Pidato merupakan salah satu bentuk komunikasi lisan yang berisi penyampaian pesan atau informasi dari seseorang kepada khalayak. Dalam budaya Bali, pidato atau “pidarta” memegang peranan penting dalam berbagai acara adat dan keagamaan. Pidato dalam bahasa Bali memiliki ciri khas tersendiri, baik dalam penggunaan bahasa maupun gaya penyampaiannya.
Namun, seiring berjalannya waktu, kemampuan berpidato dalam bahasa Bali mulai mengalami penurunan. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, seperti pengaruh bahasa Indonesia dan bahasa asing, serta kurangnya kesempatan untuk berlatih berbicara di depan umum. Oleh karena itu, penting untuk melestarikan dan mengembangkan kemampuan berpidato dalam bahasa Bali.
Berikut ini adalah 10 contoh pidato bahasa Bali yang populer dan menginspirasi, yang dapat dijadikan referensi bagi yang ingin belajar atau meningkatkan kemampuan berpidatonya:
10 contoh pidarta bahasa Bali
Berikut ini adalah 10 contoh pidato bahasa Bali yang populer dan menginspirasi, yang dapat dijadikan referensi bagi yang ingin belajar atau meningkatkan kemampuan berpidatonya:
- Penting melestarikan pidato bahasa Bali
- Contoh pidato populer dan menginspirasi
- Referensi belajar dan meningkatkan kemampuan
- Berisi pesan atau informasi penting
- Ciri khas bahasa dan gaya penyampaian
- Pengaruh bahasa Indonesia dan asing
- Kurangnya kesempatan berlatih
- Peranan penting dalam acara adat dan keagamaan
- Kemampuan berpidato mulai menurun
Dengan mempelajari dan melestarikan contoh-contoh pidato bahasa Bali ini, kita dapat berkontribusi dalam menjaga kelestarian bahasa dan budaya Bali.
Penting melestarikan pidato bahasa Bali
Melestarikan pidato bahasa Bali merupakan hal yang penting karena:
- Menjaga kelestarian bahasa dan budaya Bali
Pidato bahasa Bali merupakan salah satu bentuk ekspresi budaya Bali. Dengan melestarikan pidato bahasa Bali, kita juga turut menjaga kelestarian bahasa dan budaya Bali secara keseluruhan.
- Memperkaya khazanah budaya Indonesia
Pidato bahasa Bali merupakan bagian dari kekayaan budaya Indonesia. Dengan melestarikannya, kita ikut memperkaya khazanah budaya Indonesia dan menjadikan Indonesia semakin beragam dan berwarna.
- Meningkatkan rasa bangga dan identitas budaya
Kemampuan berpidato dalam bahasa Bali dapat meningkatkan rasa bangga dan identitas budaya masyarakat Bali. Dengan melestarikan pidato bahasa Bali, kita juga turut meningkatkan rasa bangga dan identitas budaya masyarakat Bali.
- Menjadi sarana komunikasi yang efektif
Dalam acara-acara adat dan keagamaan, pidato bahasa Bali masih sering digunakan sebagai sarana komunikasi. Dengan melestarikan pidato bahasa Bali, kita juga turut melestarikan sarana komunikasi yang efektif dalam masyarakat Bali.
Oleh karena itu, sangat penting untuk terus melestarikan pidato bahasa Bali melalui berbagai upaya, seperti penggunaan bahasa Bali dalam pidato-pidato resmi, pengajaran bahasa Bali di sekolah-sekolah, dan penyelenggaraan lomba-lomba pidato bahasa Bali.
Contoh pidato populer dan menginspirasi
Berikut ini adalah beberapa contoh pidato bahasa Bali yang populer dan menginspirasi:
- Pidato Bung Karno dalam Kongres Pemuda II
Pidato Bung Karno yang terkenal dengan judul “Satu Nusa, Satu Bangsa, Satu Bahasa” ini disampaikan dalam Kongres Pemuda II pada tahun 1928. Pidato ini sangat menginspirasi para pemuda Indonesia untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
- Pidato I Gusti Ngurah Rai dalam Puputan Margarana
Pidato I Gusti Ngurah Rai yang terkenal dengan kalimat “Lebih baik mati berdiri daripada hidup berlutut” ini disampaikan sebelum pertempuran Puputan Margarana pada tahun 1946. Pidato ini sangat menginspirasi para pejuang kemerdekaan Indonesia untuk berjuang sampai titik darah penghabisan.
- Pidato Ida Pedanda Gede Made Gunung dalam Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI)
Pidato Ida Pedanda Gede Made Gunung yang terkenal dengan ajaran “Tri Hita Karana” ini disampaikan dalam Kongres PHDI pada tahun 1959. Pidato ini sangat menginspirasi umat Hindu di Indonesia untuk hidup harmonis dengan sesama manusia, alam, dan Tuhan.
- Pidato Gubernur Bali I Wayan Koster dalam Rapat Paripurna DPRD Bali
Pidato Gubernur Bali I Wayan Koster yang terkenal dengan visi “Nangun Sat Kerthi Loka Bali” ini disampaikan dalam Rapat Paripurna DPRD Bali pada tahun 2019. Pidato ini sangat menginspirasi masyarakat Bali untuk membangun Bali yang sejahtera dan berkelanjutan.
Contoh-contoh pidato bahasa Bali di atas dapat menjadi referensi bagi yang ingin belajar atau meningkatkan kemampuan berpidatonya.
Referensi belajar dan meningkatkan kemampuan
Contoh-contoh pidato bahasa Bali yang telah disebutkan di atas dapat dijadikan sebagai referensi untuk belajar dan meningkatkan kemampuan berpidato dalam bahasa Bali. Dengan mempelajari contoh-contoh pidato tersebut, kita dapat:
1. Mempelajari struktur dan organisasi pidato yang baik
2. Mengembangkan keterampilan berbahasa Bali yang efektif
3. Belajar menggunakan gaya bahasa dan retorika yang sesuai
4. Berlatih menyampaikan pidato dengan percaya diri dan meyakinkan
Selain mempelajari contoh-contoh pidato, terdapat beberapa cara lain yang dapat dilakukan untuk belajar dan meningkatkan kemampuan berpidato dalam bahasa Bali, antara lain:
1. Mengikuti kursus atau pelatihan pidato bahasa Bali
2. Bergabung dengan organisasi atau komunitas yang menggunakan bahasa Bali sebagai bahasa pengantar
3. Berlatih secara rutin dengan menyampaikan pidato di depan teman, keluarga, atau kelompok kecil
4. Mendengarkan dan menganalisis pidato-pidato bahasa Bali yang disampaikan oleh orator yang handal
Dengan belajar dan berlatih secara konsisten, siapa pun dapat meningkatkan kemampuan berpidatonya dalam bahasa Bali. Kemampuan berpidato yang baik dapat bermanfaat dalam berbagai situasi, seperti dalam acara adat dan keagamaan, pertemuan resmi, atau sebagai sarana untuk menyampaikan gagasan dan pendapat.
Berisi pesan atau informasi penting
Pidato bahasa Bali yang baik tidak hanya memiliki struktur dan bahasa yang baik, tetapi juga harus berisi pesan atau informasi yang penting dan bermanfaat bagi pendengar. Pesan atau informasi tersebut dapat berupa:
1. Ajakan untuk melakukan sesuatu
2. Penjelasan tentang suatu masalah atau isu
3. Pemberian motivasi atau inspirasi
4. Penyampaian informasi atau pengetahuan baru
Dalam menyampaikan pesan atau informasi penting, orator harus memperhatikan beberapa hal, antara lain:
1. Kejelasan dan keteraturan pesan atau informasi yang disampaikan
2. Relevansi pesan atau informasi dengan topik dan tujuan pidato
3. Penggunaan bahasa yang mudah dipahami dan sesuai dengan tingkat pendidikan dan latar belakang pendengar
4. Penekanan pada poin-poin penting dan penggunaan ilustrasi atau contoh untuk memperjelas pesan
Dengan menyampaikan pesan atau informasi penting dengan baik, orator dapat menarik perhatian pendengar, menyampaikan maksudnya dengan efektif, dan meninggalkan kesan yang mendalam.
Ciri khas bahasa dan gaya penyampaian
Pidato bahasa Bali memiliki ciri khas tersendiri dalam hal bahasa dan gaya penyampaian. Ciri khas tersebut antara lain:
1. Penggunaan bahasa Bali yang halus dan sopan
2. Penggunaan ungkapan-ungkapan dan peribahasa Bali
3. Penggunaan nada dan intonasi yang khas dalam penyampaiannya
4. Penggunaan gerak tubuh dan ekspresi wajah yang ekspresif
Dalam pidato bahasa Bali, orator biasanya menggunakan bahasa Bali yang halus dan sopan. Hal ini menunjukkan rasa hormat orator kepada pendengar. Selain itu, orator juga sering menggunakan ungkapan-ungkapan dan peribahasa Bali untuk memperkuat pesan atau informasi yang disampaikan. Ungkapan-ungkapan dan peribahasa tersebut biasanya mengandung nilai-nilai luhur dan filosofi hidup masyarakat Bali.
Selain bahasa, gaya penyampaian pidato bahasa Bali juga khas. Orator biasanya menyampaikan pidatonya dengan nada dan intonasi yang khas. Nada dan intonasi tersebut berfungsi untuk memberikan tekanan pada kata atau kalimat tertentu, sehingga pesan atau informasi yang disampaikan dapat lebih dipahami dan diingat oleh pendengar. Selain itu, orator juga sering menggunakan gerak tubuh dan ekspresi wajah yang ekspresif untuk memperkuat pesan yang disampaikan.
Ciri khas bahasa dan gaya penyampaian tersebut membuat pidato bahasa Bali menjadi unik dan menarik. Pidato bahasa Bali tidak hanya berfungsi sebagai sarana penyampaian informasi, tetapi juga sebagai sarana untuk melestarikan bahasa dan budaya Bali.
Pengaruh bahasa Indonesia dan asing
Dalam perkembangannya, pidato bahasa Bali juga tidak luput dari pengaruh bahasa Indonesia dan bahasa asing. Pengaruh tersebut terlihat dalam penggunaan kosakata, struktur kalimat, dan gaya penyampaian.
- Penggunaan kosakata bahasa Indonesia dan asing
Dalam pidato bahasa Bali, orator sering menggunakan kosakata bahasa Indonesia dan asing, terutama untuk istilah-istilah teknis atau konsep-konsep baru yang tidak memiliki padanan dalam bahasa Bali. Hal ini dilakukan untuk memperjelas pesan atau informasi yang disampaikan.
- Penggunaan struktur kalimat bahasa Indonesia dan asing
Selain kosakata, struktur kalimat bahasa Indonesia dan asing juga sering digunakan dalam pidato bahasa Bali. Hal ini terlihat pada penggunaan kata penghubung, kata depan, dan susunan kata dalam kalimat.
- Penggunaan gaya penyampaian bahasa Indonesia dan asing
Pengaruh bahasa Indonesia dan asing juga terlihat pada gaya penyampaian pidato bahasa Bali. Orator sering menggunakan gaya penyampaian yang lebih formal dan baku, seperti yang digunakan dalam pidato bahasa Indonesia atau asing.
- Pengaruh positif dan negatif
Pengaruh bahasa Indonesia dan asing terhadap pidato bahasa Bali memiliki dampak positif dan negatif. Dampak positifnya adalah memperkaya kosakata dan struktur bahasa Bali, sehingga bahasa Bali dapat digunakan untuk menyampaikan konsep-konsep baru dan modern. Namun, dampak negatifnya adalah dapat mengikis penggunaan kosakata dan struktur bahasa Bali yang asli, sehingga bahasa Bali kehilangan kekhasannya.
Oleh karena itu, penting untuk menjaga keseimbangan antara pengaruh bahasa Indonesia dan asing dengan penggunaan bahasa Bali yang asli dalam pidato bahasa Bali. Hal ini dapat dilakukan dengan tetap menggunakan kosakata dan struktur bahasa Bali yang asli, serta menggunakan kosakata dan struktur bahasa Indonesia dan asing hanya jika diperlukan untuk memperjelas pesan atau informasi yang disampaikan.
Kurangnya kesempatan berlatih
Salah satu faktor yang menyebabkan menurunnya kemampuan berpidato dalam bahasa Bali adalah kurangnya kesempatan untuk berlatih. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:
- Berkurangnya penggunaan bahasa Bali di lingkungan keluarga dan masyarakat
Bahasa Bali semakin jarang digunakan di lingkungan keluarga dan masyarakat, sehingga anak-anak dan generasi muda kurang terbiasa menggunakan bahasa Bali dalam percakapan sehari-hari. Hal ini berdampak pada menurunnya kemampuan berbahasa Bali secara umum, termasuk kemampuan berpidato.
- Kurangnya acara atau kegiatan yang menggunakan bahasa Bali
Acara atau kegiatan yang menggunakan bahasa Bali semakin jarang diadakan, sehingga generasi muda kurang memiliki kesempatan untuk mempraktikkan kemampuan berpidato dalam bahasa Bali. Padahal, acara atau kegiatan tersebut dapat menjadi ajang yang efektif untuk melatih dan meningkatkan kemampuan berpidato.
- Kurangnya pelatihan atau kursus pidato bahasa Bali
Pelatihan atau kursus pidato bahasa Bali masih jarang tersedia, sehingga generasi muda kesulitan untuk mendapatkan bimbingan dan pelatihan untuk meningkatkan kemampuan berpidatonya. Padahal, pelatihan atau kursus tersebut dapat memberikan kesempatan bagi generasi muda untuk belajar teknik-teknik berpidato yang baik dan benar.
- Kurangnya motivasi untuk berpidato
Generasi muda cenderung kurang termotivasi untuk berpidato, karena mereka menganggap bahwa pidato adalah sesuatu yang kuno dan tidak relevan dengan kehidupan modern. Padahal, kemampuan berpidato sangat penting dalam berbagai aspek kehidupan, seperti dalam dunia pendidikan, pekerjaan, dan kehidupan bermasyarakat.
Oleh karena itu, penting untuk menciptakan lebih banyak kesempatan bagi generasi muda untuk berlatih berpidato dalam bahasa Bali. Hal ini dapat dilakukan melalui berbagai cara, seperti mengadakan acara atau kegiatan yang menggunakan bahasa Bali, menyediakan pelatihan atau kursus pidato bahasa Bali, dan memberikan motivasi kepada generasi muda untuk berpidato.
Peranan penting dalam acara adat dan keagamaan
Dalam budaya Bali, pidato bahasa Bali memegang peranan penting dalam berbagai acara adat dan keagamaan. Pidato digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi penting, memberikan motivasi atau inspirasi, dan mempererat hubungan sosial.
- Upacara keagamaan
Dalam upacara keagamaan, pidato digunakan untuk menyampaikan ajaran-ajaran agama, memberikan petunjuk pelaksanaan upacara, dan memohon berkah kepada Tuhan. Pidato yang disampaikan biasanya menggunakan bahasa Bali yang sakral dan penuh dengan simbol-simbol keagamaan.
- Upacara adat
Dalam upacara adat, pidato digunakan untuk menyampaikan maksud dan tujuan upacara, memberikan petunjuk pelaksanaan upacara, dan mempererat hubungan sosial antara anggota masyarakat. Pidato yang disampaikan biasanya menggunakan bahasa Bali yang halus dan sopan.
- Pertemuan adat
Dalam pertemuan adat, pidato digunakan untuk menyampaikan pendapat, usulan, atau saran terkait dengan masalah-masalah adat yang dibahas. Pidato yang disampaikan biasanya menggunakan bahasa Bali yang lugas dan jelas.
- Acara sosial
Dalam acara sosial, seperti pernikahan, ulang tahun, dan pertemuan keluarga, pidato digunakan untuk menyampaikan ucapan selamat, memberikan motivasi, atau berbagi cerita. Pidato yang disampaikan biasanya menggunakan bahasa Bali yang santai dan penuh dengan humor.
Peranan penting pidato bahasa Bali dalam acara adat dan keagamaan menunjukkan bahwa pidato bahasa Bali bukan hanya sekadar sarana komunikasi, tetapi juga merupakan bagian dari budaya Bali yang harus dilestarikan dan dikembangkan.
Kemampuan berpidato mulai menurun
Dalam beberapa tahun terakhir, kemampuan berpidato dalam bahasa Bali mengalami penurunan yang cukup signifikan. Hal ini terlihat dari semakin berkurangnya jumlah orang yang mampu berpidato dengan baik dan benar dalam bahasa Bali, terutama di kalangan generasi muda.
Penurunan kemampuan berpidato dalam bahasa Bali disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:
1. Berkurangnya penggunaan bahasa Bali di lingkungan keluarga dan masyarakat
2. Kurangnya acara atau kegiatan yang menggunakan bahasa Bali
3. Kurangnya pelatihan atau kursus pidato bahasa Bali
4. Kurangnya motivasi untuk berpidato
Berkurangnya penggunaan bahasa Bali di lingkungan keluarga dan masyarakat berdampak pada menurunnya kemampuan berbahasa Bali secara umum, termasuk kemampuan berpidato. Kurangnya acara atau kegiatan yang menggunakan bahasa Bali juga membuat generasi muda kurang terbiasa menggunakan bahasa Bali dalam situasi formal, seperti dalam berpidato. Selain itu, kurangnya pelatihan atau kursus pidato bahasa Bali membuat generasi muda kesulitan untuk mendapatkan bimbingan dan pelatihan untuk meningkatkan kemampuan berpidatonya.
Penurunan kemampuan berpidato dalam bahasa Bali merupakan suatu hal yang perlu diperhatikan dan dicarikan solusinya. Kemampuan berpidato dalam bahasa Bali sangat penting, terutama dalam acara-acara adat dan keagamaan. Selain itu, kemampuan berpidato juga penting dalam dunia pendidikan, pekerjaan, dan kehidupan bermasyarakat. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya-upaya untuk meningkatkan dan melestarikan kemampuan berpidato dalam bahasa Bali.
FAQ
Berikut adalah beberapa pertanyaan yang sering diajukan terkait dengan pidato bahasa Bali:
Pertanyaan 1: Apa itu pidato bahasa Bali?
Jawaban: Pidato bahasa Bali adalah penyampaian pesan atau informasi dalam bentuk lisan menggunakan bahasa Bali.
Pertanyaan 2: Apa saja ciri khas pidato bahasa Bali?
Jawaban: Ciri khas pidato bahasa Bali antara lain penggunaan bahasa Bali yang halus dan sopan, penggunaan ungkapan-ungkapan dan peribahasa Bali, penggunaan nada dan intonasi yang khas, serta penggunaan gerak tubuh dan ekspresi wajah yang ekspresif.
Pertanyaan 3: Apa saja contoh acara adat dan keagamaan yang menggunakan pidato bahasa Bali?
Jawaban: Contoh acara adat dan keagamaan yang menggunakan pidato bahasa Bali antara lain upacara keagamaan, upacara adat, pertemuan adat, dan acara sosial.
Pertanyaan 4: Mengapa kemampuan berpidato dalam bahasa Bali mulai menurun?
Jawaban: Kemampuan berpidato dalam bahasa Bali mulai menurun karena beberapa faktor, antara lain berkurangnya penggunaan bahasa Bali di lingkungan keluarga dan masyarakat, kurangnya acara atau kegiatan yang menggunakan bahasa Bali, kurangnya pelatihan atau kursus pidato bahasa Bali, dan kurangnya motivasi untuk berpidato.
Pertanyaan 5: Bagaimana cara meningkatkan kemampuan berpidato dalam bahasa Bali?
Jawaban: Cara meningkatkan kemampuan berpidato dalam bahasa Bali antara lain dengan mempelajari contoh-contoh pidato bahasa Bali, mengikuti kursus atau pelatihan pidato bahasa Bali, berlatih secara rutin, dan mendengarkan dan menganalisis pidato-pidato bahasa Bali yang disampaikan oleh orator yang handal.
Pertanyaan 6: Apa manfaat kemampuan berpidato dalam bahasa Bali?
Jawaban: Kemampuan berpidato dalam bahasa Bali bermanfaat dalam berbagai aspek kehidupan, seperti dalam dunia pendidikan, pekerjaan, dan kehidupan bermasyarakat. Selain itu, kemampuan berpidato dalam bahasa Bali juga penting untuk melestarikan dan mengembangkan budaya Bali.
Pertanyaan 7: Di mana saya bisa mendapatkan contoh-contoh pidato bahasa Bali?
Jawaban: Contoh-contoh pidato bahasa Bali dapat ditemukan di berbagai sumber, seperti buku, internet, dan media sosial. Selain itu, contoh-contoh pidato bahasa Bali juga dapat diperoleh dengan menghadiri acara-acara adat dan keagamaan yang menggunakan bahasa Bali.
Dengan memahami jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut, diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan kemampuan kita dalam berpidato bahasa Bali.
Selain memahami pertanyaan dan jawaban yang sering diajukan, berikut ini adalah beberapa tips yang dapat membantu meningkatkan kemampuan berpidato dalam bahasa Bali:
Tips
Berikut adalah empat tips praktis untuk membantu anda meningkatkan kemampuan berpidato dalam :
- Berlatihlah secara teratur
Berlatihlah berpidato secara teratur, baik sendirian atau di depan audiens. Semakin sering anda berlatih, semakin percaya diri dan nyaman anda saat menyampaikan pidato. - Pelajarilah teknik-teknik dasar berpidato
Ada beberapa teknik dasar berpidato yang dapat anda pelajari, seperti cara mengatur pernapasan, menggunakan bahasa tubuh, dan mengolah vokal. Mempelajari teknik-teknik ini akan membantu anda menyampaikan pidato dengan lebih efektif. - Gunakan alat bantu visual
Alat bantu visual, seperti slide presentasi atau gambar, dapat membantu anda menyampaikan pesan dengan lebih jelas dan menarik. Pastikan alat bantu visual yang anda gunakan relevan dengan topik pidato anda dan mudah dipahami oleh audiens. - Minta umpan balik
Setelah anda menyampaikan pidato, mintalah umpan balik dari orang lain. Umpan balik ini dapat membantu anda mengidentifikasi area yang perlu diperbaiki, sehingga anda dapat terus meningkatkan kemampuan berpidato anda.
Dengan mengikuti tips-tips ini secara konsisten, anda dapat meningkatkan kemampuan berpidato dalam Bali dan menjadi seorang orator yang efektif.
Conclusion
Dalam artikel ini, kita telah membahas tentang 10 contoh pidato bahasa Bali yang populer dan menginspirasi. Kita juga telah mempelajari ciri khas bahasa dan gaya penyampaian pidato bahasa Bali, serta faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan pidato bahasa Bali.
Dari pembahasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa pidato bahasa Bali merupakan salah satu bentuk ekspresi budaya Bali yang memiliki peran penting dalam berbagai acara adat dan keagamaan. Pidato bahasa Bali memiliki ciri khas tersendiri, baik dalam hal bahasa maupun gaya penyampaiannya. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, kemampuan berpidato dalam bahasa Bali mengalami penurunan. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, seperti berkurangnya penggunaan bahasa Bali di lingkungan keluarga dan masyarakat, kurangnya acara atau kegiatan yang menggunakan bahasa Bali, kurangnya pelatihan atau kursus pidato bahasa Bali, dan kurangnya motivasi untuk berpidato.
Menurunnya kemampuan berpidato dalam bahasa Bali merupakan suatu hal yang perlu diperhatikan dan dicarikan solusinya. Kemampuan berpidato dalam bahasa Bali sangat penting, terutama dalam acara-acara adat dan keagamaan. Selain itu, kemampuan berpidato juga penting dalam dunia pendidikan, pekerjaan, dan kehidupan bermasyarakat. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya-upaya untuk meningkatkan dan melestarikan kemampuan berpidato dalam bahasa Bali.
Upaya-upaya tersebut dapat dilakukan melalui berbagai cara, seperti menghidupkan kembali penggunaan bahasa Bali di lingkungan keluarga dan masyarakat, mengadakan lebih banyak acara atau kegiatan yang menggunakan bahasa Bali, menyediakan pelatihan atau kursus pidato bahasa Bali, dan memberikan motivasi kepada masyarakat untuk berpidato. Dengan melakukan upaya-upaya tersebut, kita dapat melestarikan dan mengembangkan pidato bahasa Bali sebagai salah satu kekayaan budaya Bali.