan 5: Apa pentingnya mempelajari hukum tajwid?
Jawaban: Mempelajari hukum tajwid sangat penting untuk menjaga keaslian bacaan Al-Qur’an dan memudahkan bagi orang yang membacanya.
Pertanyaan 6: Bagaimana cara menguasai hukum tajwid?
Jawaban: Menguasai hukum tajwid dapat dilakukan dengan mempelajari teori dan mempraktikkannya secara teratur.
Pertanyaan 7: Di mana saya bisa belajar hukum tajwid?
Jawaban: Hukum tajwid dapat dipelajari dari buku, kursus, atau guru privat.
Itulah beberapa pertanyaan yang sering diajukan tentang hukum tajwid. Semoga penjelasan ini bermanfaat bagi Anda.
Selain memahami hukum tajwid, ada beberapa tips yang dapat membantu Anda meningkatkan kualitas bacaan Al-Qur’an Anda. Tips-tips tersebut akan dibahas pada bagian selanjutnya.
Tips
Berikut adalah beberapa tips untuk meningkatkan kualitas bacaan Al-Qur’an Anda:
1. Pelajari dan pahami hukum tajwid dengan baik.
Pemahaman yang baik tentang hukum tajwid akan membantu Anda membaca Al-Qur’an dengan lebih akurat dan fasih.
2. Berlatihlah secara teratur.
Semakin sering Anda berlatih, semakin mahir Anda dalam membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar.
3. Dengarkan bacaan dari qari atau guru yang ahli.
Mendengarkan bacaan dari orang yang ahli akan membantu Anda memperbaiki teknik membaca dan memahami keindahan bacaan Al-Qur’an.
4. Rekam bacaan Anda dan dengarkan kembali.
Merekam bacaan Anda sendiri dan mendengarkannya kembali dapat membantu Anda mengidentifikasi kesalahan atau kekurangan dalam bacaan Anda.
Dengan mengikuti tips-tips di atas, Anda dapat meningkatkan kualitas bacaan Al-Qur’an Anda dan semakin menghayati keindahan kalamullah.
Kesimpulannya, mempelajari dan menguasai hukum tajwid sangat penting bagi setiap umat Islam yang ingin membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar. Dengan memahami dan mempraktikkan tips-tips yang telah dibahas, Anda dapat meningkatkan kualitas bacaan Al-Qur’an Anda dan semakin mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Kesimpulan
Hukum tajwid merupakan ilmu yang sangat penting untuk dikuasai oleh setiap umat Islam yang ingin membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar. Dengan mempelajari dan mempraktikkan hukum tajwid, kita dapat menjaga keaslian bacaan Al-Qur’an dan memudahkan bagi orang yang membacanya.
Kelima belas hukum tajwid yang telah dibahas dalam artikel ini merupakan dasar-dasar yang harus dikuasai untuk dapat membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar. Selain memahami hukum tajwid, kita juga perlu berlatih secara teratur dan mendengarkan bacaan dari qari atau guru yang ahli.
Dengan menguasai hukum tajwid dan mempraktikkannya dengan baik, kita dapat meningkatkan kualitas bacaan Al-Qur’an kita dan semakin menghayati keindahan kalamullah. Semoga ilmu yang telah kita peroleh ini dapat bermanfaat dan menjadi bekal bagi kita dalam beribadah kepada Allah SWT.