Mad adalah salah satu hukum tajwid yang mengatur cara pelafalan huruf hijaiyah saat dibacakan. Hukum mad membagi huruf-huruf hijaiyah menjadi dua kategori, yaitu huruf mad asli dan huruf mad far’i. Huruf mad asli adalah huruf alif, wawu, dan ya, sedangkan huruf mad far’i adalah huruf ha, ain, dan ya.
Terdapat beberapa jenis mad yang dapat terjadi dalam bacaan Al-Qur’an, antara lain:
10 contoh bacaan mad
Berikut adalah 10 contoh bacaan mad yang sering dijumpai dalam bacaan Al-Qur’an:
- Mad thabi’i
- Mad jaiz munfasil
- Mad jaiz muttasil
- Mad wajib muttasil
- Mad shilah qasirah
- Mad shilah tawiyah
- Mad badal
- Mad arid lis sukun
- Mad layyin
- Mad farqi
Setiap jenis mad memiliki cara baca dan hukum tajwid yang berbeda-beda. Penguasaan hukum mad sangat penting untuk menghasilkan bacaan Al-Qur’an yang tartil (teratur) dan sesuai dengan kaidah tajwid.
Mad thabi’i
Mad thabi’i adalah mad yang terjadi karena adanya huruf alif, wawu, atau ya sukun pada akhir kata yang bertemu dengan huruf hidup di awal kata berikutnya. Hukum mad thabi’i adalah memanjangkan bacaan huruf alif, wawu, atau ya sukun selama dua harakat.
Contoh bacaan mad thabi’i:
- مَالِكِ (maa-lii-ki)
- يَوْمَ (yaa-wma)
- هُوَ (hu-wa)
Dalam bacaan di atas, huruf alif pada kata مَالِكِ, huruf wawu pada kata يَوْمَ, dan huruf ya pada kata هُوَ dibaca panjang selama dua harakat karena diikuti oleh huruf hidup di awal kata berikutnya.
Selain contoh di atas, terdapat beberapa kaidah khusus dalam membaca mad thabi’i, yaitu:
- Jika huruf alif, wawu, atau ya sukun terletak pada akhir ayat, maka mad thabi’i dibaca qashr (pendek), yaitu hanya satu harakat.
- Jika huruf alif, wawu, atau ya sukun terletak pada akhir kalimat yang terdapat tanda waqaf, maka mad thabi’i dibaca jazm (mati), yaitu tidak dibaca panjang.
Mad jaiz munfasil
Mad jaiz munfasil adalah mad yang terjadi karena adanya hamzah pada awal kata yang terletak setelah huruf alif, wawu, atau ya sukun pada akhir kata sebelumnya. Hukum mad jaiz munfasil adalah boleh memanjangkan atau mendekatkan bacaan huruf alif, wawu, atau ya sukun selama dua harakat.
- Memanjangkan bacaan
Apabila huruf alif, wawu, atau ya sukun dibaca panjang, maka bacaannya menjadi tiga harakat.
- Mendekatkan bacaan
Apabila huruf alif, wawu, atau ya sukun dibaca pendek, maka bacaannya menjadi dua harakat.
Contoh bacaan mad jaiz munfasil:
- قَالَ (qaa-laa atau qa-la)
- وَأَنَا (waa-naa atau wa-na)
- يَوْمَ (yaa-wma atau ya-ma)
Dalam bacaan di atas, huruf alif pada kata قَالَ, huruf wawu pada kata وَأَنَا, dan huruf ya pada kata يَوْمَ dapat dibaca panjang atau pendek karena diikuti oleh hamzah pada awal kata berikutnya. Pembacaan mad jaiz munfasil disesuaikan dengan keindahan dan kefasihan bacaan.
Mad jaiz muttasil
Mad jaiz muttasil adalah mad yang terjadi karena adanya huruf hamzah pada awal kata yang terletak setelah huruf alif, wawu, atau ya berharakat pada akhir kata sebelumnya. Hukum mad jaiz muttasil adalah boleh memanjangkan atau mendekatkan bacaan huruf alif, wawu, atau ya selama dua harakat.
- Memanjangkan bacaan
Apabila huruf alif, wawu, atau ya dibaca panjang, maka bacaannya menjadi tiga harakat.
- Mendekatkan bacaan
Apabila huruf alif, wawu, atau ya dibaca pendek, maka bacaannya menjadi dua harakat.
Contoh bacaan mad jaiz muttasil:
- قَالُوا (qaa-luu atau qa-lu)
- وَهُوَ (waa-huu atau wa-hu)
- يَأْتِي (yaa-tii atau ya-ti)
Dalam bacaan di atas, huruf alif pada kata قَالُوا, huruf wawu pada kata وَهُوَ, dan huruf ya pada kata يَأْتِي dapat dibaca panjang atau pendek karena diikuti oleh hamzah pada awal kata berikutnya. Pembacaan mad jaiz muttasil disesuaikan dengan keindahan dan kefasihan bacaan.
Mad wajib muttasil
Mad wajib muttasil adalah mad yang terjadi karena adanya huruf alif lam atau wawu lam pada akhir kata yang bertemu dengan huruf hamzah pada awal kata berikutnya. Hukum mad wajib muttasil adalah wajib memanjangkan bacaan huruf alif atau wawu selama empat harakat.
Contoh bacaan mad wajib muttasil:
- مَالِكِ (maa-lii-ki)
- وَالْعَصْرِ (waa-lal-‘ash-ri)
- هُوَ الْأَوَّلُ (hu-wal-‘aw-wa-lu)
Dalam bacaan di atas, huruf alif pada kata مَالِكِ dan huruf wawu pada kata وَالْعَصْرِ dibaca panjang selama empat harakat karena diikuti oleh huruf hamzah pada awal kata berikutnya. Pembacaan mad wajib muttasil bersifat mutlak dan tidak boleh diqashr (dipendekkan).
Selain contoh di atas, terdapat beberapa kaidah khusus dalam membaca mad wajib muttasil, yaitu:
- Jika huruf alif lam atau wawu lam terletak pada akhir ayat, maka mad wajib muttasil dibaca qashr (pendek), yaitu hanya dua harakat.
- Jika huruf alif lam atau wawu lam terletak pada akhir kalimat yang terdapat tanda waqaf, maka mad wajib muttasil dibaca jazm (mati), yaitu tidak dibaca panjang.
Mad shilah qasirah
Mad shilah qasirah adalah mad yang terjadi karena adanya sukun pada huruf sebelum huruf mati (mati bighatain) pada akhir kata yang bertem dengan tanwin nun atau tanwin tan kasrah pada awal kata berikutnya. Hukum mad shilah qasirah adalah memanjangkan huruf mati bighatain selama dua harakat.
- Memperpanjang huruf mati bighatain selama dua harakat
- Memperhatikan tanwin pada akhir atau awal kata
Tanwin yang dimaksud adalah tanwin nun atau tanwin tan kasrah. - Memperhatikan sukun yang mendahului huruf mati bighatain
Huruf sukun harus berdempetan dengan huruf mati bighatain. - Mad shilah qasirah bersifat jaiz
Artinya, boleh dibaca panjang atau dibaca normal (satu harakat).
Contoh:
- مِنْ (min atau min-na)
- فِيْ (fi atau fii-naa)
- عَلَيْ (ala atau alai-naa)
Dalam kata-kata di atas, huruf mati bighatain adalah huruf nun pada kata مِنْ, فِيْ, dan عَلَيْ. Huruf sukun yang mendahului huruf mati bighatain adalah huruf ya pada kata مِنْ dan فِيْ serta huruf lam pada kata عَلَيْ. Tanwin yang terdapat pada kata berikutnya adalah tanwin nun pada kata مِنْ dan عَلَيْ serta tanwin tan kasrah pada kata فِيْ.
Mad shilah tawiyah
Mad shilah tawiyah adalah mad yang terjadi karena adanya sukun pada huruf sebelum huruf mati bighatain pada akhir kata yang bertemu dengan alif lam atau wawu lam pada awal kata berikutnya. Hukum mad shilah tawiyah adalah memanjangkan huruf mati bighatain selama empat harakat.
- Memperpanjang huruf mati bighatain selama empat harakat
- Memperhatikan alif lam atau wawu lam pada awal kata berikutnya
Alif lam atau wawu lam berfungsi sebagai tanwin. - Memperhatikan sukun yang mendahului huruf mati bighatain
Huruf sukun harus berdempetan dengan huruf mati bighatain. - Mad shilah tawiyah bersifat wajib
Artinya, tidak boleh dibaca pendek.
Contoh:
- مِنَ (mina)
- فِيْهِ (fiihi)
- عَلَيْهِ (alaihi)
Dalam kata-kata di atas, huruf mati bighatain adalah huruf nun pada kata مِنَ, فِيْهِ, dan عَلَيْهِ. Huruf sukun yang mendahului huruf mati bighatain adalah huruf ya pada kata مِنَ dan فِيْهِ serta huruf lam pada kata عَلَيْهِ. Alif lam pada kata مِنَ dan عَلَيْهِ serta wawu lam pada kata فِيْهِ berfungsi sebagai tanwin.
Mad badal
Mad badal adalah mad yang terjadi karena adanya huruf hamzah pada awal kata yang terletak setelah huruf alif lam atau wawu lam pada akhir kata sebelumnya. Hukum mad badal adalah mengganti bacaan alif lam atau wawu lam menjadi hamzah dan memanjangkan bacaan hamzah tersebut selama dua harakat.
Contoh bacaan mad badal:
- مَالِكُ الْمُلْكِ (maa-li-kul-mul-ki)
- الْعَصْرِ (al-‘ash-ri)
- وَالْأَرْضِ (waa-lal-‘ar-dhi)
Dalam bacaan di atas, huruf alif lam pada kata مَالِكُ dan الْعَصْرِ serta huruf wawu lam pada kata وَالْأَرْضِ diganti menjadi hamzah karena diikuti oleh huruf hamzah pada awal kata berikutnya. Pembacaan mad badal bersifat mutlak dan tidak boleh diqashr (dipendekkan).
Selain contoh di atas, terdapat beberapa kaidah khusus dalam membaca mad badal, yaitu:
- Jika huruf alif lam atau wawu lam terletak pada akhir ayat, maka mad badal dibaca qashr (pendek), yaitu hanya satu harakat.
- Jika huruf alif lam atau wawu lam terletak pada akhir kalimat yang terdapat tanda waqaf, maka mad badal dibaca jazm (mati), yaitu tidak dibaca panjang.
Mad arid lis sukun
Mad arid lis sukun adalah mad yang terjadi karena adanya huruf hamzah pada awal kata yang terletak setelah huruf alif, wawu, atau ya sukun pada akhir kata sebelumnya. Hukum mad arid lis sukun adalah memanjangkan bacaan huruf alif, wawu, atau ya sukun selama dua harakat.
Contoh bacaan mad arid lis sukun:
- مَالِكِ الْمُلْكِ (maa-lii-ki-lmul-ki)
- وَالْعَصْرِ (waa-lal-‘ash-ri)
- قُلْ (qul-lii)
Dalam bacaan di atas, huruf alif pada kata مَالِكِ, huruf wawu pada kata وَالْعَصْرِ, dan huruf ya pada kata قُلْ dibaca panjang selama dua harakat karena diikuti oleh huruf hamzah pada awal kata berikutnya. Pembacaan mad arid lis sukun bersifat mutlak dan tidak boleh diqashr (dipendekkan).
Selain contoh di atas, terdapat beberapa kaidah khusus dalam membaca mad arid lis sukun, yaitu:
- Jika huruf alif, wawu, atau ya sukun terletak pada akhir ayat, maka mad arid lis sukun dibaca qashr (pendek), yaitu hanya satu harakat.
- Jika huruf alif, wawu, atau ya sukun terletak pada akhir kalimat yang terdapat tanda waqaf, maka mad arid lis sukun dibaca jazm (mati), yaitu tidak dibaca panjang.
Mad layyin
Mad layyin adalah mad yang terjadi karena adanya huruf lam sukun atau ra sukun pada akhir kata yang bertem dengan huruf alif, wawu, atau ya pada awal kata berikutnya. Hukum mad layyin adalah memanjangkan bacaan huruf lam atau ra sukun selama dua harakat.
- Memperpanjang huruf lam atau ra sukun selama dua harakat
- Memperhatikan huruf alif, wawu, atau ya pada awal kata berikutnya
Huruf alif, wawu, atau ya berfungsi sebagai mad. - Mad layyin bersifat jaiz
Artinya, boleh dibaca panjang atau dibaca normal (satu harakat). - Mad layyin hanya terjadi pada kata-kata tertentu
Kata-kata yang dimaksud adalah kata-kata yang berakhiran huruf lam sukun atau ra sukun dan bertemu dengan huruf alif, wawu, atau ya pada awal kata berikutnya.
Contoh:
- بِسْمِ (bis-mii atau bis-mi)
- فَقُلْ (fa-qul-lii atau fa-qul)
- وَقُرْآنًا (wa-qur-ءaa-nan atau wa-qur-ءaan)
Dalam kata-kata di atas, huruf lam sukun pada kata بِسْمِ dan فَقُلْ serta huruf ra sukun pada kata وَقُرْآنًا dibaca panjang selama dua harakat karena bertemu dengan huruf alif pada kata بِسْمِ, فَقُلْ, dan وَقُرْآنًا.
Mad farqi
Mad farqi adalah mad yang terjadi karena adanya perbedaan bacaan antara qiraat sab’ah (tujuh qiraat) pada satu kata atau ayat yang sama. Mad farqi dapat berupa mad thabi’i, mad jaiz munfasil, mad jaiz muttasil, mad wajib muttasil, mad shilah qasirah, mad shilah tawiyah, mad badal, mad arid lis sukun, atau mad layyin.
Contoh bacaan mad farqi:
- كِتَابًا (kitaa-ban atau kitaa-ban)
- مَالِكِ (maa-lii-ki atau maa-lii-ki)
- وَالْأَرْضِ (waa-lal-‘ar-dhi atau wal-‘ar-dhi)
Dalam bacaan di atas, terdapat perbedaan bacaan pada kata كِتَابًا, مَالِكِ, dan وَالْأَرْضِ menurut qiraat yang berbeda. Perbedaan bacaan tersebut meliputi panjang pendek bacaan mad, ada atau tidaknya mad, dan jenis mad yang dibaca.
Pembacaan mad farqi disesuaikan dengan qiraat yang digunakan. Setiap qiraat memiliki aturan bacaan mad yang berbeda-beda. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui qiraat yang digunakan saat membaca Al-Qur’an agar bacaan mad dapat dibaca dengan benar dan sesuai dengan kaidah tajwid.
FAQ
Berikut adalah beberapa pertanyaan umum yang sering ditanyakan tentang 10 contoh bacaan mad:
Question 1: Apa saja jenis-jenis mad?
Answer 1: Jenis-jenis mad terdiri dari mad thabi’i, mad jaiz munfasil, mad jaiz muttasil, mad wajib muttasil, mad shilah qasirah, mad shilah tawiyah, mad badal, mad arid lis sukun, dan mad layyin.
Question 2: Bagaimana cara membaca mad thabi’i?
Answer 2: Mad thabi’i dibaca dengan memanjangkan bacaan huruf alif, wawu, atau ya sukun selama dua harakat jika diikuti oleh huruf hidup di awal kata berikutnya.
Question 3: Apa perbedaan antara mad jaiz munfasil dan mad jaiz muttasil?
Answer 3: Mad jaiz munfasil terjadi setelah hamzah pada awal kata yang terletak setelah huruf alif, wawu, atau ya sukun, sedangkan mad jaiz muttasil terjadi setelah huruf hamzah pada awal kata yang terletak setelah huruf alif, wawu, atau ya berharakat.
Question 4: Kapan mad wajib muttasil dibaca?
Answer 4: Mad wajib muttasil dibaca ketika terdapat huruf alif lam atau wawu lam pada akhir kata yang bertemu dengan huruf hamzah pada awal kata berikutnya.
Question 5: Apa fungsi mad layyin?
Answer 5: Mad layyin berfungsi untuk memanjangkan bacaan huruf lam atau ra sukun selama dua harakat jika bertemu dengan huruf alif, wawu, atau ya pada awal kata berikutnya.
Question 6: Apakah mad farqi memengaruhi makna bacaan Al-Qur’an?
Answer 6: Mad farqi dapat memengaruhi makna bacaan Al-Qur’an karena perbedaan bacaan mad dapat mengubah harakat pada kata tertentu, sehingga dapat memengaruhi arti kata tersebut.
Question 7: Bagaimana cara menguasai bacaan mad dengan baik?
Answer 7: Untuk menguasai bacaan mad dengan baik, diperlukan latihan dan bimbingan dari guru atau ustadz yang ahli dalam ilmu tajwid.
Closing Paragraph for FAQ:
Dengan memahami jenis-jenis mad dan cara membacanya dengan benar, kita dapat meningkatkan kualitas bacaan Al-Qur’an kita dan lebih mendalami kandungan maknanya.
Tips
Berikut adalah beberapa tips praktis untuk membantu Anda menguasai bacaan mad:
Pelajari teori mad terlebih dahulu.
Pahami jenis-jenis mad, syarat terjadinya mad, dan cara membacanya dengan benar. Anda dapat membaca buku atau artikel tentang ilmu tajwid, atau mengikuti kursus tajwid untuk mempelajarinya secara lebih mendalam.
Latih membaca mad secara teratur.
Setelah memahami teori mad, latihanlah membaca mad secara teratur. Anda dapat membaca Al- thereupon’an atau teks-teks Arab lainnya yang banyak mengandung bacaan mad. Membaca secara teratur akan membantu Anda membiasakan diri dengan bacaan mad dan meningkatkan kefasihan Anda.
Rekam suara Anda saat membaca mad.
Setelah latihan membaca mad secara teratur, rekam suara Anda saat membaca. Kemudian, dengarkan kembali rekaman tersebut dan evaluasi bacaan mad Anda. Apakah sudah benar dan sesuai dengan kaidah tajwid? Jika belum, perbaiki bacaan Anda dan terus berlatih hingga mahir.
Mintalah bimbingan dari guru atau ustadz.
Jika Anda mengalami kesulitan dalam menguasai bacaan mad, jangan ragu untuk meminta bimbingan dari guru atau ustadz yang ahli dalam ilmu tajwid. Mereka dapat memberikan Anda arahan dan koreksi yang tepat, sehingga Anda dapat memperbaiki bacaan mad Anda dengan lebih cepat.
Closing Paragraph for Tips:
Dengan mengikuti tips-tips di atas, Anda dapat menguasai bacaan mad dengan baik dan meningkatkan kualitas bacaan Al- thereupon’an Anda.
Conclusion
Mad adalah salah satu hukum tajwid yang mengatur cara pelafalan huruf hijaiyah saat dibacakan. Terdapat berbagai jenis mad, di antaranya mad thabi’i, mad jaiz munfasil, mad jaiz muttasil, mad wajib muttasil, mad shilah qasirah, mad shilah tawiyah, mad badal, mad lis sukun, dan mad layyin.
Setiap jenis mad memiliki syarat dan cara baca yang berbeda-beda. Penguasaan hukum mad sangat penting untuk menghasilkan bacaan Al-Qur’an yang tartil (teratur) dan sesuai dengan kaidah tajwid. Selain itu, mad juga dapat memengaruhi makna bacaan Al-Qur’an, sehingga penting untuk membacanya dengan benar.
Dengan memahami dan menguasai bacaan mad, kita dapat meningkatkan kualitas bacaan Al-Qur’an kita dan lebih mendalami kandungan maknanya. Dengan demikian, kita dapat mentadabburi (merenungkan) kalam Allah SWT dengan lebih baik dan menghayati pesan-pesan yang terkandung di dalamnya.