Shalat merupakan salah satu ibadah wajib bagi umat Islam. Pelaksanaannya harus memenuhi rukun-rukun tertentu agar dianggap sah. Rukun shalat terdiri dari 13 perkara yang harus dilakukan secara tertib dan benar.
Memahami dan menjalankan rukun shalat dengan baik merupakan kewajiban bagi setiap muslim. Dengan memenuhi rukun-rukun ini, kualitas dan kesempurnaan ibadah shalat akan terjaga, sehingga pahala yang diperoleh pun maksimal.
13 Rukun Shalat
Berikut adalah 10 poin penting tentang 13 rukun shalat:
- Niat
- Takbiratul ihram
- Berdiri tegak
- Ruku’
- I’tidal
- Sujud dua kali
- Duduk di antara dua sujud
- Tasyahud akhir
- Salam
- Tertib
Memahami dan mengamalkan rukun-rukun shalat dengan benar sangat penting untuk menjaga kesempurnaan dan keabsahan ibadah shalat.
Niat
Niat merupakan rukun pertama dalam shalat. Niat adalah kehendak hati untuk melaksanakan ibadah shalat. Niat diucapkan dalam hati pada saat takbiratul ihram.
- Niat harus jelas.
Artinya, harus diketahui jenis shalat apa yang akan dikerjakan, misalnya shalat fardhu, shalat sunnah, atau shalat qada.
- Niat harus sesuai dengan perbuatan.
Artinya, jika berniat shalat Zuhur, maka harus melaksanakan shalat Zuhur. Tidak boleh niat shalat Zuhur tetapi melaksanakan shalat Ashar.
- Niat harus diniatkan untuk diri sendiri.
Tidak boleh diniatkan untuk orang lain, kecuali dalam keadaan tertentu, seperti mengimami shalat atau menggantikan shalat orang yang sudah meninggal.
- Niat harus mengikuti sunnah.
Artinya, niat diucapkan dalam hati dengan kalimat yang diajarkan oleh Rasulullah SAW, yaitu:
“Ushalli fardha shubhi rak’ataini (imaman/makmuman/munfaridan) lillahi ta’ala.” (Jika shalat Shubuh)
Kalimat niat ini dapat disesuaikan dengan jenis shalat yang dikerjakan.
Niat yang benar dan sesuai dengan sunnah merupakan syarat sahnya shalat. Oleh karena itu, penting untuk memperhatikan hal ini saat akan melaksanakan shalat.
Takbiratul ihram
Takbiratul ihram adalah ucapan “Allahu Akbar” yang diucapkan pada awal shalat, setelah niat. Takbiratul ihram menandai dimulainya shalat.
- Takbiratul ihram diucapkan dengan suara yang jelas.
Sunnahnya dikeraskan bagi laki-laki dan dikeraskan dalam hati bagi perempuan.
- Takbiratul ihram diiringi dengan mengangkat kedua tangan hingga sejajar dengan telinga.
Telapak tangan menghadap ke kiblat, jari-jari direnggangkan, dan ibu jari ditegakkan.
- Setelah mengucapkan takbiratul ihram, disunnahkan membaca doa iftitah.
Doa iftitah dibaca setelah mengangkat tangan dan sebelum merendahkan tangan.
- Takbiratul ihram merupakan rukun shalat yang wajib dilakukan.
Jika takbiratul ihram tidak diucapkan, maka shalat tidak sah.
Takbiratul ihram menjadi penanda dimulainya shalat. Oleh karena itu, penting untuk memperhatikan tata cara pengucapan dan gerakan yang menyertainya agar shalat menjadi sah dan sempurna.
Tata cara berdiri tegak
Ruku’ adalah gerakan membungkukkan badan hingga punggung sejajar dengan lantai. Ruku’ dilakukan setelah membaca surat Al-Fatihah dan surat pendek atau ayat-ayat Al-Qur’an lainnya.
- Ruku’ dilakukan dengan meletakkan kedua tangan di atas lutut.
Jari-jari tangan direnggangkan dan ibu jari ditegakkan di samping telinga.
- Punggung harus lurus dan sejajar dengan lantai.
Kepala ditundukkan dan pandangan diarahkan ke tempat sujud.
- Dalam ruku’, disunnahkan membaca tasbih minimal tiga kali.
Tasbih yang dibaca adalah “Subhana Rabbiyal ‘Azhim” (Maha Suci Tuhanku yang Maha Agung).
- Ruku’ harus dilakukan dengan tuma’ninah.
Artinya, dilakukan dengan tenang dan tidak terburu-buru.
Ruku’ merupakan rukun shalat yang wajib dilakukan. Jika ruku’ tidak dilakukan, maka shalat tidak sah.
I’tidal
I’tidal adalah gerakan berdiri tegak setelah ruku’. I’tidal dilakukan dengan mengangkat kedua tangan hingga sejajar dengan telinga, kemudian meletakkannya di samping badan.
- Dalam i’tidal, disunnahkan membaca kalimat “Sami’allahu liman hamidah” (Allah mendengar orang yang memuji-Nya).
Kemudian dilanjutkan dengan membaca doa “Rabbanaa wa lakal hamdu” (Ya Tuhan kami, segala puji hanya bagi-Mu).
- I’tidal harus dilakukan dengan tuma’ninah.
Artinya, dilakukan dengan tenang dan tidak terburu-buru.
- I’tidal merupakan rukun shalat yang wajib dilakukan.
Jika i’tidal tidak dilakukan, maka shalat tidak sah.
- Setelah i’tidal, dilanjutkan dengan gerakan sujud.
I’tidal berfungsi sebagai penghubung antara ruku’ dan sujud. Gerakan ini juga menjadi kesempatan untuk meluruskan dan merapikan posisi badan sebelum sujud.
Sujud dua kali
Sujud adalah gerakan menempelkan dahi dan hidung ke lantai. Sujud dilakukan dua kali dalam setiap rakaat sholat. Sujud kedua rerrat ini memiliki tata cara yang sama.
- Takbiratul sujud
Diawalai dengan takbiratul sujud, yaitu mengucapkan “Allahu Akbar” dan disunnahkan sambil mengangkat kedua tangan. - Menempelkan dahi dan hidung ke lantai
Dahi dan hidung diletakkan di lantai terlebih dahulu, kemudian disusul dengan kedua tangan, lutut, dan kedua telapak kakl secara berurutan. - Membaca tasbih
Saat sujud, disunnahkan membaca tasbih minimal tiga kali, yaitu “Subhana rabbiyal ‘alaa wabihamdih” (Maha Suci Tuhanku Yang Mahatinggi dan dengan segala puji bagi-Nya). - Duduk di antara dua sujud
Setelah sujud pertama, duduklah di antara dua sujud dengan posisi iftirasy, yaitu duduk di atas tumit dengan kedua tangan diletakkan di atas paha. - Bangkit untuk sujud kedua
Bangkitlah untuk melakukan sujud kedua dengan cara mengangkat kedua tangan sambil mengucapkan “Sami’allahu liman hamidah” (Allah mendengar orang yang memuji-Nya). - Sujud kedua
Lakukan sujud kedua dengan cara yang sama seperti sujud pertama. - Bangkit dari sujud kedua
Setelah sujud kedua, bangkitlah dengan membaca “Allahu Akbar”.
Sujud merupakan rukun yang sangat penting dalam sholat. Sujud melambangkan sikap merendah diri dan berserah diri kepada Allah SWT.
Duduk di antara dua sujud
Duduk di antara dua sujud merupakan salah satu rukun shalat yang dilakukan setelah sujud pertama dan sebelum sujud kedua. Duduk ini disebut juga dengan iftirasy.
- Cara duduk iftirasy
Duduklah di atas kedua tumit dengan posisi kedua telapak kaki menghadap ke kiblat. Kedua tangan diletakkan di atas kedua paha. - Membaca tasbih
Saat duduk di antara dua sujud, disunnahkan membaca tasbih minimal tiga kali, yaitu “Subhana rabbiyal ‘alaa wabihamdih” (Maha Suci Tuhanku Yang Mahatinggi dan dengan segala puji bagi-Nya). - Membaca doa
Selain tasbih, juga disunnahkan membaca doa-doa lainnya, seperti:- “Allahummaghfirli warhamni wajburni warfa’ni warzuqni wa’afini” (Ya Allah, ampunilah aku, rahmatilah aku, peliharalah aku, angkatlah derajatku, berilah aku rezeki, dan sejahterakanlah aku).
- “Allahumma inni a’udzu bika minal bukhli, wa a’udzu bika minal jubni, wa a’udzu bika an uradda ilal faqr, wa a’udzu bika min fitnatil mahya wal mamat” (Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari sifat kikir, dan aku berlindung kepada-Mu dari sifat pengecut, dan aku berlindung kepada-Mu agar tidak dikembalikan kepada kefakiran, dan aku berlindung kepada-Mu dari fitnah kehidupan dan kematian).
- Bangkit untuk sujud kedua
Setelah selesai membaca tasbih dan doa, bangkitlah untuk melakukan sujud kedua dengan cara mengangkat kedua tangan sambil mengucapkan “Sami’allahu liman hamidah” (Allah mendengar orang yang memuji-Nya).
Duduk di antara dua sujud merupakan kesempatan untuk berdoa dan memohon ampunan kepada Allah SWT.
Tasyahud akhir
Tasyahud akhir merupakan rukun shalat yang dilakukan pada rakaat terakhir setelah duduk di antara dua sujud. Tasyahud akhir disebut juga dengan tasyahud duduk.
- Cara duduk tasyahud akhir
Duduklah di atas kaki kiri dengan posisi kaki kanan ditegakkan dan telapak kaki kiri diletakkan di bawah pantat. Kedua tangan diletakkan di atas paha. - Membaca tahiyat
Saat tasyahud akhir, diwajibkan membaca tahiyat, yaitu:- “At-tahiyyatu lillahi wasshawlaatu wat-tayyibaat. Assalamu ‘alaika ayyuhan-nabiyyu wa rahmatullahi wa barakatuhu. Assalamu ‘alaina wa ‘ala ‘ibaadillahis-shalihin. Asyhadu alla ilaha illallah wa asyhadu anna Muhammadan ‘abduhu wa rasuluhu.” (Segala penghormatan, segala puji, dan segala kebaikan hanya milik Allah. Semoga keselamatan terlimpah kepadamu, wahai Nabi, serta rahmat dan keberkahan Allah. Semoga keselamatan juga terlimpah kepada kami dan kepada seluruh hamba Allah yang saleh. Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya).
- Membaca shalawat
Setelah membaca tahiyat, disunnahkan membaca shalawat, yaitu:- “Allahumma shalli ‘ala Muhammad wa ‘ala aali Muhammad, kama shallaita ‘ala Ibrahim wa ‘ala aali Ibrahim, innaka hamidun majid. Allahumma barik ‘ala Muhammad wa ‘ala aali Muhammad, kama barakta ‘ala Ibrahim wa ‘ala aali Ibrahim, innaka hamidun majid.” (Ya Allah, limpahkanlah rahmat kepada Muhammad dan keluarga Muhammad, sebagaimana Engkau telah melimpahkan rahmat kepada Ibrahim dan keluarganya. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia. Ya Allah, berkahilah Muhammad dan keluarganya, sebagaimana Engkau telah memberkahi Ibrahim dan keluarganya. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia).
- Membaca doa
Setelah membaca shalawat, disunnahkan membaca doa-doa lainnya, seperti doa memohon perlindungan, doa untuk kedua orang tua, dan doa untuk kebaikan dunia dan akhirat.
Tasyahud akhir merupakan kesempatan untuk memanjatkan doa dan harapan kepada Allah SWT.
Salam
Salam adalah rukun terakhir dalam shalat. Salam diucapkan setelah tasyahud akhir dan mengakhiri shalat.
- Cara memberi salam
Salam diucapkan dengan cara menoleh ke kanan dan ke kiri sambil berkata “Assalamu ‘alaikum wa rahmatullah” (Semoga keselamatan dan rahmat Allah terlimpah kepadamu). Saat menoleh ke kanan, arahkan pandangan ke pundak kanan, dan saat menoleh ke kiri, arahkan pandangan ke pundak kiri. - Salam pertama
Salam pertama diucapkan setelah tasyahud akhir dan sebelum berdiri dari sujud. - Salam kedua
Salam kedua diucapkan setelah berdiri dari sujud. - Menjawab salam
Jika ada orang lain yang memberi salam kepada Anda saat shalat, jawablah salam tersebut dengan ucapan “Wa ‘alaikumus salam wa rahmatullah” (Semoga keselamatan dan rahmat Allah juga terlimpah kepadamu). Salam dijawab setelah selesai shalat.
Salam dalam shalat berfungsi sebagai tanda berakhirnya shalat dan sebagai doa untuk diri sendiri dan orang lain. Salam juga menjadi simbol perdamaian dan persaudaraan antar umat Islam.
Tertib
Tertib adalah melakukan rukun-rukun shalat secara berurutan dan sesuai dengan sunnah. Tertib merupakan syarat sahnya shalat.
- Tertib perkataan
Tertib perkataan adalah mengucapkan kalimat-kalimat dalam shalat sesuai dengan sunnah, seperti membaca surah Al-Fatihah, membaca surat pendek, dan membaca doa-doa. - Tertib perbuatan
Tertib perbuatan adalah melakukan gerakan-gerakan dalam shalat sesuai dengan sunnah, seperti berdiri, ruku’, sujud, dan duduk. - Tertib urutan
Tertib urutan adalah melakukan rukun-rukun shalat secara berurutan, seperti niat, takbiratul ihram, membaca surah Al-Fatihah, dan seterusnya. - Tertib sambungan
Tertib sambungan adalah tidak memberikan jarak waktu yang lama antara satu rukun dengan rukun berikutnya, kecuali terdapat uzur.
Tertib dalam shalat sangat penting karena menunjukkan kepatuhan dan kesungguhan dalam beribadah kepada Allah SWT. Selain itu, tertib juga membantu menjaga kekhusyukan dan konsentrasi dalam shalat.
FAQ
Berikut adalah beberapa pertanyaan umum tentang 13 rukun shalat:
Pertanyaan 1: Apa saja 13 rukun shalat?
Jawaban: 13 rukun shalat adalah niat, takbiratul ihram, berdiri tegak, ruku’, i’tidal, sujud dua kali, duduk di antara dua sujud, tasyahud akhir, salam, tertib, menghadap kiblat, menutup aurat, dan membaca surah Al-Fatihah.
Pertanyaan 2: Apakah urutan rukun shalat bisa diubah?
Jawaban: Tidak, urutan rukun shalat tidak boleh diubah. Shalat tidak sah jika dilakukan dengan urutan yang berbeda.
Pertanyaan 3: Apakah semua rukun shalat wajib dilakukan?
Jawaban: Ya, semua rukun shalat wajib dilakukan. Jika ada satu rukun yang tidak dilakukan, maka shalat tidak sah.
Pertanyaan 4: Apa yang dimaksud dengan tertib dalam shalat?
Jawaban: Tertib dalam shalat adalah melakukan rukun-rukun shalat secara berurutan dan sesuai dengan sunnah.
Pertanyaan 5: Bagaimana cara menjawab salam dalam shalat?
Jawaban: Salam dalam shalat dijawab dengan ucapan “Wa ‘alaikumus salam wa rahmatullah” (Semoga keselamatan dan rahmat Allah juga terlimpah kepadamu).
Pertanyaan 6: Apakah shalat bisa diulang jika ada rukun yang tidak terpenuhi?
Jawaban: Ya, shalat harus diulang jika ada rukun yang tidak terpenuhi.
Pertanyaan 7: Bagaimana cara mengetahui arah kiblat?
Jawaban: Arah kiblat dapat diketahui dengan menggunakan kompas atau aplikasi penunjuk arah kiblat.
Memahami dan mengamalkan rukun-rukun shalat dengan benar sangat penting untuk menjaga kesempurnaan dan keabsahan ibadah shalat.
Selain memahami rukun-rukun shalat, ada beberapa tips yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas shalat, di antaranya:
Tips
Berikut adalah beberapa tips untuk meningkatkan kualitas shalat:
1. Khusyuk dan Fokus
Upayakan untuk khusyuk dan fokus selama shalat. Hindari gangguan atau pikiran yang dapat mengalihkan perhatian dari ibadah.
2. Pahami Makna Bacaan
Cobalah memahami makna bacaan dalam shalat, seperti surat Al-Fatihah dan doa-doa lainnya. Hal ini akan membantu meningkatkan kekhusyukan dan pemahaman tentang ibadah shalat.
3. Perhatikan Waktu Shalat
Shalatlah tepat waktu sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Menunda-nunda shalat dapat mengurangi pahala dan kekhusyukan ibadah.
4. Berjamaah
Sebisa mungkin, shalatlah secara berjamaah di masjid atau musala. Shalat berjamaah memiliki pahala yang lebih besar dan dapat meningkatkan motivasi dalam beribadah.
Dengan menerapkan tips-tips di atas, diharapkan ibadah shalat dapat menjadi lebih berkualitas dan bermakna.
Kesimpulannya, memahami dan mengamalkan 13 rukun shalat dengan benar serta menerapkan tips-tips yang telah disebutkan merupakan kunci untuk melaksanakan ibadah shalat yang sempurna dan bernilai ibadah yang tinggi.
Kesimpulan
Memahami dan mengamalkan 13 rukun shalat dengan benar merupakan kewajiban bagi setiap muslim. Dengan memenuhi rukun-rukun ini, kualitas dan kesempurnaan ibadah shalat akan terjaga, sehingga pahala yang diperoleh pun maksimal.
13 rukun shalat tersebut meliputi niat, takbiratul ihram, berdiri tegak, ruku’, i’tidal, sujud dua kali, duduk di antara dua sujud, tasyahud akhir, salam, tertib, menghadap kiblat, menutup aurat, dan membaca surah Al-Fatihah. Setiap rukun memiliki tata cara dan ketentuan tertentu yang harus dipenuhi agar shalat menjadi sah.
Selain memahami rukun-rukun shalat, penting juga untuk memperhatikan tertib atau urutan dalam pelaksanaannya. Tertib dalam shalat menunjukkan kepatuhan dan kesungguhan dalam beribadah kepada Allah SWT.
Dengan melaksanakan shalat sesuai dengan rukun dan tertib yang benar, diharapkan ibadah shalat kita dapat diterima oleh Allah SWT dan menjadi sarana untuk meningkatkan ketakwaan dan kedekatan kepada-Nya.