Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi negara memiliki kaidah penulisan yang baku. Kaidah ini berfungsi untuk menjunjung tinggi mutu bahasa dan menjaga keseragaman dalam berkomunikasi. Meskipun begitu, dalam praktiknya masih banyak penggunaan kata yang tidak baku dalam kehidupan sehari-hari.
Perbedaan antara kata baku dan tidak baku terletak pada kesesuaiannya dengan kaidah bahasa Indonesia yang telah ditetapkan. Kata baku merupakan kata yang penggunaannya sesuai dengan kaidah tersebut, sedangkan kata tidak baku merupakan kata yang penggunaannya menyimpang dari kaidah.
Untuk memahami perbedaan tersebut, berikut adalah 10 contoh kata baku dan tidak baku beserta penjelasannya:
10 kata baku dan tidak baku
Berikut adalah 10 kata baku dan tidak baku yang penting diketahui:
- Baku: Meninggalkan, Tidak Baku: Ninggalin
- Baku: Melihat, Tidak Baku: Liat
- Baku: Menggunakan, Tidak Baku: Pake
- Baku: Membeli, Tidak Baku: Beli
- Baku: Memiliki, Tidak Baku: Punya
- Baku: Menulis, Tidak Baku: Nulis
- Baku: Membaca, Tidak Baku: Baca
- Baku: Memahami, Tidak Baku: Ngerti
- Baku: Menjelaskan, Tidak Baku: jelasin
- Baku: Mengerjakan, Tidak Baku: Kerjain
Penggunaan kata baku sangat penting dalam penulisan resmi, seperti surat, laporan, dan karya ilmiah. Dengan menggunakan kata baku, tulisan akan terlihat lebih formal dan terstruktur dengan baik.
Baku: Meninggalkan, Tidak Baku: Ninggalin
Kata “meninggalkan” merupakan kata baku yang artinya pergi dan tidak kembali. Kata ini digunakan dalam situasi formal, seperti dalam penulisan surat atau laporan. Contoh penggunaannya: “Ia meninggalkan rumah untuk mencari pekerjaan.”.
Sementara itu, kata “ninggalin” merupakan kata tidak baku yang juga berarti pergi dan tidak kembali. Kata ini sering digunakan dalam percakapan sehari-hari atau bahasa informal. Contoh penggunaannya: “Dia ninggalin aku tanpa kabar.”.
Meskipun memiliki arti yang sama, penggunaan kata “meninggalkan” lebih diutamakan dalam konteks formal. Hal ini karena kata “meninggalkan” sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar. Sementara itu, kata “ninggalin” lebih sering digunakan dalam konteks informal karena merupakan bentuk yang lebih santai dan tidak terlalu formal.
Jadi, dalam penulisan resmi atau formal, disarankan untuk menggunakan kata “meninggalkan” daripada “ninggalin”. Penggunaan kata baku akan membuat tulisan terlihat lebih terstruktur dan sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Selain itu, penggunaan kata baku juga menunjukkan bahwa penulis menghargai bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan baik dan benar. Hal ini penting dalam konteks resmi, seperti penulisan surat, laporan, atau karya ilmiah, karena menunjukkan profesionalisme dan keseriusan penulis.
Baku: Melihat, Tidak Baku: Liat
Kata “melihat” merupakan kata baku yang artinya menggunakan indra penglihatan untuk mengamati sesuatu. Kata ini digunakan dalam situasi formal, seperti dalam penulisan surat atau laporan. Contoh penggunaannya: “Saya melihat pemandangan yang indah dari jendela.”.
Sementara itu, kata “liat” merupakan kata tidak baku yang juga berarti menggunakan indra penglihatan untuk mengamati sesuatu. Kata ini sering digunakan dalam percakapan sehari-hari atau bahasa informal. Contoh penggunaannya: “Coba liat buku yang ada di meja.”.
Meskipun memiliki arti yang sama, penggunaan kata “melihat” lebih diutamakan dalam konteks formal. Hal ini karena kata “melihat” sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar. Sementara itu, kata “liat” lebih sering digunakan dalam konteks informal karena merupakan bentuk yang lebih santai dan tidak terlalu formal.
Jadi, dalam penulisan resmi atau formal, disarankan untuk menggunakan kata “melihat” daripada “liat”. Penggunaan kata baku akan membuat tulisan terlihat lebih terstruktur dan sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Selain itu, penggunaan kata baku juga menunjukkan bahwa penulis menghargai bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan baik dan benar. Hal ini penting dalam konteks resmi, seperti penulisan surat, laporan, atau karya ilmiah, karena menunjukkan profesionalisme dan keseriusan penulis.
Baku: Menggunakan, Tidak Baku: Pake
Kata “menggunakan” merupakan kata baku yang artinya memanfaatkan atau mempergunakan sesuatu. Kata ini digunakan dalam situasi formal, seperti dalam penulisan surat atau laporan. Contoh penggunaannya: “Saya menggunakan komputer untuk menyelesaikan pekerjaan.”.
Sementara itu, kata “pake” merupakan kata tidak baku yang juga berarti memanfaatkan atau mempergunakan sesuatu. Kata ini sering digunakan dalam percakapan sehari-hari atau bahasa informal. Contoh penggunaannya: “Jangan pake baju itu, sudah kotor.”.
Meskipun memiliki arti yang sama, penggunaan kata “menggunakan” lebih diutamakan dalam konteks formal. Hal ini karena kata “menggunakan” sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar. Sementara itu, kata “pake” lebih sering digunakan dalam konteks informal karena merupakan bentuk yang lebih santai dan tidak terlalu formal.
Jadi, dalam penulisan resmi atau formal, disarankan untuk menggunakan kata “menggunakan” daripada “pake”. Penggunaan kata baku akan membuat tulisan terlihat lebih terstruktur dan sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Selain itu, penggunaan kata baku juga menunjukkan bahwa penulis menghargai bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan baik dan benar. Hal ini penting dalam konteks resmi, seperti penulisan surat, laporan, atau karya ilmiah, karena menunjukkan profesionalisme dan keseriusan penulis.
in-unformatted or formal format
Baku: Memiliki, Tidak Baku: Punya
Kata “memiliki” merupakan kata baku yang artinya menguasai atau mempunyai sesuatu. Kata ini digunakan dalam situasi formal, seperti dalam penulisan surat atau laporan. Contoh penggunaannya: “Perusahaan tersebut memiliki banyak aset.”.
Sementara itu, kata “punya” merupakan kata tidak baku yang juga berarti menguasai atau mempunyai sesuatu. Kata ini sering digunakan dalam percakapan sehari-hari atau bahasa informal. Contoh penggunaannya: “Dia punya mobil baru.”.
Meskipun memiliki arti yang sama, penggunaan kata “memiliki” lebih diutamakan dalam konteks formal. Hal ini karena kata “memiliki” sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar. Sementara itu, kata “punya” lebih sering digunakan dalam konteks informal karena merupakan bentuk yang lebih santai dan tidak terlalu formal.
Jadi, dalam penulisan resmi atau formal, disarankan untuk menggunakan kata “memiliki” daripada “punya”. Penggunaan kata baku akan membuat tulisan terlihat lebih terstruktur dan sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Selain itu, penggunaan kata baku juga menunjukkan bahwa penulis menghargai bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan baik dan benar. Hal ini penting dalam konteks resmi, seperti penulisan surat, laporan, atau karya
Baku: Menulis, Tidak Baku: Nulis
Kata “menulis” merupakan kata baku yang artinya menuangkan ide atau gagasan dalam bentuk tulisan. Kata ini digunakan dalam situasi formal, seperti dalam penulisan surat atau laporan. Contoh penggunaannya: “Saya sedang menulis surat kepada teman saya.”.
Sementara itu, kata “nulis” merupakan kata tidak baku yang juga berarti menuangkan ide atau gagasan dalam bentuk tulisan. Kata ini sering digunakan dalam percakapan sehari-hari atau bahasa informal. Contoh penggunaannya: “Dia lagi nulis tugas.”.
Meskipun memiliki arti yang sama, penggunaan kata “menulis” lebih diutamakan dalam konteks formal. Hal ini karena kata “menulis” sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar. Sementara itu, kata “nulis” lebih sering digunakan dalam konteks informal karena merupakan bentuk yang lebih santai dan tidak terlalu formal.
Jadi, dalam penulisan resmi atau formal, disarankan untuk menggunakan kata “menulis” daripada “nulis”. Penggunaan kata baku akan membuat tulisan terlihat lebih terstruktur dan sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Selain itu, penggunaan kata baku juga menunjukkan bahwa penulis menghargai bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan baik dan benar. Hal ini penting dalam konteks resmi, seperti penulisan surat, laporan, atau karya ilmiah, karena menunjukkan profesionalisme dan keseriusan penulis.
Baku: Membaca, Tidak Baku: Baca
Kata “membaca” merupakan kata baku yang artinya memahami tulisan atau cetakan. Kata ini digunakan dalam situasi formal, seperti dalam penulisan surat atau laporan. Contoh penggunaannya: “Saya sedang membaca buku tentang sejarah Indonesia.”.
- Penggunaan dalam konteks formal
Dalam penulisan resmi atau formal, seperti surat, laporan, atau karya ilmiah, disarankan untuk menggunakan kata “membaca” daripada “baca”. Penggunaan kata baku akan membuat tulisan terlihat lebih terstruktur dan sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar.
- Penggunaan dalam konteks informal
Dalam percakapan sehari-hari atau bahasa informal, penggunaan kata “baca” lebih umum digunakan. Kata ini dianggap lebih santai dan tidak terlalu formal.
- Perbedaan makna
Meskipun memiliki arti yang sama, dalam beberapa kasus terdapat perbedaan makna antara kata “membaca” dan “baca”. Kata “membaca” lebih menekankan pada proses memahami tulisan atau cetakan, sedangkan kata “baca” lebih menekankan pada tindakan membaca itu sendiri.
- Contoh penggunaan
Berikut adalah beberapa contoh penggunaan kata “membaca” dan “baca” dalam kalimat:
- Baku: Saya sedang membaca buku tentang sejarah Indonesia.
- Tidak Baku: Saya lagi baca buku tentang sejarah Indonesia.
- Baku: Dia membaca surat dengan saksama.
- Tidak Baku: Dia baca surat itu dengan saksama.
Selain itu, penggunaan kata baku juga menunjukkan bahwa penulis menghargai bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan baik dan benar. Hal ini penting dalam konteks resmi, seperti penulisan surat, laporan, atau karya ilmiah, karena menunjukkan profesionalisme dan keseriusan penulis.
Baku: Me memahami, Tidak Baku: Ngerti
kata “me memahami” merupakan kata baku yang artinya mengerti atau memahami sesuatu. Kata ini digunakan dalam situasi resmi, seperti dalam karangan ilmiah atau laporan. Contoh penggunaannya: “Saya memahami maksud dari perkataan Anda.”
Sementara itu, kata “ngerti” merupakan kata tidak baku yang juga berarti mengerti atau memahami sesuatu. Kata ini sering digunakan dalam percakapan tidak resmi atau bahasa informal. Contoh penggunaannya: “Saya ngerti maksud dari perkataan Anda.”
Meskipun memiliki arti yang sama, penggunaan kata “me memahami” lebih diutamakan dalam konteks formal. Hal ini karena kata “me memahami” sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar. Sementara itu, kata “ngerti” lebih sering digunakan dalam konteks informal karena merupakan bentuk yang lebih santai dan tidak formal.
Jadi, dalam situasi resmi atau formal, disarankan untuk menggunakan kata “me memahami” daripada “ngerti”. Penggunaan kata baku akan membuat tulisan atau ucapan terlihat lebih terstruktur dan sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Baku: Menjelaskan, Tidak Baku: jelasin
Kata “menjelaskan” merupakan kata baku yang artinya membuat sesuatu menjadi jelas atau mudah dipahami. Kata ini digunakan dalam situasi formal, seperti dalam penulisan ilmiah atau laporan. Contoh penggunaannya: “Saya akan menjelaskan materi pelajaran ini dengan jelas.”
Sementara itu, kata “jelasin” merupakan kata tidak baku yang juga berarti membuat sesuatu menjadi jelas atau mudah dipahami. Kata ini sering digunakan dalam percakapan tidak resmi atau bahasa informal. Contoh penggunaannya: “Bisa kamu jelasin materi pelajaran ini ke aku?”
Meskipun memiliki arti yang sama, penggunaan kata “menjelaskan” lebih diutamakan dalam konteks formal. Hal ini karena kata “menjelaskan” sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar. Sementara itu, kata “jelasin” lebih sering digunakan dalam konteks informal karena merupakan bentuk yang lebih santai dan tidak formal.
Jadi, dalam situasi resmi atau formal, disarankan untuk menggunakan kata “menjelaskan” daripada “jelasin”. Penggunaan kata baku akan membuat tulisan atau ucapan terlihat lebih terstruktur dan sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Selain itu, penggunaan kata baku juga menunjukkan bahwa penulis atau pembicara menghargai bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan baik dan benar. Hal ini penting dalam konteks resmi, seperti penulisan ilmiah atau laporan, karena menunjukkan profesionalisme dan keseriusan penulis atau pembicara.
Baku: Mengerjakan, Tidak Baku: Kerjain
Kata “mengerjakan” merupakan kata baku yang artinya melakukan atau membuat sesuatu. Kata ini digunakan dalam situasi formal, seperti dalam penulisan ilmiah atau laporan. Contoh penggunaannya: “Saya sedang mengerjakan tugas sekolah.”
Sementara itu, kata “kerjain” merupakan kata tidak baku yang juga berarti melakukan atau membuat sesuatu. Kata ini sering digunakan dalam percakapan tidak resmi atau bahasa informal. Contoh penggunaannya: “Tolong kerjain tugas ini untukku.”
Meskipun memiliki arti yang sama, penggunaan kata “mengerjakan” lebih diutamakan dalam konteks formal. Hal ini karena kata “mengerjakan” sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar. Sementara itu, kata “kerjain” lebih sering digunakan dalam konteks informal karena merupakan bentuk yang lebih santai dan tidak formal.
Jadi, dalam situasi resmi atau formal, disarankan untuk menggunakan kata “mengerjakan” daripada “kerjain”. Penggunaan kata baku akan membuat tulisan atau ucapan terlihat lebih terstruktur dan sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Selain itu, penggunaan kata baku juga menunjukkan bahwa penulis atau pembicara menghargai bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan baik dan benar. Hal ini penting dalam konteks resmi, seperti penulisan ilmiah atau laporan, karena menunjukkan profesionalisme dan keseriusan penulis atau pembicara.
FAQ
Berikut adalah beberapa pertanyaan yang sering diajukan terkait penggunaan kata baku dan tidak baku:
Question: Apa itu kata baku dan tidak baku?
Answer: Kata baku adalah kata yang penggunaannya sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang telah ditetapkan, sedangkan kata tidak baku adalah kata yang penggunaannya menyimpang dari kaidah tersebut.
Question: Mengapa penting menggunakan kata baku?
Answer: Penggunaan kata baku penting untuk menjunjung tinggi mutu bahasa Indonesia dan menjaga keseragaman dalam berkomunikasi, terutama dalam konteks formal seperti penulisan ilmiah, laporan, atau surat resmi.
Question: Bagaimana cara mengetahui apakah suatu kata termasuk kata baku atau tidak?
Answer: Anda dapat merujuk pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) atau sumber-sumber resmi lainnya yang memuat daftar kata baku.
Question: Apa perbedaan antara “meninggalkan” dan “ninggalin”?
Answer: “Meninggalkan” adalah kata baku yang digunakan dalam konteks formal, sedangkan “ninggalin” merupakan kata tidak baku yang lebih sering digunakan dalam percakapan sehari-hari.
Question: Apa saja contoh kata tidak baku yang sering digunakan?
Answer: Beberapa contoh kata tidak baku yang sering digunakan antara lain “pake” (menggunakan), “liat” (melihat), dan “punya” (memiliki).
Question: Bagaimana cara melatih penggunaan kata baku?
Answer: Anda dapat melatih penggunaan kata baku dengan membaca buku-buku, artikel-artikel, atau karya tulis lainnya yang menggunakan bahasa yang baik dan benar. Selain itu, Anda juga dapat menggunakan kamus atau tesaurus untuk mencari sinonim atau pengganti kata tidak baku dengan kata baku.
Dengan memahami dan menggunakan kata baku dengan baik dan benar, kita dapat berkontribusi dalam menjaga kelestarian dan kemurnian bahasa Indonesia.
Berikutnya, akan dibahas beberapa tips untuk membantu Anda menggunakan kata baku dengan lebih efektif.
Tips
Untuk membantu Anda menggunakan kata baku dengan lebih efektif, berikut adalah beberapa tips:
1. Perbanyak membaca
Memperbanyak membaca buku, artikel, atau jurnal ilmiah yang menggunakan bahasa yang baik dan benar dapat membantu Anda terbiasa dengan kata-kata baku dan penggunaannya dalam konteks yang tepat.
2. Gunakan kamus atau tesaurus
Jika Anda tidak yakin apakah sebuah kata termasuk kata baku atau tidak, jangan ragu untuk merujuk pada Kamus Humanitarian Bahasa Indonesia (KBBI) atau tesaurus. Alat-alat ini akan membantu Anda menemukan kata baku yang sesuai dan penggantinya.
3. Perhatikan konteks
Penggunakan kata baku juga perlu memerhatikan konteks. Dalam situasi formal seperti pidato atau laporan, gunakanlah kata-kata baku yang sesuai. Sebaliknya, dalam percakapan santai, penggunaan kata tidak baku yang lebih komunikatif diperbolehkan.
4. Latih terus
Seperti halnya keterampilan lainnya, penggunaan kata baku juga perlu dilatih secara terus-menerus. Anda dapat melatihnya dalam tulisan, percakapan, atau bahkan dalam pikiran Anda sendiri. Dengan latihan yang konsisten, Anda akan semakin terbiasa dan mahir menggunakan kata baku.
Dengan mengikuti tips-tips di atas, Anda dapat meningkatkan penggunaan kata baku dalam keseharian Anda. Hal ini tidak hanya akan membuat komunikasi Anda lebih efektif, tetapi juga berkont
Conclusion
Penggunaan kata baku dan tidak baku dalam bahasa Indonesia perlu diperhatikan untuk menjaga kemurnian dan kelestarian bahasa kita. Kata baku memiliki peran penting dalam konteks formal, seperti dalam penulisan ilmiah, laporan, atau pidato. Sementara itu, kata tidak baku lebih umum digunakan dalam percakapan sehari-hari atau situasi tidak formal.
Dengan memahami perbedaan antara kata baku dan tidak baku, kita dapat menggunakannya secara efektif sesuai dengan konteksnya. Penggunaan kata baku dalam situasi formal akan membuat komunikasi kita menjadi lebih terhormat dan profesional, sedangkan penggunaan kata tidak baku dalam situasi tidak formal akan membuat komunikasi kita lebih santai dan akrab.