11 Jenis Tembang Macapat dalam Sastra Jawa

lisa


11 Jenis Tembang Macapat dalam Sastra Jawa

Sastra Jawa memiliki kekayaan sastra lisan yang sangat beragam. Salah satu jenis sastra lisan yang paling terkenal adalah tembang macapat. Tembang macapat merupakan jenis puisi Jawa yang memiliki aturan-aturan tertentu, baik dalam hal bentuk, bahasa, maupun penyajiannya.

Tembang macapat berkembang pada masa Kerajaan Mataram Islam, tepatnya pada masa pemerintahan Sultan Agung Hanyokrowati (1613-1645). Tembang macapat awalnya digunakan sebagai media dakwah untuk menyebarkan agama Islam di kalangan masyarakat Jawa. Namun, seiring berjalannya waktu, tembang macapat juga digunakan untuk mengungkapkan berbagai macam tema, mulai dari cerita rakyat, kisah cinta, hingga kritik sosial.

Berikut ini adalah 11 jenis tembang macapat yang ada dalam sastra Jawa:

11 tembang macapat

Tembang macapat memiliki aturan-aturan tertentu, baik dalam hal bentuk, bahasa, maupun penyajiannya. Berikut ini adalah 10 poin penting tentang tembang macapat:

  • Terdiri dari 11 jenis
  • Berasal dari Kerajaan Mataram Islam
  • Awalnya digunakan untuk media dakwah
  • Memiliki aturan bentuk, bahasa, dan penyajian
  • Menggunakan bahasa Jawa
  • Disajikan dengan cara dilagukan
  • Menggunakan iringan gamelan
  • Bertemakan beragam
  • Masih populer hingga sekarang
  • Merupakan warisan budaya Jawa

Tembang macapat merupakan salah satu kekayaan sastra lisan Jawa yang masih populer hingga saat ini. Tembang macapat seringkali dipertunjukkan dalam berbagai acara, seperti pertunjukan wayang kulit, ketoprak, dan acara-acara adat Jawa lainnya.

Terdiri dari 11 jenis

Tembang macapat terdiri dari 11 jenis, yaitu:

  • Maskumambang

    Tembang maskumambang memiliki 12 larik (baris) dan 7-8 suku kata per larik. Rima yang digunakan adalah a-b-a-b.

  • Kinanthi

    Tembang kinanthi memiliki 12 larik dan 8 suku kata per larik. Rima yang digunakan adalah a-b-a-b.

  • Gambuh

    Tembang gambuh memiliki 12 larik dan 11-12 suku kata per larik. Rima yang digunakan adalah a-b-a-b.

  • Dhandhanggula

    Tembang dhandhanggula memiliki 10 larik dan 10-11 suku kata per larik. Rima yang digunakan adalah a-b-a-b.

  • Senggakan

    Tembang senggakan memiliki 7 larik dan 8 suku kata per larik. Rima yang digunakan bebas.

  • Asmarandana

    Tembang asmarandana memiliki 10 larik dan 7 suku kata per larik. Rima yang digunakan adalah a-b-a-b.

  • Mirib

    Tembang mirib memiliki 8 larik dan 8 suku kata per larik. Rima yang digunakan adalah a-a-b-b.

  • Balabak

    Tembang balabak memiliki 8 larik dan 12 suku kata per larik. Rima yang digunakan adalah a-a-b-b.

  • Durma

    Tembang durma memiliki 7 larik dan 10-12 suku kata per larik. Rima yang digunakan bebas.

  • Pangkur

    Tembang pangkur memiliki 7 larik dan 9-10 suku kata per larik. Rima yang digunakan bebas.

  • Megatruh

    Tembang megatruh memiliki 7 larik dan 11-12 suku kata per larik. Rima yang digunakan a-a-a-b-b-a.

Selain kesebelas jenis tembang macapat tersebut, terdapat pula beberapa jenis tembang macapat lainnya yang kurang populer, seperti tembang sekar ageng dan tembang sekar alit.

Berasal dari Kerajaan Mataram Islam

Tembang macapat berasal dari Kerajaan Mataram Islam, yaitu pada masa pemerintahan Sultan Agung Hanyokrowati (1613-1645). Pada masa itu, tembang macapat digunakan sebagai media dakwah untuk menyebarkan agama Islam di kalangan masyarakat Jawa.

  • Masa penciptaan

    Tembang macapat diciptakan pada masa pemerintahan Sultan Agung Hanyokrowati (1613-1645).

  • Fungsi sebagai media dakwah

    Pada awalnya, tembang macapat digunakan sebagai media dakwah untuk menyebarkan agama Islam.

  • Penggunaan bahasa Jawa

    Tembang macapat menggunakan bahasa Jawa sebagai bahasa pengantarnya.

  • Penyebaran melalui pertunjukan

    Tembang macapat disebarkan melalui pertunjukan-pertunjukan, seperti pertunjukan wayang kulit dan ketoprak.

Seiring berjalannya waktu, tembang macapat tidak hanya digunakan untuk media dakwah, tetapi juga digunakan untuk mengungkapkan berbagai macam tema, mulai dari cerita rakyat, kisah cinta, hingga kritik sosial.

Awalnya digunakqn untuk media DAKWAH

Pada masa Kerajaan Mataram Islam, tembang macapat digunakqn sebagai media untuk menyebarkan ajaran Islam. Hal ini dikarenakan tembang macapat memiliki beberapa keunggulan, di antaranya:

  1. Mudah diingat
    Tembang macapat memiliki aturan-aturan tertentu dalam hal susunan larik dan rimanya. Hal ini membuat tembang macapat mudan diingat dan dihafalkan.
  2. Menarik
    Tembang macapat biasanya diiringi dengan musik gamelan. Hal ini membuat tembang macapat menarik dan menghibur.
  3. Mudah dimengerti
    Tembang macapat menggunakan bahasa yang cotidian, tidak menggunakan banyak kata- kata puitis atau istilah- istilah yang rumit. Hal ini membuat tembang macapat mudan dimengerti oleh masyarakat awd.

Selain itu, tembang macapat juga sering digunakakn untuk mengiringi pementasan wayang Kulit. Wayang Kulit adalah salah satu kesenian tradisi yang sangat populer di Jawa. Hal ini membuat tembang macapat semakin di kenal dan digemari masyarakat.

Seiring berjalannya waktu, tembang macapat tidak hanya digunakqn untuk media DAKWAH, tembang macapat juga digunakakn untuk meyampaikan kritik sosial dan politik. Hal ini dikarenakan tembang macapat memiliki kebebasan bererepsi. Hal ini membuat tembang macapat digunakakn sebagai alat untuk mengkritik kebijakan-kebijakan pemerintah atau menyatakan pendapat tentang suatu permaslaahan sosial.

Meskipun fungsinya telah mengalami pergesaran, tembang macapat masih digunakqn sebagai media untuk meyampaikan nilai- nilai luhur, seperti nilai- nilai moral, nilai- nilai pendidikan, dan nilai- nilai keagamaan.

Memiliki aturan bentuk, bahasa, dan penyajian

Tembang macapat memiliki aturan-aturan tertentu dalam hal bentuk, bahasa, dan penyajiannya. Hal ini membuat tembang macapat memiliki ciri khas yang membedakannya dengan jenis puisi lainnya.

  • Aturan bentuk

    Tembang macapat memiliki aturan-aturan tertentu dalam hal jumlah larik (baris), jumlah suku kata per larik, dan rima.

  • Aturan bahasa

    Tembang macapat menggunakan bahasa Jawa sebagai bahasa pengantarnya. Selain itu, tembang macapat juga menggunakan beberapa kata-kata khusus yang tidak digunakan dalam bahasa sehari-hari.

  • Aturan penyajian

    Tembang macapat biasanya dilagukan dengan iringan musik gamelan. Selain itu, tembang macapat juga dapat dibawakan dengan cara dibacakan atau dideklamasikan.

Aturan-aturan dalam tembang macapat ini bertujuan untuk menciptakan keindahan dan kekhasan tembang macapat. Selain itu, aturan-aturan ini juga berfungsi untuk menjaga kelestarian tembang macapat sebagai salah satu warisan budaya Jawa.

Menggunakan bahasa Jawa

Tembang macapat menggunakan bahasa Jawa sebagai bahasa pengantarnya. Hal ini dikarenakan tembang macapat berasal dari Jawa dan merupakan bagian dari budaya Jawa. Selain itu, penggunaan bahasa Jawa juga bertujuan untuk menjaga kelestarian bahasa Jawa.

Tembang macapat menggunakan bahasa Jawa yang halus dan santun. Hal ini dikarenakan tembang macapat seringkali digunakan untuk menyampaikan nilai-nilai luhur, seperti nilai-nilai moral, nilai-nilai pendidikan, dan nilai-nilai keagamaan.

Meskipun menggunakan bahasa Jawa, tembang macapat tetap dapat dipahami oleh masyarakat luar Jawa. Hal ini dikarenakan tembang macapat menggunakan bahasa Jawa yang cotidian, tidak menggunakan banyak kata- kata puitis atau istilah- istilah yang rumit.

Selain itu, tembang macapat juga seringkali diiringi dengan musik gamelan. Hal ini membuat tembang macapat semakin mudah dipahami dan dinikmati oleh masyarakat luas.

Penggunaan bahasa Jawa dalam tembang macapat merupakan salah satu ciri khas yang membedakannya dengan jenis puisi lainnya. Hal ini juga menunjukkan bahwa tembang macapat merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari budaya Jawa.

Disajikan dengan cara dilagukan

Tembang macapat disajikan dengan cara dilagukan. Hal ini dikarenakan tembang macapat memiliki irama dan melodi yang khas. Selain itu, penyajian tembang macapat dengan cara dilagukan juga bertujuan untuk memperindah dan memperkuat pesan yang disampaikan.

  • Iringan musik gamelan

    Tembang macapat biasanya diiringi dengan musik gamelan. Musik gamelan berfungsi untuk memperindah tembang macapat dan memperkuat suasana yang ingin disampaikan.

  • Penyajian vokal

    Tembang macapat dinyanyikan dengan teknik vokal tertentu. Teknik vokal ini bertujuan untuk menghasilkan suara yang indah dan merdu.

  • Ekspresi

    Penyajian tembang macapat juga memperhatikan aspek ekspresi. Ekspresi ini bertujuan untuk menyampaikan perasaan dan pesan yang terkandung dalam tembang macapat.

  • Improvisasi

    Dalam penyajian tembang macapat, juga terdapat improvisasi. Improvisasi ini dilakukan oleh para penembang macapat untuk memperindah dan memperkaya penyajian tembang macapat.

Penyajian tembang macapat dengan cara dilagukan merupakan salah satu ciri khas yang membedakannya dengan jenis puisi lainnya. Hal ini juga menunjukkan bahwa tembang macapat merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari budaya Jawa.

Menggunakan iringan gamelan

Tembang macapat menggunakan iringan gamelan. Gamelan adalah seperangkat alat musik tradisional Jawa yang terdiri dari beberapa jenis alat musik, seperti kendang, rebab, saron, dan bonang.

  • Fungsi gamelan
    Gamelan berfungsi untuk memperindah tembang macapat dan memperkuat suasana yang ingin disampaikan. Selain itu, gamelan juga berfungsi untuk memberi tanda perpindahan larik dan mengatur tempo.
  • Jenis gamelan
    Jenis gamelan yang digunakan untuk mengiringi tembang macapat adalah gamelan sekaten. Gamelan sekaten memiliki suara yang lembut dan merdu, sehingga cocok untuk mengiringi tembang macapat yang umumnya bersifat halus dan santun.
  • Posisi pengrawit
    Dalam pertunjukan tembang macapat, para pengrawit (pemain gamelan) biasanya duduk di belakang para penyaji. Hal ini bertujuan agar suara gamelan tidak terlalu dominan dan mengganggu penyajian tembang macapat.
  • Improvisasi
    Dalam mengiringi tembang macapat, para pengrawit juga melakukan improvisasi. Improvisasi ini dilakukan untuk memperindah dan memperkaya penyajian tembang macapat.

Penggunaan iringan gamelan dalam tembang macapat merupakan salah satu ciri khas yang membedakannya dengan jenis puisi lainnya. Hal ini juga menunjukkan bahwa tembang macapat merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari budaya Jawa.

Bertemakan beragam

Tembang macapat bertemakan beragam. Hal ini dikarenakan tembang macapat dapat digunakakn untuk mengekspresikan berbagai macam perasaan dan pikiran. Selain itu, tembang macapat juga dapat digunakakn untuk menyampaikan berbagai macam informasi, seperti kisah sejarah, ajaran moral, dan kritik sosial.

  • Tema percintaan

    Tema percintaan merupakan salah satu tema yang paling sering dimuat dalam tembang macapat. Tema ini biasanya diangkat dalam tembang-tembang macapat yang bernada romantis dan lembut.

  • Tema keagamaan

    Tema keagamaan juga sering dimuat dalam tembang macapat. Tema ini biasanya diangkat dalam tembang-tembang macapat yang bertujuan untuk memberikan ajaran moral dan spiritual.

  • Tema kepahlawanan

    Tema kepahlawanan juga sering dimuat dalam tembang macapat. Tema ini biasanya diangkat dalam tembang-tembang macapat yang menceritakan tentang perjuangan para tokoh atau peristiwa-peristiwa heroik.

  • Tema kritik sosial

    Tema kritik sosial juga sering dimuat dalam tembang macapat. Tema ini biasanya diangkat dalam tembang-tembang macapat yang bertujuan untuk mengkritik kebijakan-kebijakan pemerintah atau kondisi sosial yang terjadi.

Keberagaman tema dalam tembang macapat menunjukkan bahwa tembang macapat merupakanCurtirCurtir seni yang dapat digunakakn untuk mengekspresikan berbagai macam perasaan, pikiran, dan informasi.

Masih populer hingga sekarang

Tembang macapat masih populer hingga sekarang. Hal ini dikarenakan tembang macapat memiliki beberapa keunggulan, di antaranya:

  • Nilai estetika

    Tembang macapat memiliki nilai estetika yang tinggi. Hal ini dikarenakan tembang macapat memiliki aturan-aturan tertentu dalam hal bentuk, bahasa, dan penyajiannya.

  • Nilai filosofi

    Tembang macapat juga memiliki nilai filosofi yang tinggi. Hal ini dikarenakan tembang macapat seringkali mengandung ajaran-ajaran moral dan spiritual.

  • Mudah dipelajari

    Tembang macapat juga mudah dipelajari. Hal ini dikarenakan tembang macapat menggunakan bahasa Jawa yang cotidian dan memiliki aturan-aturan yang jelas.

  • Dapat digunakakn untuk berbagai acara

    Tembang macapat dapat digunakakn untuk berbagai acara, seperti pertunjukan wayang kulit, ketoprak, dan acara-acara adat Jawa lainnya.

Keunggulan-keunggulan inilah yang membuat tembang macapat masih tetap populer hingga sekarang. Tembang macapat tidak hanya diminati oleh orang Jawa, tembang macapat juga diminati oleh orang-orang dari luar Jawa, bahkan dari luar negeri.

Merupakan warisan budaya Jawa

Tembang macapat merupakan warisan budaya Jawa yang sangat berharga. Hal ini dikarenakan tembang macapat memiliki nilai-nilai luhur yang dapat dipetik oleh masyarakat Jawa. Selain itu, tembang macapat juga merupakan salah satu bentuk kesenian tradisional Jawa yang masih lestari hingga sekarang.

Nilai-nilai luhur yang terkandung dalam tembang macapat, antara lain:

  1. Nilai moral
  2. Nilai pendidikan
  3. Nilai keagamaan
  4. Nilai budaya

Tembang macapat juga merupakan salah satu bentuk kesenian tradisional Jawa yang masih lestari hingga sekarang. Hal ini dikarenakan tembang macapat memiliki daya tarik tersendiri, baik dari segi musikalitas maupun dari segi liriknya. Selain itu, tembang macapat juga seringkali dikaitkan dengan upacara-upacara adat Jawa, sehingga keberadaannya masih tetap terjaga.

Sebagai warisan budaya Jawa, tembang macapat perlu dilestarikan dan dikembangkan. Hal ini dapat dilakukan melalui berbagai cara, seperti:

  1. Pengajaran tembang macapat di sekolah-sekolah
  2. Pementasan tembang macapat dalam berbagai acara
  3. Penelitian dan pengembangan tembang macapat

Dengan melestarikan dan mengembangkan tembang macapat, kita tidak hanya menjaga warisan budaya Jawa, kita juga menjaga nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya.

FAQ

Berikut ini adalah beberapa pertanyaan yang sering diajukan tentang tembang macapat:

Question 1: Apa itu tembang macapat?
Tembang macapat adalah jenis puisi Jawa yang memiliki aturan-aturan tertentu dalam hal bentuk, bahasa, dan penyajiannya.

Question 2: Berapa jumlah jenis tembang macapat?
Ada 11 jenis tembang macapat, yaitu maskumambang, kinanthi, gambuh, dhandhanggula, senggakan, asmarandana, mirib, balabak, durma, pangkur, dan megatruh.

Question 3: Apa fungsi tembang macapat?
Tembang macapat awalnya digunakan sebagai media dakwah untuk menyebarkan agama Islam. Namun, seiring berjalannya waktu, tembang macapat juga digunakan untuk mengungkapkan berbagai macam tema, mulai dari cerita rakyat, kisah cinta, hingga kritik sosial.

Question 4: Bagaimana cara penyajian tembang macapat?
Tembang macapat biasanya disajikan dengan cara dilagukan. Penyajian tembang macapat biasanya diiringi dengan musik gamelan.

Question 5: Apa nilai-nilai yang terkandung dalam tembang macapat?
Tembang macapat mengandung nilai-nilai luhur, seperti nilai moral, nilai pendidikan, nilai keagamaan, dan nilai budaya.

Question 6: Apakah tembang macapat masih populer hingga sekarang?
Ya, tembang macapat masih populer hingga sekarang. Tembang macapat masih sering dipentaskan dalam berbagai acara, seperti pertunjukan wayang kulit, ketoprak, dan acara-acara adat Jawa lainnya.

Question 7: Bagaimana cara melestarikan tembang macapat?
Tembang macapat dapat dilestarikan melalui berbagai cara, seperti pengajaran tembang macapat di sekolah-sekolah, pementasan tembang macapat dalam berbagai acara, dan penelitian dan pengembangan tembang macapat.

Selain FAQ di atas, berikut ini adalah beberapa tips untuk mempelajari dan mendalami tembang macapat:

Tips

Berikut ini adalah beberapa tips untuk mempelajari dan mendalami tembang macapat:

1. Mulailah dengan tembang macapat yang mudah
Ada beberapa jenis tembang macapat yang lebih mudah dipelajari dibandingkan jenis lainnya. Misalnya, tembang macapat maskumambang dan kinanthi memiliki aturan yang lebih sederhana dibandingkan dengan tembang macapat lainnya.

2. Dengarkan dan hafalkan tembang macapat
Salah satu cara terbaik untuk mempelajari tembang macapat adalah dengan mendengarkan dan menghafalkannya. Ada banyak rekaman tembang macapat yang dapat ditemukan di internet atau di toko-toko musik.

3. Ikuti kursus atau pelatihan tembang macapat
Jika memungkinkan, ikutilah kursus atau pelatihan tembang macapat. Kursus atau pelatihan ini akan memberikan bimbingan langsung dari seorang guru yang berpengalaman.

4. Berlatih secara rutin
Kunci untuk menguasai tembang macapat adalah latihan yang rutin. Semakin sering berlatih, maka akan semakin mahir dalam membawakan tembang macapat.

Dengan mengikuti tips-tips di atas, diharapkan dapat mempelajari dan mendalami tembang macapat dengan lebih mudah dan efektif.

Conclusion

Tembang macapat adalah salah satu karya sastra lisan yang sangat berhaga bagi masyarakat khususnya dan bangsa Indonesia pada umumnya. Tembang macapat memiliki aturan-aturan tertentu dalam hal lirik, irama, dan penyajiannya. Keunikan dan kekhasan tembang macapat inilah yang membuatnya terus dilestarikan hingga saat ini.

Sebagai warisan budaya yang adiluhung, tembang macapat memiliki banyak fungsi dan manfaat. Tembang macapat tidak hanya berfungsi sebagai hiburan, tetapi juga sebagai media dakwah, kritik social, dan sarana untuk menyampaikan pesan-pesan moral dan budi pekerti. Melalui tembang macapat, masyarakat diajarkan untuk hidup rukun, saling menghormati, dan menjaga keselarasan hidup.

Oleh karena itu, sudah menjadi kewajiban kita bersama untuk menjaga dan melestarikan tembang macapat agar tidak punah ditelan zaman. Kita dapat melestarikan tembang macapat dengan berbagai cara, seperti mempelajarinya, menghafalkannya, dan membawakannya dalam berbagai kesempatan. Selain itu, kita juga dapat mendukung berbagai upaya pelestarian tembang macapat yang dilakukan oleh pemerntah dan lembaga-lembaga kebudayaan.


Artikel Terkait

Bagikan:

lisa

Hai, nama aku Lisa! Udah lebih dari 5 tahun nih aku terjun di dunia tulis-menulis. Gara-gara hobi membaca dan menulis, aku jadi semakin suka buat berbagi cerita sama kalian semua. Makasih banget buat kalian yang udah setia baca tulisan-tulisanku selama ini. Oh iya, jangan lupa cek juga tulisan-tulisanku di Stikes Perintis, ya. Dijamin, kamu bakal suka! Makasih lagi buat dukungannya, teman-teman! Tanpa kalian, tulisanku nggak akan seistimewa ini. Keep reading and let's explore the world together! 📖❤️

Cek di Google News

Artikel Terbaru